BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi
Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 /
Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi
Jawa Tengah. Lokasi Tugas Akhir termasuk di dataran rendah ketinggian
tempat ± 300 m dpl sehingga sangat cocok untuk digunakan budidaya
tanaman mentimun. Luas lahan untuk membudidayakan tanaman mentimun
(Cucumis Sativus L.) adalah 300 m2 dengan jenis tanah Alfisol. Di dunia
pertanian, tanah merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi
pertanian. Tanah sebagai alat produksi memiliki peranan sebagai berikut:
tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber
air bagi tanaman, tempat peredaran udara untuk bernafasnya akar tanaman.
Oleh karena itu, tanaman sayuran membutuhkan tanah yang dalam, gembur,
serta banyak mengandung bahan-bahan organis.
Tanah Alfisol yaitu tanah-tanah yang menyebar di daerah-daerah
semiarid (beriklim kering sedang) sampai daerah tropis (lembap). Tanah ini
terbentuk dari proses-proses pelapukan, serta telah mengalami pencucian
mineral liat dan unsur-unsur lainnya dari bagian lapisan permukaan ke bagian
subsoilnya (lapisan tanah bagian bawah), yang merupakan bagian yang
menyuplai air dan unsur hara untuk tanaman. Tanah ini cukup produktif
untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman pertanian mulai tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan. Tingkat kesuburannya (secara
kimiawi) tergolong baik. PH-nya rata-rata mendekati netral.
Tanah Alfisol memiliki lapisan solum tanah yang cukup tebal yaitu
antara 90-200 cm, tetapi batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna tanah
adalah coklat sampai dengan merah. Tekstur agak bervariasi dari lempung
sampai liat, dengan struktur gumpal bersusut. Kandungan unsur hara tanaman
seperti N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanahnya (pH) sangat
tinggi.
19
20
B. Teknik Budidaya
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk budidaya mentimun pada umumnya prinsipnya
sama seperti pengolahan tanah pada budidaya tanaman yang lain.
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara pencangkulan untuk dihaluskan
dan tanah dibalik. Tujuan pengolahan tanah adalah agar strukur tanah dan
aerasi lebih baik. Pupuk dasar yang digunakan adalah kompos sebanyak 300
kg untuk luas lahan 300 m2. Apabila tanah sudah gembur dan remah
dilakukan pemberian pupuk kompos secara merata ke lahan. Sebelum lahan
diolah terlebih dahulu membersihkan gulma yang ada di lahan. Karena
tanah sebelumnya udah dibuat bedengan jadi proses pembersihan lahan dan
pengolahan lahan lebih mudah.
Pembuatan bedengan dilakukan jika tanah sudah benar-benar gembur.
Tanah yang gembur berguna saat pembuatan bedengan yang akan lebih
mudah. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1 m, panjang 22 m dan 50 cm
x 50 cm untuk ukuran parit. Setelah bedengan dibuat tanah diratakan dan
sedikit dipadatkan agar tanah tidak mudah longsor.
Pemberiaan mulsa bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma
serta hama karena mulsa dapat memancarkan atau memantulkan sinar
matahari terutama hama yang berada dibawah permukaan daun seperti kutu.
Waktu pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari karena pada
siang hari mulsa yang terbuat dari plastik akan lentur terpengaruh panas
matahari sehingga akan mempermudah dalam pemasangan. Pemberian
mulsa juga dapat berpengaruh pada kondisi tanah yang tidak mudah tergerus
air hujan sehingga tidak akan merusak kondisi tanah. Ukuran mulsa yaitu
dengan lebar 120 cm sedangkan panjangnya menyesuaikan bedengan
terhadap kondisi lahan. Jika kita ingin lebih mudah dan praktis pada saat
membeli mulsa kita bisa sekalian memilih mulsa yang sudah dilubangi
dengan ukuran lubang sesuai yang kita inginkan, kita dapat membeli di toko
pertanian yang ada di wilayah masing-masing.
21
Gambar 1. Pengolahan lahan
Gambar 2. Pengolahan lahan
Gambar 3. Pencampuran kompos
Gambar 4. Pemasangan mulsa
2. Penanaman benih
Mentimun adalah salah satu tanaman yang bisa ditanam tanpa melewati
proses persemaian. Sebelum ditanan dilakukan pembuatan lubang tanam
yaitu dengan menggunakan tugal dan dimasukkan pada lubang mulsa,
dengan kedalaman lubang tanam ± 3 cm. Cara penanaman yaitu dengan cara
memasukkan benih ke setiap lubang tanam yang sudah dibuat lalu ditutup
dengan tanah lagi.
Benih yang baik adalah benih yang bermutu. Benih bermutu
mempunyai beberapa kriteria syarat seperti daya tumbuh yang tinggi, daya
kecambah tinggi, tingkat kemurnian benih, produktivitas benih tinggi dan
bebas dari hama dan penyakit. Benih yang akan ditanam adalah varietas
Misano F1 yang mempunyai daya tumbuh 98%, daya kecambah 95%,
tingkat kemurnian benih 99%, produktivitas benih 10 ton/ha sedangkan
pemerintah mematok untuk tingkat daya tumbuh dan kecambah benih hanya
sekitar 80% saja. Jadi benih tersebut sangat baik dan layak untu di tanam
dalam budidaya mentimun.
22
Penanaman sebaiknya dilakukan pagi hari atau dan hari antara pukul
06.00 sampai pukul 10.00 WIB dan 15.00 WIB sampai 17.00 WIB. Suhu di
pagi hari tidak terlalu tinggi sehingga penguapan pada benih mentimun
tidak terlalu tinggi sehingga presentase pertumbuhan benih juga tinggi.
Penanaman yang dilakukan lebih dari pukul 10.00 WIB kemungkinan
keberhasilan akan berkurang karena benih tersebut terkena radiasi sinar
matahari atau suhu udara terlalu tinggi sehingga penguapan tinggi dan
menyebabkan kematian pada benih tersebut.
Terdapat 10 bedeng pada penanaman mentimun ini. Setiap bedeng
terdapat 88 lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 70 cm. Total lubang
tanam ada 880 lubang. Benih yang digunakan dalam penanaman kali ini
adalah 2 pack benih merk Misano F1 yang diproduksi oleh Panah Merah
dengan jumlah 1000 benih dan harganya 70.000,00.
Gambar 5. Benih Mentimun
Gambar 6. Penanaman benih
3. Pemasangan ajir
Tanaman mentimun merupakan tanaman yang memiliki akar serabut,
sehingga mudah roboh. Untuk itu tanaman mentimuun perlu diberi ajir
untuk
menambah
kekuatan
tanaman
dan
mencegah
buah-buahan
bersentuhan dengan permukaan tanah. Sebaiknya pemasangan ajir
dilakukan langsung setelah tanam, agar tidak merusak sistem perakaran.
Pemasangan ajir dilakukan pada hari minggu 3 April 2016. Pemasangan
dilakukan di sore hari pada puku 15.00 WIB. Tanaman mentimun yang
tingginya telah mencapai 20 cm biasanya diikat dengan rafia pada ajir.
Pengikatan dilakukan dengan model angka 8, agar tidak terjadi gesekan
antar batang tanaman tomat dengan ajirnya dan tidak melukai batang.
23
Setelah tanaman mentimun bertambah tinggi lagi dengan pertambahan
tinggi ± 20 cm dilakukan pengikatan lagi agar batang tanaman mentimun
lebih tegak berdiri. Ajir juga berfungsi untuk merambatkan tanaman,
mempermudah pemeliharaan, dan tempat menopang buah.
Gambar 7. Pemasangan ajir
Gamabar 8. Ajir yang siap dipakai
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman / pengairan
Pengairan atau irigasi yang teratur memungkinkan produksi
tanaman mentimun yang tinggi. Air berfungsi sebagai sarana transportasi
unsur hara yang digunakan untuk proses fotosintesis. Air berperan
melarutkan unsur hara dalam tanah. Selain itu air juga berperan untuk
mengatur suhu tubuh tanaman yaitu dalam proses transpirasi. Penyiraman
sering dilakukan apabila musim kemarau karena curah hujan yang sedikit
memyebabkan tanah cepat kering dan tanaman mengalami kelayuan.
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi lahannya. Pengairan pada
umumnya menggunakan sistem leb. Tekniknya dengan membuat parit
dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm. Pemasukan air ke areal tanam
diatur per petak lahan sesuai keadaan lahan. Air dimasukkan dari parit
yang letak kemiringannya lebih tinggi. Bagian akhir parit ditutup dulu
dengan tanah agar air menggenang dalam parit. Bila air sudah meresap
merata, pengaliran air dipindahkan ke parit pada petak lahan berikutnya.
Caranya ujung parit dibuka hingga sisa air dari dalam parit berpindah
seluruhnya ke parit lainnya. Lakukan demikian seterusnya sampai
seluruh petak lahan tergenang air. Pada musim penghujan dengan curah
hujan tinggi, jarang atau tidak dilakukan penyiraman. Untuk penyiraman
24
dapat dilakukan dengan selang air atau gembor. Penyiraman sebaiknya
dilakukan di pagi hari atau sore hari hal tersebut bertujuan untuk
mengurangi penguapan pada tanaman dan supaya tanaman dapat tumbuh
maksimal.
b. Penyulaman
Penyulaman perlu dilakukan apabila tanaman yang ditanam
pertumbuhannya tidak baik semisal layu atau tanaman mati. Penyulaman
dilakukan dengan mengganti tanaman baru yang baik serta umurnya
sama. Penyulaman biasanya dilakukan setelah benih berumur 3 HST
apabila ada benih yang tidak tumbuh. Benih yang tidak tumbuh
disebabkan karena belum terbiasa dengan lingkungan yang baru. Sinar
matahari yang terik dapat mengakibatkan tanaman mudah layu, angin
juga berpengaruh pada berdirinya tanaman karena jika batang tanaman
yang belum terlalu kuat dapat mengalami patah sehingga tanaman dapat
mati. Oleh karena itu penyulaman dilakukan untuk menunjang
pertumbuhan tanaman agar lebih baik serta serempak. Penyulaman juga
dapat dilakukan bersamaan penanaman dengan memberi 2 benih untuk
satu lubang tanam hal itu untuk mengantisipasi apabila ada benih yang
tidak tumbuh. Jumlah benih yang tidak tumbuh semuanya ada 30 lubang
tanam. Banyaknya benih yang tidak tumbuh mungkin karena faktor pada
saat melakukan pembuatan lubang ke tanah terlalu dalam sehingga benih
malah menjadi busuk dan tidak dapat tumbuh.
c. Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan tetapi juga bisa tidak dilakukan.
Pemupukan dilakukan apabila pertumbuhan tanaman terhambat atau
kurang baik. Karena dalam proses pra tanam atau pada saat pengolahan
tanah dan pembuatan bedengan telah dilakukan pemberian pupuk dasar.
Pemupukan lanjutan biasanya hanya dilakukan dengan menggunakan
pupuk Phonska, SP-36, dan KCL dengan jumlah masing-masing pupuk
20 kg yang selanjutnya dilarutkan dalam air, kemudian diberikan per
lubang tanam dengan cara dikocorkan sehingga mengenai akar tanaman.
25
Pemberian pupuk yang pertama yaitu Phonska, KCL dan Za dilakukan
apabila tanaman telah berumur 10 Hari Setelah Tanam (HST) dan hanya
sekali. Ketika tanaman sudah berumur 20 HST dilakukan pemberian
pupuk tambahan yaitu dengan pupuk Mono Kalium Phospate (MKP)
yang berfungsi untuk merangsang pembungaan pada tanaman mentimun
agar mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu pupuk MKP juga
mampu mencegah kerontokan bunga sehingga membantu meningkatkan
produktivitas mentimun. Pupuk MKP adalah pupuk kalium tunggal yang
mempunyai kandungan kalium sebesar 34% dan phospate 56%
kandungan tersebut lebih banyak dari pada pupuk NPK biasa yang
kandungan hanya 15%, maka dari itu pupuk MKP sangat baik digunakan
untuk tanaman. Cara pemberian pupuk MKP dapat dilakukan bersamaan
dengan penyemprotan pestisida dan fungisida karena sifatnya yang
mudah larut air.
d. Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal pertanaman mentimun harus dibuang
yaitu dengan penyiangan. Penyiangan dilakukan tergantung pertumbuhan
gulmanya sehingga harus sering dilakukan atau tidak dilihat bagaimana
gulmanya yang banyak akan sangat merugikan bagi tanaman. Gulma
akan menyerap kebutuhan unsur tanaman yang harusnya hanya diserap
oleh tanaman tomat, sehingga kebutuhan akan unsur hara semakin
berkurang dan tanaman akan terganngu pertumbuhannya. Pada tanaman
yang ditanam menggunakan mulsa gulma yang tumbuh relatif lebih
sedikit dan biasanya gulma berada di parit/aliran air. Oleh karena itu
penyiangan perlu dilakukan dengan cara dicabut maupun menggunakan
sabit dan untuk penyiangan dilakukan biasanya umur 14 hari sekali
(tergantung pertumbuhan gulma).
e. Penanggulangan hama dan penyakit
1) Oteng-oteng
Hama ini merupakan salah satu hama yang sering menyerang
tanaman mentimun. Oteng-oteng sering merusak daun pada tanaman
26
mentimun. Hama ini menyerang beberapa tanaman yang kami
budidaya, tanaman yang diserang sekitar 30 tanaman dan yang
kebanyakan diserang adalah tanaman yang berada di paling pinggiran.
Luasan lahan yang diserang 4 bedeng yang berada di pinggiran atau
sekitar 5%. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara kultur
teknik dengan cara menjaga kebersihan dari rumput liar atau sisa-sisa
tanaman yang sering menjadi sarang tempat hama ini bertelur.
Pengendalian secara kimiawi juga dapat membantu pengendalian
hama oteng-oteng dengan cara pemberian pestisida Prevathon dengan
cara penyemprotan langsung, dosis yang digunakan 5-10 cc/ 14 liter
supaya hama ini dapat mati atau setidaknya pergi.
2) Bercak daun
Bercak daun adalah dimana daun pada tanaman mentimun terlihat
menguning atau agak kering ada bercaknya pada sebagian pada daun.
Penyebabnya adalah Pseudomonas lachrymans. Tanaman mentimun
yang terkena bercak daun terdapat 20 tanaman. Penyebaran penyakit
ini melalui sisa tanaman yang sakit, angin, air hujan dan bahkan
buahnya. Serangan penyakit ini dapat menyebar luas dan cepat jika
hujan sering terjadi. Cara penanganan penyakit ini dengan melakukan
penyemprotan dengan menggunakan fungisida fujiwan untuk dosis
yang digunakan sekitar 5-7 cc/ 14 liter. Hujan sangat mempengaruhi
penyebaran penyakit bercak daun ini, apabila hujan sering terjadi
maka penyeberan penyakit ini akan semakin cepat. Apabila curah
hujan tinggi penyemprotan fungisida dapat dilakukan tiap 1-2 hari
sekali sehingga resiko penyebaran penyakit ini lebih terkemdali.
27
Gambar 9. Pupuk MKP
Gambar 10. Bercak daun
f. Pembungaan
Tanaman mentimun akan berbunga ketika sudah berumur 20 hari.
Munculnya kuncup bunga hingga bunga mekar membutuhkan waktu
sekitar 5-8 hari. Setelah itu dari porses dari bunga muncul hingga buah
utuh memerlukan waktu 14-16 hari, baru setelah itu menjadi buah yang
utuh. Apabila buah sudah mencapai ukuran maksimal dan sesuai kriteria
panen maka mentimun siap dilaksanakan pemanenan.
g. Panen
Tanaman mentimun dapat dipanen pada saat tanaman telah
berumur sekitar 30-35 HST. Tanaman mentimun dipanen 2-3 hari sekali
dengan frekuensi panen 8 kali dengan masa pemanenan 1 bulan. Cara
pemetikan dilakukan dengan tangan langsung atau secara manual dan
tangkai buah ikut dipetik. Biasanya pemetikan dilakukan pada pagi hari
untuk menjaga kesegaran buah. Mentimun yang selesai dipetik
ditempatkan pada keranjang. Selesai dilakukan pemetikan selanjutnya
dilakukan sortasi buah. Buah yang dipilih harus buah yang sehat,
warnanya bagus tanpa ada bekas hama dan penyakit, ukurannya sesuai
dengan ukuran pasar. Sortasi hanya dilakukan hanya memilih buah yang
baik. Tidak dilakukan gradding tertentu karena hasil panen dijual ke
pasar. Untuk pemasarannya mentimun dijual ke tengkulak sayur yang
bernama Ibu Sumiarti di dukuh Padasan, Mranggen, Polokarto,
Sukoharjo dengan harga Rp 3000/kg.
28
Gambar 11. Panen
Gambar 12. Mentimun
Gambar 13. Mentimun siap dijual
Gambar 14. Persiapan penyemprotan
Gambar 15. Penyemprotan
Gambar 17. Bunga
Gambar 16. Pengocoran pupuk
Gambar 18. Buah mentiun
29
Gambar 19. Penimbangan mentimun
Gambar 20. Ibu Sumiarti tengkulak
Hasil Panen Budidaya Tanaman Mentimun
Dari penanaman tanaman mentimun yang telah dilaksanakan
mengenai pengaruh pemberian pupuk MKP pada budidaya mentimun dapat
dikemukakan hasil dalam tabel 1. sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Panen Mentimun dengan Pengaruh Pemberian Pupuk MKP
Panen
Ke
Tanpa Pupuk
MKP (kg)
Pakai Pupuk
MKP (kg)
Total Hasil Panen
(Kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
25
29
38
47
35
25
18
9
35
41
53
60
50
39
29
15
60
70
91
107
85
64
47
24
Jumlah
226
322
548
Sumber : Hasil Pengamatan
Berdasarkan tabel 1 hasil pemanenan pada mentimun perlakuan
pemberian pupuk MKP menunjukkan hasil yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak memakai. Pupuk MKP adalah pupuk kalium tunggal yang
mempunyai kandungan kalium sebesar 34% dan phospate 56% kandungan
tersebut lebih banyak dari pada pupuk NPK biasa yang kandungan hanya
15%, maka dari itu pupuk MKP sangat baik digunakan untuk merangsang
pembungaan pada tanaman mentimun. Pemanenan pertama menhasilkan 25
30
kg untuk yang tanpa pupuk MKP dan dengan menggunakan pupuk MKP
menghasilkan 35 kg. Hasil panen mentimun mengalami kenaikan setiap
panen sampe panen keempat, pemanenan keempat menunjukkan hasil paling
tinggi dengan hasil yang tanpa perlakuan pupuk MKP 47 kg sedang yang
diberi perlakuan pupuk MKP panen mencapai 60 kg.
Total keseluruhan panen budidaya mentimun pada lahan 300
yaitu 548 kg. Hasil panen dengan perlakuan tanpa pemberian pupukk MKP
totalnya adalah 226 kg, sedangkan hasil panen yang menggunakan
perlakuan diberikan pupuk MKP adalah 332 kg. Berdasarkan hasil tabel di
atas dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk MKP mempengaruhi
produktivitas hasil panen, dari 10 bedeng dengan 5 bedeng menggunakan
pupuk MKP dan 5 bedeng tanpa perlakuan pupuk MKP. Tanaman yang
diberikan perlakuan pemberian pupuk MKP dengan cara disemprotkan.
Pemberian pupuk MKP berfungsi untuk merangsang proses pembungaan
sehingga tanaman mampu berbunga yang banyak karena mempunyai bunga
yang banyak tanaman pun buahnya juga banyak sehingga mampu
meningkatkan prodiktivitas tanaman, selain itu dapat mencegah kerontokan
bunga sehingga buah yang dipanen juga dapat meningkat. Jadi pemberian
pupuk
MKP
mampu
merangsang
pembungaan
dan
meningkatkan
produktivitas panen.
h. Analisis Usaha Tani Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.) dengan
Perlakuan Pemberian Pupuk Mono Kalium Phospate
Penanaman mentimun dilakukan dengan luasan lahan sebesar 300 meter2.
Analisis dilakukan untuk mengetahui layak / tidaknya usaha tersebut
dilakukan. Berikut adalah analisis usaha tani budidaya mentimun (Cucumis
Sativus L.) :
a) Biaya Tetap
Biaya tetap yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman
mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut :
Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2
31
No
1
2
Keterangan
Sewa Lahan
Penyusutan
Peralatan :
a. Gembor
b. Ajir
c. Ember
d. Pengikat
mulsa
e. Mulsa
Volume
Satuan
300 m2
Meter
1
500
2
1
Buah
Buah
Buah
Buah
10
Kg
Jumlah
Harga (Rp)
Umur
Ekonomis
(Bulan)
Biaya
Penyusutan
Setiap
Panen/ 3
Bulan
(Rp)
-
3
-
35.000
300
15.000
50.000
35.000
150.000
30.000
50.000
60
12
48
24
1.500
25.000
1.875
6.500
50.000
500.000
24
50.000
Harga
Satuan
(Rp)
TOTAL BIAYA TETAP
84.875
b) Biaya Variabel
Biaya variabel yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman
mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut :
Tabel 3. Biaya Variabel Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
No
Keterangan
Volume
Satuan
1
2.
Bibit
Pemupukan
a. Kompos
b. ZA
c. Ponska
d. Kcl
e. MKP
Tenaga Kerja
a. Pengolahan
Lahan
b. Pembuatan
Bedengan
dan
Pemberian
Pupuk
c. Pemasangan
Mulsa
2
pack
35.000
70.000
300
20
20
10
1
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
500
2.000
2.000
7.000
35.000
150.000
40.000
20.000
70.000
35.000
2
HKO
30.000
60.000
2
HKO
30.000
60.000
1
HKO
30.000
30.000
3
32
4
5
Lain- lain
a. Prevathon
b. Fujiwan
Transportasi
a. Bensin
1
1
Botol
Botol
40.000
45.000
40.000
45.000
10
liter
7.000
70.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
690.000
c) Biaya Produksi
Biaya produksi yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman
mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut :
Tabel 4. Biaya Produksi Budidaya Mentimun Luas Lahan 300 m2
Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Tetap
Biaya Variabel
Hasil Penjualan/Penerimaan
Total Pendapatan (Hasil Penjualan – Biaya Produksi)
Rp 84.875
Rp 690.000
Rp1.644.000
Rp 869.125
Sumber : Data Primer Tahun 2016
c) Analisis Perhitungan
1) Biaya Total
= Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 84.875 + Rp 690.000
= Rp 774.875
2) Penerimaan
= Harga x Jumlah
= Rp 3000 x 548
= Rp 1.644.000
Jadi, Total Penerimaan Rp 1.644.000
3) Keuntungan
= Penerimaan – Biaya Total
= Rp 1.644.000 – Rp 774.875
= Rp 869.000
4) R/C Ratio
=
Penerimaan
Total biaya
=
1.644.000
774.875
= 2,12 (R/C Ratio >1 = layak)
33
Dari perhitungan diatas menunjukan hasil 2,12. Nilai tersebut
memiliki pengertian bahwa setiap mengeluarkan modal Rp 1,- untuk
budidaya mentimun akan mampu menghasilkan pendapatan Rp 2,12-.
Dengan demikian kegiatan usaha tani budidaya mentimun layak karena
pendapatan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (R/C >
1). Jika nilai R/C=1 maka usaha tersebut akan mengalami BEP. Apabila
R/C<1 maka usaha tidak efisien atau merugikan (tidak layak dijalankan).
5) BEP (Rupiah)
Total Biaya Tetap
1 - Biaya Variabel
Total Penjualan
84.875
=
1 - 690.000
1.644.000
=
=
=
=
84.875
1.644.000 - 690.000
1.644.000
84.875
954.000
1.644.000
84.875
0,58
=Rp 146.336
Jadi titik impas terjadi pada saat tingkat penjualan Rp 146.336.
Maka dari itu untuk memperoleh keuntungan harus melampui nilai
penjualan tersebut.
6) BEP (Unit)
=
Total biaya
Harga jual
=
774.875
3000
= 258,3kg
Artinya perlu menjual 258,3 kg mentimun agar terjadi break event
point. Pada penjualan mentimun 258,3 kg, maka usaha tersebut mulai
mendapatkan keuntungan.
34
i.
Analisis Usaha Tani Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.) tanpa
Perlakuan Pemberian Pupuk Mono Kalium Phospate
Penanaman mentimun dilakukan dengan luasan lahan sebesar 300 meter2.
Analisis dilakukan untuk mengetahui layak / tidaknya usaha tersebut
dilakukan. Berikut adalah analisis usaha tani budidaya mentimun (Cucumis
Sativus L.) :
a) Biaya Tetap
Biaya tetap yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman
mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut :
Tabel 5. Biaya Tetap Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2
No
1
2
Keterangan
Sewa Lahan
Penyusutan
Peralatan :
f. Gembor
g. Ajir
h. Ember
i. Pengikat
mulsa
j. Mulsa
Volume
Satuan
300 m2
Meter
1
500
2
1
Buah
Buah
Buah
Buah
10
Kg
Jumlah
Harga (Rp)
Umur
Ekonomis
(Bulan)
Biaya
Penyusutan
Setiap
Panen/ 3
Bulan
(Rp)
-
3
-
35.000
300
15.000
50.000
35.000
150.000
30.000
50.000
60
12
48
24
1.500
25.000
1.875
6.500
50.000
500.000
24
50.000
Harga
Satuan
(Rp)
TOTAL BIAYA TETAP
84.875
b) Biaya Variabel
Biaya variabel yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman
mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut :
Tabel 6. Biaya Variabel Budidaya Mentimun luas lahan 300 m2
No
1
2.
Keterangan
Bibit
Pemupukan
f. Kompos
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Volume
Satuan
2
Pack
35.000
70.000
300
Kg
500
150.000
35
3
4
5
g. ZA
h. Ponska
i. Kcl
Tenaga Kerja
d. Pengolahan
Lahan
e. Pembuatan
Bedengan
dan
Pemberian
Pupuk
f. Pemasangan
Mulsa
Lain- lain
c. Prevathon
d. Fujiwan
Transportasi
b. Bensin
20
20
10
Kg
Kg
Kg
2.000
2.000
7.000
40.000
20.000
70.000
2
HKO
30.000
60.000
2
HKO
30.000
60.000
1
HKO
30.000
30.000
1
1
Botol
Botol
40.000
45.000
40.000
45.000
10
Liter
7.000
70.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
655.000
c) Biaya Produksi
Biaya produksi yang diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman
mentimun dengan luas lahan 300 m2 sebagai berikut :
Tabel 7. Biaya Produksi Budidaya Mentimun Luas Lahan 300 m2
Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Tetap
Biaya Variabel
Hasil Penjualan/Penerimaan
Total Pendapatan (Hasil Penjualan – Biaya Produksi)
Rp 84.875
Rp 655.000
Rp1.644.000
Rp 869.125
Sumber : Data Primer Tahun 2016
d) Analisis Perhitungan
1) Biaya Total
= Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 84.875 + Rp 655.000
= Rp 739.875
2) Penerimaan
= Harga x Jumlah
= Rp 3000 x 226
= Rp 678.000
Jadi, Total Penerimaan Rp 678.000
36
3) Keuntungan
= Penerimaan – Biaya Total
= Rp 678.000 – Rp 739.875
= Rp – 61.875
4) R/C Ratio
=
Penerimaan
Total biaya
=
678.000
774.875
= 0,8 (R/C Ratio >1 = layak)
Dari perhitungan diatas menunjukan hasil 0,8. Nilai tersebut memiliki
pengertian bahwa setiap mengeluarkan modal Rp 1,- untuk budidaya
mentimun akan mampu menghasilkan pendapatan Rp 0,8-. Dengan
demikian kegiatan usaha tani budidaya mentimun layak karena pendapatan
yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (R/C > 1). Jika nilai
R/C=1 maka usaha tersebut tidak akan mengalami BEP. Apabila R/C<1
maka usaha tidak efisien atau merugikan (tidak layak dijalankan). Karena
R/C 0,8<1 maka tidak mengalami BEP.
Download