583 ANALISIS AWAL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

advertisement
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
ANALISIS AWAL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI
DI KOTA MALANG
Preliminary Study On Science Process Skills Of XI Grade Students Of Senior High
School In Malang
Ndzani Latifatur Rofi’ah1), Hadi Suwono2), dan Dwi Listyorini2)
Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
2
Jurusan Biologi-FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
Email: [email protected]
1
Abstrak
Persaingan dalam berbagai bidang kehidupan dapat menimbulkan dampak positif
maupun negativ. Keterampilan hidup (Life skills) sangat diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga seseorang dapat beradaptasi dan mampu menghadapi tantangan
dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pendidikan yang berorientasi pada life skills bisa
dicapai dengan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses. Keterampilan
proses merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan
menerapkan konsep. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa, khususnya di bidang sains.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 7 Malang yang berjumlah 66 siswa.
Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan tes. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menafsirkan, memprediksi,
mengkomunikasikan, menyimpulkan tergolong rendah dengan rata-rata persentase 48,7%.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa sekolah menengah atas.
Kata Kunci: keterampilan proses sains, keterampilan proses siswa, keterampilan proses
siswa SMA
Abstract
Competitions in various aspects of life can raise positive or negative impact. Life
skill is indispensable in social life to be able to adapt and cope the challenges in daily life.
Life skills education can be achieved by learning methodes which emphasize on process
skills. Process skills are skills required to acquire, develop, and implement the concept. In
this regard, it is necessary to study the students' science process skills. The subjects were
66 XI grade students of SMAN 7 Malang. A Specifically designed test were elaborated to
measure the students‘ science process skills. The results showed that the students' ability to
interpret, predict, communicate, and concludes are low with average percentage of 48.7%.
According to the research, it is needed to develop a learning methode which can improve
students‘ science process skills.
Keywords: science process skills, student‘s science process skills, science process skills of
senior high school students
PENDAHULUAN
Pada abad ke-21, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat cepat
(Osman et al., 2009). Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Di era ini pendidikan harus membekali siswa
dengan keterampilan hidup, bukan dengan langsung memberikan mereka dengan informasi
yang mereka butuhkan (Demirbas & Tanriverdi, 2011). Keterampilan hidup (Life skills)
didefinisikan sebagai kemampuan psikososial yang mencakup sikap, pengetahuan dan
583
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan individu untuk menangani tuntutan dan
tantangan hidup sehari-hari secara efektif (WHO, 1999; UNICEF, 2003). Life skills sangat
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga seseorang dapat beradaptasi dan
mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pengembangan
keterampilan hidup dapat dilakukan melalui pendidikan di sekolah (Khera & Khosla,
2012), dengan melibatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran (AGI, 2013). Salah
satu pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran sains yang menekankan pada
keterampilan proses.
Sains merupakan pendekatan untuk mempelajari alam (McLelland, 2003). Sains
sebagai disiplin akademis melibatkan belajar konsep serta proses (Guevara & Almario,
2015). Tujuan pendidikan sains adalah untuk membantu siswa memahami pengetahuan
ilmiah dan mengembangkan kemampuan siswa dalam penyelidikan ilmiah (Shahali &
Halim, 2010). Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari tentang kehidupan
seperti interaksi antar makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya (Nugroho,
2004). Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu, memahami alam dan makhluk hidup
secara sistematis. Biologi memiliki dimensi proses, produk, sikap ilmiah, sehingga dalam
pembelajarannya peserta didik diharapkan memenuhi pencapaian ketiga dimensi tersebut
(Yulaikah et al., 2015).
Pentingnya keterampilan proses sains merupakan tantangan serius dalam
menemukan cara untuk meningkatkan pembelajaran sebagai sarana memperbaiki hasil
pendidikan (Guevara & Almario, 2015). Keterampilan proses sains merupakan
keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dimiliki ilmuwan
untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menemukan suatu konsep, prinsip, teori untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya (German, 1999; Mei, 2007;
Rustaman, 2012). Keterampilan proses sains merupakan keterampilan berpikir yang
digunakan untuk membangun pengetahuan sehingga dapat memecahkan masalah dan
merumuskan hasil (Özgelen, 2012). Keterampilan proses sains sangat penting untuk
pembelajaran biologi. Pengembangan pemahaman dalam sains tergantung kepada
kemampuan melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah (Harlen, 1999).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dan
menemukan alternatif solusi dari permasalahan yang muncul sehingga pada pembelajaran
biologi diharapkan pencapaian keterampilan proses sains siswa lebih tinggi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMAN 7 Malang tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 66 siswa. Pengukuran keterampilan proses dilakukan melalui tes. Tes
keterampilan proses dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan proses menurut
Hamilton & Swortzel, 2007 ; Tek & Ruthven, 2005. Pada penelitian ini berfokus pada
beberapa indikator yaitu memprediksi, menafsirkan, mengkomunikasikan dan
menyimpulkan.
584
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa yaitu pada
indikator memprediksi sebesar 66,16%, menafsirkan sebesar 59,09%, mengkomunikasikan
sebesar 9,09%, dan menyimpulkan sebesar 60,60%. Dari keempat indikator tersebut
diperoleh rata-rata persentase sebesar 48,7% (Gambar 1)
Gambar 1. Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa masih
rendah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMAN 7 Malang
diperoleh hasil bahwa pembelajaran di kelas kurang menekankan pada proses ilmiah,
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan ceramah, diskusi, dan presentasi. Rendahnya
keterampilan proses sains siswa ini disebabkan karena dalam pembelajaran siswa
cenderung tidak terlibat dengan obyek yang konkret (Widayanto, 2009). Penyebab
rendahnya keterampilan proses sains siswa yaitu disebabkan oleh proses pembelajaran
yang biasa dilaksanakan dengan hanya menerapkan metode ceramah dan diskusi. Guru
kurang memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Siswa hanya memperhatikan penjelasan guru mengenai fakta-fakta dan
konsep-konsep tanpa mencari dan menemukan sendiri, belum ada usaha siswa untuk
mencari informasi yang relevan dengan materi yang diajarkan oleh guru (Rahmawati et al.,
2014).
Belajar biologi adalah usaha mengembangkan kemampuan berpikir, bersikap, dan
terampil bekerja ilmiah. Pembelajaran biologi perlu dirancang untuk memfasilitasi siswa
menemukan fakta, membangun konsep, dan menemukan nilai baru melalui proses
sebagaimana ilmuwan menemukan ilmu (Hancer & Yilmaz, 2007). Proses pembelajaran
biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi maupun keterampilannya menggunakan metode ilmiah.
585
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yang dilakukan adalah keterampilan
proses sains siswa SMA Kelas XI MIA di Kota Malang masih rendah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains yaitu pada indikator memprediksi sebesar
66,16%, menafsirkan sebesar 59,09%, mengkomunikasikan sebesar 9,09%, dan
menyimpulkan sebesar 60,60%. Dari keempat indikator tersebut diperoleh rata-rata
persentase sebesar 48,7%.
DAFTAR PUSTAKA
Adolescent Girls Initiative (AGI). 2013. Life Skills: What are they, Why do they matter,
and How are they taught? Learning From Practice Series, Juni 2013.
Demirbas, M. & Tanriverdi,G. 2011. The Level of Science Process Skills of Science
Students in Turkey.
Germann, P. J. 1999. Developing Science Process Skills Through Direct Inquiry. The
American Biology Teacher, 53(4) : 243-247.
Guevara & Almario, C. 2015. Science Process Skills Development Through Innovations in
Science Teaching. Research Journal of Educational Sciences, 3(2) : 6-10.
Hamilton, R.L. & Swortzel, K.A. 2007. Assessing Mississippi Teachers Capacity for
Teaching Science Integrated Process Skills. Journal of Southern Agricultural
Education Research, 57 (1), 100-113.
Hancer, A. & Yilmaz, Z. 2007. The Effect of Characteristic of Adolescence on The
Science Process Skills of The Child. Journal of Applied Science, 7(23) : 38113814.
Harlen, W. 1999. Purposes and Procedures for Assessing Science Process Skills.
Assesment in Education : Principles, Policy & Practice, 6(1), 129-144.
Khera, S.& Khosla, S. 2012. A Study of Core Life Skills of Adolescents in Relation to
Their Self Concept Developed through YUVA School Life Skill Programme.
International Journal of Social Science & Interdisciplinary Research, 1 (11):
115-125.
McLelland, C.V. 2003. The Nature of Science and The Scientific Method. (Online),
(http://www.geosociety.org/educate/NatureScience.pdf), diakses 1 Desember
2015.
Mei, G. 2007. Promoting Science Process Skill and The Relevance of Science through
Science Alive. Proceedings of the Redesigning Pedagogy: Culture, Knowledge
and Understanding. Singapore.
Nugroho, L. H. & Sumardi. 2004. Biologi Dasar. Yogyakarta: Penebar Swadaya.
Osman, K., Hamid, S. H. A. & Hassan, A. 2009. Standard Setting : Inserting Domain Of
The 21st Century Thinking Skills Into The Existing Science Curriculum In
Malaysia. Procedia Social and Behavioral Sciences, 1 : 2573–2577.
Özgelen, S. 2012. Students‘ Science Process Skills within a Cognitive Domain
Framework. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 8(4) : 283-292.
586
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Rahmawati, D., Nugroho, S.E. & Putra, N.M.D. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together Berbasis Eksperimen Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Unnes Physics
Education Journal, 3(1) : 41-45.
Shahali, E.H.M. & Halim, L. 2010. Development and Validation of a Test of Integrated
Science Process Skills. Procedia Social and Behavioral Sciences, 9 : 142-146.
Tek, O.E. & Ruthven, K. 2005. Acquisition of Science Process Skills Amongst Form 3
Students in Malaysian Smart and Mainstream Schools. Journal of Science and
Mathematics Education in S.E. Asia, 28(1) : 103-124.
United Nations Children‘s Fund (UNICEF). 2003. Life Skills: Definition of Terms.
(Online), (www.unicef.org), diakses 3 Desember 2015.
Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X
Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 : 1-7.
World Health Organization (WHO). 1999. Partners in Life Skills Education - Conclusions
from A United Nations Inter-Agency Meeting. Geneva: Department of Mental
Health, Social Change and Mental Health Cluster, WHO
Yulaikah, S., Alfindasari, D. & Adawiyah, R. 2015. Integrasi Scientific Inquiry dengan
Kompetensi Profesional Guru Biologi pada Pembelajaran Biologi di Abad ke21. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015. UMM. Malang.
587
Download