Lantai bursa hanya `tinggal nama`

advertisement
BURSA
f2
Bisnis Indonesia, Senin, 30 Agustus 2010
ULASAN PASAR
Lantai bursa hanya ‘tinggal nama’
Harga komoditas
picu kenaikan indeks
Otoritas perlu bantu floor trader beralih tugas lain
OLEH INDRA
Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit
erdagangan indeks harga saham
gabungan (IHSG) pada awal pekan
masih ditopang oleh saham Grup Bakrie seperti yang terjadi pada penutupan
akhir pekan sebelumnya.
Walau bursa Asia pada saat itu mengalami
koreksi akibat kekhawatiran pertumbuhan
dunia yang stagnan, pembukaan bursa Eropa yang berada dalam teritori positif membuat indeks berhasil menguat dan memperbarui rekor tertingginya kembali. Indeks menguat 0,35% ke level 3.128,73 pada penutupan Senin.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turut menopang kenaikan indeks dengan menguat 11,33%, seiring dengan naiknya saham-saham pertambangan lainnya.
Rencana pajak pertambangan baru di Australia berimbas positif ke bursa. Sebaliknya,
PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) yang pada perdagangan perdananya di bursa sempat memengaruhi 10% pergerakan bursa,
justru tidak mengalami kenaikan.
Selama minggu lalu, indeks menunjukkan
tren meningkat, bahkan sempat berada pada
rekor tertingginya, namun akhirnya diterpa
tekanan jual kembali. Sentimen yang berasal
dari kekhawatiran akan terjadinya resesi kembali mulai menghantui bursa global. Data penjualan rumah AS yang baru saja dirilis memberikan sinyalemen yang buruk bagi bursa.
Keesokan harinya indeks berhasil rebound
walau bursa regional terkoreksi di tengah
ketidakpastian indikator-indikator perekonomian global yang semakin mencemaskan.
Namun, hal itu justru berimbas positif bagi
IHSG, pasalnya dana asing yang masuk ke
dalam bursa mencapai Rp79 miliar.
Hal ini membuat indeks terangkat 0,77%
ke level 3.138,91 pada Rabu. Begitu juga rupiah yang masih bertengger di bawah level
Rp9.000 menjadi daya tarik bagi investasi
pemodal asing.
Indeks kembali mencapai rekor tertingginya pada Kamis dengan menguat 0,20%
ke level 3.128,87 sebelum akhir pekan terkena tekanan jual kembali. Membaiknya bursa
global dan naiknya harga komoditas menjadi
pemicu kenaikan indeks.
Selama sepekan kemarin, IHSG telah terjatuh 0,42% ke level 3.104,73 dibandingkan
dengan penutupan akhir pekan sebelumnya.
Sementara itu, Indeks BISNIS-27 mencatat
penurunan 1,30% ke level 287,42.
P
OLEH IRVIN AVRIANO A.
& YENI H. SIMANJUNTAK
Wartawan Bisnis Indonesia
Kinerja & penghimpunan dana
PT Bursa Efek Indonesia
Selain ‘penghuni tetap’
berupa perkakas kantor
standar, ruangan
berukuran tidak lebih
dari 5 m2 itu dipadati
oleh belasan orang yang
sepakat berkumpul pada
Rabu sore pekan lalu.
Rights issue
Rp22,6 triliun
3.200
Initial public offering (IPO)
Rp5,3 triliun
3.100
Warrant
Rp1,2 triliun
3.000
semester I/2010
2.900
3.104,733
2.700
2.600
2.475,57
2.500
8 Feb. ‘10
ereka adalah
sebagian dari
orang-orang
yang ‘berkantor’ di lantai
bursa, atau dalam istilah kerennya floor trader.
Di ruangan yang terdapat di
salah satu pojok lantai dua di
gedung Bursa Efek Indonesia
(BEI) tersebut, yang sehari-hari
dijadikan sebagai sekretariat
Ikatan Pialang Efek Indonesia
(IPEI), para floor trader membahas nasib mereka.
Kecemasan jelas terlihat dari
wajah mereka, dipertegas dengan berbagai curhatan mereka.
Cemas, karena umur ‘kantor’
mereka tinggal menghitung hari.
Besok, lantai bursa resmi ditutup. Para floor trader tak lagi punya trading floor.
Soal peniadaan lantai bursa,
yang biasanya menjadi objek
yang dilongok orang-orang yang
M
2.800
Jan.
Feb.
Mar.
Apr.
Mei
Sumber: BEI
pertama kali berkunjung ke BEI,
bukanlah problem anyar.
Sejak BEI mulai bersiap dengan sistem perdagangan jarak
jauhnya (remote trading) beberapa tahun lalu, orang-orang yang
berkepentingan dengan bursa
saham tentunya sudah mengetahui nasib lantai bursa.
Kecanggihan teknologi membuat pusat perdagangan saham di
BEI terhubung langsung dengan
kantor para anggota bursa (AB).
Pesanan jual atau beli yang
diterima perusahaan sekuritas
dari investor mereka dapat diproses langsung dari kantor sekuritas, sehingga tak perlu lagi
mengandalkan floor trader.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI Supandi
mengatakan penghapusan lantai
bursa untuk mengefisienkan
Jun.
Jul.
Agt.
BISNIS/AGUS TAUFIK
ruangan. “Dari sekitar 444 kursi
yang ada, kurang dari 30 kursi
yang digunakan anggota bursa,”
katanya.
Sebenarnya, lanjutnya, peniadaan lantai bursa (floorless)
sudah dilakukan di sejumlah
negara lain. “Di negara tetangga,
sudah floorless semua. Tidak
cocok dengan anggaran kami
menerapkan dua sistem di sini.”
Direktur Perdagangan dan
Pengawasan Anggota Bursa BEI
Wan Wei Yiong bahkan menyebutkan perdagangan lewat trading floor sudah tidak efisien.
Soal efisiensi dan kecanggihan
teknologi ini tentunya sudah
diketahui oleh para floor trader
sejak lama. Mereka sadar tempat
mereka ‘melantai’ selama ini,
suatu saat pasti akan ditiadakan.
Lantas mengapa masih ada sesi
curhat soal ini?
“Pemberitahuan soal penutupan lantai bursa ini mendadak
sekali. Para direksi dari beberapa
AB bahkan tidak tahu kalau ini
akan ditutup,” ujar salah seorang floor trader yang hadir
dalam pertemuan yang digagas
IPEI pada Rabu pekan lalu.
Dia menunjukkan surat dari
BEI tertanggal 8 Juli 2010. Isinya
memberitahukan soal penutupan
lantai bursa per akhir Agustus.
Setelah itu, lantai bursa segera
menjadi museum pasar modal.
Soal gengsi?
Adapun, klaim dari para floor
trader soal ketidaktahuan direksi
di sejumlah AB dibuktikan dengan copy surat dari dua anggota
bursa kepada BEI yang menanyakan kepastian soal penutupan lantai bursa tersebut.
“Sebenarnya banyak direksi
AB yang nggak tahu soal penutupan lantai bursa ini. Banyak
AB yang juga sebenarnya masih
membutuhkan wakil di trading
floor. Pernah kejadian, listrik
padam di cabang yang di Semarang, ya nggak bisa diproses
pesanan investornya. Akhirnya
menggunakan sistem yang di
lantai bursa. Jadi, lantai bursa
tetap dibutuhkan meskipun
transaksi lewat lantai bursa
hanya 0,5% dari total transaksi,”
kata seorang floor trader lainnya.
Namun, menurut dia, para
manajemen AB tersebut enggan
menanyakan soal penutupan
lantai bursa itu kepada BEI.
“Direksi [dari para AB] tidak
mau bicara, karena takut dinilai
sistemnya belum siap. Gengsi.”
Di tengah gengsi para direksi
perusahaan sekuritas dan efisiensi
BEI, terjepit para floor trader yang
belum tahun nasibnya.
Wajar kalau mereka gamang
terhadap nasibnya, karena ketidakjelasan posisi mereka setelah
lantai bursa ditutup.
Berbanding terbalik dengan
ketakutan para floor trader, para
direktur dari sejumlah AB justru
mendukung penuh penutupan
lantai bursa.
Menurut Dirut PT Indo Premier Securities Alpino Kianjaya
dan Dirut PT Financorpindo
Nusa Edwin Sinaga, efisiensi memang perlu dilakukan, mengingat trading floor yang nyaris
kosong dan sumbangan perdagangan yang minim dari lantai bursa.
Ketua IPEI Saidu Solihin mengusulkan adanya insentif dari AB
atau otoritas bursa untuk membantu para floor trader beradaptasi dan beralih ke tugas lainnya.
Ah, bursa memang tempat modal atau kapital dikumpulkan.
Namun, para floor trader tentu
berharap masih ada ruang untuk
kejelasan nasib mereka. Nasib
para individu yang terjepit teknologi dan efisiensi. Mau tidak mau,
mereka harus segera mengucapkan selamat tinggal pada lantai bursa. (irvin. [email protected]/[email protected])
Produk reksa dana bagi UKM dikaji
OLEH RATNA ARIYANTI
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah
mengkaji penerbitan produk investasi sejenis reksa dana dengan
portofolio aset usaha kecil dan
menengah (UKM).
Ketua Bapepam-LK A.Fuad
Rahmany mengatakan inisiatif
ini diambil dengan mempertimbangkan kesulitan perusahaan
berskala kecil dan menengah
untuk masuk ke pasar modal.
“Jadi itu [penerbitan investasi semacam reksa dana] mungkin lebih
memungkinkan. Coba bayangkan
bila UKM harus mencatatkan diri di
bursa, saya khawatir mereka tidak
bisa memenuhi semua ketentuan
disclosure,” ujarnya, pekan lalu.
Menurut dia, ada beberapa
model yang tengah dikaji untuk
memungkinkan UKM mencari
dana di pasar modal.
Misalnya, pengelola produk
investasi ini mencari dana di pasar
modal. Setelah itu dana diperoleh,
produk investasi itu menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada
UKM. “Konsep investasi ini juga
akan melibatkan perbankan.”
Fuad menambahkan produk
tersebut bukan merupakan sekuri-
tisasi aset kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA).
Portofolio KIK EBA di antaranya terdiri dari aset keuangan
berupa tagihan dari surat berharga komersial, pemberian kredit
kepemilikan rumah atau apartemen, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan sarana peningkatan kredit.
Saat ini, otoritas pasar modal
telah menuntaskan konsep pe-
nerbitan produk investasi ini.
Tim pengkajian penerbitan produk investasi yang telah dibentuk sejak tahun lalu masih
menggodok sejumlah regulasi
yang diperlukan.
Semula kajian tim diharapkan
rampung pada tahun ini. Namun,
rencana ini tertunda mengingat
tingginya beban kerja Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum (Biro PBH) pada tahun ini.
Download