makalah protein mata kuliah biokimia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus
Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling
penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam
otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan
selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan sebagainya protein.
Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial
untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah dari latar belakang diatas yaitu
1. Jelaskan Komposisi kimia dan klasifikasi protein ?
2. Jelaskan penggolongan, struktur dan denaturasi protein ?
3. Jelaskan asam amino protein ?
4. Jelaskan fungsi protein ?
1
5. Jelaskan pencernaan dan metabolisme protein ?
6. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar dapat memahami ;
1. Komposisi kimia dan klasifikasi protein.
2. Penggolongan, struktur dan denaturasi protein.
3. Asam amino protein.
4. Fungsi protein.
5. Pencernaan dan metabolisme protein.
6. Akibat kekurangan dan kelebihan pro.tein
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan lipid, protein
juga tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana semua protein mengandung atom
karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen serta protein-protein yang mengandung sulfur dan
fosfat. (Ethel Sloane 2003 : 24)
Manusia maupun hewan tidak dapat mensintesis sepuluh dari dua puluh asam L-α
amino umum dalam jumlah yang memadai untuk menunjang pertumbuhan pada masa bayi
atau mempertahankan kesehatan saat dewasa. ( Robert K. Murray 2009 : 14 )
Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional yang mencerminkan siklus hidup
organisme tempat protein itu berada. ( Robert K. Murray 2009 – 22 )
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. KOMPOSISI KIMIA DAN KLASIFIKASI PROTEIN
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa asam amino disamping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat didalam semua protein akan tetapi tidak
terdapat didalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat
protein.
Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal
berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat
molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan berat glukosa yang
besarnya 180. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang
terdiri atas sembilan asam amino esensial ( asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh
dan harus didatangkan dari makanan ) dan sebelas asam amino nonesensial.

Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein
nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacangkacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai
4
mutu atau nilai biologi tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya akan protein
adalah kacang-kacangan.
B. PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN
a. Penggolongan Protein Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :
- Protein globular,
Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein
ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis, mudah berubah dibawah
pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi. Contohnya
meliputi enzim, hormon dan protein darah.
- Protein serabut (fibrous),
Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama
lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous mempunyai bentuk
molekul panjang seperti serat atau serabut, tidak larut dalam air. mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam
unsur-unsur struktur tubuh. Contohnya meliputi kolagen ; miosin ; fibrin ; dan karatin
pada rambut, kuku, dan kulit.
b. Struktur Protein
Ada 4 struktur protein antara lain ;
1) Struktur Primer
Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan
oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan
5
peptida. Struktur primer dapat di gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis
untuk senyawa organik.
2) Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan,
atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat
dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus
karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida,
memungkinkan terbentuknya konfirasi spiral yang disebut struktur helix.
3) Struktur tersier
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asamasam amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak
dan padat suatu protein.
4) Struktur kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai
polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur primer,
sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara
biologis.
1
2
3
4
Gambar disamping; gambar
Struktur protein, 1) struktur
primer, 2) strutur sekunder, 3)
struktur tersier, 4) struktur
kuarterner.
6
c. Denaturasi Protein
Protein dapat mempertahankan kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan fisik
dan kimianya dipertahankan. Jika lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau
mengalami perubahan sifat ( denaturasi ); mereka dapat kehilangan struktur sekunder,
tersier, dan kuarternya sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.
1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat
senitif terhadap perubahan PH dan suhu.
2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada asam atau
basa kuat dalam periode waktu yang lama akan menyebabkan denaturasi karena
ikatan hidrogen ruptur.
a) Sebagian protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi tanpa
harus menjadi insoluble.
b) Perbedaan panas yang besar dapat menyebabkan denaturasi yang menetap. Putih
telur akan memadat dan menjadi insoluble jika dipanaskan.
-
Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein selular.
-
Jika suhu tubuh naik sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan mengakibatkan
denaturasi protein.
C. ASAM AMINO
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada suatu gugus karboksil (
- COOH ) satu gugus amino ( - NH2 ), satu atom hidrogen ( - H ) dan satu gugus
radikal ( - R ), atau rantai cabang. Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam
amino dibawah ini ;
7
COOH (gugus karboksil)
H
C
R (gugus radikal)
NH2 (gugus amino)
a. Klasifikasi Asam Amino
1) Asam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan
sedikitnya satu gugus amino (-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada
atom karbon yang sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut
sebagai satu gugus R.
a) Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang memberi ciri
khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung.
b) Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut dalam air.
Gugus R yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut
dalam air.
2) Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi
(dehidrasi) antara gugus karboksil dari salah satu asam amino dan gugus amino
dari asam amino lain.
b. Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak Esensial
Dr. William Rose, (1917) seorang peonir dalam penelitian protein dengan
menggunakan
berbagai
campuran
asam
amino
dan
meneliti
pengaruhnya
pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam amino dalam dua
golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial. dalam penelitiannya ternyata
ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan binatang ( tikus ) untuk pertumbuhan
yang tidak dapat disintesis tubuh , asam amino ini dinamakan asam amino esensial.
8
Asam amino lain dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak esensial
juga penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak
terdapat dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah yang diperlukan. Ternyata
ada sembilan jenis asam amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak
dapat disintesis tubuh, yang berarti harus ada dalam makanan sehari-hari.
Bila tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas
jenis asam amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini dapat berasal dari asam
amino tidak esensial dan asam amino esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20
asam amino tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan
kesehatan tubuh.
Tabel. Pengelompokan asam amino
Nama
Singkatan Rumus
R
A. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan karboksil
1. Glisin
Gly
H CH CO2H
NH2
2. Alanin
Ala
CH3 CH CO2H
R = H atau alkil
NH2
3. Valin
Val
CH3 CH CH CO2H
CH3 NH2
4. Leusin
Leu
CH3 CH
CH2 CH CO2H
CH3
5. Isoleusin
Ile*
NH2
CH3 CH2 CH
CH
CO2H
CH3 NH2
9
6. Serin
Ser
CH2
CH
OH
NH2
CO2H
R mengandung
sebuah
gugus
fungsi alkohol
7. Treonin
Thr*
CH3
CH CH CO2H
OH NH2
8. Sistein
Cys
CH2 CH CO2H
SH
Dua buah asam
NH2
amino
mengandung
belerang
9. Metionin
Met*
CH3S CH2 CH2 CH CO2H
NH2
10. Prolin
CO2H
Pro
Gugus
amino
NH
sekunder
dan
berbentuk
cincin
11. Fenilalanin
NH2
Phe*
CH2
12. Tirosin
NH2
Tyr
HO
13.Triptofan
CH CO2H
CH2 CH CO2H
O
Trp*
H2N
CH
C
OH
CH2
HN
10
B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus karboksil
14. Asam aspartat
Asp
HOOC CH2
CH
COOH
NH2
15.asam glutamat
Glu
HOOC
CH2 CH2 CH COOH
NH2
16. asparagin
O
Asn
NH2
CH C
OH
CH2
C
HO
17. Glutamin
O
O
Gln
NH2
CH
C
OH
CH3
C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil dan dua buah gugus basa
18. Lisin
Lys*
CH2CH2CH2CH2 CH CO2H
NH2
19. Arginin
NH2
O
Arg
NH2 CH
C
OH
CH2
CH2
CH2
NH
C
NH
NH2
20. Histidin
O
His
H2N CH C
CH2
OH
N
NH
11
D. FUNGSI PROTEIN
1. Sebagai biokatalisator (enzim).
2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,
mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah
oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin.
3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging. Gerakan
otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein yang saling bergeseran.
Pergerakan silia dan flagela pada organisme protista akibat dari protein tubulli pada
organel tersebut.
4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang
disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut ada
protein keratin.
5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang mengikat benda
asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan lain lain.
6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk reseptor
misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna
atau cahaya pada sel sel mata.
7. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja sebagai reseptor yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter.
12
E. PENCERNAAN DAN METABOLISME PROTEIN
a. Pencernaan Protein
Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi
tripeptida dan dipeptida.
-
Lambung
Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam klorida
lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pecernaan
dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif
yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena
makanan hanya sebentar tinggal di lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga
dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton.
-
Usus halus
Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran
enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan
mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen, kemotripsinogen,
prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida
tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus mengrangsang dikeluarkannya
enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas
menjadi Tripsin aktif.
Perubahan ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik
disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari
pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif;
prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase
aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptida
13
lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa
usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis ikatan
peptida. Sebagian enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel.
Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada saat
diangkut pada dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino
peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini
membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus juga
mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu dan membutuhkan
mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya.
-
Ringkasan pencernaan protein
Saluran pencernaan
Pencernaan dan absorpsi
1. Mulut
Mengunyah makanan bercampur dengan air ludah dan ditelan.
2. Esofagus
Tidak ada pencernaan
3. Lambung
Asam lambung membuka molekul protein dan mengaktifkan enzim
lambung.
4. Usus halus
Protein
protease lambung HCL
Pepsin
Polipeptida
Peptida
polipeptida lebih pendek
( proteose dan pepton )
protease pankreas
dipeptida, tripeptida dan
Eterokinase, tripsin
asam amino ( diserap )
dipeptidase dan
Tripeptidase mukosa usus halus
asam amino bebas
( diserap )
14
b. Metabolisme Protein
a) Absorpsi dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini
segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama
terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan
energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta
dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi
melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang
belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal
ini sering terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan
gejala alergi (immunological sensitive protein ).
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino
sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam
feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak
juga dicerna dan diabsorpsi.
b) Katabolisme protein
Katabolisme
protein
(penguraian
asam
amino
untuk
energi)
berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi
kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau
disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan
pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk amonia
(NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke peredaran darah dan
15
dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum yang sifat
racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum
dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam
amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein
jaringan tubuh.
2. Osidasi asam amino terdeaminasi
Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam keto
yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis
asam keto dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak
(lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.
Karbohidrat dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan dipakai tubuh
sebagai pengganti protein untuk energi. Sat kelaparan, tubuh menggunakan
karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai mengkatabolis protein.
Anabolisme protein
1. Sintesis protein
Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam
amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan gen.
Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang
dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu
sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H)
dari gugus amino suatu asam amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus
asam karboksil asam amino lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air,
sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk ikatan peptida . sebaliknya,
16
ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino oleh asam atau enzim
pencernaan dengan penambahan satu molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.
2. Transaminasi
Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam
amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis
lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino (NH2) dari
sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu asam
amino dan satu asam keto baru.
F. AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN
a. Akibat Kekurangan Protein

Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)

Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan
protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya
busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga
menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah
pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti
bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira
dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah,
dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus ,
kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan berlemak dan sering disertai
anemia.

Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian.
Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama).
17
Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak
dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema
tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati.
Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan,
tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami
defisiensi vitamin D dan vitamin A.
b. Akibat Kelebihan protein
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan
protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan asam amino
akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu ;
protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida.
Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2) protein
serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein sekunder, protein
tersier, dan protein kuartener.
Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein transport,
Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh dalam bentuk
antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan. Dan
pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung, dan usus halus. Metabolisme protein terdiri
dari absorpsi dan transportasi protein, katabolisme protein, dan anabolisme protein.
Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100%
dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak,
marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein menyebabkan ; akan memberatkan
ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dan demam.
19
B. SARAN
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein saja
tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan
kerugian bagi tubuh.
20
DAFTAR PUSTAKA
 Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC)
 Almatsier, Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
 Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi
27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
21
Download
Study collections