BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan
perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Setiap
perusahaan menjalankan kegiatan usahanya untuk mencapai beberapa tujuan
antara lain laba, melayani kepentingan masyarakat, mencapai pertumbuhan yang
pesat dan menjaga serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Pengaruh lingkungan dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin
kompleks mengakibatkan tugas manajemen puncak dalam mencapai tujuan
perusahaan semakin sulit dan kompleks pula. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perusahaan harus mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan
pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan itu peranan akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama
untuk memperoleh informasi tersebut. Salah satu diantaranya adalah peranan
akuntansi sebagai alat pengawasan biaya yang kita kenal dengan sistem akuntansi
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban banyak dipakai oleh
perusahaan dan badan usaha lainnya karena memungkinkan perusahaan untuk
merekam seluruh aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang
bertanggung jawab atas aktivitas tersebut, dan menentukan unit usaha mana yang
tidak berjalan secara efisien.
Universitas Sumatera Utara
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui
berbagai
pusat
pertanggungjawaban
pada
keseluruhan
perusahaan
yang
mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban dengan
menetapkan pendapatan dan biaya tertentu. Menurut Hansen dan Mowen
(2005:116), ”Ada 4 pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pusat laba, pusat
pendapatan, dan pusat investasi”. Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk
mencapai salah satu atau beberapa tujuan yang secara individual serasi, selaras
dan seimbang dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Akuntansi pertanggungjawaban sebenarnya timbul sebagai akibat adanya
wewenang yang diberikan dan bagaimana mempertanggungjawabkannya dalam
bentuk suatu laporan tertulis berkaitan dengan pertanggungjawaban pelaksanaan
wewenang tersebut. Oleh karena itu yang menjadi dasar dibentuknya sistem
akuntansi pertanggungjawaban adalah konsep mengenai pemisahan secara tugas
antara wewenang dan tanggung jawab. Akuntansi pertanggungjawaban disusun
dan disesuaikan dengan struktur organisasi yang sesuai dengan konsep. Akuntansi
pertanggungjawaban adalah struktur yang memberikan peluang bagi bawahan
untuk menjalankan wewenang yang dilimpahkan kepadanya, dan memisahkan
secara tugas antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya dapat berjalan dengan baik jika
dalam organisasi tersebut sudah ditentukan secara jelas dan tegas batas-batas
antara wewenang dan tanggung jawab. Pemisahan ini dimaksudkan untuk
menghindari pembebanan tanggung jawab yang keliru. Batas antara wewenang
dan tanggung jawab dapat dilihat dalam struktur organisasi perusahaan. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu hendaknya struktur organisasi dirancang sesuai dengan sifat, jenis atau
pun daerah operasinya.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:116)
Ketika ukuran organisasi semakin besar, garis pertanggungjawabannya
menjadi lebih panjang dan lebih banyak terdapat hubungan yang kuat antara
struktur organisasi dan sistem akuntansi pertanggungjawabannya. Idealnya,
sistem akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung
sebuah struktur organisasi.
Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai manajer yang bertanggung
jawab atas kegiatan yang terjadi di dalam pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya,
dan
secara
periodik
manajer
tersebut
akan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan. Dari hasil
kerja para manajer pusat biaya tersebut maka dinilai kinerja yang telah
dicapainya.
Akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya sangat berperan penting dalam
pencapaian prestasi perusahaan. Manajer yang menanggungjawabinya harus dapat
mengontrol biaya agar dapat meningkatkan laba divisinya, sehingga dalam
mencapai sistem pengendalian manajemen yang berhasil sistem akuntansi
pertanggungjawaban harus benar-benar dijalankan fungsinya dengan baik.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera adalah
perusahaan yang bergerak dibidang jasa telekomunikasi yang membawahi 8
kantor daerah telekomunikasi (kandatel) yang berada di area geografis sumatera
yang bertanggung jawab langsung kepada Kantor Divisi Regional (kandivre) I
Sumatera. Dalam mengantisipasi era globalisasi berupa perdagangan bebas baik
regional maupun internasional, maka PT Telkom pada tahun 1995 melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
tiga program besar secara simultan. Program-program tersebut adalah
restrukturisasi internal, penerapan kerja sama
operasi (KSO) dan persiapan
GoPublic / Internasional atau dikenal dengan Initial Public Offering.
Dalam hal restrukturisasi internal perusahaan telah dilakukan dengan adanya
perubahan organisasi fungsional (WITEL) menjadi organisasi divisional (Divisi
Regional), dan pembentukan divisi organisasi harus diikuti dengan penetapan
jenis pusat pertanggungjawaban untuk setiap divisi. Penilaian kinerja divisi
ditetapkan dengan menggunakan tolok ukur sesuai dengan jenis pusat
pertanggungjawabannya. Mengingat perusahaan ini adalah sedemikian besar,
maka
divisionalisasi
perlu
ditetapkan
yang
berarti
ada
pusat-pusat
pertanggungjawaban dalam perusahaan ini, sehingga diperlukan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja.
Dengan tingkat pelayanan jasa yang begitu luas, maka masalah pelimpahan
tanggung jawab dan pendelegasian wewenang menjadi masalah yang sangat
penting. Hal ini disebabkan karena biaya yang dikeluarkan dalam pelayanan jasa
ini tidak sedikit sehingga untuk mengawasi pengeluaran biaya ini dibutuhkan
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
yang
baik.
Penerapan
akutansi
pertanggungjawaban ini sendiri dapat dijadikan sebagai alat penilai kinerja
manajer yang bertanggung jawab terhadap biaya tersebut.
Bertitik tolak dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
akuntansi pertanggungjawaban sangat penting diterapkan dalam suatu perusahaan
untuk menunjang tercapainya tujuan umum perusahaan dan membantu pihak
manajemen dalam menyusun
kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan
Universitas Sumatera Utara
datang. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian
mengenai akuntansi pertanggungjawaban biaya dengan judul “Penerapan Sistem
Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilai Kinerja Pusat Biaya
Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera”.
B. Batasan Penelitian
Karena begitu luasnya masalah akuntansi pertanggungjawaban, maka untuk
mengarahkan dan mempermudah dalam melakukan penelitian supaya lebih
terfokus dan sistematis dibatasi masalah hanya menyangkut tentang penggunaan
sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk tujuan penilaian kinerja pusat biaya
pada kantor divisi regional (kadivre) I Sumatera. Dalam hal penilaian kinerja
pusat biaya dibatasi hanya dalam tolok ukur keuangan dengan pengukuran kinerja
menggunakan metode
anggaran. Anggaran yang digunakan adalah anggaran
biaya tahun 2007.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka untuk dapat mempermudah penulisan skripsi ini
penulis merumuskan masalahnya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimanakah peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai
kinerja pusat biaya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I
Sumatera?
2. Apakah sistem akuntansi pertanggungjawaban telah diterapkan dengan
baik di dalam perusahaan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah:
a. Untuk Mengetahui peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
penilai kinerja pusat biaya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi
Regional I Sumatera.
b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai bagaimana penerapan
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
pada
PT
Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai sistem akuntansi
pertanggungjawaban terutama pada pusat biaya.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berkaitan
dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban khususnya pada pusat
biaya.
c. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan rujukan
atau sumber informasi bagi penulis lainnya yang hendak melakukan
penelitian ataupun melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai sistem
akuntansi pertanggungjawaban.
Universitas Sumatera Utara
Download