PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS

advertisement
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN
SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Empiris pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2010)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ilham Reza Fahlevi
NIM : 106082002618
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
THE EFFECT OF LIQUIDITY, PROFITABILITY AND SOLVABILITY TO THE
COMMON PRICE
(Emphiris Studies of Banking Industry in Indonesia Stock Exchange 2008-2010)
Arrange By: Ilham Reza Fahlevi
ABSTRACT
This research was a purpose to provide empirical evident about liquidity,
profitability and solvability that effect to the common price. The financial ratios in
this research were Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratio as
independent variables and Common Price as dependent variable.
The samples of this research are banking company that being active are
traded and listed in BEI 2008-2010. Moreover, it is chosen by purposive sampling
whereas it is based on some criteria . The statistic method used to test on the
research hypothesis is regression.
The result shows that Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratio
simultaneously are significant variables in prediction the common price which will
be traded. This research also indicate that Debt to Equity Ratio partially is not
significant variable in prediction the common price which will be traded.
Keywords : Financial ratios ,Return on Asset, Current Asset, , Debt to Asset
Ratio,Debt to Equity ratio and Common Stock
i
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN
SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Empiris pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2010)
Oleh: Ilham Reza Fahlevi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mengenai pengaruh rasio
likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan terhadap harga saham. Rasiorasio keuangan yang diteliti yaitu Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity
Ratio sebagai variable independent dan harga saham sebagai variable independent.
Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar pada BEI yang aktif diperdagangkan dari tahun 2008
sampai dengan 2010. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive
sampling dimana pengambilan sample dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu.
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable rasio Current Ratio, Return
on Asset and Debt to Equity Ratio secara statistik simultan berpengaruh signifikan
untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara
statistik parsial variable Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh sigifikan untuk
memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan di bursa.
Kata Kunci : Rasio Keuangan, Return on Asset, Current Asset, ,Debt to Equity
ratio dan Harga Saham.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah SWT yang jiwa kita berada dalam genggamanNya yang telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat kepada kita semua.
Sholawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat, dan pengikutnya.
Alhamdulillahi Robbil’alamin dengan pertolongan Allah SWT akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Pengaruh Rasio Likuiditas,
Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham” (Studi Empiris Pada
Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2010).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orangtua tercinta Papa (Rohmani H. Tabronih) dan Mama (Endang Yuliarsih)
yang selalu berdoa dan berjuang untuk anak-anaknya semoga Allah SWT
meridhoi kita serta adik (Wilda dan Akmal), dan seluruh keluarga atas doa serta
dukungannya.
2. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak DR. Amilin, SE., Ak., M.Si, selaku pembimbing pertama yang dengan
segala kesabarannya telah berkenan meluangkan waktu, memberikan arahan,
bimbingan, kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu DR. Rini, SE, Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan arahan, nasehat dan bimbingan dengan penuh perhatian dan
kesabaran bersedia meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rahmawati SE, MM, selaku Kajur Akuntansi.
6. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak. selaku Sekjur Akuntansi.
7. Seluruh dosen dan Staf serta Perpustakaan, khususnya jurusan Akuntansi FEB
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
8. Teman-teman crew RRI Pro 2 FM, JJ, Ibas, Ferli, Yudhi, Mariana, Desi, Tiara, Al
dan Rigel yang telah memberikan pelajaran serta motivasi, nasihat dan semangat
selama saya bekerja disana.
9. Teman seperjuangan, Ikhwan Sugiono, yang sudah berjuang bersama, bergadang
bersama dmi selesainya penelitian ini. Ayo kita susul yang lain pek!, Jangan
sampai tertinggal lagi!.
10. Teman-teman JakOnline, Saif, Gerry, Doni, Om Tito, Zani, Bang Agung, Junot,
Edja, Bang Kebot, Syarif, B-Kam dan Firas.
11. Nawang Permata Sari yang selama ini selalu memberikan dukungan, nasehat dan
motivasi tiada hentinya. Thanks for your great spirit.
12. Teman-teman Akuntansi C 2006, Fuad, Tommy, Irfan, Bejo, Adji, Menes, Fajar,
Haidar dan Feri yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan penelitian
ini. Terimakasih banget bro!.
13. Teman-teman Six Idea, Ikel, Arsy, Iwan, Awang, Anda, Rezi, Jaka dan Zidney
yang selalu membuat saya tertawa ketika saya down.
14. Rekan-rekan CV Antindo Mandiri, Mas Eko, Aulia, Pentul, Awan, Taufik, Rufy,
Tommy dan Mamat.
15. Semua saudara dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada peneliti. Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu dengan kerendahan hati, peneliti menerima semua kritik dan saran
yang membangun.
Jakarta, Mei 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 13
A. Kerangka Teoritis................................................................................. 13
1. Rasio Keuangan ....................................................................... 13
a. Pengertian Rasio Keuangan ......................................... 13
b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ......................................... 15
1) Likuiditas ......................................................... 15
v
2) Profitabilitas ..................................................... 18
3) Solvabilitas....................................................... 20
2. Pasar Modal.............................................................................. 23
1) Pengertian Pasar Modal .................................... 23
2) Manfaat Pasar Modal ........................................ 24
3) Instrumen Keuangan yang Dipasarkan di Pasar
Modal ................................................................ 24
3. Saham....................................................................................... 25
a. Pengertian Saham......................................................... 25
b. Jenis-Jenis Saham ........................................................ 27
c. Nilai Saham.................................................................. 30
1) Nilai Nominal................................................... 31
2) Nilai Buku ........................................................ 31
3) Nilai Pasar ........................................................ 31
4) Nilai Intristik .................................................... 31
d. Harga Saham ................................................................ 32
B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 33
C. Perumusan Hipotesis............................................................................ 36
D. Kerangka Pemikiran............................................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41
A. Ruang Linkup Penelitian...................................................................... 41
B. Metode Penentuan Sample................................................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 42
vi
D. Metode Analisis ................................................................................... 43
1. Uji Statistik Deskriptif.............................................................. 43
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 44
a. Uji Normalitas .............................................................. 44
b. Uji Multikolinearitas..................................................... 45
c. Uji Autokorelasi............................................................ 45
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 46
3. Uji Regresi Berganda ............................................................... 46
4. Uji Hipotesis............................................................................. 47
a. Uji Koefisien Determinasi ............................................ 47
b. Uji Statistik t ................................................................. 48
c. Uji Regresi Simultan..................................................... 48
E. Batasan Variabel Operasional .............................................................. 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 51
B. Deskriptif Data .................................................................................... 52
C. Analisis Data ........................................................................................ 54
1. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................... 54
a. Uji Normalitas .............................................................. 54
b. Uji Multikolinearitas..................................................... 56
c. Uji Autokorelasi............................................................ 57
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 58
2. Pengujian Hipotesis .................................................................. 59
vii
a. Uji Koefisien Determinasi ............................................ 59
b. Uji Parameter Individual............................................... 60
c. Uji Signifikansi Simultan ............................................. 63
D. Interpretasi............................................................................................ 64
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................. 68
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Implikasi............................................................................................... 69
C. Saran..................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 75
viii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
1.1
Daftar Nilai Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Harga Saham ... 7
2.1
Penelitian Sebelumnya………………………………………................ 34
4.1
Hasil Pengujian Descriptive Statistics .................................................... 53
4.2
Hasil Pengujian Multikolinearitas .......................................................... 56
4.3
Hasil Pengujian Autokorelasi ................................................................. 57
4.4
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2 ............................................. 59
4.5
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................... 60
4.6
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ......................... 63
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ............................................................................... 40
4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data-Histogram ......................................... 54
4.2
Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot................................................. 55
4.3
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ....................................................... 58
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
1
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian..................................................... 75
2
Data Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen Pada Industri
Perbankan Di Bursa Efek Indonesia ....................................................... 76
3
Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS .......................... 78
xi
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama
:
Ilham Reza Fahlevi
Jenis Kelamin
:
Laki-Laki
Tempat / Tanggal Lahir
:
Jakarta, 27 Januari 1989
Agama
:
Islam
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Alamat
:
Jl. Haji Syaip No. 66 Rt 04/01 Gandaria Selatan,
Cilandak, Jakarta Selatan 12420
No.Telepon
:
021-7652211
No. Handphone
:
085692117114
Pendidikan Formal
1.
SDN Gandaria Utara 03 Pagi
1994 – 2000
SLTPN 19
Gandaria Utara, Jakarta
Selatan
Mayestik, Jakarta Selatan
2.
3.
SMU Cenderawasih 1
Fatmawati, Jakarta Selatan
2003 – 2006
4.
S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis
–jurusan Akuntansi)
Ciputat, Jakarta Selatan
2006 – 2013
2000 – 2003
Pendidikan Non Formal
1.
Les Primagama
2005 – 2006
Pengalaman Organisasi
1.
Jakonline
Anggota
2009– Sekarang
2.
Basket SLTPN 19
Anggota
2000– 2003
3.
Futsal SMU Cenderawasih 1
Anggota
2003– 2006
Pengalaman Kegiatan
1.
2.
ESQ Leadership Training
Seminar Internet Marketing
Pengalaman Kerja
1.
2.
Mutumanikam Nusantara
Penyiar dan Produser, RRI Pro 2 FM Jakarta
2011-2012
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah salah satu perusahaan jasa yang menawarkan jasa
keuangan bagi masyarakat. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1998 tentang
perbankan menyebutkan bahwa bank merupakan badan usaha yang
menghimpun
dana
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Melalui fungsi intermediasi tersebut perbankan menjadi sangat diandalkan
untuk turut menciptakan kestabilan sistem keuangan.
Salah satu manfaat perbankan dalam kehidupan adalah sebagai
model investasi dan kalau berbicara soal investasi, maka kita tidak bisa
menghindari satu hal yang bernama saham. selain kita bisa menabung di
bank, kita juga bisa menjadi bagian dalam bank tersebut dengan cara
membeli atau memiliki sebagian atau mungkin seluruh saham yang dijual
oleh bank tersebut. Untuk berinvestasi saham, kita harus mengetahui
setiap perkembangan saham yang kita inginkan di pasar modal, untuk di
Indonesia, Bursa Efek Indonesia bisa menjadi acuan kita untuk mencari
informasi mengenai pergerakan saham yang kita inginkan.
Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, banyak para ahli
mengemukakan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat
mendukung percepatan pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini
1
1
dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana jangka
panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektorsektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang
dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat.
Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan
memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling
optimal bagi dana yang diinvestasikannya.
Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak,
khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat
efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang
berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar
modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan
operasional dan perluasan perusahaan. Dana diperoleh dari sumber intern
dan ekstern perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah
dana yang berasal dari para kreditor dan investor. Dana yang berasal dari
kreditor disebut modal asing yang merupakan hutang bagi perusahaan
sedangkan dana yang berasal dari investor disebut modal sendiri.
Pasar modal juga merupakan suatu sarana untuk mengatasi
permasalahan likuditias perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana
investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu
instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan
adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi
kesehatan serta prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Investasi
2
pada pasar modal adalah termasuk dalam kategori investasi yang
likuiditasnya tinggi serta convertible (mudah dikonversikan) sehingga
penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal
yaitu dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan
merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan. Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari
laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen
penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya
pada masa mendatang. Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan
dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di-update sebagai
salah sstu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek
Indonesia.
Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna
bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut,
contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi
pihak ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk
membantu kegiatan investasi di pasar modal.
Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada
kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) revisi 1 Juli 2009 mewajibkan bagi
3
setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan
keuangan, baik laporan keuangan interim/quarter (unaudit) maupun laporan
keuangan tahunan/annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di
audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan
yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan
keuangan,
investor
dapat
mengetahui
kinerja
perusahaan
dalam
kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan
dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham (dividend payout
ratio).
Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika
perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut
akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai
perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan
oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan
laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat
berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan
investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai
kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan
beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau
indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang
lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan
prestasi keuangan perusahaan.
4
Likuiditas merupakan salah satu faktor yang yang dapat mendorong
terjadi perubahan harga saham. Likuiditas tinggi menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas
perusahaan dapat diukur dengan rasio lancar (current ratio). Rasio lancar
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (Sudana, 2009: 24).
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009: 25).
Sementara itu menurut Riyadi (2006 : 155), Rasio profitabilitas adalah
perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba
sebelum pajak dengan total asset yang dimiliki bank pada periode tertentu.
Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan
keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan
menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan, tentu saja
mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Profitabilitas dapat
diukur dengan return on assets (ROA). ROA menunjukan kemampuan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba.
Solvabilitas mengukur seberapa besar penggunaan utang dalam
pembelanjaan perusahaan. Solvabilitas dapat diukur dengan Debt to equity
Ratio (DER). Menurut Darsono (2005: 54), rasio ini menunjukkan
persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi
5
pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham.
Apabila rasio keuangan dalam kinerja keuangan perusahaan
perbankan mengalami pertumbuhan dengan menjaga keseimbangan antara
pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang
wajar, serta pemenuhan modal yang memadai, maka hal yang sama akan
terjadi pada pergerakan harga saham perusahaan yang bersangkutan.
Dengan rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan
yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham (Ang, 1997
dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011).
Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan
yang tedaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2008- 2010 tidak selalu
menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio-rasio
keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio
keuangan tidak selalu di ikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas
bertentangan dengan peryataan (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo,
2011) yang menyatakan dimana kinerja keuangan perusahaan akan
menjadi tolak ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor
untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau
buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan
keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami
peningkatan,
maka
harga
saham
akan
merefleksikannya
dengan
peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
6
Fenomena dari pergerakan harga saham yang terjadi pada
perusahaan perbankan periode 2008-2010 yang sebenarnya justru tidak
sesuai dengan teori yang ada bahwa pertumbuhan rasio-rasio keuangan
yang baik akan diikuti pula dengan pertumbuhan harga saham (Ang, 1997
dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011), hal ini terlihat dari kinerja keuangan
bank yang dilihat dari perubahan rasio keuangan yang pada kenyataanya
pada perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Jakarta
menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori yang ada, pada Bank Bukopin
misalnya, dengan penurunan profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas pada
tahun 2008 ke tahun 2009 dari 0,016879721 menjadi 0,013997486 untuk
profitabilitas,
1,061121989
menjadi
1,059039152
untuk
likuiditas
dan
0,933565231 menjadi 0,931634486 untuk solvabilitas tidak diikuti dengan
penurunan harga saham, bahkan harga saham mengalami kenaikan dari Rp
150,00 per lembar menjadi Rp 375,00 per lembar saham. Berikut tabel
daftar nilai profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan Harga saham Bank
Bukopin periode 2008-2010.
Tabel 1.1
Daftar Nilai Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Harga Saham
No
e
1.
Nama Bank
Tahun
Likuiditas
Profitabilitas
Solvabilitas
F
Harga
saham
2008
1,061121989
0,016879721
0,933565231
150,00
2009
1,059039152
0,013997486
0,931634486
375,00
2010
1,050201395
0,014046618
0,93910304
650,00
Bank
Bukopin
Sumber: Laporan keuangan tahunan Bank Bukopin
Fenomena tersebut juga telah dibuktikan oleh Frian Alfrianto
Yusak (2011) yang dalam jurnalnya meneliti industri makanan dan
7
minuman menyimpulkan bahwa profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas
tidak mempengaruhi peningkatan harga saham, hal ini tidak sejalan dengan
teori yang ada dimana semakin baik atau meningkatnya rasio keuangan
akan berdampak pada naiknya harga saham suatu industri dikarenakan
industri tersebut berada dalam kondisi solvable. Tetapi pernyataan Frian
Alfrianto Yusak (2011) ini berlainan dengan apa yang telah ditemukan
Achmad Syaiful Susanto (2008) yang menyimpulkan sebaliknya,
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan ukuran perusahaan secara
simultan berpengaruh terhadap peningkatan harga saham, Uji ANOVA
menunjukan signifikansi penelitian < 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga
menunjukan adanya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA),
solvabilitas (DER), dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak
terhadap harga saham.
Dari latar belakang uraian teori dan pernyataan penelitian
sebelumnya tersebut dalam penelitian ini akan dianalisa untuk dikaji lebih
lanjut mengenai hubungan rasio keuangan terhadap pergerakan harga
saham yang dimiliki. Banyaknya teori yang menyatakan bahwa kondisi
rasio keuangan yang baik, nantinya akan membawa pengaruh yang positif
terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga akan berpengaruh positif
terhadap harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji ulang sehingga apa
yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat
teori yang ada.
8
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2010. Industri yang dimaksud adalah industri yang tergabung dalam
kelompok perbankan. Namun tidak semua kelompok perbankan dijadikan
sampel, tetapi yang memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu bank yang
konsisten mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report
selama tiga tahun berturut–turut pada periode 2008 sampai dengan 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio keuangan
(Financial Ratios) mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (Common
Price). Adapun yang membedakan penelitan yang dilakukan oleh penulis
terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti
lain ialah mengenai:
1. Variabel yang digunakan
Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah rasio keuangan
Perusahaan yang merupakan variable independen dan variable
dependen yaitu harga saham.
2. Sampel yang digunakan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah industri perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 dan secara konsisten mencantumkan nilai pasar
harga saham dalam annual report selama tiga tahun berturut–turut pada
periode 2008 sampai dengan 2010.
9
3. Periode penelitian yang digunakan
Pada penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2008 sampai
dengan 2010.
Dengan melihat pentingnya informasi rasio-rasio keuangan
perusahaan dan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis, maka
penulis memberi judul penelitian skripsi ini adalah “Pengaruh Rasio
Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham
(Studi Empiris Pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008 – 2010)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut:
1. Apakah Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios) perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Common Price).
2. Apakah Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Common Price).
3. Apakah Rasio Solvabilitas (Solvability Ratios) perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Common Price).
4. Apakah Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Harga Saham (Common Price).
10
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian yang ingin memberikan informasi secara empiris tentang:
1. Pengaruh Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios) perusahaan
terhadap Harga Saham (Common Price).
2. Pengaruh pengaruh Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) perusahaan
terhadap Harga Saham (Common Price)
3. Pengaruh Rasio Solvabilitas (Solvability Ratios) perusahaan terhadap
Harga Saham (Common Price).
4. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas
secara bersama-sama terhadap Harga Saham (Common Price).
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan penelitian
ini bermanfaat bagi pembaca, pengguna, manajemen, pengambil
keputusan, dan penulis, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Bagi pengguna laporan keuangan (users), dalam hal ini adalah investor
maupun kreditor, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar
bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja
manajemen yang menjadi pertimbangan awal dalam proses transaksi
bursa dan proses pengambilan keputusan investasi saham.
2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi
untuk meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat tercermin
dalam laporan keuangan yang mereka susun serta sebagai dasar
11
pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan yang menyangkut
rasio kinerja keuangan terhadap keputusan investasi saham.
3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris
mengenai perbedaan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan
keuangan
perusahaan
serta
pengaruh
rasio
keuangan
yang
tergambarkan dalam laporan keuangan terhadap harga saham.
5. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan
menambah penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam
penerapan proses transaksi pada bursa efek.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Rasio Keuangan
a. Pengertian
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan
digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi
kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2008:104).
Rasio keuangan adalah angka
yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang merupakan hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya
antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga
pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini
sangat lazim digunakan para analitis keuangan. Rasio keuangan
sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu bisa banyak sekali
(Harahap, 2007:297). Sedangkan Rasio juga dapat menunjukkan
area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih
mendalam. Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil
oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas
13
13
keputusan
yang
telah
diambil
perusahaan
dalam
rangka
menjalankan aktivitas perusahaannya (Prastowo dan Juliaty,
2002:76).
Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam
aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto,
2001:329). Rasio keuangan, membantu kita untuk menidentfikasi
beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio
tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan
dan data keuangan peusahaan yang berarti: (1) kita dapat meneliti
rasio antar waktu (katakanlah untuk tahun terakhir) untuk meneliti
arah pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. Tujuan dari
penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi keuangan
secara sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur
atas informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan
yang berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan
batas-batas waktu yang berbeda (Keown, Martin, Petty, dan Scott
Jr, 2004:70-71). Untuk mengukur kinerja keuangan peusahaan
dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio
keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian,
setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga
menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut ini adalah
14
bentuk-bentuk rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, dan rasio solvabilitas.
b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
1) Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2007:301) definisi rasio likuiditas
adalah
Rasio
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban
jangka
pendeknya.
Istilah
likuiditas
menurut
Moeljadi
(2006:48) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukan
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang
segera
harus
dibayar.
Sedangkan
Kasmir
(2008:129)
mendefinisikan rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan
nama rasio modal kerja sebagai rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya
adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca,
yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang
jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa
periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan
dari waktu ke waktu.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
15
pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan
rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat
ditagih. Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio)
sebagai ukuran rasio likuiditas.
Rasio lancar menunjukan likuiditas perusahaan yang
diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap utang
lancar yaitu utang-utang lancar jangka pendek (Keown, Martin,
Petty, dan Scott Jr, 2004:72). Rasio lancar (current ratio)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2008:146).
Current ratio menunjukan kemampuan suatu peusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus
segera dibayar dengan menggunakan uang lancar, current ratio
ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar (current ratio)
dengan utang lancar (current liabilities) (Moeljadi, 2006:48).
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar
menunjukkan seberapa banyak aktiva uang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Penghitungan
rasio
lancar
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar.
16
Aktiva
lancar
(current
asset)
merupakan
harta
perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat
(maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas,
bank, surat-surat berharga, biaya dibayar dimuka, pendapatan
yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan
aktiva lancar lainnya. Utang lancar (current liabilities)
merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal
satu tahun). Artinya, utang ini harus segera dilunasi dalam
waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri
dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang
gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka, utang
jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang
jangka pendek lainnya (Kasmir, 2008:135).
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio
dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:135).
Aktiva lancar
Current Ratio =
Utang Lancar
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar
rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk
membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio
tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini
dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Untuk mengatakan suatu kondisi peusahaan baik atau tidaknya,
17
ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata
industri untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target
yang telah ditetapkan parusahaan sebelumnya (Kasmir,
2008:135). Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar
menutupi
kewajiban-kewajiban
lancar.
Semakin
besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya
(Moeljadi, 2007:301)
2) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio
rentabilitas, menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas
adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh
aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.
Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap (2007:304)
adalah
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut
Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba
18
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba.
Perusahaan yang baik (sehat) mempunyai profitabilitas yang
besar dan cenderung memiliki laporan keuangan yang
sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang
baik
akan
lebih
besar
dibandingkan
dengan
jika
profitabilitasnya rendah (Petronela, 2004:48). Dalam penelitian
ini ukuran rasio profotabilitas menggunaka return on assets
(ROA).
Return on assets (ROA) merupakan rasio yang
menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang
aktivitas manajemen (Kasmir, 2008:211). Return on assets
(ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi
bersih dengan total assets. Pengembalian atas aset-aset (ROA)
menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari
aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan
19
bersih ke total aset-aset (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr,
2004:77).
Rumus untuk mencari return on assets (ROA) dapat
digunakan sebagai berikut (Harahap, 2007:305).
Laba bersih
Return on assets (ROA) =
Total aktiva
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin
rendah (kecil) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya (Kasmir, 2008:202). Artinya bahwa rasio ini
digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan.
3) Rasio Solvabilitas
Menurut Moeljadi (2006:52) definisi rasio solvabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban keuangannya jika perusahaan dilikuidasi. Rasio
solvabilitas menurut Harahap (2007:304) adalah rasio yang
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap
modal
atau
asset.
Sedangkan
Kasmir
(2008:196)
mendefinisikan rasio solvabilitas sebagai rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang.
20
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan. Rasio ini dapat melihat
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau oleh pihak
lain dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh
modal. Jadi, penggunaan jumlah utang perusahaan tergantung
pada keberhasilan pendapatan dan ketersediaan aktiva yang
bisa digunakan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi
solvabilitas,
perusahaan
harus
semaksimal
mungkin
meningkatkan labanya agar mampu membiayai dan membayar
utang. Apabila tidak mampu menghasilkan laba, dengan
demikian, perusahaan tersebut akan bangkrut. Solvabilitas yang
tinggi menjadi perhatian auditor karena solvabilitas yang tinggi
mengidentifikasikan
bahwa
perusahaan
tidak
dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya (Petronela, 2004:48).
Dalam penelitian ini ukuran solvabilitas menggunakan debt to
equity ratio (debt ratio).
Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total modal dengan total
aktiva (Kasmir, 2008:166). Rasio utang (debt to equity ratio)
menunjukan
beberapa
banyak
utang
yang
digunakan
21
membiayai aset-aset perusahaan (Keown, Martin, Petty, dan
Scott Jr, 2004:80). Sedangkan Rasio DER menurut Diah
Andarini (2007:20) dipergunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang
dimiliki perusahaan. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat
digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:156).
Total Kewajiban jk panjang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas
Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan
untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan
perusahaan tidak mempu menutupi utang-utangnya dengan
aktiva yang dimilikinya. Demikian pula sebaliknya, apabila
rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang
(Kasmir, 2006:156). Standar pengukuran untuk menilai baik
tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri
sejenis.
22
2. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang
memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan
financial assets dan hutang pada saat yang sama, memungkinkan
investor untuk mengubah dan menyesuaikan portfolio investasi
(melalui pasar sekunder). Horne (2005:39) mendefenisikan pasar
modal sebagai pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen
jangka panjang (lebih dari satu tahun). Defenisi lain atas pengertian
pasar modal dikemukakan oleh Situmorang (2008:3) bahwa secara
teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal
sendiri (stock) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Hartono (2008:3)
mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar modal
yaitu pasar, modal, dan pasar modal. Pasar adalah suatu situasi
dimana
para
pelakunya
(penjual
dan
pembeli)
dapat
menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok
komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh perusahaan
sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi dimana para
pemjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap
pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan
23
komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal. Pasar modal di
Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan merger
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada 1
Desember 2007.
b. Manfaat pasar modal
Banyak manfaat pasar modal didalam dunia perekonomian.
Beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain:
1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia
usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dan secara
optimal.
2) Memberikan
wahana
investasi
bagi
investor
sekaligus
memungkinkan upaya diversifikasi.
3) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
4) Penyebaran
kepemilikan
perusahaan
sampai
lapisan
masyarakat menengah.
5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
6) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek.
c. Instrumen Keuangan yang Dipasarkan Di Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk
berbagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjual
24
belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk
dari instrument keuangan tersebut dinamakan dengan surat
berharga. Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas
merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu
pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari
prospek atau kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas
tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
tersebut
menjalankan
haknya.
Menurut
Hartono
(2008:98)
instrumen pasar modal pada prisipnya adalah semua surat-surat
berharga (efek) yang umum diperjual belikan pasar modal
diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi
konversi, right insue, dan waran. Saham merupakan salah satu
instrumen pada pasar modal, dan dalam penelitian ini, penulis akan
meneliti signifikansi rasio keuangan terhadap harga saham.
3. Saham
a. Pengertian Saham
Saham (Weston dan Copeland, 2004:56) adalah tanda
penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah
diketahui
bahwa
tujuan
pemodal
membeli
saham
untuk
memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Menurut Alwi
(2003:33) saham atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda
kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas.
Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering pula
25
disebut share merupakan instrumen yang paling dominan
diperdagangkan. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama
atau atas unjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham
biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Menurut Siegel dan Shim (2005:441) saham adalah bukti
pemilikan dalam sebuah perusahaan dan tuntutan terhadap aktiva
serta keuntungan perusahaan dimana merupakan modal resmi dari
sebuah kesatuan yang dibagi menjadi lembaran saham. Dalam
transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrument
yang paling dominan diperdagangkan.
Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Darmadji
dan Fakhruddin, 2001 : 5). Saham dapat diperjual belikan pada
bursa
efek,
yaitu
tempat
yang
dipergunakan
untuk
memperdagangkan efek sesudah pasar perdana. Penerbitan surat
berharga saham akan memberikan berbagai keuntungan bagi
perusahaan perbankan.
Berdasarkan uraian diatas secara umum pengertian saham
adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbentuk
badan hukum perseroan terbatas yang menyatakan pemilik saham
tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu atau
memiliki sebagian hak dari perusahaan tersebut.
26
b. Jenis-jenis Saham
Menurut Alwi (2003:34) saham dapat dibedakan menjadi
saham biasa dan saham preferen.
1) Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan nama
pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat
tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak
istimewa. Saham biasa menanggung risiko terbesar karena
pemegang saham biasa menerima dividen hanya setelah
pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh dividen
sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara pada
RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan pada
likuidasi perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh
sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban
dilunasi, baik untuk para kreditur maupun para pemegang saham
preferen.
2) Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk
mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang
besarnya tetap. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a) Cumulative Preferred Stock
Memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen
yang sifatnnya kumulatif dalam suatu presentasi atau jumlah
27
tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan
tidak dibayar sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada
tahun-tahun
berikutnya.
Pembayaran
dividen
kepada
pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang
saham biasa.
b) Non Cumulative Preferred Stock
Pemegang saham jenis ini prioritas dalam pembagian dividen
sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak
bersifat kumulatif, yaitu dividen tahun-tahun sebelumnya
yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun
berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk pemegang
saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar
dividen saham preferen untuk tahun tersebut.
c) Participating Preferred Stock
Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap
seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk
memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa
memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap
yang diperoleh saham preferen.
d) Non-participating preffered stock
Pemegang saham jenis ini setiap tahunnya memperoleh
dividen terbatas sebesar tarif dividennya.
28
e) Saham preferen convertible (convertible preferred stock)
Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan
surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi
penukaran saham preferen dengan saham biasa.
Menurut Darmadji dan Hendi (2001:6) saham dapat juga
dibagi berdasarkan peralihan hak, antara lain :
a) Saham atas Unjuk (Bearer stock)
Merupakan jenis saham yang memiliki karakteristik tidak
tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut
dapat dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor
ke investor lainnya. Secara hukum, bahwa siapa yang
memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai
pemiliknya.
b) Saham atas nama (Registered Stock )
Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham
pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah
tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.
Darmadji dan Hendi (2001:6) menjelaskan juga bahwa saham
dapat juga dibagi berdasarkan kinerja saham, antara lain :
a) Blue chip stock
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki
29
pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
b) Income Stock
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c) Growth Stock
Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d) Speculative Stock
Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang
tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.
e) Counter Cyclical Stock
Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
c. Nilai Saham
Menurut Alwi (2003:67) nilai yang berhubungan dengan
saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan makna
yang berbeda, yaitu :
30
1) Nilai Nominal
Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal adalah
modal per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk
proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh
pemegang saham. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai
nominal, dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri per
lembar. Jika tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang
dianggap sebagai modal adalah semua penerimaan bersih yang
diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham yang
bersangkutan.
2) Nilai Buku
Nilai
buku
adalah
nilai
saham
menurut
pembukuan
perusahaan. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva
bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham.
3) Nilai Pasar
Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Nilai pasar
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa.
4) Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham. Maksudnya
adalah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya
dari perusahaan.
31
d. Harga Saham
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang
akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham
adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan
atau pemilikan suatu perusahaan (Anoraga 2006:100). Harga
saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif
diperdagangkan, dan apabila suatu saham aktif diperdagangkan
maka dealer tidak akan lama menyimpan saham sebelum
diperdagangkan.
Menurut Susanto (2002:12) harga saham adalah harga yang
ditentukan secara lelang kontinu. Sedangkan menurut Sartono
(2001:70) harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme
permintaan
dan
penawaran
dipasar
modal.
Harga
pasar
menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas
nama pemegang para pemegang saham. Pemegang saham yang
tidak puas dengan kinerja perusahaan dapat menjual saham yang
mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain.
Tindakan tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang
saham akan mengakibatkan turunnya harga saham dipasar, karena
pada dasarnya tinggi rendahnya harga saham lebih banyak
dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang
kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan
32
analisis sekuritas yang umumnya dilakukan investor sebelum
membeli atau menjual saham.
Menurut Hin (2001;27) dalam terdapat enam istilah
mengenai harga saham, yaitu sebagai berikut:
1) Open (pembukaan)
Open adalah harga terjadi pada transaksi pertama suatu saham.
2) Close (penutupan)
Close adalah harga terjadi pada transaksi terakhir suatu saham.
3) High (tertinggi)
High adalah hakrga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu
saham.
4) Low (rendah)
Low adalah harga terendah transaksi yang tercapai suatu saham.
5) Bid (minat beli)
Bid adalah harga jual yang diminati pembeli untuk melakukan
transaksi.
6) Ask (minat jual)
Ask adalah harga yang diminati penjual untuk melakukan
transaksi.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga
Saham telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Penelitian-penelitian
tersebut
banyak
memberikan
masukan
serta
33
kontribusi tambahan bagi investor untuk melihat potensi finansial suatu
perusahaan sebagai acuan untuk menanamkan modal pada perusahaan
tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai
pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Peneliti
(Tahun)
Metode Penelitian
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1. Menggunakan
EVA segabai
variabel
indepanden.
2. Tidak
Menggunakan
solvabilitas
dan likuiditas
pada variabel
independen.
3. Tidak hanya
menggunakan
ROA untuk
mengukur
profitabilitas,
tapi juga ROE
dan ROS.
4. Objek
penelitiannya.
1. Pada veriabel
independen
menggunakan
NPM, EPS,
BV, OPM,
ROE.
2. Tidak
menggunakan
likuidas
sebagai
variabel
independen.
3. Objek
penelitiannya.
Noer
Sasongko
dan Nila
Wulandari
(2002)
Pengaruh EVA dan
Rasio-rasio
Profitabilitas
Terhadap Harga
Saham.
1. Menggunakan
harga saham
sebagai
variabel
dependen.
2. Menggunakan
rasio
profitabilitas
sebagai
variabel
independen.
3. Menggunakan
regresi
berganda.
Ika
Hermawati
(2008)
Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Agroindustri Yang
Terdaftar Pada Indeks
LQ45 Di Bursa Efek
Indonesia.
1. Menggunakan
harga saham
sebagai
variabel
dependen.
2. Menggunakan
ROA dan
DER sebagai
variabel
independen.
3. Menggunakan
regresi
berganda.
Hasil
Penelitian
EPS (X4)
berpengaruh
terhadap harga
saham (Y),
sedangkan
ROA (X1),
ROE (X2),
ROS (X3),
BEP (X5), dan
EVA (X6)
tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham (Y).
Hubungan
antara NPM,
EPS, ROA,
BV, OPM,
ROE dengan
harga saham
mempunyai
hubungan
yang positif,
sedangkan
hubungan
antara DER
dengan harga
saham
adalah negatif.
Bersambung pada halaman berikutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti
(Tahun)
Achmad
Syaiful
Susanto
(2011)
Judul Penelitian
Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas,
Solvabilitas dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Harga
Saham Perusahaan
Farmasi Di BEI.
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1. Menggunakan 1. Menambahkan
ROA, DER
ukuran
dan CR untuk
perusahaan
variabel
sebagai
independen.
variabel
2. Menggunakan
independen.
harga saham
2. Objek
sebagai
penelitiannya.
variabel
dependen.
3. Menggunakan
regresi
berganda.
Jeany
Clarensia,
Sri Rahayu
dan Nur
Azizah
(2011)
Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Penjualan dan
Kebijakan Deviden
Terhadap Harga
Saham (Studi Empiris
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI
Tahun 2008-2010)
1. Menggunakan
Haryanto
dan Toto
Sugiharto
(2003)
Pengaruh Rasio
Profitabilitas
Terhadap Harga
Saham Pada
Perusahaan Air
Minuman di BEJ.
1. Menggunakan
CR dan ROA
sebagai
variabel
independen.
2. Menggunakan
harga saham
sebagai
variabel
dependen.
3. Menggunakan
regresi
berganda.
ROA sebagai
variabel
independen.
2. Menggunakan
harga saham
sebagai
variabel
dependen.
1. Menambahkan
Profit Margin,
OROA dan
ROE sebagai
proksi
profitabilitas.
Net Working
Capital dan QR
sebagai proksi
likuiditas.
4. Menambahkan
pertumbuhan
penjualan dan
deviden sebagai
variabel
independen.
3. Objek
penelitiannya.
1. Menambahkan
ROI untuk
mengukur
profitabilitas
dan tidak
menggunakan
likuiditas dan
solvabilitas
sebagai variabel
Hasil
Penelitian
Secara parsial,
ROA, CR dan
DER tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap harga
saham,
sementara
secara
simultan
secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham.
variabel
likuiditas,
profitabilitas,
pertumbuhan
penjualan, dan
kebijakan
dividen secara
simultan
signifikan
mempengaruhi
variabel harga
saham. Secara
persial hanya
pertumbuhan
penjualan
yang tidak
signifikan
terhadap harga
saham.
Rasio
profitabilitas
yang
digunakan
dalam
mengukur
performa
perusahaan
ternyata
Bersambung pada halaman berikutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti
(Tahun)
Dr. Majed
Abdel Majid
Kabajeh, Dr.
Said
Mukhled
Ahmed AL
Nu’aimat
dan Dr.
Firas Naim
Dahmash
(2012)
Judul Penelitian
The Relationship
between the ROA,
ROE and ROI Ratios
with Jordanian
Insurance Public
Companies Market
Share Prices.
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3. Menggunakan
independen.
regresi
2. Objek
berganda.
penelitiannya.
1. Menggunakan
ROA sebagai
variabel
independen.
2. Menggunakan
harga saham
sebagai
variabel
dependen.
3. Menggunakan
regresi
berganda.
1. Menambahkan
ROI dan ROE
untuk mengukur
profitabilitas
dan tidak
menggunakan
likuiditas dan
solvabilitas
sebagai variabel
independen.
2. Objek
penelitiannya.
Hasil
Penelitian
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap harga
saham adalah
ROA.
Secara
simultan,
ROA, ROE
dan ROI
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham, secara
parsial hanya
ROA dan
ROE yang
berpengaruh
secara
signifikan.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
C. Perumusan Hipotesis
1. Rasio Likuiditas terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al.
(2011) didapat Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Frian Alrianto Yusak (2012) dengan
analisis jalur atau path analysis dapat diketahui bahwa secara
langsung likuiditas berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar
0,0282. Current Ratio (CR) menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang–hutang jangka pendek. Tidak
ada ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap
36
baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena
biasanya tingkat CR ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari
masing-masing perusahaan (Lukman Syamsudin 2007:39). Karena
dalam penelitian ini jenis perusahaan berbeda-beda maka hanya
diambil kesimpulan dari perusahaan yang digunakan sebagai objek
penelitian.
Ha1 :Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Harga Saham.
2. Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham
Pada penelitian Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006), yaitu
meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap deviden pada
sektor industri manufaktur menyatakan bahwa Hasil uji t parsial
menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale,
basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang
ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS,
BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai
perusahaan.
Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Indah
Nurmalasari (2009) menyatakan hasil yang berbeda, Hasil dari Uji-t
diketahui bahwa Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Saat laba
sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun maka ROA akan
naik, semakin besar ROA semakin besar tingkat keuntungan yang
37
dicapai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat
menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan
aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham
perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan.
Ha2 :Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham.
3. Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham
Dari
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Anggrawit
Kusumawardani (2010) didapat Debt To Equity Ratio (DER)
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 102.4%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ika Hermawati
(2008) yang mengungkapkan bahwa DER tidak ber pengaruh terhadap
harga saham. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal
dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki
perusahaan DER menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat
menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan
kreditornya (Lukman Syamsudin 2007:54). Semakin kecil angka rasio
ini, berarti
Semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik
perusahaan dan semakin besar penyangga risiko kreditor. Dari hasil
perhitungan didapat nilai DER yang cukup tinggi, hal ini
menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan
38
dengan total modal sendiri sehingga semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar.
Ha3 :Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham.
4. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Harga
Saham
Dari hasil penalitian yang dilakukan oleh Achmad Syaiful
Susanto (2011) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa adanya
pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER),
dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga
saham. Uji ANOVA menunjukan signifikansi penelitian < 0,05 (0,002
< 0,05), sehingga menunjukan adanya pengaruh likuiditas (CR),
profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), dan ukuran perusahaan
(Total aktiva) secara serentak terhadap harga saham.
Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan.
Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan
tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang
dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan (emiten).
Ha4 :Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham
39
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang
pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga
saham yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Gambar 2.1
Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Perbankan
Rasio Keuangan
Likuiditas
Profitabilitas
Solvabilitas
Harga Saham
Model Regresi
Uji Asumsi Klasik :
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heterokedastisitas
Uji Regresi Berganda
Uji F
Uji t
Uji R2
Interpretasi
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan adalah pada rasio keuangan
yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Jenis riset dalam penilitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif (data
sekunder).
Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu
selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2008-2010. Penelitian dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dalam kurun
waktu pengambilan sample tersebut. Sehingga, apabila dilihat dari dimensi
waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok data time series
dengan menggunakan annual report periode 2008-2010.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian yang dilakukan ini, pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode Purposive
Sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel yang didasari dengan
pertimbangan dan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
41
41
1. Laporan keuangan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar (listing)
pada Bursa Efek Indonesia yang telah dipublikasikan selama tahun 2008 2010.
2. Perusahaan mempunyai data laporan keuangan konsisten dari tahun 2008 2010.
3. Laporan Keuangan yang dijadikan merupakan Laporan Keuangan yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, karena dianggap laporan
tersebut telah sesuai standar akuntansi yang berlaku.
4. Laporan Keuangan yang dijadikan merupakan laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan arus kas dan neraca perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah
dipublikasikan, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan
perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang diterbitkan pada
periode 2008 -2010. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal.
Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan auditee
perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 2008-2010.
Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar analisis
data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis
dokumen. Sehingga dapat diketahui juga, bahwa horison waktu yang
42
digunakan peneliti pada penelitian ini adalah studi time series. Dimana studi
ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
teknik sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan bahan-bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari
internet, perpustakaan berupa literatur, koran, dan artikel atau jurnal ilmiah
yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan sebagai
landasan untuk menganalisa permasalahan.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct Obserrvation
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
D. Metode Analisis
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah
data-data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi (ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam
bentuk tabel numerik dan grafik) sehingga mudah dipahami dan
43
diinterpretasikan.
Statistik
deskriptif
umumnya
digunakan
dalam
penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain
berupa: rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan
suatu pengujian asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model
yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian
ini
adalah
uji
normalitas
data,
uji
multikoloniearitas,
uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan karena data yang
digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu tahun.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi
data normal atau tidak dengan menggunakan Normal P-Plot. Model
regresi yang baik adalah mempunyai distribusi normal atau mendekati
normal.Uji normalitas dilakukan dengan analisa grafik, dengan dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
44
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem
multikoliniearitas.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi
diantara
variabel
independennya.
Ada
tidaknya
multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran
VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas
dari problem multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,10, maka data tersebut tidak ada multikolinearitas
(Ghozali, 2005:92).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t
dengan
kesalahan
pada
periode
t-1
(sebelumnya).Autokorelasi
digunakan pada model regresi yang datanya time series (Ghozali, 2005:
96).Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu digunakan uji DurbinWaston, dimana hipotesis yang akan diuji adalah:
1) Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2, berarti autokorelasi negatif.
45
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedstisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke
pengamatan yang lain dengan menggunakan grafik Scatteplot.Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005:105).
Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu seperti
titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah
terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).
3. Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda ini bertujuan untuk memprediksi besarnya
keterkaitan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah
diketahui besarnya (Santoso, 2002:163). Untuk melakukan pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
menggunakan
analisis
regresi
berganda.Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar
variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebasnya. Untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 +β3X3 + e
46
Dimana: Y
α
β
= Harga Saham
= Konstanta, harga Y bila X = 0
= Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan
pada variabel bebas (X)
X1
= Likuiditas
X2
= Profitabilitas
X3
= Solvabilitas
e
= Error
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Tetapi, karena R2
mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu,
pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R2 berkisar antara
nol dan satu.
Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
47
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Ghozali: 2005, 83).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap
variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5% (Ghozali, 2005: 8485).
c. Uji Regresi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:84),
dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak,
namun jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima.
E. Batasan Variabel Operasional
Penelitian ini mengungkapkan dua variabel, yaitu variabel likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham. Variabel likuiditas,
profitabilitas dan likuiditas sebagai variabel lepas (independen) dan harga
saham sebagai variabel terikat (dependen).
Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas
penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu
ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih dahulu.
48
Definisi operasional merupakan salah satu cara dari pendefinisian suatu
gagasan.
1. Variabel Bebas (Independen)
Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel
lain. Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel-variabel Bebas
adalah sebagai berikut :
a. Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio)
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan
menggunakan modal tertentu.
Laba Bersih
ROA, Rumusnya :
Total Aktiva
b. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat
jatuh tempo.
Aktiva Lancar
CR, Rumusnya :
Kewajiban Lancar
49
c. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur tingkat
sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan
hutang disebut juga rasio hutang atau debt ratio
Kewajiban jk. Panjang
DER, Rumusnya :
Ekuitas
2. Variabel Terikat (Dependen)
Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini variable dependen, yaitu:
Harga Saham yang mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan.
Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan
tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang
dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan (emiten) proses penentuan .
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2010. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan
yang tergabung dalam kelompok perbankan. Namun tidak semua
kelompok perbankan dijadikan sampel, tetapi yang memenuhi kriteria
kelengkapan data, yaitu bank yang konsisten mencantumkan nilai pasar
harga saham dalam annual report selama tiga tahun berturut–turut pada
periode 2008 sampai dengan 2010.
Dari kriteria yang ditetapkan diatas, diperoleh daftar kesembilan
belas bank yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bank Agroniaga
2. Bank Artha Graha International
3. Bank BCA
4. Bank BNI
5. Bank BRI
6. Bank Bukopin
7. Bank CIMB Niaga
8. Bank Danamon
51
51
9. Bank ICB Bumiputera
10. Bank International Indonesia
11. Bank Kesawan
12. Bank Mandiri
13. Bank Mayapada
14. Bank OCBC NISP
15. Bank Pan Indonesia
16. Bank Permata
17. Bank Swadesi
18. Bank Victoria International
19. Bank Windu Kentjana International
B. Deskriptif Data
Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti,
nilai minimum dan maksimum, mean, dan standar deviasi.
Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif data:
52
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Likuiditas
57
1.01653
1.24665
1.0983537
.05086582
Profitabilitas
57
-.00125
.03688
.0149868
.01066241
Solvabilitas
57
.79213
.93910
.8960993
.03492095
Harga saham
57
50.0
10500.0
1669.404
2246.4254
Valid N (listwise)
57
a.
Sumber : Data Sekunder Yang Diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data
yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 57 data, yang merupakan
jumlah sampel selama periode penelitian 2008 sampai dengan 2010. Datadata yang digunakan merupakan data industri perbankan yang terdaftar di
bursa efek Indonesia.
Variabel
Likuiditas menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi
sebesar 1,0983537 dengan standar deviasi sebesar 0,05086582, Nilai
minimum Likuiditas sebesar 1,01653 dan maksimum sebesar 1.24665.
Variabel Profitabilitas menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar
0,0149868 dengan standar deviasi sebesar 0,01066241. Nilai minimum
Profitabilitas sebesar -0,00125 dan nilai maksimum sebesar 0,03688.
Variabel Solvabilitas menunjukkan bahwa nilai rata–rata yang terjadi
sebesar 0,8960993 dengan standar deviasi sebesar 0,03492095. Nilai
minimum Solvabilitas sebesar 0,79213 dan nilai maksimum sebesar
0,93910. Variabel harga saham menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi
53
sebesar Rp.1.669,404 dengan standar deviasi sebesar Rp.2.246,4254. Nilai
minimum Harga saham sebesar Rp.50,0 dan nilai maksimum sebesar
Rp.10.500.
C. Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian apakah
terdapat penyimpangan asumsi klasik yaitu melalui pengujian
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas ditunjukkan pada garfik histogram berikut:
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data-Histogram
Dari hasil grafik histogram diatas didapatkan kurva
terbistribusi secara normal, berbentik simetris, tidak melenceng ke
54
kanan atau ke kiri. Karena kurva berbentuk normal berarti data
yang diteliti dalam model regresi memenuhi syarat asumsi
normalitas.
Uji normalitas juga bisa disajikan dengan menggunakan
grafik normal plot, adapun hasil uji tersebut adalah:
Gambar 4.2
Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot
Dari grafik tersebut diatas, terlihat titik–titik data menyebar
disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Maka model regresi dalam penelitian ini memenuhi
syarat asumsi normalitas (Ghozali 2005:126).
55
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
independen. Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas:
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
1 (Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
6123.525 12226.975
Likuiditas
-10751.838
5648.098
-.243
.417
2.395
Profitabilitas
187694.136 19573.130
.891
.791
1.264
.079
.448
2.232
Solvabilitas
5068.929
7942.484
a. Dependent Variable: Harga saham
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai tolerance variabel
likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berkisar antara 0,417
sampai dengan 0,448 atau lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan
nilai tolerance tersebut menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Jadi dapat
disimpulkan tidak ada korelasi antar variabel independen.
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, karena nilainya
56
berkisar antara 1,264 sampai dengan 2.395, jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Berikut ini
adalah hasil dari uji Autokorelasi:
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
.799a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.638
.618
Durbin-Watson
1389.143
1.684
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Harga saham
Uji Autokorelasi yang digunakan adalah uji DurbinWatson. Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai DurbinWatson sebesar 1,684. Karena angka D-W berada antara -2 sampai
+2, hal ini berarti tidak terdapat masalah autokorelasi. Jadi dapat
disimpulkan dalam model regresi tidak ada korelasi antara
kesalahan
pengganggu
pada
periode
t
dengan
kesalahan
pengggangu pada periode t-1.
57
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut ini adalah hasil dari
uji Heterokedastisitas:
Gambar 4.3
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik–titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi
heterokedastisitas
disimpulkan
bahwa
pada
dalam
model
model
regresi
regresi
atau
tidak
dapat
terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain, sehingga model regresi layak dipakai untuk
58
memprediksi
harga
saham
berdasarkan
masukan
variabel
independen likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka dapat
dilakukan pengujian statistik/signifikan model regresi untuk melihat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara
parsial (individual) maupun secara simultan (bersama–sama).
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian
yaitu likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Berikut ini adalah
hasil dari uji Koefisien Determinasi R2:
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2
Model Summaryb
Model
R
1
.799a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.638
.618
1389.143
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Harga saham
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh nilai koefisien
determinasi (Adjusted Square R) sebesar 0,618 atau sama dengan
61,8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 61,8% variabel harga
saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen
59
seperti likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Sedangkan
sisanya 38,2% dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain atau
variabel–variabel lain diluar model dalam penelitian ini seperti
EVA oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2002), kinerja
keuangan oleh Hanry Dwi Purnomo (2006).
b. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini adalah
hasil dari Uji Parameter Individual (Uji Statistik t):
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
t
Sig.
1 (Constant)
6123.525
12226.975
.501
.619
Likuiditas
-10751.838
5648.098
-1.904
.062
Profitabilitas
187694.136
19573.130
9.589
.000
5068.929
7942.484
.638
.526
Solvabilitas
a. Dependent Variable: Harga saham
Berdasarkan tabel 4.8 diatas hasil uji t untuk variabel
likuiditas yang diproyeksikan oleh Current Ratio (CR) mempunyai
signifikansi 0,062, yang berarti lebih kecil dari 0,10 maka Ha1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Likuiditas
60
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al.
(2011) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR
(Likuiditas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil uji t untuk variabel profitabilitas yang diproyeksikan
oleh Return on Assets (ROA) mempunyai signifikansi 0,000, yang
berarti lebih kecil dari 0,10 maka Ha2 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan
oleh
penelitiannya
Indah
Nurmalasari
menunjukan
bahwa
(2009)
ROA
yang
dalam
(Profitabilitas)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil uji t untuk variabel Solvabilitas yang diproyeksikan
oleh Debt to Equity (DER) mempunyai signifikansi 0,526, yang
berarti lebih besar dari 0,10 maka Ha3 ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Achmad Syaiful Susanto (2011), yang dalam
penelitiannya menunjukan bahwa DER (Solvabilitas) tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y= 6123,525 + (-10751,838)X1 + 187694,136X2 + 5068,929X3 + e
61
Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
konstanta adalah sebesar 6123,525 mempunyai arti bahwa jika
variabel likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas tidak ada, maka
variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 6123,525. Nilai
b1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X1 (likuiditas)
sebesar -10751,838 mempunyai arti bahwa semakin tinggi
likuiditas atau bila terjadi peningkatan pada likuiditas sebesar 1
tingkatan, maka akan terjadi penurunan harga saham sebesar
10751,838 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap
konstan.
Kemudian nilai b2 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X2 (profitabilitas) sebesar 187694,136 mempunyai arti
bahwa jika terjadi peningkatan profitabilitas sebesar 1 tingkatan,
maka
akan
terjadi
peningkatan
nilai
perusahaan
sebesar
187694,136 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap
konstan.
Selanjutnya nilai b3 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X3 (solvabilitas) sebesar 5068,929 mempunyai arti bahwa
jika terjadi peningkatan solvabilitas sebesar 1 tingkatan, maka akan
terjadi peningkatan nilai perusahaan sebesar 5068,929 satuan
dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan.
62
c. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen secara bersama–sama (simultan) dapat
berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil
dari Uji signifikasi Simultan (Uji Statistik F):
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1Regression
1.803E8
3
6.011E7
Residual
1.023E8
53
1929718.316
Total
2.826E8
56
F
Sig.
31.149 .000a
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Harga saham
Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil uji F menunjukkan
bahwa hasil F hitung sebesar 31.149 dengan tingkat signifikansi
0.000. Oleh karena tingkat signifikansi tersebut lebih kecil
daripada 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas secara simultan atau secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu
harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Achmad Syaiful Susanto (2011),
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ROA (profitabilitas),
63
CR (Likuiditas) dan DER (Solvabilitas) berpengaruh terhadap
harga saham.
D. Interpretasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rinci mengenai
hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t untuk variabel likuiditas
yang
diproyeksikan oleh Current Ratio (CR) mempunyai signifikansi 0,062,
yang berarti lebih kecil dari 0,10 maka Ha1 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Rasio likuiditas menunjukan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya, Apabila perusahaan diyakini
mampu untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maka
perusahaan dalam kondisi baik dan dapat meningkatkan harga saham
karena para investor tertarik pada kondisi keuangan perusahaan yang
seperti ini.
Dengan demikian, apabila kemampuan likuiditas perusahaan itu
baik, investor tidak perlu mencemaskan apakah modal yang mereka tanam
di perusahaan tersebut akan kembali dan memeberikan keuntungan untuk
mereka atau tidak. Karena jika suatu perusahaan yang tingkat likuiditasnya
tidak baik, mempunyai kecenderungan dijauhi oleh investor karena takut
64
dana yang mereka investasikan tidak kembali dan mengakibatkan kerugian
bagi investor. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jeany Clarensia et. al. (2011) dan Frian Alrianto Yusak (2012) yang
dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR (Likuiditas) berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
2. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t untuk variabel profitabilitas yang
diproyeksikan oleh Return on Assets (ROA) mempunyai signifikansi 0,000,
yang berarti lebih kecil dari 0,10 maka Ha2 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
ROA (Return on Asset) menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh
dari rasio antara earning after taxes dengan total aktiva. Dengan demikian
semakin tinggi ROA suatu
perusahaan maka nilai asset perusahaan
semakin tinggi dan menyebabkan harga saham semakin tinggi karena
banyak diminati oleh para investor. hal ini dapat disebabkan karena jika
perusahaan bisa meraih profit atau keuntungan yang bagus disetiap
periode, para investor tidak perlu mengkhawatirkan perusahaan tersebut
akan merugi atau bahkan bankrut. Sehingga, keuntungan atau profit yang
didapat oleh perusahaan, dapat dinikmati juga oleh para investor dan
membuka kemungkinan datangnya investor-investor baru lagi yang ingin
menanamkan modal mereka disana yang dapat meningkatkan harga pasar
65
saham perusahaan tersebut. Hal ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) yang dalam penelitiannya
menunjukan bahwa ROA (Profitabilitas) berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
3. Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham
Berdasaran
hasil
uji
t
untuk
variabel
Solvabilitas
yang
diproyeksikan oleh Debt to Equity (DER) mempunyai signifikansi 0,526,
yang berarti lebih besar dari 0,10 maka Ha3 ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
Semakin tinggi solvabilitas, perusahaan harus semaksimal mungkin
meningkatkan labanya agar mampu membiayai dan membayar utang. Hal
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Hermawati (2008)
yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa DER (Solvabilitas) tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Pengaruh Rasio Reuangan Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas
Terhadap Harga Saham.
Hasil uji F menunjukkan bahwa hasil F hitung sebesar 31.149
dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena tingkat signifikansi tersebut
lebih kecil daripada 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas secara simultan atau secara
66
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu
harga saham. Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu
perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham
perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik
yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Untuk menilai kondisi keuangan
dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak
ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio keuangan. Dengan
demikian, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas yang baik cenderung mempunyai tingkat harga saham yang
baik pula dan ini yang dijadikan acuan atau tolak ukur bagi para investor
untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Karena tidak ada satu
investor pun yang yang menginginkan kerugian dalam setiap investasi
yang mereka jalani.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad
Syaiful Susanto (2011) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa
adanya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER),
dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga
saham. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yg dilakukan oleh
Frian Alrianto Yusak (2012), menunjukkan bahwa
rasio likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas berpengaruh terhadap harga saham.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham. Berdasarkan hasil
analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap ke-empat hipotesa
yang telah diuji menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohd
Ichsan (2009) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR
(Likuiditas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham,
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah
Nurmalasari (2009) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa
ROA (Profitabilitas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika
Hermawati (2008) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa
DER (Solvabilitas) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
68
68
4. Likuiditas,
profitabilitas,
dan
solvabilitas
secara
simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad Syaiful
Susanto (2011) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa
adanya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas
(DER), dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak
terhadap harga saham.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas, maka dapat
dipastikan bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return
On Assets dan likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terbukti
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang tergabung di Bursa Efek Indonesia.
Hasil analisis koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar
0,618 atau sama dengan 61,8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar
61,8% variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel
independen seperti likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Sedangkan
sisanya 38,2% dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain atau variabel–
variabel lain diluar model dalam penelitian ini seperti EVA oleh Noer
Sasongko dan Nila Wulandari (2002), kinerja keuangan oleh Hanry Dwi
Purnomo (2006).
Semoga hasil penelitian ini akan memberikan input bagi para
pemakai laporan keuangan seperti:
69
1. Investor maupun kreditor, diharapkan penelitian ini dapat
menjadikan dasar gan dalam menilai kinerja manajemen yang
menjadi pertimbangan awal dalam proses transaksi bursa dan
proses pengambilan keputusan investasi saham.
2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan
motivasi untuk meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat
tercermin dalam laporan keuangan yang mereka susun serta sebagai
dasar pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan yang
menyangkut rasio kinerja keuangan terhadap keputusan investasi
saham.
3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
C. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan
perbaikan seperlunya. Mengacu pada hasil penelitian dan maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebaiknya
pada penelitian yang akan datang digunakan proksi yang lain dari
variabel tersebut, sehingga diharapkan dapat mencerminkan
variabel yang digunakan. Sebagai contoh proksi lain yaitu variabel
70
rasio keuangan dengan menggunakan proksi seperti ROI, CR,
DAR atau yang lainnya.
2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode
penelitian dengan menambah tahun pengamatan dan juga
memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang.
3. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel
independen yang masih berbasis pada data laporan keuangan
selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap
berlandaskan pada penelitian–penelitian sebelumnya.
4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan
likuiditas berpengaruh terhadap harga saham, sehingga para
investor, masyarakat, kreditor dan pemakai laporan keuangan yang
lainnya dapat menjadikan profitabilitas dan likuiditas sebagai
pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan untuk melakukan
investasi.
71
DAFTAR PUSTAKA
Andarini, Diah, “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko
Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di
BEJ”, Skripsi S-1, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2007.
Alwi, Iskandar Z., “Pasar Modal Teori dan Aplikasi Edisi Pertama”,
Penerbit Yayasan Pancur Siwah, Jakarta, 2003.
Ang, Robert, “Pasar Modal Indonesia”, Media Soft Indonesia, 1997.
Anoraga, P. dan Pakarti, “Pengantar Pasar Modal”, Cetakan Pertama, PT.
Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Brigham, E. F., dan J. F. Weston, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Jilid 2 Edisi Kesembilan”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.
Clarensia, Jeany, Sri Rahayu dan Nur Azizah, “Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Deviden
Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010)”, Jurnal
Universitas Budi Luhur, Jakarta, 2011.
Darmadji T, dan Hendy M. Fakhfuddin, “Pasar Modal Di Indonesia”,
Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Darsono dan Ashari, ” Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”,
Andi, Yogyakarta, 2005,
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”,
BP UNDIP, Semarang, 2005.
Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”,
Rajawali Pers, Jakarta, 2007.
Hartono, Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE,
Yogyakarta, 2008.
Haryanto dan Toto Sugiharto, “Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Air Minuman di BEJ” Jurnal
Ekonomi dan Bisnis No. 3”, Jilid 8, 2003.
Hermawati, Eka, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Argoindustri Yanfg Terdaftar Pada Indeks LQ45 Di
Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Universitas Gunadarma, Jakarta,
2008.
72
Horne, James C. Van dan John M. Warchowicz, JR, “Fundamentals Of
Financial Management”, Twelve Edition, Alih Bahasa Dewi
Fitriasari, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kedua
Belas, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Kabajeh, Majed Abd. Majid, et. al.,”The Relationship between the ROA,
ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies
Market Share Prices”, International Journal of Humanities and
Social Science, Vol. 2 No. 11; June 2012, 2012.
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers, Jakarta, 2008.
Keown, Martin, Petty, Scoot Jr. “Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip
dan Aplikasi”, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Indeks, 2008.
Kusumawardhani, Anggrawit, “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,
CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2005-2009”, Jurnal
Skripsi S-1, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2010.
Hin, L. Thian,“Panduan Berinvestasi Saham”, Alex Media Komputindo,
Jakarta, 2001.
Moeljadi. “Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kuaitatif”,
Bayumedia, Malang, 2006.
Munawir, “Analisa Laporan Keuangan”, Liberty, Yogyakarta, 2001.
Nurmalasari, Indah, “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Emiten LQ 45 Yang Terdaftar Di BEI Tahun 20052008”, Jurnal Skripsi Universitas Gunadarma, Jakarta, 2009.
Petronela, Thio. “Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam
Pemberian Opini Audit”, Jurnal Balance, 47-55, 2004.
Prastowo, Dwi dan Juliaty Rifka. “Analisis Laporan Keuangan Konsep
dan Aplikasi”, Edisi ke-2. UPP AMP YKPN.Yogyakarta, 2002.
Purnomo, Dwi Hanry. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI 2003-2005”,
Jurnal Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007.
73
Riyadi, Selamet, “Banking Assets and Liability Management”, Edisi 3,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta, 2006.
Riyanto, Bambang, “Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan”, Edisi 4,
BPFE, Yogyakarta, 2001.
Sasongko, Noer dan Nila Wulandari, “Pengaruh EVA dan Rasio-rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham”, Empirinka: Vol. 19 No. 1,
2002.
Santoso, Singgih, “SPSS (Statistic Product and Service Solution)”, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Situmorang, M. Paulus, “Pengantar Pasar Modal”, Edisi Pertama, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2008.
Sudana, I. M., “Manajemen Keuangan Teori dan Praktek”, Airlangga
University Press, Surabaya, 2009.
Suryani, A. W., “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga
Saham pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode
Tahun 2003-2005”, Jurnal Emas, Vol 1, No 1, Hal 1-12, 2007.
Susanto, Achmad Syaiful, “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan
Farmasi Di BEI” Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Surabaya,
2011.
Syamsudin, Lukman, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, “Manajemen Keuangan”, Jilid
Dua, Terjemahan oleh Jaka Wasana dan Kibrandoko, 2000, Bina
Rupa Aksara, Jakarta, 1996.
Yusak,
Frian Alfrianto. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan
Solvabilitas Pada Harga Pasar Saham Pada Perusahaan Makanan
dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI”, Jurnal Universitas
Siliwangi, Tasikmalaya, 2011.
74
75
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Nama Bank
Bank Agroniaga
Bank Artha Graha International
Bank BCA
Bank BNI
Bank BRI
Bank Bukopin
Bank CIMB Niaga
Bank Danamon
Bank ICB Bumiputera
Bank International Indonesia
Bank Kesawan
Bank Mandiri
Bank Mayapada
Bank OCBC NISP
Bank Pan Indonesia (Panin)
Bank Permata
Bank Swadesi
Bank Victoria International
Bank Windu Kentjana International
Total
19
76
Lampiran 2 : Data Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen
Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.
Bank
Bank Agroniaga
Bank Artha Graha International
Bank BCA
Bank BNI
Bank BRI
Bank Bukopin
Bank CIMB Niaga
Bank Danamon
Bank ICB Bumiputera
Bank International Indonesia
Bank Kesawan
Bank Mandiri
Tahun
Likuiditas
Profitabilitas
Solvabilitas
Harga
Saham
2008
1,100265518
-0,001245363
0,910163189
110,00
2009
1,112399566
0,001543796
0,883323283
141,00
2010
1,151434458
0,006346064
0,90888094
168,00
2008
1,081735696
0,001700974
0,928415536
50,00
2009
1,074614211
0,002712323
0,937594256
76,00
2010
1,104985092
0,006889201
0,938202442
107,00
2008
1,076869669
0,031437258
0,905202901
3250,00
2009
1,083699472
0,024105622
0,901354628
4850,00
2010
1,093209699
0,032837986
0,893446433
6400,00
2008
1,089365895
0,009578541
0,92335856
680,00
2009
1,082756358
0,015138439
0,915715263
1980,00
2010
1,141944862
0,022067135
0,866644724
3875,00
2008
1,077442355
0,035850631
0,909147517
4575,00
2009
1,128129353
0,031207827
0,9140002
7650,00
2010
1,111069705
0,036875491
0,909289102
10500,00
2008
1,061121989
0,016879721
0,933565231
150,00
2009
1,059039152
0,013997486
0,931634486
375,00
2010
1,050201395
0,014046618
0,93910304
650,00
2008
1,114713084
0,01050609
0,909288294
495,00
2009
1,128552268
0,020219427
0,894715948
710,00
2010
1,141759894
0,023595104
0,903653148
1910,00
2008
1,12282819
0,024963903
0,896434842
3100,00
2009
1,134604275
0,02404269
0,838718903
4464,00
2010
1,144662101
0,033852018
0,842571969
5700,00
2008
1,022680316
0,000933598
0,919687389
62,00
2009
1,022297354
0,001616438
0,922939473
100,00
2010
1,046790538
0,002024864
0,917632817
135,00
2008
1,121364712
0,011203062
0,911007857
370,00
2009
1,105975423
0,000643591
0,910981988
330,00
2010
1,073214841
0,010511533
0,900716718
780,00
2008
1,016532372
0,002210146
0,937361304
250,00
2009
1,044882855
0,002720739
0,92397423
740,00
2010
1,042831113
0,001566939
0,931224226
1040,00
2008
1,053088569
0,022510294
0,914791735
2025,00
2009
1,075688413
0,027429343
0,910550487
4700,00
2010
1,081697725
0,031064812
0,90646417
6500,00
2008
1,087958841
0,010911438
0,827607921
1670,00
77
Bank Mayapada
Bank OCBC NISP
Bank Pan Indonesia (Panin)
Bank Permata
Bank Swadesi
Bank Victoria International
Bank Windu Kentjana International
2009
1,070716486
0,007824051
0,869786331
1670,00
2010
1,07890602
0,010468473
0,853162048
1330,00
2008
1,125722875
0,013263743
0,893982153
700,00
2009
1,096163017
0,016521245
0,888339808
1000,00
2010
1,099401935
0,009630528
0,898088271
1700,00
2008
1,204465765
0,01791169
0,864471262
580,00
2009
1,178477819
0,018060514
0,850405918
760,00
2010
1,1901984
0,017417592
0,877810667
1140,00
2008
1,048816284
0,013961222
0,919468489
490,00
2009
1,064348476
0,013687246
0,912469343
800,00
2010
1,083966642
0,016773815
0,891839264
1790,00
2008
1,246648754
0,022205918
0,792134007
600,00
2009
1,227176512
0,032939672
0,803250295
600,00
2010
1,22584415
0,03060952
0,797039553
600,00
2008
1,066198072
0,007961872
0,906142258
93,00
2009
1,065246894
0,008507136
0,914477531
138,00
2010
1,051988757
0,01277626
0,927928128
160,00
2008
1,073149358
0,002302039
0,874925107
75,00
2009
1,059458286
0,008245816
0,892316696
112,00
2010
1,086858994
0,00868374
0,880256105
150,00
78
Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS
Lampiran 3: Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Likuiditas
57
1.01653
1.24665
1.0983537
.05086582
Profitabilitas
57
-.00125
.03688
.0149868
.01066241
Solvabilitas
57
.79213
.93910
.8960993
.03492095
Harga saham
57
50.0
10500.0
1669.404
2246.4254
Valid N (listwise)
57
Lampiran 4 : Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance VIF
-.243
.417
2.395
Profitabilitas 187694.136 19573.130 .891
.791
1.264
Solvabilitas 5068.929
.448
2.232
Model
B
Std. Error
1 (Constant)
6123.525
12226.975
-10751.838
5648.098
Likuiditas
7942.484
.079
a. Dependent Variable: Harga saham
79
Lampiran 5 : Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted
Model R
1
R Square Square
.799a .638
.618
R Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1389.143
1.684
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Harga saham
Lampiran 6 : Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted
Model R
1
.799a
R Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
.638
.618
1389.143
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Harga saham
80
Lampiran 7 : Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
t
Sig.
1 (Constant)
6123.525
12226.975
.501
.619
Likuiditas
-10751.838 5648.098
-1.904
.062
Profitabilitas
187694.136 19573.130
9.589
.000
Solvabilitas
5068.929
.638
.526
7942.484
a. Dependent Variable: Harga saham
Lampiran 8 : Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
1Regression
1.803E8
3
6.011E7
31.149
.000a
Residual
1.023E8
53
1929718.316
Total
2.826E8
56
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Harga saham
81
Lampiran 9 : Hasil Uji Normalitas
82
Lampiran 10 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
83
84
Download