pengaruh latar belakang bidang studi, tingkat pendidikan dan

advertisement
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
PENGARUH LATAR BELAKANG BIDANG STUDI, TINGKAT
PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP
KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PADA SMA KARTIKA XIV 1
BANDA ACEH
Iswadi 1)
Richardo 2)
1)
STKIP kusumanegara jakarta, Jl. Raya Bogor KM 24, Komplek Pendidikan Yasma PB. Soedirman, Cijantung, Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13770, Email: [email protected]
2) Dinas
Pendidikan Aceh, Jl. Tgk Daud Beureuh, Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 24415 Phone: (0651) 22620
Abstrak : Latar belakang tingkat pendidikandan pengalaman mengajar seorang guru dapat mempengaruhi
kemampuan profesional guru dalam interaksi pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruhtingkat pendidikandan pengalaman mengajar terhadap kemampuan profesional guru pada SMA Kartika
XIV 1 Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan skala likert dan dokumentasi. Teknik pengolahan/analisis
data untuk variabel X1, X2, dan Y adalah statistik regresi linear ganda menggunakan SPSS 16.0. Hipotesis yang diuji
adalah (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antarat ingkat pendidikan terhadap kemampuan profesional
guru, (2) Terhadap pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar terhadap kemampuan
profesional guru, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar
secara bersama-sama terhadap kemampuan profesional guru. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMA
Kartika XIV 1 Banda Aceh. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang guru dan semuanya diambil sebagai
sampel atau total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kemampuan profesional guru sebesar12,52%.Kedua terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar terhadap kemampuan profesional guru sebesar 10,71%.
Ketiga terdapat pengaruh yang positif tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar secara bersama-sama terhadap
kemampuan profesional guru sebesar 23, 23%.
Kata kunci: Pendidikan, pengalaman mengajar, dan profesional guru.
27
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
Hal
PENDAHULUAN
tersebut
lebih
terfokus
setelah
Pembangunan Nasional bidang pendidikan
diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional
memiliki makna strategis guna meningkatkan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada
kualitas sumber daya manusia untuk menguasai
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sebagaimana
Ilmu
diungkapkan
Pengetahuan
dan
Teknologi.
Makna
Depdiknas
(2011:1),
bahwa:
strategis tersebut menjadi sangat penting jika
“Berbagai indikator mutu pendidikan belum
dikaitkan dengan kebutuhan sumber daya masa
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian
depan.
kualitas
sekolah terutama di kota-kota menunjukkan
pendidikan menjadi keharusan yang tidak dapat
peningkatan mutu pendidikan yang cukup
ditawar. Upaya peningkatan kualitas pendidikan
menggembirakan, namun sebagian besar lainnya
khususnya pada sekolah sesungguhnya bukan
masih memprihatinkan”.
Untuk
itu,
peningkatan
merupakan persoalan yang sederhana. Upaya
tersebut
memerlukan
secara
kaitannya dengan kualitas dan mutu pendidikan
multidimensional dengan melibatkan berbagai
adalah guru. Dikatakan demikian karena disadari
pihak yang terkait. Dalam konteks ini, kualitas
bahwa dalam pelaksanaan pendidikan nasional,
pendidikan yang diharapkan bukan hanya pada
guru memiliki peran dan kedudukan yang sangat
pencapaian target kurikulum semata, akan tetapi
penting, sebagai pelaku dalam mencapai tujuan
menyangkut semua aspek yang secara langsung
pendidikan nasional. Kualitas dan kompetensi
maupun
guru secara umum, semakin membuat laju
tidak
terciptanya
penanganan
Salah satu faktor yang sangat erat
langsung
manusia
turut
menunjang
pembangunan
yang
seutuhnya.
Guru dianggap belum memiliki kemampuan
Kemerosotan
diakibatkan
perkembangan pendidikan belum maksimal.
oleh
pendidikan
yang
baik
untuk
kemajuan
pendidikan secara global. Salah satu yang
kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan
dijadikan penyebab semua ini adalah rendahnya
keengganan
Profesionalisme
kesejahteraan guru. Tetapi apakah hal tersebut
sebagai penunjang kelancaran guru dalam
memiliki hubungan korelasional yang signifikan.
melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh
Terkait dengan upaya pembaharuan untuk
dua faktor besar yaitu faktor internal yang
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia,
meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal
sebenarnya telah banyak usaha yang dilakukan
yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar
oleh
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting
berupaya
bagi setiap manusia kelompok masyarakat atau
profesional guru di antaranya meningkatkan
bangsa.
kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan
siswa
tetapi
profesional
oleh
belajar
kurikulum
bukan
pihak
pemerintah.
untuk
Pemerintah
meningkatkan
telah
kemampuan
yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai
28
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
tingkat usia dini sampai perguruan tinggi. Selain
“Pendidikan
sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di
mengembangkan
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
membentuk watak serta peradaban bangsa
profesional guru, misalnya Pusat Kegiatan Guru
yang
(PKG), dan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
memungkinkan
berbagi
untuk berkembangnya potensi peserta didik
masalah-
agar menjadi manusia yang beriman dan
masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengajarnya. Peningkatan kualitas pendidikan di
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif
SMA juga sangat tergantung pada kegiatan dan
mandiri, dan menjadi warga Negara yang
proses
demokratis serta bertanggung jawab”.
pengalaman
para
dalam
guru
untuk
memecahkan
pembelajaran.
Kegiatan
proses
pembelajaran ini harus berlangsung dengan baik,
berdaya guna dan berhasil guna.
nasional
berfungsi
kemampuan
bermartabat
dalam
dan
rangka
Undang-undang di atas menunjukkan
bahwasanya pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk
TINJAUAN LITERATUR
manusia yang baik. Pendidikan harus mampu
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan
merupakan
mempersiapkan warga negara yang tangguh dan
usaha
sadar
sistematis terencana serta terukur yang dengan
sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan yakni menciptakan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas. Salah satu program
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
adalah program peningkatan mutu guru, dalam
hal
ini
perlu
adanya
pengembangan-
pengembangan karena guru adalah komponen
utama dalam pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan penting
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional seperti disebutkan dalam
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (2003 : 7) Pasal 3
yang berbunyi :
siap untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Pada sebuah organisasi pendidikan, sumber daya
manusia
merupakan
menentukan
unsur
tercapainya
yang
tujuan
sangat
organisasi.
Perilaku dari setiap anggota organisasi dalam
melaksanakan
berbagai
tugas
merupakan
pencerminan keefektifan suatu organisasi, dan
setiap organisasi pendidikan akan mencurahkan
segenap kemampuannya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Keberhasilan pengelolaan sumber daya
manusia dalam jangka panjang, organisasi perlu
mengintegrasikan antara strategi organisasi,
strategi sumber daya manusia, dan perencanaan
sumber daya manusia. Ditinjau dari sejarah
perjalanannya,
integrasi
ketiga
hal
diatas
mengalami evolusi, yaitu dimulai dari keterkaitan
29
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
secara administratif, pertalian satu arah, pertalian
mencakup tentang perencanaan, pelaksanaan dan
dua arah, dan pertalian integratif.
evaluasi serta tindak lanjut hasil penerapan
Perencanaan
merupakan
proses
pembelajaran di sekolah.
memperoleh sumber daya manusia yang tepat
Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari
baik jumlah maupun kualitas pada jabatan dan
segi
waktu yang tepat. Agar memperoleh perencanaan
profesionalitasnya. UU No. 14 tahun 2005 pasal
sumber daya manusia (SDM)
1 ayat (1) “menyatakan bahwa guru adalah
secara efektif,
kesejahteraannya,
pendidik
empat tahapan, yaitu mempelajari lingkungan
mendidik,
atau analisa situasi, meramalkan permintaan
mengarahkan,
sumber daya manusia, analisa pasokan sumber
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
daya manusia, pengembangan rencana tindakan.
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
sebagian besar aktivitas manajemen sumber daya
dengan
juga
suatu rencana sumber daya manusia mencakup
Analisa jabatan merupakan dasar bagi
profesional
tetapi
mengajar,
melatih,
tugas
utama
membimbing,
menilai,
dan
dasar, dan pendidikan menengah.
Guru yang bermutu niscaya mampu
manusia, karena informasi yang diperoleh dari
melaksanakan
analisis jabatan dapat dipergunakan untuk
pelatihan yang efektif dan efesien. Guru yang
penarikan, seleksi, pengupahan, pelatihan dan
profesional menurut Sagala (2009:41) adalah;
sebagainya.
pendidikan,
a. Penguasaan
pengajaran,
terhadap
dan
landasan
Pendidikan dalam pengertian luas adalah
kependidikan, dalam kompetensi ini
meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari
termasuk memahami tujuan pendidikan,
generasi untuk mengalihkan pengetahuannya,
mengetahui fungsi dan mengenal prinsip-
pengalamannya,
prinsip psikologi pendidikan.
kecakapan
serta
ketrampilannya, dalam usaha meningkatkan
sumber daya pendidikan.
b. Menguasai bahan pengajaran, artinya
guru harus memahami dengan baik
guru merupakan komponen sumber daya
materi
pelajaran
yang
diajarkan,
yang dikembangkan terus menerus. kita sadari
penguasaan terhadap materi pokok yang
bahwa didalam dunia pendidikan salah satu
ada pada kurikulum maupun bahan
tenaga profesional adalah guru, kita ketahui
pengayaan.
sebagian guru ada yang tidak layak mengajar
c. Kemampuan
karena kurang mampu dalam menguasai materi
pengajaran,
pelajaran.
menetapkan
Pelaksananan
pembelajaran
secara
profesional, guru harus memahami manajemen
pembelajaran.
Manajemen
menyusun
mencakup
kompetensi
program
kemampuan
belajar,
mengembangkan bahan pelajaran dan
mengembangkan strategi pembelajaran.
pembelajaran
30
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
d. Kemampuan
menyusun
penilaian
belajar
hasil
perangkat
dan
proses
pembelajaran.
Kompetensi
pribadi saja tanpa mengkaji secara kritis apakah
yang dikerjakan sudah tepat sasaran. Seorang
guru harus terbuka untuk menerima kritikan atas
adalah
tindakannya yang mungkin kurang tepat dalam
kependidikan.
melaksanakan tugas. Apabila terjadi kesalahan
Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan
secepat mungkin berusaha untuk memperbaiki
yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi
dan berusaha untuk melepaskan diri dari
tertentu
pengalaman tersebut, karena pengalaman yang
kompetensi
yang
dimaksud
profesional
dalam
kependidikan.
melaksanakan
Perangkat
tugas-tugas
kompetensi
yang
demikian tidak cocok diangap baik.
dimiliki oleh korps tenaga kependidikan yang
dibutuhkan
untuk
mengoperasi
dan
mengembangkan sistem pendidikan.
Pada hakikatnya pengalaman mengajar
yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah
lamanya guru bersangkutan telah mengajar
sebagai guru dengan menggunakan metode
Pengalaman Mengajar
mengajar tertentu. Ditinjau dari sudut teori
Pengalaman merupakan suatu proses untuk
memperoleh suatu pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Dari
pengalaman,
seseorang
banyak belajar dan menimpa pengetahuan yang
diperolehnya. Setiap individu membutuhkan
adanya penyesuaian dengan lingkungan guna
mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut indinvidu itu akan mengalami dalam
dirinya, yaitu ia harus aktif mengelolahnya
sehingga
pengalaman
tersebut
benar-benar
tersebut pengalaman mengajar guru SMA
sebagai hal yang lama akan terjadi transfer of
training manakala menjumpai hal-hal yang baru
untuk
betapa pentingnya pengalaman dalam kehidupan
seseorang merupakan suatu hal yang tidak dapat
disangkal lagi, pengalaman menjadi sebuah
pengetahuan.
pengalaman mengajar
diperoleh dari hasil karya orang lain. Seorang
guru tidak bisa mengandalkan pengalaman
identik
dengan
bertahun-tahun akan
datang memperbaiki ketrampilan mengajar .Guru
telah memiliki pengalaman mengajar yang lama
akan semakin tinggi kemampuan guru dalam
melakukan tugas keguruannya.
Dalam proses pembelajaran, pengalaman
merupakan suatu faktor yang penting bagi siswa
dan guru. Menurut tinjauan psikologi, belajar
pada dasarnya adalah proses ulangan. Dengan
diulang-ulang maka bahan pelajaran semakin
diingat atau dikuasai.
Pengalaman dari seseorang itu sangat
bervariasi yaitu ada pengalaman pribadi yang
yang
pengalaman mengajar guru SMA. Guru yang
menjadi suatu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupan dimasa yang akan datang. Menyadari
dipecahkan
Untuk dapat memantapkan profesional
guru
mata
pelajaran
dalam
melaksanakan
pembelajaran, guru mata pelajaran tentunya perlu
mendapatkan pengalaman untuk mendalami dan
31
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
menguasai materi yang menjadi tanggung jawab
jabatan seseorang”. Berdasarkan uraian tentang
serta untuk meningkatkan keterampilan.
beberapa pengertian profesional tersebut dapat
dikemukakan bahwa profesional guru dalam
mengajar adalah kemampuan dan kecakapan
Kemampuan Profesional Guru
Menurut
merupakan
Danim
proses
menyatakan
(2002:20)
mengakui,
mampu
seseorang dalam mengajar dan mendidik, mampu
pengakuan,
mendemontrasikan pengetahuan yang didapat
dalam
serta memiliki sikap dan keterampilan yang dapat
melaksanakan pekerjaannya. Pengakuan disertai
diterapkan dalam melaksanakan tugas mengajar
bukti riil yang menyatakannya mampu, yang
sesuai dengan bidangnya dalam mencapai suatu
diakui oleh masyarakat dan profesinya. Secara
tujuan. Guru yang profesional adalah guru yang
terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu
siap dengan sejumlah bahan pengajaran guna
pekerjaan
suatu
membantu peserta didik menuju penguasaan
yang
pengetahuan,
yang
pendidikan
tinggi
atau
profesi
ahli
mempersyaratkan
bagi
pelakunya
sikap
dan
keterampilan.
ditekankan pada pekerjaan yang membutuhkan
Kemampuan profesional dapat diperoleh melalui
pengetahuan dibidang profesinya.
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman lain yang
Sedangkan menurut Sutisna (1987:303)
yang
mengutip
“Webster’s
New
World
sesuai dengan tingkat kualifikasi yang ingin
dicapai sebagai tujuannya.
dictionary”, profesi merupakan suatu pekerjaan
Profesional merupakan kata benda dari
yang menurut pendidikan tinggi dalam lineral
profesi. Sholikhul (2002:34) berpendapat bahwa
art’s atau science dan biasanya meliputi
peningkatan mutu proses pembelajaran ditandai
pekerjaan
dengan adanya kualitas interaksi antara guru dan
mental
yang
ditunjang
oleh
kepribadian dan sikap profesional.
siswa. Untuk mencapai interaksi antara guru dan
Dengan demikian tidak semua pekerjaan
siswa dalam proses pembelajaran, dilihat dari
dapat disebut suatu profesi. Hanya pekerjaan
faktor guru, kompetensi guru sangat menentukan
yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat
kinerja guru. Untuk itu guru diharapkan mampu
dikatakan profesi. Dalam dunia pendidikan dari
meningkatkan kemampuan dan keterampilan
beberapa
uraian-uraian
guru dalam proses pembelajaran yang inovatif
tentang sifat-sifat atau ciri-ciri profesi yang dapat
dan profesional. Inovatif artinya guru selalu
digunakan
memiliki gagasan, perbuatan, keterampilan, atau
referensi
dalam
diperoleh
mengungkapkan
profesi
kependidikan.
Roediyah
sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu
(1982:12)
menyebutkan
dan
pada
jangka
waktu
tertentu
untuk
“profesional diartikan sebagai suatu tugas yang
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
memadai
terutama
atau
pemilikan
pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh
yang
berkaitan
dengan
kontek
pendidikan.
32
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
Macam-macam profesional yang harus
dimiliki
seorang
profesional,
guru:
artinya
(1)
guru
kompetensi
harus
memiliki
profesional merupakan kompetensi yang paling
dominan dikembangkan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran (Hamalik, 1991:38).
pengetahuan yang luas serta mendalam mata
pelajaran yang akan diajarkan serta penguasaan
metodologis dalam arti memiliki konsep teoretik
serta
mampu
memilih
dan
menggunakan
berbagai metode dalam proses pembelajaran, (2)
kompetensi personal yaitu sikap kepribadian
yang mantap sehingga mampu menjadi sumber
identifikasi bagi subyek. Hal ini mengandung
pengertian memiliki kepribadian yang pantas
diteladani, dan (3) kompetensi sosial, artinya
guru harus menunjukkan interaksi sosial yang
baik dengan murid maupun dengan sesama guru,
kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas
Satu dari tiga kompetensi tersebut, yaitu
kompetensi profesional dipandang penting dan
bukan hanya harus dipahami, tetapi juga harus
diraih oleh seorang guru. Supaya proses
pembelajaran berlangsung dengan baik, guru
harus memiliki kualifikasi kompetensi tertentu,
sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu.
Ketiga jenis kompetensi tersebut dapat
dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya, tetapi
sesungguhnya secara praktis ketiga kompetensi
itu saling menjalin secara terpadu dalam diri
guru. Seorang guru yang terampil mengajar tentu
harus pula memiliki pribadi yang baik dan
mampu pula melakukan
dalam masyarakat.
Ketiga kompetensi tersebut terpadu dalam
karakteristik tingkah laku guru,
dalam
Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex
post facto. Menurut Margono (2005:10) bahwa
“penelitian ex post facto yaitu pengumpulan data
mengenai gejala yang diduga mempunyai
hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah
peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi”.
Arikunto (2005:51) bahwa “model ex post facto,
yaitu model penelitian yang data pokoknya
dikumpulkan
setelah
terjadinya
sesuatu”.
Sugiyono (2006:7) bahwa “penelitian ex post
facto adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
(Susilo, 2001:7).
demikian
METODE
kenyataannya
meskipun
kompetensi
kemudian
mengetahui
merunut
ke
faktor-faktor
belakang
yang
untuk
dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut“.
Selain
itu
data
penelitian
yang
dikumpulkan merupakan data yang sudah ada
pada subyek penelitian. Metode penelitian adalah
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan
kondisi sebenarnya dari subyek penelitian
berdasarkan obyek yang menjadi perhatian dalam
penelitian.
Generalisasi
populasi
dibuat
berdasarkan data keseluruhan populasi. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah angket
serta menggunakan teknik dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan pada
SMA
Kartika XIV 1 Kota Banda Aceh. Pertimbangan
dilakukannya penelitian ini di pada SMA Kartika
33
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
XIV 1 Kota Banda karena peneliti berdomisili
yang
dikota Banda Aceh
sehingga secara praktis
bersangkutan melaksanakan tugas mengajar
dilihat dari segi pelaksanaan memungkinkan
bidang studi tertentu. Sedangkan kemampuan
untuk dilakukan. Dari segi manfaat, cukup berarti
profesional diperoleh dari hasil angket yang
apabila penelitian ini dilaksanakan di wilayah
disebarkan oleh peneliti kepada responden sesuai
sendiri yaitu hasil penelitian dapat digunakan
dengan kisi-kisi guru profesional yang menjadi
sebagai
dalam
ukuran seorang guru disebut profesional. Dalam
meningkatkan kompetensi pembelajaran guru-
usaha untuk memperoleh data yang valid,
guru di SMA Kartika XIV 1 Kota Banda Aceh
instrumen yang digunakan harus benar-benar
. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai
mampu mengukur apa yang harus diukur. Dalam
Juli
instrumen,
penyusunan instrumen diperlukan pertimbangan
pengumpulan data dan penulisan laporan hasil
dan saran-saran serta kritikan dari berbagai pihak
penelitian.
dan yang lebih penting adalah mengukur validitas
bahan
2014
pertimbangan
meliputi
uji
coba
Populasi adalah seluruh guru pada SMA
ada
di
sekolah
sejak
guru
yang
item.
Kartika XIV 1 Kota Banda Aceh yang akan
Butir-butir pertanyaan dari angket terdiri
dikenai sasaran tindakan yang jumlahnya 40
dari satu macam tipe yaitu pilihan dengan bentuk
orang. Agar penelitian memperoleh data sesuai
tanda chek (√), responden diminta untuk memilih
yang diinginkan tentang pengaruh latar belakang
salah satu jawaban yang tersedia. Arikunto
bidang studi, tingkat pendidikan dan pengalaman
(2005:107) menyebutkan bahwa “skala yang
mengajar terhadap kemampuan profesional guru,
berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert
maka
dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya
penelitian
memerlukan
instrumen.
Instrumen merupakan alat bantu bagi penelitian
menggunakan
untuk mengungkapkan tentang variabel-variabel
(2005:173) juga menyebutkan “sekor untuk
yang diteliti. Instrumen alat pengumpul data
angket atau skala biasanya bukan 0 dan 1 tetapi
dalam
bertingkat dari 0 atau 1 sampai 3, 5, atau berapa
penelitian ini adalah menggunakan
menurut
lima
tingkatan”.
kemauan
dan
Arikunto
angket/kuesioner. Penyusunan instrumen ini
saja
pertimbangan
untuk memperoleh data yang didasarkan pada
peneliti”. Jawaban setiap item instrumen yang
variabel yang ada dalam penelitian. Item yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
disusun pada kuesioner berskala.
dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
Dalam penelitian ini latar belakang bidang
berupa kata-kata antara lain: selalu, sering sekali,
studi dan tingkat pendidikan, data diperoleh
sering, jarang, dan tidak pernah. Untuk keperluan
dengan melihat dokumen guru yang berupa ijazah
analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu
yang
tinggi.
dapat diberi sekor sesuai tingkatnya, misalnya:
Pengalaman mengajar diperoleh dari dokumen
selalu diberi sekor 5, sering sekali diberi sekor 4,
dikeluarkan
oleh
perguruan
34
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
sering diberi sekor 3, jarang diberi sekor 2, dan
Kompetensi profesional berkaitan dengan
tidak pernah diberi sekor 1.
bidang studi terdiri dari Sub-Kopetensi (1)
memahami
HASIL DAN PEMBAHASAN
kesesuaian bidang studi atau jurusan dengan mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru pada SMA
Kartika XIV 1 Banda Aceh adalah 90 % sesuai
dengan bidang atau jurusannya, 7,5% masih
serumpun dengan jurusannya, dan hanya 2,5%
yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya.
Variabel Latar Belakang Bidang Studi memberi
kontribusi yang masih sangat lemah sekali
terhadap variabel Kemampuan Profesional Guru.
Alma (2009:137) menyebutkan bahwa:
yang
telah
suatu profesi selalu terbentur oleh kenyataan
beragamnya latar belakang pendidikan
orang-orang yang bergerak dalam profesi
ini, belum ada perilaku profesional tenaga
kependidikan yang disepakati bersama.
Tidak ada perbedaan performans antara guru
yang berasal dari lembaga atau sekolah
yang
standar kompetensi dan standar isi mata
pelajaran yang tertera dalam Peraturan
Menteri serta bahan ajar yang ada dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
(3) memahami struktur, konsep, dan metode
keilmuan yang menaungi materi ajar; (4)
memahami
hubungan
konsep
antar
matapelajaran terkait; dan (5) menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru yang mengajar sesuai dengan bidang
Niat menjadikan pendidikan ini sebagai
dengan
pelajaran
dipersiapkan untuk mengajar; (2) memahami
Hasil penelitian menggambarkan bahwa
pendidikan
mata
tidak
berlatarbelakang pendidikan guru.
studinya lebih banyak memiliki pengalaman
teoretis di bidangnya sedangkan guru yang
mengajar bukan bidang studinya hanya sedikit
memperoleh pengalaman di bidang tersebut.
Syaefudin (2009:18) menyebutkan bahwa:
Banyak
guru
di
sekolah
menengah
diperkirakan mengajar di luar bidang ilmu
yang cocok dengan ijazahnya; misalnya
banyak
guru
mendapatkan
matematika
mayor
dalam
yang
tidak
matematika
Dalam pekerjaan seseorang sering faktor
sewaktu dia belajar pada lembaga pendidikan
bidang keahlian merupakan syarat yang penting
guru, ataupun mereka tidak disiapkan untuk
untuk memegang jabatan tertentu. Hal ini
mengajar matematika. Masalah ini sangat
disebabkan latar belakang bidang studi juga
menonjol dalam bidang matematika dan ilmu
mencerminkan kecerdasan dari keterampilan
pengetahuan alam, walaupun sudah agak
seseorang. Sagala (2009:39-40) menyebutkan
berkurang dengan adanya persediaan guru
bahwa:
yang cukup sekarang ini.
Tingkat pendidikan Guru di SMA Kartika
XIV 1 Banda Aceh adalah 92,5% berpendidikan
35
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
S1,
5%
ISSN: 2301-6671
berpendidikan
D3,
dan
2,5%
Banda Aceh adalah 17,5% kurang dari lima
berpendidikan D2. Karena umumnya sudah
tahun, 22,5% antara 5 – 9 tahun, 35% antara 10 –
berpendidikan S1, hal ini merupakan faktor
14 tahun, 22,5% antara 15 – 19 tahun, dan 2,5%
pendukung terhadap kelancaran tugas yang
di atas 19 tahun. Variabel Pengalaman Mengajar
diemban oleh seorang guru. Para guru telah
memberikan kontribusi yang masih sangat lemah
memenuhi syarat minimal yang diharuskan untuk
sekali terhadap variabel Kemampuan Profesional
mengajar pada jenjang pendidikan tingkat SMA.
Guru. Alma (2009:138) menyebutkan bahwa:
Terpenuhinya syarat minimal jenjang pendidikan
Selama ini pekerjaan guru masih belum
ini secara teoritis sangat membantu terwujudnya
diterima sepenuhnya sebagai profesi. Hal ini
keberhasilan pendidikan yang selama ini menjadi
disebabkan adanya kenyataan, ada orang
harapan banyak pihak. Kualifikasi pendidikan
yang menjadi guru bukan berasal dari
guru di SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh adalah
sekolah pendidikan guru, atau ada yang
SMA
yang sudah memenuhi syarat minimal
menjadi guru setelah beberapa tahun kursus,
sebanyak 92,5% menunjukkan bahwa program
atau program pendidikan guru jangka
pemerintah untuk meningkatkan mutu guru
pendek. Sebenarnya ini kembali kepada
melalui pendidikannya sudah menunjukkan hasil.
organisasi
Syaefudin (2009:18) menyebutkan bahwa:
seseorang dapat diterima sebagai anggota
profesi
guru,
apa
kriteria
Sampai saat ini pendidikan guru banyak
profesi organisasi mereka. Mungkin perlu
yang ditentukan “dari atas”, ada yang waktu
ditetapkan kriteria secara tegas sampai di
pendidikannya cukup dua tahun saja, ada
mana pendidikan dan pelatihan harus
yang perlu tiga tahun atau harus empat
ditempuh oleh seorang guru sehingga ia
tahun. Untuk melangkah kepada jabatan
dapat diterima sebagai anggota profesi
profesional,
tersebut.
guru
harus
mempunyai
pengaruh yang cukup besar dalam membuat
keputusan
tentang
Organisasi
guru
kekuasaan
dan
jabatannya
harus
Terdapat hubungan yang positif antara
sendiri.
pengalaman mengajar guru dan manajemen
mempunyai
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
yang
mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan
potensial untuk bekerja sama, dan bukan
bahwa guru-guru yang memiliki pengalaman
didikte
yang
mengajar yang lama akan memiliki kemampuan
berkepentingan, misalnya oleh lembaga
mengajar yang lebih baik daripada guru-guru
pendidikan
dengan pengalaman mengajar yang baru. Usman
dengan
guru
kepemimpinan
kelompok
atau
kantor
wilayah
pendidikan beserta jajarannya.
(2007:13) menyebutkan bahwa:
Pengalaman mengajar guru SMA Kartika
Pendidikan dan pelatihan bagi para guru
XIV 1 Banda Aceh adalah SMA Kartika XIV 1
setelah mereka bertugas mempunyai peranan
36
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
yang sangat penting dalam pengembangan
dilakukan oleh mereka yang secara khusus telah
profesi mereka. Hal ini makin dirasakan
dipersiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang
pentingnya dengan tuntutan perkembangan
dilakukan oleh sembarang orang. Syaefudin
ilmu
yang
(2009:25) menyebutkan bahwa “tinggi rendah
berlangsung dengan cepat. Para guru harus
pengakuan profesionalisme terutama keguruan
dibantu secara terprogram agar meningkatkan
sangat tergantung kepada keahlian dan tingkat
kualitas profesionalnya sehingga mendorong
pendidikan
kinerja yang efektif.
(2009:31) menyebutkan bahwa:
pengetahuan
dan
teknologi
Pelaksanaan pendidikan guru profesional
harus
ditunjang
oleh
manajemen
yang
ditempuhnya”.
Sagala
Pengembangan dan peningkatan kualitas
yang
kompetensi guru selama ini diserahkan
profesional pula. Manajemen harus peduli
kepada guru itu sendiri, maka guru itu akan
terhadap mutu, efisiensi, inovatif, dan responsif
berkualitas, karena ia senantiasa mencari
terhadap tuntutan dan perkembangan profesi.
peluang untuk meningkatkan kualitasnya
Melalui
sendiri.
pendekatan
berkelanjutan
perbaikan
diharapkan
Idealnya
pemerintah,
pendidikan
dan
masalah rendahnya mutu pendidikan yang tidak
pendidikan
memfasilitasi
hanya mengandalkan pendekatan yang bersifat
mengembangkan
konvensional,
suatu
kognitif berupa pengertian dan pengetahuan,
pendekatan dalam rangka optimalisasi sumber
afektif berupa sikap dan nilai, maupun
daya dan sumber dana. Sagala (2009:40)
performansi berupa perbuatan-perbuatan
menyebutkan bahwa:
yang
Peranan
guru
dibutuhkan
sangat
guru,
serta
asosiasi
mengatasi
melainkan
dapat
mutu
guru
kemampuan
mencerminkan
satuan
untuk
bersifat
pemahaman
menentukan
keterampilan dan sikap. Dukungan yang
keberhasilan proses pembelajaran, guru
demikian itu penting, karena dengan cara itu
yang digugu dan ditiru adalah suatu profesi
akan meningkatkan kemampuan pedagogik
yang
bagi guru.
mengutamakan
kepandaian,
intelektualitas,
keahlian
Dari hasil penelitian juga dapat dilihat
dan
26,4% Kemampuan Profesioanl bisa dijelaskan
kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat
oleh variabel Latar Belakang Bidang Studi,
menekuni profesi guru dengan baik. Karena
Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Mengajar.
berkomunikasi,
kecerdasan,
kebijaksanaan
jika seseorang tampak pandai dan cerdas
bukan penentu keberhasilan orang tersebut
menjadi guru.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat
SIMPULAN, REKOMENDASI DAN SARAN
1. Simpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada
hasil penelitian dan pembahasan yang telah
37
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
diuraikan pada bab sebelumnya, kesimpulan
penelitian sebagai berikut:
2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian,
1. Terdapat pengaruh latar belakang bidang studi
berikut ini penulis sampaikan rekomendasi bagi
terhadap variabel kemampuan profesional
penelitian selanjutnya.
guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara
1. Variabel
latar
belakang
bidang
studi
positif dan signifikan. kemampuan variabel
memberikan kontribusi sangat lemah sekali
latar belakang bidang studi memberikan
terhadap variabel kemampuan profesional
kontribusi
guru, untuk itu perlu ditingkatkan misalnya
pada
variabel
kemampuan
profesional guru adalah sebesar 8,82%.
2. Terdapat
pengaruh
tingkat
pendidikan
guru yang mengajar bidang studi betul-betul
yang sesuai dengan jurusannya.
terhadap variabel kemampuan profesional
2. Variabel tingkat pendidikan memberikan
guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara
kontribusi sangat lemah sekali terhadap
positif dan signifikan. kemampuan variabel
variabel kemampuan profesional guru, untuk
tingkat pendidikan memberikan kontribusi
itu perlu ditingkatkan agar kemampuan
pada variabel kemampuan profesional guru
profesional lebih meningkat lagi.
adalah sebesar 12,46%.
3. Variabel pengalaman mengajar memberikan
3. Terdapat pengaruh pengalaman mengajar
kontribusi sangat lemah sekali terhadap
terhadap variabel kemampuan profesional
variabel kemampuan profesional guru, untuk
guru SMA Kartika XIV 1 Banda Aceh secara
itu perlu ditingkatkan agar kemampuan
positif dan signifikan. kemampuan variabel
profesional lebih meningkat lagi.
pengalaman mengajar memberikan kontribusi
4. Variabel latar belakang bidang studi, tingat
pada variabel kemampuan profesional guru
pendidikan,
adalah sebesar 10,69%.
memberikan kontribusi yang masih lemah
4. Terdapat pengaruh latar belakang bidang
sekali
dan
terhadap
pengalaman
variabel
mengajar
kemampuan
studi, tingkat pendidikan, dan pengalaman
profesional guru untuk itu perlu ditingkatkan
mengajar
sehingga
terhadap
variabel
kemampuan
profesional guru SMA Kartika XIV 1 Banda
Aceh
secara
positif
dan
studi, tingkat pendidikan dan pengalaman
mengajar secara bersama-sama memberikan
pada
variabel
benar-benar
berkompeten.
signifikan.
Kemampuan variabel latar belakang bidang
kontribusi
guru-guru
kemampuan
profesional guru adalah sebesar 26,40%.
3. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan
yang telah diuraikan di atas maka diajukan
beberapa saran bagi para guru pihak-pihak terkait
dalam bidang pendidikan sebagai berikut:
38
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
1. Dilihat
dari
ISSN: 2301-6671
kemampuan
variabel
latar
belakang bidang studi memberikan kontribusi
pada variabel kemampuan profesional guru
kemampuan profesional guru benar-benar
dapat ditingkatkan.
4. Dilihat
dari
kemampuan
variabel
latar
yang masih sangat lemah sekali, disarankan
belakang bidang studi, tingkat pendidikan dan
agar pemberian tugas mengajar kepada guru
pengalaman mengajar secara bersama-sama
mengacu kepada latar belakang bidang
memberikan
studinya. Untuk itu kepala sekolah melakukan
kemampuan profesional guru yang masih
pembinaan dan pengembangan bakat dan
lemah, disarankan bagi peneliti yang akan
minat personil secara terus menerus dan
datang untuk mempertimbangkan faktor-
memberikan pelimpahan wewenang yang
faktor lain selain dari variabel latar belakang
sesuai
bidang
dengan
bidang
keahlian
dan
studi,
kontribusi
tingkat
pada
variabel
pendidikan,
dan
keterampilan yang dimiliki oleh guru, agar
pengalaman mengajar yang dianggap lebih
dapat meningkatkan kemampuan profesional
dominan pengaruhnya terhadap kemampuan
guru yang lebih besar lagi.
profesional guru SMA Kartika XIV 1 Banda
2. Dilihat dari kemampuan variabel tingkat
Aceh yang belum terungkap dalam penelitian
pendidikan memberikan kontribusi pada
ini sehingga kemampuan profesional guru
variabel kemampuan profesional guru yang
betul-betul dapat meningkat lagi.
masih sangat lemah sekali, disarankan agar
diberikan
kesempatan
kepada
guru-guru
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang
lebih
tinggi,
meningkatkan
jenjang
karena
pendidikan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B., dkk, (2009). Guru Profesional:
Menguasai
Metode
dan
Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
dapat
meningkatkan kemampuan profesional guru-
Arikunto, S., (2005). Manajemen Penelitian,
Edisis Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
guru. pemda agar memberikan tugas belajar
kepada guru-guru terutama yang belum
sarjana.
3. Dilihat dari kemampuan variabel pengalaman
mengajar
memberikan
kontribusi
pada
variabel kemampuan profesional guru yang
amsih sangat lemah sekali, disarankan bagi
guru-guru yang lebih berpengalaman harus
dapat
memberikan
bimbingan,
saran,
petunjuk, dan dorongan pada guru-guru yang
lebih
muda
pengalamannya,
Danim, S., (2002). Visi Baru Manajemen
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, (1991). Pendekatan Baru Strategi
Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Margono, S., (2005). Metodologi Penelitian
pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Roediyah, (1982). Masalah-masalah
Keguruan, Jakarta: Bina Aksara.
Ilmu
Sagala, S., (2009). Kemampuan Profesional
Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
sehinga
39
GENTA MULIA
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 27-40
ISSN: 2301-6671
Susilo, (2001). Pengaruh Kompetensi Guru dan
Motivasi Belajar pada Siswa Sekolah
Menegah Atas. Jakarta: UNS.
Syaefudin-Saud, U., (2009). Pengembangan
Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
40
Download