motif - WordPress.com

advertisement
MOTIF
A. Pendahuluan
Hewan dan manusia dalam berbuat atau bertindak
selain terikat oleh faktor-faktor yang datang dari luar,
juga ditentukan oleh faktor-faktor yang terdapat dalam
diri organisme yang bersangkutan. Dorongan yang
berasal dalam untuk berbuat disebut motif. Motif
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat atau
merupakan driving force. Motif sebagai pendorong
pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling
terkait dengan faktor lain. Hal yang dapat
mempengaruhi motif disebut motivasi. Motivasi
merupakan keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong prilaku ke arah tujuan.
Motivasi memiliki tiga aspek, yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri seseorang (a
drive state), yaitu kesiapan bergerak karena
kebutuhan, misalnya : kebutuhan jasmani,
karena keadaan lingkungan, atau karena
keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Prilaku yang timbul dan terarah karena
keadaan
3. Goal atau tujuan oleh prilaku tersebut
B. Motif sebagai inferensi, eksplanasi,
dan Prediksi
Suatu hal yang penting berkaitan dengan motif adalah
bahwa motif tidak dapat diamati secara langsung,
tetapi dapat diketahui atau terinferensi dari prilaku,
yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat
seseorang. Dari hal tersebut diketahui motifnya.
Misalnya : seseorang selalu bekerja dengan giat pada
setiap tugas yang dikerjakan untuk mendapat hasil
yang baik. Dengan demikian orang mempunyai alat
yang baik untuk mengadakan eksplanasi mengenai
prilaku. Motif juga membantu seseorang untuk
mengadakan prediksi tentang prilaku.
C. Teori Motif
Mengenai motif, ada beberapa teori yang diajukan
yang memberikan gambaran tentang seberapa jauh
peran dari stimulus internal dan eksternal. Teoriteori tersebut adalah :
1. Teori insting (instinct theory)
2. Teori dorongan (drive theory)
3. Teori insentif (insentive theory)
4. Teori atribusi
5. Teori kognitif
E. Jenis-Jenis Motif
Para ahli pada umumnya sependapat bahwa ada motif
yang berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup
organisme, yaitu :
1. Motif fisiologis/motif dasar/motif primer/motif
alami
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya
berakar pada keadaan jasmani, misalnya :
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,
dorongan seksual, dll.
Dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan untuk
melangsungkan eksistensi sebagai makhluk hidup.
2. Motif sosial
Motif sosial merupakan motif kompleks, yang
merupakan sumber dari banyak prilaku atau
perbuatan manusia. Walaupun menurut Kunkel
dalam diri manusia ada dorongan alami untuk
mengadakan kontak dengan orang lain, tetapi
motif sosial dapat dipelajari. Mac Clelland
berpendapat bahwa motif sosial dapat
dibedakan dalam :
a. kebutuhan akan prestasi
b. kebutukan untuk berafiliasi dengan orang lain
c. kebutuhan akan kekuasaan
3. Teori kebutuhan dari Murray (termasuk motif sosial)
Murai mengemukakan suatu daftar dari duapuluh kebutuhan
yang pada umumnya mendorong manusia untuk bertindak
atau berprilaku. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain :
a. merendah atau merendahkan diri k. penolakan kerusakan
b. berprestasi
l. infavoidance
c. afiliasi
m. memberi bantuan
d. agresi
n. teratur
e. otonomi
o. bermain
f. counteraction
p. menolak
g. pertahanan
q. sentience
h. hormat
r. seks
i. dominasi
s. bantuan /pertolongan
j. ekshibisi atau pamer
t. mengerti
4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi
a. Motif eksplorasi dari Woodworth dan Marquis
- Motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis
- Motif darurat
- Motif obyektif dan minat
b. Motif kompetensi
Kebutuhan seseorang untuk kompeten dan menentukan
sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan.
c. Motif aktualisasi diri dari Maslow
Motif aktualisasi diri merupakan motif yang berkaitan
dengan kebutuhan atau dorongan untuk
mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri individu.
Kebutuhan akan aktualsasi diri merupakan kebutuhan
yang tertinggi dalam hirarki kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow.
Self
actualization
esteem needs
Belongingness and love needs
Safety needs
Physiological needs
Hirarki Kebutuhan menurut Maslow
Kritik terhadap teori kebutuhan Maslow dikemukakan
oleh Heylighen, yang menyatakan bahwa teori
kebutuhan tidak dapat timbul secara simultan atau
berbarengan. Tetapi pada kenyataan menunjukkan
bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat timbul
secara simultan. Misalnya : orang butuh makan, tetapi
juga butuh rasa aman, butuh penghargaan, butuh
aktualisasi diri. Contoh lain : pengungsi di daerah rawan
butuh rasa aman meskipun kebutuhan fisiologi kurang
terpenuhi.
Alderfer meneliti teori Maslow, dan menyimpulkan
bahwa terdapat tiga kebutuhan, yaitu existence needs,
relatedness needs, dan growth needs.
Perbandingan kebutuhan antara manager tua dan
manager muda (The need Hierarchies of Persons of
the Older and Young Generations), dapat
diperlihatkan seperti gambar berikut.
Older
Generation
Younger
Generation
Existence
Growth
Relatedness
Relatedness
Growth
Existence
F. Frustasi dan Konflik
Dalam rangka mencapai tujuan, individu kadangkadang atau justru sering menghadapi kendala,
sehingga ada kemungkinan tujuan tersebut tidak
dapat tercapai. Apabila individu tidak dapat
mencapai tujuan dan individu tidak mengerti
dengan baik mengapa tujuan tersebut tidak
tercapai, maka individu tersebut akan mengalami
frustasi atau kekecewaan. Individu yang mengalami
frustasi dapat mengalami depresi, merasa bersalah,
rasa takut, dan sebagainya.
SIKAP ORANG TUA
PERILAKU
K
E
N
D
A
L
A
NORMA SOSIAL
TUJUAN
SIKAP MASYARAKAT
SIKAP PIMPINAN
FRUSTASI
Sumber frustasi/kendala dapat bermacammacam, yaitu:
1. Dari lingkungan, misalnya norma sosial yang
ada
2. Kemampuan yang ada dalam individu
3. Konflik antara motif-motif yang ada
4. Sikap masyarakat
5. Sikap pemimpin
6. Sikap orang tua
7. dll
Jenis-Jenis Konflik
Menurut Kurt Lewin, ada tiga macam konflik
motif, yaitu:
1. Konflik angguk-angguk (approach-approach
conflict). Apabila dua motif atau lebih
memiliki nilai positif bagi individu yang
bersangkutan, dan individu harus memilih.
+
INDIVI
DU
+
2.Konflik geleng-geleng (avoidance-avoidance
conflict). Dua atau lebih motif yang semuanya
memunyai nilai negatif bagi individu, dan
harus memilih salah satu.
-
INDIVI
DU
-
3. Konflik angguk-geleng (approach-avoidance
conflict). Apabila individu menghadapi satu obyek
yang mengandung nilai positif dan negatif.
+
INDIVIDU
-
Hovland dan Sears mengajukan satu jenis
konflik, yaitu double approach-avoidance
conflict atau multiple approach avoidance
conflicts.
+
-
I
N
D
I
V
I
D
U
+
-
Download