Buletin KUR Juli 2017

advertisement
C
idaun – Keyakinan dan kegigihan
adalah salah satu modal untuk
mengubah nasib manusia. Setelah
berupaya
bertahun-tahun,
akhirnya
warga Desa Karangwangi dan Desa
Cimahi Kecamatan Cidaun Kabupaten
Cianjur Jawa Barat dapat merasakan air
yang mengalir ke kamar mandi di rumah
masing-masing
serta
bergairahnya
aktivitas menanam padi dan berkebun.
“Selama ini, kami hanya panen padi
setahun sekali. Sebab tidak ada irigasi.
Sawah kami sawah tadah hujan untuk
menanam padi dan cabai,” jelas Ketua
Koperasi
Cahaya
Mandiri
Tantan
Lesmana kepada media baru-baru ini.
Berkat KUR lahan pertanian kembali produktif
Tanaman cabai sering gagal panen dan mati
kering.
Tantan menuturkan, selama bertahuntahun, sekitar 2.800 KK warga Karang
wangi menghadapi masalah tidak ada
irigasi/pengairan yang berdampak pada
tidak maksimalnya mengarap lahan
pertanian. Padahal di sekitar desa itu
mengalir Sungai Cilaki yang dapat
membasahi sawah dan untuk dialirkan
ke rumah-rumah. Desa ini berada di atas
Sungai Cilaki. Masalahnya, biaya
membeli mesin pompa air dan lain-lain
menguras kantong sekitar 500 juta.
Dari mana warga bisa mengumpulkan
biaya nyaris setengah
miliar dalam
waktu setahun? Mereka adalah warga
Kondisi lahan pertanian kering dan tidak produktif menengah ke bawah yang perlu bantuan
sebelum adanya sistem irigasi.
modal.
Doa dan harapan yang digaungkan
setiap usai shalat dan melayangkan
surat kepada pemerintah
meminta
bantuan pompa mesin air akhirnya
terjawab pada tahun 2016. “Akhirnya,
ada
pemerhati
yang
memberikan
bantuan untuk membeli mesin pompa air,
pipa, membangun bak penampungan air
dan lain-lain.” jelas Tantan
yang
diaminkan
oleh
Kepala
Desa
Karangwangi.
Selanjutnya,
untuk
menjalankan pertanian ini, warga masih
membutuhkan modal, kami berupaya
menjalin kerjasama dengan perbankan
untuk
dapatkan
pinjaman
untuk
menjalankan
operasional
pertanian
warga dan mendirikan koperasi, ujar
Tantan serius.
4.
5.
6.
1.
2.
1. Warga bergotong royong membersihkan jalur
untuk aliran irigasi.
2. Gulungan selang air untuk pengairan ke lahan
pertanian.
3. Karyawan Bank Artha Graha membantu proses
penempatan mesin pompa air.
3.
4. Pemasangan mesin pompa air.
5. Pemasangan pipa air untuk dialirkan kerumah
warga Cidaun.
6. Warga Cidaun mencoba air yang mengalir dari
bak penampungan
membuat pipa air yang dialirkan ke rumah
warga yang jika dibentangkan sepanjang 8
km. dengan pipa-pipa itu, air juga dialirkan
ke lahan-lahan pertanian.
“Kami
optimis,
dengan
kredit
produktivitas ini, pendapatan warga yang
mayoritas petani akan meningkat. Dan
penduduk sudah bisa menikmati air bersih
di rumah,” ungkap.
Antonius Bayu Putra
Pria berusia sekitar 37 tahun mencari
cara agar mendapat kredit dari perbankan.
Hingga
suatu
hari,
Allah
SWT
mempertemukan
dirinya
dengan
enterpreneurs muda Antonius Bayu Putra
– akrab disapa Bayu – yang bersedia
menjadi Bapak Angkat. Dari sinilah kisah
membangkitkan
perekonomian
warga
secara ril dimulai.
“Pak Bayu menghubungkan kami ke
Bank Artha Graha dan dengan senang hati
menjadi Bapak Angkat untuk desa kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bank Artha Graha yang telah mempercayai
kami mengulirkan dana KUR (Kredit Usaha
Rakyat) untuk sekitar 3000 KK / warga
desa Karangwangi dan Cimahi,” terang
Tantan tamatan SMP di Cianjur.
Tantan dan seluruh warga bersyukur
dengan kredit dari Bank Artha Graha
Cabang Bandung, mesin pompa itu
sekarang menjadi milik warga dan dapat
Tantan menjelaskan, Bank Artha Graha
memberikan kredit kepada Koperasi
Cahaya Tani Mandiri (CTM) - koperasi
warga Karangwangi yang dibentuk pada
23 November 2016 di Kampung Kp.
Kubangwangi
RT.004/01
Desa
Karangwangi
Kecamatan.
Cidaun
Kabupaten Cianjur itu
menaungi 30
kelompok petani yang per kelompok
beranggota
15-30
orang
–
serta
pendampingan. Warga paham, limpahan
bermiliar-milaran dana tanpa manajemen
yang professional akan menjadi masalah
kelak. Pada awalnya anggota koperasi ini
hanya
60
anggota,
kini
seiring
perkembangan, anggota koperasi terus
bertambah menjadi 230 anggota serta
menyusul 750 calon anggota yang sedang
diproses. Koperasi menyediakan pupuk,
pestisida dan gudang. Semua modal
Koperasi CTM didanai oleh Bank Artha
Graha termasuk penyuluh pertanian.
“Pak Bayu yang paham dunia bisnis
mendampingi kami di koperasi. Kami ingin
koperasi kami berkembang dan anggota
sejahtera,” ajak Tantan
didampingi
Sekretaris Koperasi CTM Dede Rosandi,
S.Pd.
“Pak Bayu menghubungkan kami ke Bank Artha
Graha dan Pak Bayu dengan senang hati menjadi
Bapak Angkat untuk desa kami.
Bagaimana dengan pemasaran produk
pertanian?
Di mana-mana kendala pemasaran
produk pertanian acapkali menjadi
problem utama, sebelumnya panen
warga dibeli oleh tengkulak dengan
harga di bawah pasar. Dengan adanya
kerjasama warga dengan Koperasi
warga Karangwangi tidak perlu cemas
dengan hasil produk pertanian mereka,
dikarenakan koperasi akan membeli
hasil pertanian mereka dengan harga
sesuai pasar.
Jika setiap kecamatan bisa mandiri dari
swasembada pangan, tidak diragukan lagi
pilar ke 7 Nawa Cita Presiden Indonesia
Joko Widodo yakni menjaga kedaulatan
ketahanan pangan Indonesia bisa mandiri
akan terwujud. Nawa Cita tersebut sejalan
dengan cita-cita Pembina Artha Graha
Peduli, Pak Tomy Winata yang akan
membawa 3 juta KK rakyat kelas bawah
bisa menjadi kelas menengah, sehingga
Indonesia akan menjadi makmur, ada
tertera pada pilar ke 4 Artha Graha Peduli
Yakni Pemberdayaan Masyarakat.
Tantan (tengah baju biru) berdiskusi dengan
bapak angkat bayu (kiri Tantan).
Kelompok Tani berada di Kantor Koperasi
Cahaya Tani Mandiri (CTM)
Foto atas : kondisi sebelum ada pengairan.
Foto bawah : kondisi sesudah mendapatkan
pengairan.
Ayong-Sangtombolang
Hanny Pontoh pengusaha
pertanian sebagai bapak angkat
"Saat masih kecil sering dengar nasihat kalau tidak ada petani yang bekerja keras,
kita mau makan apa. Kalau tidak yang kerja keras, kita mau makan ikan apa.
Saya ingat itu sejak masih kecil." Kalimat berangkai-rangkai itu sangat menyentuh
direnungan, diamalkan dan disebarluaskan. Siapakah yang telah lantang
mengeluarkan pernyataan yang menggugah itu?
“Adalah Presiden Joko Widodo yang mengingatkan warga untuk menghormati
profesi petani dan nelayan. Hal ini dilontarkan di Stadion Harapan Bangsa,
Banda Aceh, Sabtu (6/5/2017) pada pembukaan Pekan Nasional Kontak Tani
Nelayan Andalan (Penas KTNA) di hadapan 35 ribu petani dan nelayan dari
seluruh Indonesia. Tidak bisa dibantah lagi, menjadi petani, nelayan atau
bergelut di bidang pertanian adalah profesi yang mulia yang menyediakan
kebutuhan pangan bagi seluruh umat manusia di dunia yang mencapai sekitar
7,5 miliar jiwa. "Makanya kita harus sayang sama petani dan nelayan," ajak
Jokowi lulusan Fakultas Kehutanan UGM.
Komitmen
pemerintah
jelas
yakni
berupaya tidak lagi mengimpor pangan
seperti beras, jagung, bawang dan cabai.
Jokowi menyebutkan dua tahun lalu harga
jagung turun drastis akibat impor yang
mencapai
3,6
juta/ton.tahun
dan
ini
mengganggu perekonomian para petani di
dalam negeri. Kemudian Presiden ke-7 ini
membatasi impor jagung hingga 900 ribu/
ton/tahun. Mantan Konsultan PT. Kertas
Kraft
Aceh
ini
menargetkan
akan
menghentikan impor jagung tahun 2017
karena kebutuhan dibidang ini dapat
dipenuhi oleh petani Indonesia.
Siapa
pun
Foto atas : Kunjungan karyawan Bank Artha
Graha ke lokasi pertanian.
mewujudkan
Foto bawah : Lahan pertanian yang dikelola oleh
para petani
itu
kita
harus
ketahanan
mendukung
pangan
dan
mandiri dari sektor urusan perut ini untuk
kita
layak
memberikan
apresiasi
kepada anak-anak muda yang bergelut di
bidang
pertanian.
Sebut
saja
Hanny
Pontoh, entreprener lincah yang bergelut
di bidang pertanian.
"Kita harus sayang kepada petani dan nelayan
yang sudah bekerja keras,"
Joko Widodo
Presiden RI
“Awal usaha kami di bidang hasil bumi
padi, jagung, kelapa. Usaha ini sudah
memasuki generasi ke-2 sejak tahun
1975,” ungkap Hanny Pontoh. Melalui
bendera Gilingan Padi Sinar Abadi yang
bergerak di sektor penggilingan beras dan
hasil
bumi
di
Dusun
I
AyongSangtombolang
Kabupaten
Bolaang
Mongondow, Menado, Hanny berupaya
meningkatkan pendapatan bisnisnya dan
masyarakat petani.
Sejatinya berbisnis di bidang pertanian
sering diliputi tidak kepastian. Misal panen
bisa gagal karena dihajar hama, diserang
perubahan cuaca dan butuh berbulanbulan bahkan bertahun-tahun untuk panen
atau memetik rupiah mengalir ke kocek.
Dari aspek dagang, Hanny sudah memiliki
usaha pengembangan perumahan dan
penyedian alat-alat berat seperti dump
truk, 6 excavator
dan lain-lain yang
disewakan untuk kontraktor. Tentu saja ini
“Dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dari
Bank Artha Graha, kami akan meningkatkan
penjualan hasil bumi seperti kelapa, kopra,
penyedian bibit serta penyewaan mesin pertanian.
Bagaimana caranya? Telah lama Hanny
menjalin kerja sama bisnis dengan petani
di daerahnya dalam pembelian gabah
untuk digiling di pabriknya. Nah yang bikin
kita terkesima, dia bekerjasama dengan
lebih dari 1.000 petani di daerahnya.
Komitmennya berupaya meningkatkan
pendapatan ratusan petani dan warganya
sekitarnya. Keberhasilan mendongkrak
pendapatan petani - mayoritas warga
Indonesia berstatus petani - akan
mengubah perekonomian negara ini ke
arah lebih baik. Desa yang makmur akan
berdampak
ke
perkotaan
terutama
menahan arus urbanisasi.
“Dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat
( KUR ) dari Bank Artha Graha, kami akan
meningkatkan penjualan hasil bumi seperti
kelapa, kopra, penyedian bibit serta
penyewaan mesin pertanian.
Kami
merencanakan mendirikan gudang untuk
menampung hasil-hasil produk pertanian,”
ajaknya yang senada mewujudkan cita-cita
Nawacita yang dicanangkan oleh Kabinet
Jokowi-Jusuf Kalla.
lebih cepat balik modal. “Kami tidak bisa
meninggalkan usaha sektor pertanian
yang telah dijalani selama 30 tahun dan ini
generasi kedua yang melanjutkan dan
mengembangkan usaha pertanian. Kerja
di sektor ini kerja menghidupi masyarakat,”
jelasnya berfilosofi.
Bagaimana cara Hanny bersinegis
dengan seribu petani tradisional? Sebagai
Bapak Angkat, dia berkewajiban mulia
yaitu
membina
petani,
mengajari
pembukuan, pedampingan di lapangan
serta
mempersiapkan
modal
untuk
pembiayaan pengolahan hasil yang
meliputi biaya petani, bibit, pupuk, sewa
mesin dan panen. Menjelang musim
tanam, timnya menyediakan dana buat
para petani di desanya antara lain untuk
pembiayaan bibit, pupuk, dan ongkos kerja
kepada petani. Masa panen sekitar 3
bulan
dan
petani
masing-masing
menggarap 3 hektar lahan pertanian.
Berbisnis adalah berhitung-hitung dari
rincian biaya produksi hingga profit.
Hanny punya hitung-hitungan sendiri
dalam mengelolah usaha pertanian. Sebut
saja,
1
hektar
sawah
lazimnya
menghasilkan 5 ton gabah. Kemudian 5
ton gabah mengeluarkan 3 ton beras. Nah
sedangkan 1 hektar sawah butuh biaya Rp
5 juta (dihitung secara kasar untuk bibit
hingga panen). Maka pembiayaan untuk
990 petani x 3 hektar x 5 juta = 14, 85
miliar. Jika sekitar 990 petani, maka biaya
pembelian hasil beras petani adalah untuk
bibit 990 petani x 3 hektar x 3 ton = 8.910
ton. Dari 8.910 ton gabah menghasilkan
5.346 ton beras yang kemudian 5.346 ton
beras x 1.000 kg x Rp 9.000/kg = 48,1
miliar. Sehingga total pembiayaan yang
diberikan oleh BAG yaitu 48,1 miliar +
14,85 miliar = 62, 95 miliar.
1.
2.
3.
1.
Penyuluhan KUR kepada warga binaan/
petani binaan bapak angkat Hanny
Pontoh.
2.
Proses pendaftaran KUR oleh karyawan
Bank Artha Graha
3.
Gabah hasil panen para petani binaan
bapak angkat Hanny Pontoh
Biaya
yang
dihabiskan
untuk
pembelian hasil bumi setiap bulan
menghabiskan sekitar Rp 8 milair dengan
gross margin 12 persen. penghasilan
Hanny lainnya dari jasa penyewaan 10
traktor pertanian, 5 mesin penggilingan
padi, dan 8 mesin pemotong padi. Sistem
penjualan yang dilakukan oleh Hanny
dalam bentuk tunai dan kredit. Biasanya
petani yang telah dibiayai oleh tim Hanny
telah mengambil sejumlah modal untuk
keperluan pertanian sehari-hari dan
kebutuhan mereka dihitung sesuai dengan
pengambilan yang nantinya dipotong pada
waktu pembelian gabah atau beras
menjelang masa panen. Hasil produk
seperti beras, jagung, kelapa, kopra dan
palawija dijual ke toko-toko hasil bumi
yang total omzet debitur selama sebulan
mencapai 7-8 miliar.
Spanduk selamat datang AGP di peternakan Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
C
ilacap – Apa masalah umum yang
dihadapi oleh pengusaha kecil? Ya tidak
salah lagi yakni modal hingga pemasaran.
Hukum bisnis yang berlaku di mana-mana
yakni jika produk melimpah, permintaan
stabil, maka lazimnya harga produk anjlok.
Begitulah yang disaksikan oleh pengusaha
muda Agus Gugun di Dusun Cibungur,
Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah.
“Saya prihatin dengan harga jual ayam
hidup milik peternak tradisional yang dibeli
murah oleh tengkulak,” papar Agus Gugun
di
Cilacap
baru-baru
ini.
Agus
menyaksikan
nasib peternak ayam
tradisional yang secara umum tak berdaya
menghadapi tengkulak yang membeli
ayam
hidup
secara
murah
yakni
Rp1.200 - Rp1.500/ekor dengan berat
maksimum 1 kg. Bila tengkulak tidak
membeli semua ayam yang digemukan itu,
peternak ayam hidup tradisional itu
memberikan ke tetangga yang telah
membantu memanen ayam.
“Saya butuh kredit perbankan untuk
membantu
peternak-peternak
ayam
tradisional,” pinta pria kelahiran Bandung ,
29 November 1976. Agus sangat serius
mengembangkan bisnis ayam hidup ini.
Untuk itu, dia mengundang yayasan Artha
Graha Peduli (AGP) yang di wakili oleh
Bank Artha Graha ke lokasi peternakannya
di Dusun Cibungur, Kecamatan Wanareja,
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk
mengkaji kelayakan dan kesejahteraan
peternak ayam pada 26 Mei 2017.
Agus Gugun (baju putih peci hitam) peternak ayam
tradisional.
Pengusaha travel ini sangat tertarik
untuk bekerja sama dengan Bank Artha
Graha karena ingin berkarya kepada
masyarakat sekitarnya,
“Saya ingin
meningkatkan taraf hidup masyarakat
sekitar melalui program KUR Bank Artha
Graha,. Misi dan visi bank itu sejalan
dengan hidup saya,” ungkapnya serius.
tradisional di sekitarnya, Agus
juga
mengajarkan peternak tradisional tersebut
bagaimana cara memelihara ayam yang
benar sehingga kualitas daging ayam
bagus.
“Saya memiliki kandang ayam modern
yang tidak menimbulkan polusi serta truk
pengangkut ayam dari lokasi peternakan
“Saya ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat
sekitar melalui program KUR Bank Artha Graha,
Misi dan visi bank itu sejalan dengan hidup saya,”
Bisnis penggemukan ayam hidup yang
digeluti sejak tahun 2009 ini telah banyak
memberi pelajaran bagi Agus sejak
mencari bibit ayam (DOC) hingga mata
rantai distrubusi ayam hidup hingga ke
Pulo Gadung di Jakarta. Wal hasil Agus
memiliki
pembeli utama atau bandar
ayam di Pulo Gadung yakni Haji Hasan
dan P. Tahang. Sebuah prestasi yang
telah direbut oleh pengusaha dari luar
Jakarta untuk memasarkan ayam-ayam
hidup dari Cilacap.
CV. Adikara Farm di Cilacap Jawa Tengah (kiri)
Ayam-ayam sedang program penggemukan (kanan)
“Agar peternak ayam tradisional
menikmati harga ayam hidup yang tinggi,
mereka menitipkan hasil ternak ayam
hidupnya untuk dijual di Bekasi, Parung,
Pisangan dan Pulo Gadung di Jakarta.
”Selain ikut membantu
peternak
ke pasar,” jelasnya berpromosi.Agus tidak
sekedar bicara. Perwakilan Bank Artha
Graha menyaksikan kandang semi close–
house (semi kandang tertutup) di area
seluas 3.400 meter persegi. Menariknya,
mekanisme hasil panen ayam hidup ini
tidak dijual eceran namun dijual
berdasarkan pesanan. Tentu saja ayam
yang sehat dan bugar itu karena Agus
rajin menyuapi dengan berbagai mineral,
vitamin A, vitamin B, vitamin C, herbal dan
lain-lain.
“Selama ini setiap dua kali panen
menghasilkan 80.000 ekor setiap tiga
bulan. Jika kredit dikucurkan, saya bisa
menambah panen ayam yang bisa
memenuhi kebutuhan prottei hewani
sekaligus
meningkatkan
pendapatan
peternak ayam
tradisional dengan
memotong mata rantai tengkulak. Yang
lebih penting, semangat peternak ayam
meningkat,” harapnya panjang lebar.
Bisnis
ayam
memang
sangat
menggiurkan. Dari kotoran ayam dapat
menjadi pakan untuk ikan atau pupuk
alami. Pada waktu bersamaan, produksi
jagung yang melimpah dapat diolah
menjadi pakan ayam.
Download