self disclosure - USD Repository

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PENGUNGKAPAN DIRI (SELF DISCLOSURE) TERHADAP
ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA PEREMPUAN
DEWASA AWAL SAAT BERPACARAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Rona Anggraeni
119114150
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh
jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH Maha
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Al-Baqarah:216)
“Jangan bersedih jika ALLAH mengambil sesuatu dari mu, melainkan ALLAH
sesungguhnya akan menggantikannya dengan yang lebih baik”
“Berbuat baiklah kamu dengan yang lain, maka kebaikan akan menghampirimu”
“Surga di bawah telapak kaki ibu”. Maka muliakanlah ibumu.
I Love You Mom :*
“Nikmat ALLAH mana lagi yang kau dustakan”
“CUKUPLAH ALLAH BAGIKU”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ka rya ini ku p ersem b a hka n untuk:
Sa ng Ma ha Ka rya d a n Dza t ya ng d eng a n ub un-ub unku d i d a la m
g eng g a m a nnya , ALLAH Sub ha na huw a ta ’ a la
Sp o rter terb a ik sep a nja ng hid up ku, Ora ng tua ku terc inta ,
Ib u Dw i Erlina Astuti, S.So s. d a n Ba p a k Sup riya nto , S.Pd .,
Kelua rg a Besa rku terc inta , kelua rg a Tha m b a s d a n Ha d i So ekirno ,
Sa ha b a t” sep ena ng g ung a n, tem a n” b erg ura u, d a n untuk m ereka
sem ua , o ra ng ” ya ng p erna h terlib a t d id a la m hid up ku,
Alm a m a ter keb a ng g a a nku Universita s Sa na ta Dha rm a Yo g ya ka rta ,
Serta untuk ya ng teristim ew a , ka m u ya ka m u YOGYAKARTA.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidakmemuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Mei 2017
Penulis,
Rona Anggraeni
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PENGUNGKAPAN DIRI ( SELF-DISCLOSURE)
TERHADAP ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA
PEREMPUAN DEWASA AWAL SAAT BERPACARAN
Rona Anggraeni
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengungkapan diri
kepada orangtua terhadap perilaku seksual perempuan dewasa awal pada saat berpacaran.
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara pengungkapan diri
(self-disclosure) dengan perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Penelitian ini
melibatkan 200 responden yaitu perempuan dewasa awal dengan rentang usia antara 18 hingga 25
tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala pengungkapan diri dan skala
perilaku seksual yang disusun oleh peneliti. Skala pengungkapan diri memiliki koefisien
reliabilitas sebesar 0,938 dan skala perilaku seksual memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,92.
Sebaran data penelitian ini bersifat normal pada kedua variabelnya sehingga teknik analisis data
menggunakan Pearson-Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi r =
-0.254 dengan nilai p = 0.000 (p<0,05). Hasil analisis terebut membuktikan bahwa adanya
hubungan negatif, signifikan dan antara pengungkapan diri dengan perilaku seksual. Hal ini
berarti semakin tinggi pengungkapan diri kepada orangtua maka semakin rendah perilaku seksual
perempuan dewasa awal saat berpacaran dan begitu juga sebaliknya.
Kata kunci
: Pengungkapan Diri, Perilaku Seksual
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SELF DISCLOSURE TO PARENTS AND
SEXUAL BEHAVIOUR IN DATING EARLY ADULTHOOD
Rona Anggraeni
ABSTRACT
This research aimed to investigate the correlation between self disclosure
to parents and sexual behavior in dating early adulthoods. The hypothesis in this
research there is a negative correlation between self disclosure and sexual
behavior. This research involves 200 subject of early adulthoods with the range of
age about 18-25 years old who are dating. The data collected using scale of self
disclosure and sexual behavior of compiled by researcher. The alpha reliability
coefficient of self disclosure scale was 0,938 and coefficient of sexual behavior
scale was 0,92. Distribution of both variables are normal and the technique of
data analysis being used was Pearson-Product Moment. The research showed the
value of r = -0.254 and the value of p = 0.000 (p<0,05). The result indicated that
there was a negative, significant, and strong enough carrelation between self
disclosure and sexual behavior. It was mean that the higher level of self
disclosure to parents, the lower level of sexual behavior in dating early adulthood
and also on the other way.
Key words
: Self Disclosure, Sexual Behavior
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
: Rona Anggraeni
Nomor Mahasiswa
: 119114150
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN PENGUNGKAPAN DIRI ( SELF-DISCLOSURE)
TERHADAP ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA
PEREMPUAN DEWASA AWAL SAAT BERPACARAN
Beserta perangkat yang dibutuhkan (bila ada). Demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengeloloanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebnarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 25 Mei 2017
Yang menyatakan :
Rona Anggraeni
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
hirobbil
alaamin
saya
panjatkan
kepada
ALLAH
Subhanahuwataala atas nikmat yang tiada hentinya yang telah diberikan kepada
saya, sehingga atas seizin-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang
berjudul Hubungan Pengungkapan Diri kepada Orangtua dengan Perilaku
Seksual Perempuan Dewasa Awal Saat Berpacaran dengan baik dan lancar.
Rasa syukur ini tidak terlepas atas perlindungan serta ridho-Nya yang selalu
memberikan saya jalan untuk belajar lebih maju dari sebelumnya, yang selalu
memberikan saya jalan keluar atas kesulitan yang saya hadapi, yang selalu
menjadi tempat terbaik untuk kembali dan mengadu. Terima kasih untuk
segalanya yang telah Engkau karuniakan kepada saya termasuk orang-orang baik
dan luar biasa yang telah Engkau kirimkan untuk hadir dihidup saya.
Ucapan terima kasih juga teruntuk keluarga besar saya tercinta, keluarga
Thambas dan Hadi Soekirno yang tidak lelah selalu memberikan saya dorongan
dan motivasi untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi saya ini. Saya mengerti
perhatian mereka terkadang berlebihan tapi jauh didalam hati mereka
menginginkan saya untuk selalu bahagia dan sukses menjalani hidup saya dimasa
depan. Dan ucapan terspesial kepada kedua orangtua saya, Mama Dwi Erlina
Astuti serta Bapak Supriyanto, saya ucapkan terimakasih untuk segalanya.
Terimaksih untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anakmu ini, terimaksih
untuk mau bersabar menerima segala kekurangan anakmu ini, dan terimakasih
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk cinta tak bersyarat yang telah kalian berikan hingga detik ini. I love you all
so much :*
Kepada Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto., M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi, saya mengucapkan terima kasih banyak atas bimbingan bapak selama
masa perjuangan saya menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk waktu,
perhatian, kepercayaan, kesabaran, masukan yang membangun serta arahan yang
telah bapak berikan kepada saya. Selain itu, saya juga ingin meminta maaf atas
banyaknya kesalahan dan kekurangan yang saya miliki selama menjadi anak
bimbingan bapak. Semoga anak bimbingan bapak ini menjadi orang yang berguna
dikemudian hari ya pak. Aamiin. Terimakasi Pak Priyo.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh jajaran
dekanat, Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto., M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
dan Bapak P. Eddy Suhartanto., M.Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih juga saya ucapkan untuk
semua dosen dan staf dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
ilmu pengetahuan yang luar biasa dan semoga bermanfaat bagi saya dimasa yang
akan datang, pengalaman-pengalaman berharga yang telah dibagikan kepada saya
sebagai anak didikmu dan segala hal yang tidak akan pernah saya dapatkan di
tempat lain selain di rumah kedua saya ini. Terima kasih juga telah memberikan
wadah terbaik bagi saya untuk berkembang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.
Saya akan selalu merindukan segala hal tentang kalian.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terimakasih untuk teman-teman terdekat saya yang telah membagi banyak
hal kepada saya terutama waktu yang kalian miliki, karena waktu kalian adalah
hal yang berharga bagi saya. Berkat kebersamaan itu lah saya belajar banyak hal
yang menyenangkan maupun hal mendewasakan. Terimakasih itu tertuju kepada
mereka, Adi, Risky, Mahfud, Sannie, Arif, sebagai teman lama yang tidak lupa
kulitnya. Kepada mereka D’Cils, Rara, Apo, Elis, Icha sebagai teman haha-hihi
dimana pun itu. Kepada mereka Sambalado, Reza, Tama, Nina, Rhintan, Putri,
Gerson sebagai teman yang membuka pandangan lain tentang banyak hal dan juga
teman wacana. Kepada Risky W. sebagai teman kos rasa saudara. Kepada
MasPakdhe sebagai editor skripsweet saya, Natia S.Psi dan Paska S.Psi makasih
sarannya cantiks, Tuti juga dan untuk Fakhri, terima kasih atas supportnya ya,
serta kawan-kawan lain yang membantu lancarnya skripsi ini.
Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman saya satu angkatan 2011,
serta kakak-kakak tingkat yang legendaris maupun adek-adek gemes saya di
Fakultas Psikologi Sanata Dharma see you all on top nggeh 
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ iii
HALAMAN MOTO ...........................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................................vii
ABSTRACT........................................................................................................................ viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...............ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................... 6
1. Manfaat Teoretis .......................................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ............................................................................................ 6
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................................ 7
A. Perilaku Seksual .............................................................................................. 7
1. Definisi Perilaku Seksual ............................................................................. 7
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual dengan Orang Lain .................................. 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Faktor-Faktor yang Membentuk Perilaku Seksual Pranikah ...................... 12
B. Perempuan Dewasa Awal .............................................................................. 14
1. Definisi dewasa awal.................................................................................. 14
2. Ciri-ciri dewasa awal.................................................................................. 16
C. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) ............................................................ 20
1. Definisi pengungkapan diri (self disclosure) ............................................. 20
2. Dimensi Pengungkapan Diri ...................................................................... 23
3. Manfaat dari Pengungkapan Diri ............................................................... 25
D. Orangtua ........................................................................................................ 26
E. Dinamika Antara Pengungkapan Diri Terhadap Orangtua Dengan Perilaku
Seksual Perempuan Dewasa Awal ................................................................ 27
F. Skema Penelitian ........................................................................................... 30
G. Hipotesis ........................................................................................................ 31
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................................... 32
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 32
B. Variabel Penelitian ........................................................................................ 32
1. Variable Bebas (IV) ................................................................................... 32
2. Variable Tergantung (DV) ......................................................................... 32
C. Definisi Operasional ...................................................................................... 33
1. Perilaku Seksual ......................................................................................... 33
2. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) ......................................................... 33
D. Subjek Penelitian ........................................................................................... 35
E. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 36
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................. 37
1. Metode ....................................................................................................... 37
2. Alat Pengumpulan Data ............................................................................. 38
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas ...................................................... 43
1. Validitas ..................................................................................................... 43
2. Seleksi Aitem ............................................................................................. 44
3. Reliabilitas ................................................................................................. 46
H. Metode Analisis Data .................................................................................... 47
1. Uji Asumsi ................................................................................................. 47
2. Uji Hipotesis .............................................................................................. 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 50
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 50
B. Data Demografi Subjek Penelitian ................................................................ 51
C. Hasil Penelitian.............................................................................................. 52
1. Uji Asumsi ................................................................................................. 52
2. Uji Hipotesis .............................................................................................. 56
D. Pembahasan ................................................................................................... 58
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 62
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 62
B. SARAN ......................................................................................................... 62
1. Bagi Subjek Penelitian ............................................................................... 62
2. Bagi Penelitian selanjutnya ........................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 64
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Blueprint Skala Perilaku Seksual Sebelum Di Uji Coba.....................39
Tabel 2.
Blueprint Skor Jawaban Skala Perilaku Seksual...... ...........................40
Tabel 3.
Blueprint Skala Pengungkapan Diri Sebelum Diuji Coba...................41
Tabel 4.
Blueprint Skor Jawaban Skala Pengungkapan Diri..............................43
Tabel 5.
Blueprint Skala Perilaku Seksual Setelah Di Uji Coba........................45
Tabel 6.
Blueprint Skala Pengungkapan Diri Setelah Di Uji Coba...................46
Tabel 7.
Kriteria Koefisien Korelasi...................................................................49
Tabel 8.
Data Usia Subjek Penelitian..................................................................51
Tabel 9.
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.............................53
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas...............................................................................55
Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis................................................................................57
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Hubungan Pengungkapan Diri terhadap Orangtua dengan
Perilaku Seksual pada Perempuan Dewasa Awal Saat Berpacaran….30
Gambar 2. Grafik Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residua………54
Gambar 3. Uji Linearitas dengan Analisis Grafik………………………………..56
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Seleksi Aitem Dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri.... 70
a. Seleksi Aitem Pengungkapan Diri................................. 70
b. Reliabilitas skala Pengungkapan Diri............................ 74
Lampiran 2
Seleksi Aitem Dan Reliabilitas Skala Perilaku Seksual....... 75
a. Seleksi Aitem Perilaku Seksual..................................... 75
b. Reliabilitas skala Perilaku Seksual................................ 76
Lampiran 3
Skala Penelitian.................................................................... 77
Lampiran 4
Uji Asumsi............................................................................ 89
a. Uji Normalitas................................................................ 89
1. Kolmogorov-Smirnov............................................... 89
2. Analisis Grafik......................................................... 90
b. Uji Linearitas................................................................. 91
1. Test Of Linearity...................................................... 91
2. Analisis Grafik......................................................... 92
Lampiran 5
Uji Hipotesis.......................................................................... 93
a. Uji Korelasi.................................................................... 93
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku seksual diluar pernikahan dikalangan mahasiswa sudah mulai
membudaya mengakibatkan adanya anggapan sosial bahwa perilaku tersebut
sudah menjadi hal biasa untuk dilakukan. Perilaku seksual seperti ini bahkan
telah menjadi trend sejak SMA yang dilakukan untuk dapat diterima dalam
kelompok sosialnya (Pawestri dan Setyowati, 2012). Pendapat yang sama
oleh Azinar (2013) yaitu terbukanya peluang bagi pelaku pacaran untuk
melakukan aktifitas seksual secara terang-terangan di depan umum
mengakibatkan meningkatnya potensi sikap permisif terhadap perilaku seks
bebas. Selain itu, terjadinya pergeseran nilai dan moral di masyarakat yang
mengubah anggapan bahwa seks bebas merupakan hal biasa dan menjadi
masalah pribadi masing-masing individu.
Esti (2008) mengungkapkan adanya budaya semacam itulah yang
mempengaruhi perubahan pandangan individu dewasa awal dalam bersikap
saat berpacaran. Hal-hal yang ditabukan sejak dulu namun sekarang
sebaliknya kini dibenarkan oleh para pelaku pacaran. Bahkan ada sebagian
kecil dari mereka yang membenarkan perilaku seks bebas. Setiawan dan
Nurhidayah (2008) menambahkan bahwa antara sepasang kekasih yang
berpacaran mengaggap bahwa perilaku seksual merupakan pengalaman yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menyenangkan untuk dilakukan bersama pasangan dan berprinsip bahwa
perilaku tersebut biasa dilakukan oleh orang dewasa saat berpacaran.
Cynthia (2007) menjelaskan perilaku seks bebas (free sex) adalah
segala aktivitas seksual yang dilakukan dengan lawan jenis karena adanya
hasrat untuk melakukannya yang berupa ciuman, bercumbu hingga
bersenggama diluar hubungan pernikahan. Soetjinigsih (2008), memberikan
definisi perilaku seksual adalah segala aktivitas seksual yang dilakukan
dengan adanya dorongan hasrat seksual terhadap pasangannya. Kartoo dan
Gulo (dalam Setiawan dan Nurhidayah, 2008) menambahkan perilaku seksual
sebagai tingkah laku antara beda jenis kelamin yang berhubungan dengan
fungsi-fungsi alat reproduksi atau memberikan rangsangan pada daerah atau
bagian tubuh yang dapat memberikan sensasi erotis terhadap pasangannya.
Fenomena perubahan cara pandang terhadap perilaku seksual pranikah
inilah yang mendorong semakin banyak praktek seks bebas dikalangan
mahasiswa (Pawestri dan Setyowati, 2012). Nursal (2007) menunjukkan salah
satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya perubahan pandangan tersebut
diantaranya kurangnya pengawasan dan perhatian dari orangtua dan keluarga,
pola pergaulan yang bebas dan tanpa aturan yang jelas, serta sikap yang
permisif. Riset Fisher oleh Bennet dan Dickinson (dalam Fadilah, 1998)
menunjukkan hasil bahwa anak seharusnya memperoleh pengetahuan tentang
seksual dari orangtua mereka. Hal ini merupakan bagian dari perhatian
orangtua terhadap perkembangan seksual anak dan pencegahan anak dari
perilaku seks bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Laursen dan Williams, Regnerus dan Luchies (dalam Galvin, Dawn,
dan Carma, 2015), mengatakan bahwa kedekatan atau perhatian orangtua
terhadap anak merupakan aspek yang lebih spesifik mencakup keintiman,
afeksi positif, dan pengungkapan diri. Lestari (2012) menjelaskan bahwa
kepercayaan antara orangtua dan anak terbangun dari kedekatan dan
keterbukaan keduanya sehingga anak tidak merasa bahwa upaya orangtua
untuk memantau sebagai sesuatu yang membatasi tapi sebagai sebuah
perhatian. Setiawan dan Nurhidayah (2008), menjelaskan bahwa sikap anak
yang tidak terbuka mengenai masalah seksual terhadap orangtuanya
merupakan salah satu faktor perilaku seksual pada anak. Hasil riset yang
dilakukan oleh Zelnik dan Kim (dalam Fadilah, 1998), menunjukkan bahwa
jika anak dan orangtua bersedia untuk mendiskusikan masalah seksualitas
dalam keluarga, maka anaknya cenderung menunda perilaku seksual dini.
Biasanya anak perempuan lebih mudah untuk mengekspresikan perasaan
kepada orang lain daripada anak laki-laki (Fadilah, 1998).
Raven dan Rubin (dalam Dayakisnih dan Hudaniah, 2009)
memberikan definisi pengungkapan diri yaitu melibatkan dua individu untuk
cenderung mengikuti norma timbal balik. Dalam arti lain, seseorang akan
memberikan respon terhadap orang lain yang membagikan informasi pribadi
kepada dirinya. Secara umum individu mengharapkan orang lain memberikan
reaksi yang sepadan seperti yang dilakukannya. Definisi menurut Dayakisnih
dan Hudaniah (2009) pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses
menyediakan diri dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
orang lain. Jourard (1964) menjelaskan pengungkapan diri adalah individu
membagikan identitas unik atau pribadi mereka untuk diketahui oleh orang
lain. Devito (dalam Dayakisnih dan Hudaniah, 2009) mengungkapkan
beberapa bentuk pengungkapan diri diantaranya berbagi informasi perilaku,
sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang dimiliki individu tersebut.
Herold dan Way (2008) menjelaskan pengungkapan diri adalah
hubungan secara timbal balik yang kuat dimana pengungkapan diri telah
diajarkan sebagai inti dari hubungan yang erat. Tingkat kedalaman
pengungkapan diri seseorang terhadap orang lain tergantung pada situasi dan
kualitas hubungan dengan orang yang diajak berbagi. Herold dan Way (2008)
mengatakan adanya rasa aman dan menyenangkan yang diperoleh saat
berbagi memliki kecenderungan untuk lebih membuka diri sangatlah besar.
Jika lawan bicara tidak dapat dipercaya akan membuat individu untuk
menutup dirinya.
Salah satu hasil penelitian yang sama terkait pengungkapan diri dengan
perilaku seksual telah dilakukan di luar negeri dengan budaya barat. Peneliti
ingin melihat hal yang sama yaitu hubungan pengungkapan diri dengan
perilaku seksual pada karakteristik budaya Indonesia. Hasil penelitian oleh
Booth-Butterfield dan Sidelinger (dalam Lestari, 2012) menjelaskankan
bahwa pengungkapan diri anak terhadap orangtua masalah seksualitas dan
penggunaan alkohol terbukti berkolerasi dengan kecenderungan anak untuk
melakukan seks yang aman maupun dalam menggunakan alkohol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian ini perlu untuk dilakukan karena melihat pengungkapan diri
kepada orangtua memiliki peran yang cukup penting dan sangat dibutuhkan
individu untuk dapat mengontrol perilaku seksualnya dalam pergaulan.
Taylor, Sears dan Peplau (1994) menyebutkan pengungkapan diri dapat
memberikan rasa aman dan nyaman dalam mengekspresikan dirinya kepada
orang lain. Sehingga oranglain akan memberikan respon terhadap masalah
yang disampaikan baik memberikan informasi tentang kebenaran atau
pandangan yang berupa dukungan atau sebaliknya. Hal inilah yang
membantu individu untuk dapat memahami dan melihat sesuatu yang terjadi
di dalam hidupnya dari sudut pandang lain yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara pengungkapan diri
kepada orangtua dengan perilaku seksual pada perempuan dewasa awal saat
berpacaran?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan diri (selfdisclosure) kepada orangtua dengan perilaku seksual pada perempuan dewasa
awal saat berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai latihan pengembangan berpikir
ilmiah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapatkan selama
perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi
dalam memperhatikan perilaku seksual dengan pengungkapan diri
antara orangtua dan anak. Serta menjadi salah satu bahan referensi
guna mengembangkan penelitian selanjutnya tentang pengungkapan
diri (Self-Disclosure) dan perilaku seksual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Seksual
1. Definisi Perilaku Seksual
Perilaku seksual merupakan tingkah laku yang melibatkan hasrat
seksual kepada pasangannya Soetjinigsih (2008), di luar pernikahan mulai
dari perilaku mencium, necking, petting, dan intercourse (Cynthia, 2007).
Sejalan dengan pendapat sebelumnya Sarwono (2011) mendefinisikan
perilaku seksual sebagai tingkah laku dengan menggunakan hasrat baik
dilakukan bersama dengan pasangannya. Bermacam-macam perilaku
seksual mulai perasaan tertarik terhadap pasangan hingga hubungan
seksual secara fisik. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam
khayalan atau diri sendiri. Kartoo dan Gulo (dalam Setiawan dan
Nurhidayah, 2008) menambahkan perilaku seksual sebagai perilaku yang
memanfaatkan fungsi dari alat reproduksi yang dimiliki oleh manusia
untuk saling merangsang pasangannya sehingga menimbulkan sensasi
sensual pada daerah-daerah erogen (daerah atau bagian tubuh yang dapat
menimbulkan sensasi erotis).
Firestone (2005) melanjutkan definisi tentang perilaku seksual adalah
suatu pemenuhan kebutuhan hidup dan memberikan kesempatan yang
menyenangkan kepada orang lain atau pasangan serta mendapatkan
kesenangan atau kepuasan dari pasangan. Perilaku yang dimaksud dapat
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berupa dorongan emosional yang tanpa disadari bersifat erotik, menikmati
kontak fisik, menerima rangsangan seksual, atau memberikan respon
seksual, adanya nafsu seksual untuk melakukan senggama (hubungan
seksual). Pawestri dan Dewi (2012) tingkah laku yang didasari oleh
dorongan seksual terhadap pasangan yang memiliki tujuan untuk
mendapatkan kesenangan pada organ seksual melalui berbagai perilaku.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dirangkum bahwa perilaku seksual
adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap pasangan
baik lawan jenis maupun sesama jenis dengan saling memberikan
rangsangan dan menerima rangsangan pada daerah erogen atau bagian
sensitif pada tubuh pasangannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan baik bagi diri sendiri maupun kepada
pasangannya.
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual dengan Orang Lain
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2007) menemukan
bentuk perilaku pacaran diantaranya sebagai berikut :
a. Berpegangan tangan
Aktivitas seksual yang tidak terlalu menimbulkan rangsangan
seksual yang kuat terhadap pasangannya.
b. Berangkulan
Kegiatan yang dilakukan dengan meletakkan tangan pada bagian
tubuh pasangan seperti pada bagian pundak atau pinggul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Berpelukkan
Kegiatan yang dilakukan dengan mendekatan atau merapatkan
masing-masing tubuh pada pasangannya sehingga timbul perasaan
nyaman, tenang, aman pada keduanya serta dapat menimbulkan
rangsangan jika mengenai bagian sensitif masing-masing.
d. Berciuman pipi
Sentuhan atau ciuman yang dilakukan dengan menggunakan
bagian tubuh antara pipi dengan pipi atau bibir dengan pipi.
e. Berciuman bibir
Sentuhan atau ciuman yang menggunakan bibir dengan bibir yang
memberikan sensasi erotis bagi keduanya. Biasanya diselingi dengan
sentuhan menggunakan tangan untuk merangsang bagian sensitif lain
dari pasangan
f. Meraba-raba dada
Kegiatan
menyentuh
bagian
dada
atau
payudara
untuk
meningkatkan hasrat seksual pasangannya. Hal ini terutama dilakukan
oleh laki-laki terhadap pasangan perempuannya.
g. Meraba-raba alat kelamin
Kegiatan menyentuh bagian paling sensitif pada pasangan yaitu
bagian alat kelamin. Karena pada bagian tubuh tersebut memiliki saraf
yang
lebih
banyak
daripada
bagian
tubuh
menimbulkan sensasi erotis bagi pasangannya.
lainnya
sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
h. Menggesek-gesekkan alat kelamin (petting)
Aktivitas yang dilakukan saat kedua individu mempertemukan
kedua permukaan kulit alat kelamin tanpa memasukkannya. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh kenikmatan lebih dari sebelumnya.
i. Melakukan seks oral
Aktivitas seksual dilakukan dengan memasukkan alat kelamin
pasangannya kedalam mulut sehingga pasangannya memperoleh
kenikmatan.
j. Melakukan hubungan seks
Aktivitas seksual yang paling puncak yaitu memasukkan alat
kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan untuk mencapai
kenikmatan dan kepuasan masing-masing.
Menurut Sarwono (2011) menambahkan terdapat beberapa bentuk
perilaku seksual dengan orang lain meliputi :
a. Kissing
Kegiatan seksual dengan menggunakan bibir dan memberikan
sentuhan pada bibir pasangannya. Ciuman akan menimbulkan
rangsangan terhadap pasangannya dan biasanya ciuman juga disertai
dengan rabaan pada daerah sensitif sehingga meningkatkan hasrat
untuk melakukan lebih dari ciuman tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b.
Necking
Memberikan ciuman pada daerah sekitar leher dan bagian bawah
atau dada. Istilah ini biasa diartikan juga untuk memberikan pelukan
mendalam terhadap pasangannya sehingga memberikan rasa nyaman.
c. Petting
Perilaku seksual dengan menggesek-gesekkan bagian tubuh yang
sensitif seperti mengusap-usapkan bagian payudara atau alat kelamin
masing-masing untuk mendapatkan sensasi erotis dan meningkatkan
hasrat satu dengan yang lainnya. Perilaku ini lebih mendalam dari
pada necking karena melibatkan bagian tubuh pribadi seperti alat
kelamin.
d. Intercourse
Puncaknya perilaku seksual yang dilakukan pria dan wanita yaitu
menyatukan alat kelamin keduanya hingga mencapai klimaks atau
kepuasan secara seksual. Perilaku ini dapat menyebabkan terjadinya
kahamilan pada wanita.
Dari berbagai bentuk perilaku seksual yang telah dijabarkan dapat
dirangkum bahwa bentuk perilaku seksual dapat berupa kontak fisik seperti
berpegangan tangan atau bersentuhan, kemudian berpelukkan, meraba,
berciuman (kissing, necking), menggesek (petting), melakukan seks oral,
hingga hubungan seksual (intercourse).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Faktor-Faktor yang Membentuk Perilaku Seksual Pranikah
Sarwono (2006) menjelaskan beberapa faktor yang membentuk
perilaku seksual pranikah, diantaranya peningkatan hasrat individu akibat
keadaan hormonal yang selalu berubah-ubah, penyalahgunaan informasi
terkait seksualitas begitu mudah untuk diakses seperti peredaran video
porno, tingginya rasa keingintahuan tentang seks, minimnya pengawasan
dan bimbingan orangtua serta kurangnya keterbukaan anak terhadap
orangtua tentang perkembangan seksualitas dan pergaulannya kepada
orangtua.
Menurut Yuniarti (2007) menyebutkan terdapat beberapa alasan lain
yang menyebabkan individu pada akhirnya melakukan seks pranikah,
diantaranya adalah perilaku yang berdasarkan pada pembuktian cinta dan
kasih sayang terhadap pasangannya, memperoleh harapan yang besar dari
pasangan untuk dinikahi, keingintahuan yang besar tentang seksualitas,
hanya ingin mencoba-coba, adanya rasa takut untuk mengecewakan
pasangannya jika menolak, rasa takut ditinggalkan oleh pasangannya, serta
kurangnya pengetahuan yang diperoleh dari keluarga dan sekolah
mengenai
seksualitas.
Yuniarti
(2007)
menjelaskan
kurangnya
pengetahuan tentang seks mendorong individu untuk mencari informasi
sendiri dan memuaskan rasa keingintahuannya yang besar tersebut. Tak
jarang individu terjebak pada pemahaman yang salah terkait seks, budaya
di masyarakat dan konsekuensi yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Di dalam sebuah analisa data mengenai keperawanan yang dilakukan
oleh Christopher dan Cate (dalam Sprecher dan Kathleen, 1993),
menemukan empat alasan individu untuk melakukan seks pertama kalinya
yaitu meliputi :
a. Positive Affection/Communication (Kasih Sayang Positif/Komunikasi)
Pada alasan ini perempuan memberikan penilaian yang tinggi dari
pada partisipan laki-laki. Partisipan perempuan menganggap cinta
terhadap pasangan sangat penting dalam pengalaman seksualnya.
Adanya komunikasi yang baik untuk bersama-sama memutuskan saat
akan melakukan hubungan seksual.
b. Arousal / Receptivity (Gairah / Daya Penerimaan)
Adanya kemauan merangsang gairah dari pasangannya untuk
melakukan hubungan seksual. Adanya penerimaan rangsangan seperti
senang untuk dirayu atau dicumbu oleh pasangannya. Selain itu,
adanya harapan individu untuk melakukan perilaku seksual secara
aktif.
c. Obligation / Pressure (Kewajiban / Tekanan)
Pada alasan ini, partisipan laki-laki merasa memiliki kewajiban
untuk mendapatkan kepuasan seksual dari pasangannya. Atau
sebaliknya, adanya tekanan dari pasangan yang menuntut untuk
memenuhi keinginan pasangan melakukan hubungan seksual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Circumstantial (Berlalu/Tanpa Keterikatan)
Harapan yang dikemukakan oleh partisipan pada umumnya ditahap
kencan dan melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya adalah
adanya ketertariakan atau fisik yang menggairahkan dan hubungan yang
sepintas saja dan berlalu. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terkait
tingkatan komitmen yang diantisipasi oleh partisipan terhadap pasangan
saat hubungan seksual pertama kalinya adalah kencan yang serius,
bertunangan atau terikat, dan pernikahan.
Dari beberapa faktor yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
faktor secara umum berupa perubahan hormonal seseorang, adanya rasa
ingin tahu (curiousity) yang tinggi, kemudian ingin mencoba, serta
kurangnya pengetahuan seksualitas yang di dapat dari orangtua maupun
sekolah, dan penyebaran informasi terkait seks yang salah. Selain itu,
faktor
perilaku
seksual
dari
pasangan
yaitu
adanya
perasaan
mendapatkan kasih sayang dari pasangan, gairah, daya penerimaan,
adanya tekanan dan kewajiban, tanpa adaya keterikatan, bukti cinta, tidak
ingin mengecewakan pasangan, serta perasaan takut untuk ditinggal oleh
pasangan.
B. Perempuan Dewasa Awal
1. Definisi dewasa awal
Menurut Ahmadi dan Sholeh, (2005) mengatakan pergantian masa dari
masa remaja menuju pada masa dewasa. Pada masa ini dimulainya
pemikiran serta perubahan sikap dan sifat yang lebih matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kematangannya ditunjukkan pada cara berpikir, berperilaku, bekerja serta
cara berelasi dengan orang lain. Hurlock (dalam Jahja, 2011) mengatakan
masa pencarian pasangan hidup dan masa reproduktif dimana masa ini
penuh dengan masalah yang akan dihadapi dan ketegangan emosional
dengan orang lain. Selain itu, individu juga berkembang dalam sisi
komitmen, ketergantungan, perubahan nilai, kreativitas, serta penyesuaian
diri pada pola dan lingkungan yang baru.
Derlega, Sandra, Sandra, Stephen (1993) menjelaskan masa dewasa
awal merupakan masa bagi individu untuk membangun relasi yang akrab
dengan individu lainnya. Dalam berelasi hal penting yang diperlukan
adalah pengungkapan diri kepada orang lain. Jika berhasil mengungkapkan
diri dengan baik, individu dapat mencapai hubungan yang akrab. Santrock
(1995) menjelaskan sebaliknya jika individu gagal dalam mengungkapkan
diri akan mengalami keterkucilan (isolasi) dari lingkungan sosialnya yang
akan berpengaruh pada hubungan interpersonalnya.
Definisi-definisi masa dewasa awal dapat ditarik kesimpulan bahwa
masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju ke
masa dewasa, pada masa dewasa awal individu mulai menunjukkan
kematangannya melaui cara berpikir, bertindak, bekerja, dan cara bergaul.
Selain itu, pada masa ini merupakan masa reproduktif dengan mulai
membangun hubungan yang intim dengan individu lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Ciri-ciri dewasa awal
Sebagai
kelanjutan
masa
remaja,
menurut
Mappiare
(1983)
memaparkan masa dewasa awal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Usia reproduksi atau “Reproductive Age.”
Pada masa dewasa awal sebagian besar individu mempersiapkan
diri
untuk
membentuk
keluarga
barunya
sendiri
dan
mempertimbangkan untuk mengambil peran sebagai orangtua untuk
melahirkan dan membesarkan anak. Hal inilah yang dimaksud dengan
“reproduktivitas”. Namun tidak jarang individu melakukan penundaan
untuk berumah tangga hingga mereka menyelesaikan apa yang
dianggapnya
sebagai
tanggungjawabnya
sebelum
mengambil
tanggung jawab besar sebagai orangtua yaitu menyelesaikan
pendidikan dan berkarir.
b. Usia memantapkan letak kedudukan atau “Settling – down Age.”
Masa dewasa awal tidak lagi disebut dengan masa “growing-up”
karena individu sudah keluar dari masa anak-anak atau remaja, namun
mereka disebut dengan masa “setteling-down age”. Pada masa ini
individu mengembangkan pola hidupnya secara individual dan
menciptakan ciri khasnya sendiri hingga akhir hidupnya.
c. Usia banyak masalah atau “Problem Age.”
Masa dewasa awal memiliki permasalahan yang berbeda dengan
permasalahan yang dialaminya saat menjadi remaja atau anak-anak.
Permasalahannya semakin bertambah dan bahkan semakin kompleks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan beberapa permasalahan yang dihadapi merupakan lanjutan dari
masa
remaja
akhirnya.
Disinilah
individu
memperlihatkan
perkembangannya apakah dapat berkembang atau malah kembali pada
masa sebelumnya dalam menyelesaikan masalahnya.
d. Usia ketegangan emosi atau “Emotional Tension.”
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu dewasa awal
dapat memicu munculnya ketegangan emosi. Tingkatan ketegangan
emosi yang dimunculkkan selaras dengan intensitas permasalahan dan
penyelesaiaan yang dapat dilakukannya. Semakin baik individu
tersebut menyelesaikan permasalahannya maka semakin stabil juga
emosinya.
Ciri-ciri kedewasaan anak gadis menurut Kartono dan Kartini (2006)
antara lain ialah:
a. Punya rencana dan tujuan hidup.
Perempuan pada masa dewasa awal sudah mulai memiliki rencana
sebagai acuan untuk menjalani hidupnya. Pencapaian tujuan hidupnya
dilakukan dengan meningkatkan prinsip-prinsip yang dibuat sendiri
serta memahami konsekuensi yang akan diterima dengan bertanggung
jawab dalam bertingkah laku.
b. Kerja atau karya
Pada masa dewasa awal perempuan sudah memasuki masa untuk
berkarya atau menghasilkan sesuatu dengan bekerja atau melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tugas-tugasnya sebagai manusia agar berguna bagi dirinya, keluarga,
dan bangsa.
c. Pembentukan diri dan stabilitas normatif
Perempuan dewasa awal merasa memiliki tanggung jawab untuk
membentuk diri sendiri agar sesuai dengan norma yang ada pada
lingkungannya. Pembentukkan diri yang ideal menurut masyarakat
adalah individu yang memiliki nilai dan norma-norma susila tertentu,
sehingga dapat mencapai satu bentuk stabilitas normatif.
d. Kemandirian yang susila dan bertanggung jawab
Perempuan memiliki tujuan untuk menjadi individu yang otonom
dengan melakukan tugas-tugasnya dengan bertanggung jawab. Proses
mandiri secara susila ini disebut sebagai proses induvidualisasi yaitu
gadis yang masih muda namun berani menentukan isi dan bentuk
hidupnya dengan rasa tanggung jawab.
e. Partisipasi aktif dan konstruktif
Perempuan dewasa awal biasanya memiliki peran sendiri di dalam
masyarkat sehingga partisipasi yang aktif dan konstruktif merupakan
bentuk individu yang diharapkan sebagai warga masyarakat dan warga
Negara yang baik.
f. Teratur, “berbentuk”, “tertutup” dan relatif stabil.
Teratur
dalam
pengertian
perkembangan
kepribadiannya
berlangsung mengikuti satu mekanisme regulasi-diri dan integritas diri
yang harmonis, mengarah pada tujuan-tujuan yang pasti. Gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
selanjutnya adalah “berbentuk” dan “tertutup” yaitu individu yang
tidak mudah terombang ambing oleh banyak impuls-impuls dari
dalam diri dan oleh pengaruh-pengaruh dari luar. Sehingga
kepribadiannya “relatif stabil” sifatnya. Dengan kestabilan ini,
perempuan dewasa mampu menjalin relasi-relasi sosial yang mantap.
Dadang Suherman (dalam Yuliani, 2005) mengemukakan ciri-ciri
dewasa awal yaitu:
a. Mulai mempertegas pilihan hidup yang mana yang akan dijalani untuk
masa depan yang baik.
b. Telah memahami dan mendalami bakat-bakat yang dimiliki dan
memanfaatkan sesuai dengan kemampuan yang diketahui.
c. Memahami dan menetapkan jenis pekerjaan yang akan menjadi mata
pencaharian untuk keberlangsungan hidupnya.
d. Mulai mencari dan memilih pasangan hidup dan memikirkan untuk
membangun keluarga.
e. Memperhatikan penampilan baik pakaian yang akan dikenakan
maupun gaya berdandan.
f. Mulai memikirkan keadaan ekonomi diri sendiri karena ingin mandiri
secara finansial dari orangtua.
g. Berpikir tentang tanggung jawab sosial, moral, ekonomi, dan
keagamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
h. Perspektif kehidupan semakin meluas, nilai-nilai kehidupan mulai
muncul, pengertian-pengertian lebih diperluas dan dalam.
i. Individu benar-benar telah mengambil tanggung jawab sebagai
manusia dewasa.
C. Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
1. Definisi pengungkapan diri (self disclosure)
Self-Disclosure
atau
pengungkapan
diri
adalah
tingkah
laku
membagikan atau memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada
orang lain baik secara disadari maupun tidak disadari. Informasi yang
dibagikan tidak terbatas seperti ide-ide, pikiran, perasaan, cita-cita, tujuan,
kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan hal-hal lain yang disukai maupun
tidak disukai (Dayakisni dan Hudaniah, 2009). Tubs dan Moss (2001)
menjelaskan pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi informasi
mencakup dua sifat yakni deskriptif dan evaluatif. Bersifat deskriptif jika
individu membagikan informasi berupa fakta yang belum diketahui orang
lain tentang dirinya seperti alamat rumah, nomor telepon, jenis pekerjaan
dan lain-lain. Sedangkan informasi evaluatif jika individu memberikan
informasi berupa gagasan atau pendapat, perasaan pribadi seperti hal-hal
yang disukai atau dibenci.
Laurenceau, Segrin dan Flora (dalam Papalia dan Feldman 2009)
mendefinisikan
pengungkapan
diri
merupakan
wadah
untuk
mengekspresikan emosi nonverbal secara signifikan, kompleks, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
komunikasi interpersonal yang sulit untuk diaplikasikan. Hal ini
dikarenakan adanya pengharapan dari individu yang membagikan
informasi untuk mendapatkan perhatian dan pemahaman yang baik dari
pendengarnya. Selain itu, adanya indikasi risiko yang akan dihadapi jika
melakukan pengungkapan diri seperti kesalahpahaman dan penolakan dari
orang lain. Galvin, Dawn, dan Carma (2015) menambahkan pengungkapan
diri dianggap sebagai pengambilan risiko karena individu dengan sukarela
membagikan informasi tentang dirinya yang tidak diperoleh dari sumber
lain selain dari individu tersebut. Sehingga memiliki risiko dapat
dimanfaatkan oleh orang lain untuk memperoleh keuntungan dengan
pengungkapan diri tersebut. Oleh karna itu, pengungkapan diri
menunjukkan akan kepercayaan dan afeksi dalam sebuah hubungan.
Papalia dan Feldman (2009) mengatakan didalam sebuah hubungan
perlulah memiliki kuantitas yang cukup tidak kurang maupun lebih dalam
membagikan informasi diri, demikian itu bertujuan untuk menghindari ada
kemungkinan hal negatif terjadi seperti kesalahpahaman, konflik atau
kemarahan
antara
keduanya.
Sehubungan
hal
tersebut,
keluarga
merupakan wadah awal yang baik untuk berlatih mengungkapkan diri
dengan saling membangun dan menjaga kepercayaan antar anggota
keluarga
serta
mengontrol
diri
dalam
menyampaikan
informasi.
Pengungkapan diri di dalam keluarga memiliki karakteristik yang saling
berhubungan erat diantaranya kepercayaan, penegasan, dan afeksi. Galvin,
Dawn, dan Carma (2015) menjelaskan kepercayaan dalam pengungkapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diri ditandai dengan perasaan aman dan nyaman saat berbagi dengan orang
lain. Dengan kata lain, individu akan merasa aman dan nyaman saat orang
lain mengetahui kelemahan, kekurangan serta ketakutan diri sendiri dan
percaya bahwa orang tersebut akan memberikan respon yang baik.
Pengekspresian respon afeksi dilakukan dengan kontak fisik seperti
memegang
tangan,
mengelus
punggung,
memberikan
pelukan,
memberikan pandangan yang kuat kepada orang lain. Selain itu,
mengundang orang lain juga secara verbal bergantian untuk membuka diri
satu sama lain.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
dapat dirangkum bahwa pengungkapan diri (self-disclosure) adalah
tindakan baik yang disadari maupun tidak disadari untuk merelakan diri
membagi dan memberikan informasi tentang diri sendiri kepada orang
lain. Informasi yang dibagikan adalah informasi yang belum diketahui oleh
pendengar dari sumber mana pun selain dari individu itu sendiri. Informasi
yang dibagi dengan orang lain dapat mencakup tidak terbatas, baik ide-ide,
pikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan, kesuksesan, kelebihan,
kekurangan, dan hal-hal lain yang disukai maupun yang tidak disukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Dimensi Pengungkapan Diri
Terdapat beberapa dimensi dalam pengungkapan diri menurut Devito,
(1986) diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kuantitas
Jumlah dari pengungkapan diri dapat diketahui dari frekuensi
dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pesan
pengungkapan diri atau waktu yang dibutuhkan untuk mengutarakan
pernyataan pengungkapan diri individu tersebut terhadap orang lain.
Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak jumlah informasi diri yang
diungkapkan.
Jumlah
tersebut
dilihat
berdasarkan
frekuensi
penyampaian pesan pengungkapan diri atau dengan menggunakan
ukuran waktu, yakni berapa lama pesan-pesan yang mengandung
pengungkapan diri disampaikan pada keseluruhan komunikasi dengan
lawan komunikasinya.
b. Valensi
Valensi merupakan nilai informasi yang disampaikan kepada
orang lain seperti hal yang positif atau negatif dari pengungkapan diri.
Individu
dapat
mengungkapkan
diri
mengenai
hal-hal
yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji
hal-hal yang ada pada dirinya atau menjelek-jelekan dirinya sendiri.
Faktor nilai juga mempengaruhi sifat dasar dan tingkat pengungkapan
diri. Dampak dari pengungkapan diri yang berbeda itu (positif atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
negatif) akan berbeda pula, baik pada orang yang mengungkapkan
dirinya maupun pada lawan komunikasinya.
c. Ketepatan dan Kejujuran
Hal ini terkait dengan ketepatan atau kecermatan dan kejujuran
individu dalam mengungkapkan diri. Ketepatan dari pegungkapan diri
dibatasi oleh tingkat atau kemampuan individu dalam mengetahui atau
mengenal dirinya sendiri. Baik kelebihan atau pun kelemahan yang
dimilikinya. Pengunkapan diri dapat berbeda dalam hal kejujuran.
Individu dapat jujur atau terlalu melebih-lebihkan, atau mengurangi
bahkan melewatkan bagian penting dari informasi yang disampaikan
serta berbohong.
d. Maksud dan Tujuan
Hal ini terkait dengan seluas apa individu mengungkapkan tentang
informasi yang ingin diungkapkan dan seberapa besar kesadaran
individu untuk mengontrol informasi-informasi yang akan dikatakan
pada orang lain. Selain itu, individu cenderung menyatakan dirinya
dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti halnya ingin mendapatkan
perhatian, ingin memperoleh penyelesaiaan dari masalah yang
dihadapi atau yang lainnya.
e. Kedalaman
Individu dapat mengungkapkan detil yang palig intim atau pribadi
dari hidupnya. Manusia memiliki lapisan-lapisan yang menunjukkan
derajat kedalaman individu dalam menjalin relasi atau berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan orang lain. Tidak seluruh informasi yang individu sampaikan
berisikan informasi yang sifatnya pribadi karena bisa bercampur
dengan informasi yang bersifat umum. Hal ini terkait dengan
kedalaman (depth) dan keluasan (breadth) pengungkapan diri. Sejauh
mana kedalamanan dalam pengungkapan diri itu akan ditentukan oleh
derajat kedalaman individu dengan lawan komunikasinya.
Beberapa dimensi dalam pengungkapan diri diantaranya dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut : kuantitas, valensi, ketepatan dan
kejujuran, maksud dan tujuan, dan kedalaman.
3. Manfaat dari Pengungkapan Diri
Johnson (dalam Supratiknya, 1995) menyebutkan beberapa manfaat
dari pengungkapan diri terhadap hubungan antarpribadi sebagai berikut :
a. Pengungkapan diri akan menciptakan hubungan yang sehat antar dua
individu.
b. Pengungkapan diri memiliki sifat timbal balik, yaitu jika individu
merasa nyaman dan senang untuk mengungkapkan diri kepada lawan
bicaranya, maka lawan bicaranya akan melakukan hal yang sama
dengan senang hati untuk mengungkapkan dirinya.
c. Individu yang terlatih mengungkapkan diri dengan baik terhadap
orang lain cenderung memiliki sifat diantaranya: berkompeten,
terbuka, ekstrovert, fleksibel, adaptif, dan inteligen sebagai ciri
individu yang matang dan bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Melatih diri
untuk mengungkapkan diri
kepada orang lain
memungkinkan individu untuk memiliki hubungan yang mendalam
dengan individu yang lainnya.
e. Pengungkapan diri haruslah memiliki sifat jujur, tulus dan autentik
sebagai cerminan sikap yang realitis.
Dari manfaat-manfaat yang diperoleh dari pengungkapan diri dapat
disimpulkan bahwa fungsi dari pengungkapan diri diantaranya tercipta
hubungan yang sehat antar dua orang. orang lain mau untuk membuka
dirinya, cenderung menjadikan individu yang matang dan bahagia,
terciptanya relasi yang intim atau mendalam, adanya perasaan jujur, tulus
dan autentik. Selain itu, berfungsi sebagai menunjukkan ekspresi,
klarifikasi diri, keabsahan sosial, kendali sosial, perkembangan hubungan.
D. Orangtua
Orangtua memiliki definisi fungsional yaitu berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan anak-anaknya seperti memberikan perawatan, sosialisasi, dan
dukungan emosi serta materi yang baik. Selain itu, orangtua perlu untuk
mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan
rasa memiliki identitas keluarga (family identity) yang berupa ikatan
emosi, pengalaman tidak terlupakan, maupun cita-cita masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Dinamika Antara Pengungkapan Diri Terhadap Orangtua Dengan
Perilaku Seksual Perempuan Dewasa Awal
Dayakisni dan Hudaniah (2009) mengemukakan self-disclosure atau
pengungkapan diri adalah tingkah laku membagikan atau memberikan
informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain baik secara disadari
maupun tidak disadari. Informasi yang dibagikan tidak terbatas seperti ideide, pikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan, kesuksesan, dan hal-hal
lain yang disukai maupun tidak disukai. Mills dan Clark (dalam Herold dan
Way 1988) melanjutkan pengungkapan diri merupakan karakteristik
hubungan secara timbal balik yang kuat dimana pengungkapan diri sebagai
inti dari hubungan yang erat dan memiliki kecenderungan untuk lebih
membuka diri sangatlah besar.
Galvin, Dawn, dan Carma (2015) menjelaskan bahwa pentingnya
kepercayaan dalam pengungkapan diri karena dapat menimbulkan perasaan
aman dan nyaman saat orang lain mengetahui kelemahan, kekurangan serta
ketakutan diri sendiri dan percaya bahwa orang tersebut akan memberikan
respon yang baik. Papalia dan Feldman (2009) mengatakan bahwa keluarga
merupakan wadah awal yang baik untuk berlatih mengungkapkan diri dengan
saling membangun dan menjaga kepercayaan antar anggota keluarga serta
mengontrol diri dalam menyampaikan informasi. Pengungkapan diri di dalam
keluarga memiliki karakteristik yang saling berhubungan erat diantaranya
kepercayaan, penegasan, dan afeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Sarwono (2006) mengatakan bahwa dampak dari kurangnya hubungan
yang terbuka antara orangtua dan anak akan mempengaruhi perubahan
pandangan norma ke arah permisif dalam pergaulan terutama berpacaran.
Sarwono (2006) mengemukakan bahwa tingkat dan kualitas hubungan atau
komunikasi terbuka antara orangtua dan anak memiliki pengaruh pada
kemungkinan anak untuk melakukan perilaku seksual. Semakin baik kualitas
hubungan keduanya maka semakin jauh dari kemungkinan perilaku seksual
terjadi pada anak.
Soetjinigsih (2008) menjelaskan perilaku seksual merupakan tingkah
laku yang melibatkan hasrat seksual kepada pasangannya di luar pernikahan
mulai dari perilaku mencium, necking, petting, dan intercourse. Sarwono
(2011) mengungkapkan objek seksual bisa berupa orang lain, orang dalam
khayalan atau diri sendiri. Kartoo dan Gulo (dalam Setiawan dan Nurhidayah,
2008) menambahkan perilaku seksual sebagai perilaku yang memanfaatkan
fungsi dari alat reproduksi yang dimiliki oleh manusia untuk saling
merangsang pasangannya sehingga menimbulkan sensasi sensual pada
daerah-daerah erogen (daerah atau bagian tubuh yang dapat menimbulkan
sensasi erotis).
Pawestri dan Dewi (2012) mengungkapkan bahwa jika individu yang
memiliki sikap yang tidak sehat terhadap perilaku seksual cenderung
mendekatkan diri kepada perilaku seksual bebas dan risiko tertular berbagai
macam penyakit menular seksual. Selain itu, kecenderungan untuk
melakukan seks bebas akan memiliki risiko kehamilan diluar pernikahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tidak diinginkan, sehingga dapat menunda pendidikannya, atau bahkan
mengambil keputusan yang keliru dengan melakukan aborsi yang berbahaya
karena dapat mengancam keselamatan (Pawestri dan Dewi, 2012).
Silalahi dan Eko (2010) menjelaskan bahwa pengungkapan diri antara
orangtua dan anak dapat mencegah masalah perilaku menyimpang pada anak
seperti perilaku seksual. Blake, Simkin, Ledsky, Perkins, dan Calabrese,
(dalam Silalahi dan Eko, 2010) mengungkapkan bahwa orangtua harus
terbuka dengan anaknya terutama dalam berdiskusi terkait seksualitas. Hal ini
dapat mencegah anak untuk melakukan perilaku seksual dini (early sexual
intercourse). Silalahi dan Eko (2010) mengatakan jika frekuansi diskusi
orangtua anak yang dilakukan semakin sering maka perilaku seks anak
cenderung dapat terkontrol seperti menunda untuk melakukan seks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. Skema Penelitian
Perempuan
Dewasa Awal
Self Disclosure
Self Disclosure
kepada Orangtua
Tinggi
Self Disclosure
kepada Orangtua
Rendah
Self Disclosure memiliki
dimensi Kuantitas, Valensi,
Ketepatan dan Kejujuran,
Maksud dan Tujuan dan
Kedalaman
Self Disclosure tidak
memiliki dimensi Kuantitas,
Valensi, Ketepatan dan
Kejujuran, Maksud dan
Tujuan dan Kedalaman
Memiliki hubungan yang sehat antara
orangtua dan anak
Cenderung mampu mengontrol diri
dalam perilaku seksual
Cenderung mampu mengatasi
masalah terkait relasi dengan lawan
jenis atau masalah percintaan
Perilaku Seksual
Rendah
Memiliki hubungan yang kurang
sehat antara orangtua dan anak
Cenderung menunjukkan perilaku
seksual
Cenderung kesulitan mengatasi
masalah terkait relasi dengan lawan
jenis atau masalah percintaan
Perilaku Seksual
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara
pengungkapan diri perempuan dewasa awal terhadap orangtua dengan
perilaku seksual dalam hubungan berpacaran. Semakin tinggi pengungkapan
diri individu terhadap orangtuanya, maka semakin rendah perilaku seksual
yang dilakukan perempuan dewasa awal dalam hubungan berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (dengan
instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat
dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2011).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasional. Penelitian ini mempelajari hubungan dua variable atau lebih,
yakni sejauh mana variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi
dalam variable lain. Peneliti ingin melihat hubungan antara pengungkapan
diri (self disclosure) terhadap orangtua dengan perilaku seksual perempuan
dewasa awal saat berpacaran.
B. Variabel Penelitian
1. Variable Bebas (IV)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah pengungkapan diri (self
disclosure).
2. Variable Tergantung (DV)
Variable tergantung dalam penelitian ini adalah perilaku seksual.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Definisi Operasional
1. Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku perempuan dewasa awal
yang didorong oleh hasrat seksual terhadap pasangan dengan saling
memberikan atau menerima rangsangan pada daerah erogen atau bagian
sensitif pada tubuh pasangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
kesenangan atau kepuasan baik pada perempuan dewasa awal atau
pasangannya. Perilaku seksual diukur menggunakan skala perilaku seksual
yang disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut. Dalam
penilaian semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi
perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran, begitu
sebaliknya.
2. Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Pengungkapan diri adalah tindakan baik yang disadari maupun tidak
disadari oleh perempuan dewasa awal untuk merelakan diri membagi dan
memberikan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi
yang dibagikan adalah informasi yang belum diketahui oleh pendengar
dari sumber mana pun selain dari individu itu sendiri. Informasi yang
dibagi dengan orang lain dapat mencakup tidak terbatas, baik ide-ide,
pimikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan, kesuksesan, kelebihan,
kekurangan, dan hal-hal lain yang disukai maupun yang tidak disukai.
Pengungkapan diri diukur berdasarkan dimensi-dimensi pengungkapan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersebut. Adapun penilaiannya adalah semakin tinggi skor yang diperoleh
subjek maka tingkat pengungkapan diri perempuan dewasa awal kepada
orangtua juga semakin tinggi, begitu sebaliknya.
Pengukuran pengungkapan diri dilakukan dengan menggunakan skala
yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala ini berdasar pada dimensi yang
diungkapkan oleh Devito, (2011) yaitu diantaranya:
a. Kuantitas
Untuk mengukur kuantitas atau jumlah dari pengungkapan diri
yaitu dengan melihat jumlah individu tempat pengungkapan diri,
jumlah informasi yang diungkapkan, frekuensi individu dalam
mengungkapkan diri kepada orang lain, dan durasi yang dibutuhkan
individu untuk mengungkapkan diri.
b. Valensi
Untuk mengukur valensi dari pengungkapan diri yaitu dengan
melihat adakah informasi yang disampaikan dalam pengungkapan diri
yang bersifat positif atau negatif, dan adakah dampak yang
ditimbulkan dari pengungkapan diri terhadap individu itu sendiri
maupun lawan komunikasinya.
c. Ketepatan dan Kejujuran
Untuk mengukur ketepatan dan kejujuran dari pengungkapan diri
yaitu dengan melihat tingkat atau kemampuan individu dalam
mengenali dirinya sendiri, dan melihat nilai dari informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
diungkapkan kepada orang lain apakah informasi tersebut dilebihlebihkan atau dikurang-kurangi (berbohong atau tidak jujur).
d. Maksud dan Tujuan
Untuk mengukur maksud dan tujuan dari pengungkapan diri yaitu
dengan melihat tingkat kesadaran individu dalam mengontrol
informasi yang akan diungkapkan kepada orang lain, dan melihat
motif atau harapan individu setelah melakukan pengungkapan diri
kepada orang lain.
e. Kedalaman
Untuk mengukur kedalaman dari pengungkapan diri yaitu melihat
kualitas informasi yang disampaikan oleh individu apakah bersifat
pribadi atau hanya bersifat umum.
D. Subjek Penelitian
Kriteria subjek yang dipilih adalah perempuan yang tergolong dalam usia
dewasa awal sekitar 18 tahun sampai dengan 25 tahun dan sedang dalam
masa berpacaran atau pernah berpacaran. Alasan peneliti memilih subjek
perempuan dewasa awal dengan status berpacaran karena peneliti berasumsi
bahwa subjek perempuan lebih dapat mengekspresikan dirinya dan dalam
hubungan berpacaran lebih besar kemungkinan untuk melakukan aktivitas
atau perilaku seksual dibandingkan dengan subjek yang tidak berpacaran.
Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu penentuan sample dengan pertimbangan khusus atau memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kriteria tertentu sehingga layak dijadikan sample penelitian (Noor, 2011).
Peneliti menyusun kuisioner dalam bentuk link survey online dan
disebarluaskan melalui media sosial dalam lingkup yang kecil yaitu kepada
teman-teman peneliti dengan kriteria responden penelitian yang diinginkan.
Kemudian, peneliti meminta responden menyebarkan kepada teman-teman
responden yang lain yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan pada
penelitian ini, begitu pula seterusnya.
E. Prosedur Penelitian
Peneliti telah menyusun skala dalam sebuah link survey online yang
penyebarannya dilakukan melalui internet dengan memanfaatkan media sosial
dan berbagai aplikasi chat yang cukup banyak penggunanya. Peneliti memilih
untuk menggunakan survei online karena melihat penelitian sebelumnya yang
menyarankan untuk mengukur perilaku yang bersifat sensitif akan lebih baik
untuk tidak bertemu langsung dengan subjek yang bersangkutan. Hal ini
dilakukan agar memberikan keleluasaan serta rasa aman kepada responden
karena privasinya lebih terjaga dalam memberikan jawaban jujur atas keadaan
dirinya. Sehingga memberikan keuntungan bagi peneliti memperoleh data
yang sesungguhnya dikarenakan salah satu skala terkait dengan perilaku
seksual yang cenderung sensitif untuk ditanyakan.
Adapun
prosedur
penyebaran
skala
adalah
peneliti
akan
menyebarluaskan link survey yang telah disiapkan di kalangan perempuan
dewasa awal seperti di beberapa Universitas di Kota Yogyakarta dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang bersedia mengisi skala ini. Peneliti
memanfaatkan aplikasi chat yang yang cukup banyak penggunanya antara
lain bbm, whatsapp, line, facebook, twitter dan lain sebagainya. Subjek yang
bersedia mengisi skala haruslah memenuhi karakteristik subjek penelitian
yang diinginkan yaitu perempuan berusia 18 – 25 tahun dan dalam masa
berpacaran atau pernah berpacaran. Subjek yang sesuai dapat mengisi skala
melalui smartphone maupun komputer yang dimilikinya. Peneliti menjamin
kerahasian data yang diperoleh dari subjek karena subjek tidak diminta untuk
mengisi identitas lengkap pribadinya.
Subjek yang sesuai dengan kriteria dan bersedia mengisi skala yang
terdapat dalam link survey diminta untuk mengisi halaman identidas diri
seperti inisial nama dan usia. Setelah itu, subjek masuk pada halaman
berikutnya yaitu pengisian skala sesuai dengan aturan pengisian skala dan
sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya. Waktu yang dibutuhkan
untuk mengisi dua skala tersebut adalah kurang lebih 20 menit.
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode
Metode pengumpulan data menggunakan metode skala. Skala adalah
alat ukur yang digunakan untuk mengolah informasi yang diperoleh dari
responden dalam bentuk jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang
telah dirumuskan dalam suatu skala (Noor, 2011). Hal ini bertujuan untuk
menangkap respon seseorang terhadap konsep yang diukur sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
diberi penilaian atau skor berupa angka yang kemudian diinterpretasikan
(Azwar, 1999).
2. Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian dengan cara mengumpulkan data yang sesuai dengan konsep
yang ingin diukur (Noor, 2011). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua skala untuk mengumpulkan data yaitu:
a. Skala Perilaku Seksual
Perilaku seksual akan dukur menggunakan alat ukur berupa
skala yang melihat tingkatan perilaku seksual pada perempuan dewasa
awal secara bertahap. Skala ini berisi 10 pernyataan mengenai
perilaku seksual yang dilakukan subjek bersama pacar atau pasangan.
Perilaku tersebut dimulai dari perilaku yang ringan hingga perilaku
yang tergolong berat meliputi: berpegangan tangan, berangkulan,
berpelukan, berciuman pipi, berciuman bibir, meraba-raba dada,
meraba-raba alat kelamin, menggesek-gesekkan alat kelamin,
melakuakn seks oral, hingga melakukan hubungan seksual. Satu
indikator tersebut memiliki dua pernyataan sehingga jumlah
pernyataan adalah 10 butir. Berikut blueprint skala perilaku seksual
sebelum diuji coba:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 1.
Blueprint Skala Perilaku Seksual Sebelum Di Uji Coba
No
Kategori
.
Perilaku Seksual
Nomor Item
Jumlah
1.
Memegang tangan
1
1
2.
Merangkul
2
1
3.
Memeluk
3
1
4.
Mencium pipi
4
1
5.
Mencium bibir
5
1
6.
Meraba-raba dada
6
1
7.
Meraba-raba alat kelamin
7
1
8
1
9
1
10. Melakukan hubungan seksual
10
1
Jumlah item
10
10
Menggesek-gesekan alat
8.
kelamin
9.
Melakukan seks oral
Skala perilaku seksual ini menggunakan skala Guttman. Skala
Guttman memiliki dua ciri yaitu; pertama, memiliki sifat uni
dimensional, artinya Hanya mengukur satu dimensi dari beberapa
dimensi (multi dimensi) yang dimiliki oleh satu variabel penelitian
yang hendak diukur. Kedua, merupakan skala kumulatif, artinya
pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaannya hanya memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bobot yang berbeda apabila individu menyetujui pernyataan atau
pernyataan yang berbobot lebih berat, maka individu juga akan
menyetujui pertanyaan atau pernyataan yang bobotnya lebih rendah
atau kurang berbobot (Hasan, 2002).
Melalui skala ini, peneliti ingin melihat seberapa jauh
keterlibatan subjek dalam perilaku seksual dalam berpacaran. Maka
dari itu, berdasarkan prinsip dari skala Guttman, peneliti menyusun
pernyataan yang menunjukkan tingkatan secara bertahap dan dimulai
dari menunjukkan sikap positif terhadap perilaku seksual hingga yang
memiliki kadar positif yang rendah seperti berpegangan tangan hingga
melakukan hubungan seksual.
Pemberian skor pada subjek yang menjawab “ya” pada setiap
pernyataan diberi skor 2. Sedangkan pada jawaban “tidak” diberi skor
1. Pemberian skor 2 pada jawaban tidak menunjukkan sifat lebih baik
dari pada jawaban yang memperoleh skor 1. Hal ini bertujuan hanya
untuk melihat perilaku seksual dari subjek semata.
Tabel 2.
Blueprint Skor Jawaban Skala Perilaku Seksual
Kategori
Ya
Tidak
2
1
Jawaban
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Skala Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Pengukuran
pengungkapan
diri
(self-disclosure)
dalam
penelitian ini menggunakan skala self-disclosure yang disusun oleh
peneliti dengan mengacu pada dimensi yang dikemukakan oleh Devito
(1986), yaitu dengan melihat kuantitas, valensi, ketepatan dan
kejujuran, maksud dan tujuan serta kedalaman. Berikut blueprint
Skala Pengungkapan Diri sebelum uji coba:
Tabel 3.
Blueprint Skala Pengungkapan Diri Sebelum Diuji Coba
Sifat Item
Dimensi
No.
Jumlah
Pengungkapan Diri
Favorabel
Unfavorabel
1.
Kuantitas
6
6
12
2.
Valensi
6
6
12
6
6
12
Ketepatan dan
3.
Kejujuran
4.
Maksud dan Tujuan
6
6
12
5.
Kedalaman
6
6
12
Jumlah item
30
30
60
Skala pengungkapan diri ini menggunakan jenis skala Likert.
Skala Likert menurut Hasan (2002), merupakan skala yang digunakan
untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti
sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Variabel penelitian yang diukur dengan skala Likert ini, dijabarkan
menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak
penyusunan iatem, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap iatem ini, memiliki variasi pilihan jawaban dari
tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat negatif).
Skala pengungkapan diri ini terdiri dari 40 item yang tersusun
berdasarkan pernyataan-pernyataan bersifat favorabel sebanyak 20
iatem dan unfavorabel sebanyak 20 item. Setiap item menyediakan
empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju (ST), Setuju (S), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pada item-item yang bersifat
favorabel untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S)
diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak
Setuju (STS) diberi skor 1. Sebaliknya pada item-item yang bersifat
unfavorabel untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju
(S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak
Setuju (STS) diberi skor 4. Berikut skor jawaban responden pada
skala pengungkapan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 4.
Blueprint Skor Jawaban Skala Pengungkapan Diri
Favorabel
Unfavorabel
Jawaban
Skor
Jawaban
Skor
SS
4
SS
1
S
3
S
2
TS
2
TS
3
STS
1
STS
4
G. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas
1.
Validitas
Suatu penelitian dapat dikatakan memiliki keakuratan dalam
pengukuran,
maka
haruslah
memiliki
validitas.
Azwar
(2008)
mengatakan bahwa validitas berarti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pada
penelitian
ini,
peneliti
melakukan
pengujian
validitas
dengan
menggunakan validitas isi. Menurut Azwar (2008) validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes
dengan
analisis
rasional
atau
professional
judgement.
Peneliti
berkonsultasi dan memiminta pertimbangan dari dosen pembimbing serta
menilai sesuai atau tidaknya tiap aitem untuk mengukur variable yang
diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2.
Seleksi Aitem
Seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-masing aitem
menjadi bagian tes. Apabila aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas,
maka tidak dapat diikut sertakan dalam bagian tes.
Peneliti melakukan uji coba Skala Pengungakapn diri dan Skala
Perilaku Seksual pada tanggal 18 Januari 2017 sampai dengan 19 Januari
2017. Uji coba skala melibatkan 70 subjek dengan kriteria perempuan
memiliki rentang usia 18-25 tahun, berstatus berpacaran atau pernah
memiliki status berpacaran. Peneliti melakukan seleksi aitem dengan
menggunakan program SPSS versi 16 for windows.
Kriteria
pemilihan
aitem
berdasarkan
korelasi
aitem
total
menggunakan batasan rix > 0,20. Semua item harus mencapai koefisien
korelasi diatas 0,20 berarti memiliki daya beda yang memuaskan dan
aitem yang mencapai koefisien korelasi kurang dari 0,20 memiliki daya
beda yang tidak memuaskan (Supratiknya, 2014).
Pada Skala Perilaku Seksual terdapat satu aitem yang memiliki
koefisien korelasi kurang dari 0,20 sehingga aitem tersebut digugurkan
karena dianggap tidak memenuhi syarat kualitas aitem yang baik.
Dengan demikian jumlah aitem pada skala perilaku seksual adalah 9 butir
pernyataan. Berikut adalah blueprint Skala Perilaku Seksual setelah di uji
coba:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 5.
Blueprint Skala Perilaku Seksual Setelah Di Uji Coba
No
Kategori
.
Perilaku Seksual
Nomor Item
Jumlah
1.
Merangkul
1
1
2.
Memeluk
2
1
3.
Mencium pipi
3
1
4.
Mencium bibir
4
1
5.
Meraba-raba dada
5
1
6.
Meraba-raba alat kelamin
6
1
7
1
7.
Menggesek-gesekan alat
kelamin
8.
Melakukan seks oral
8
1
9.
Melakukan hubungan seksual
9
1
9
9
Jumlah item
Keterangan :
*) aitem yang gugur karena koefisien korelasi rix < 0,20
Seleksi aitem yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS
16 for windows menunjukkan hasil bahwa skala Pengungkapan Diri yang
terdiri dari 60 aitem mengalami pengguguran beberapa aitem. Korelasi
item-total yang dihasilkan oleh seluruh aitem harus > 0,20 yaitu berkisar
antara 0,275 sampai 0,704. Berikut adalah blueprint skala pengungkapan
diri setelah diuji coba:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 6.
Blueprint Skala Pengungkapan Diri Setelah Di Uji Coba
No.
Sifat Item
Dimensi
Pengungkapan Diri
Favorabel
Unfavorabel
1.
Jumlah
5
5
10
2.
Valensi
4
3
7
6
4
10
3.
Ketepatan dan
Kejujuran
4.
Maksud dan Tujuan
4
2
6
5.
Kedalaman
6
6
12
25
20
45
Jumlah item
3.
Jumlah
Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur melihat sejauh mana alat ukur dapat mengukur
dengan tepat dan stabil perilaku yang hendak diukur. Pengukuran yang
reliable akan menunjukkan hasil yang konsisten sehingga dapat dipercaya
dan diandalkan (Sunjoyo, Setiawan, Carolina, Magdalena, dan Kurniawan,
2013). Pengujian reliabilitas Skala Pengungkapan Diri, dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang diolah melalui
program SPSS versi 16 for windows.
Besarnya koefisien reliabilitas memiliki rentang angka dari 0 sampai
dengan 1,00. Suatu alat ukur akan dinyatakan reliable jika koefisien
reliabilitasnya mendekati angka 1,00. Sedangkan bila koefisien reliabilitas
suatu alat ukur semakin mendekati angka 0 maka alat ukur tersebut
memiliki reliabilitas yang dinyatakan rendah (Azwar, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Skala Perilaku Seksual
Skala Perilaku Seksual memiliki reliabilitas yang baik. Uji
reliabilitas skala ini dilakukan dengan melihat skor Alpha Cronbach
(α) yang menunjukkan angka 0,92. Hasil uji reliabilitas yang
mendekati angka 1,00 tersebut dapat diartikan bahwa alat ukur yang
digunakan memiliki reliabilitas yang tergolong tinggi sehingga hasil
ukurnya dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
b. Skala Pengungkapan Diri
Hasil perhitungan reliabilitas dari Skala Pengungkapan Diri
dilakukan dengan program SPSS for Windows versi 16 diperoleh
koefisein reliabilitas (α) mendekati angka 1,00 yaitu sebesar 0,938.
Dengan demikian, skala pengungkapan diri pada penelitian ini
memiliki reliabilitas yang baik dan dapat dipercaya.
H. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam penggunaan metode
korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang
ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Sunjoyo, Setiawan, Carolina, Magdalena, dan Kurniawan, (2013)
uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian berasal dari polpulasi yang terdistribusi dengan normal
atau tidak. Data yang dinyatakan terdistribusi normal apabila memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
nilai signifikansi lebih besar dari alpha yaitu 0,05. Sebaliknya, apabila
nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 0,05, maka
sebaran data tersebut tidak terdistribusi normal. Pada penelitian ini uji
normalitas dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS versi
16 for windows.
b. Uji Linearitas
Uji linear ini bertujuan untuk mengetahui apakah variable
tergantung dan variable bebas mempunyai hubungan linear (Siregar,
2014). Jika hubungan antara dua variable tersebut menunjukkan garis
lurus maka dapat dinyatakan terdapat korelasi yang linear antara
kedua variable. Korelasi linear terjadi apabila dua variable mempunyai
nilai signifikansi (p) kurang dari 0,05 (p < 0,05). Sebaliknya jika nilai
signifikansi (p) lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hubungan antar
kedua variable dikatakan tidak linear (Azwar, 2009). Pada penelitian
ini uji linearitas dilakukan dengan menggunakan Test Of Linearity
dalam SPSS versi 16 for windows.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk melihat apakah terdapat
hubungan negatif antara pengungkapan diri dengan perilaku seksual dalam
masa berpacaran. Hubungan negatif terjadi jika peningkatan nilai pada
suatu variabel akan diikuti oleh penurunan nilai pada variable lainnya, atau
sebaliknya (Prasetyo dan Miftahul, 2005). Untuk menguji hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment
dengan program SPSS versi 16 for windows.
Menurut Arikunto, Riduwan dan Kuncoro (dalam Sunjoyo, Setiawan,
Carolina, Magdalena dan Kurniawan, 2013) nilai koefisien korelasi di atas
0,5 memiliki keeratan yang cukup kuat. Sedangkan dibawah 0,5
keeratannya cukup lemah. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut :
Tabel 7
Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien
Kriteria
Korelasi
0
> 0 – 0,25
Tidak Ada Korelasi Antara Dua Variabel
Korelasi Sangat Lemah
> 0,25 – 0,5
Korelasi Cukup Kuat
> 0,5 – 0,75
Korelasi Kuat
> 0,75 – 0,99
Korelasi Sangat Kuat
1
Korelasi Sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di awali dengan menyusun skala online dan dibuat
dengan sederhana agar subjek dapat mengerti dan mudah untuk mengisi.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang
telah disusun oleh peneliti melalui media sosial seperti aplikasi BBM,
WhatsApp, LINE, dan lain sebagainya dengan mencantumkan kriteria subjek
yang dibutuhkan untuk mengisi skala tersebut. Peneliti kemudian meminta
bantuan teman-teman untuk menyebarkan kembali skala tersebut hingga
jumlah subjek yang dibutuhkan dapat terpenuhi.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2017 sampai dengan
tanggal 5 Februari 2017. Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data
termasuk cepat karena peneliti mudah untuk menemukan subjek yang sesuai
dengan kriteria. Subjek yang dijadikan sampel penelitian ini diambil dari
beberapa Universitas di Yogyakarta, diantaranya adalah Universitas Sanata
Dharma, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Universitas Ahmad
Dahlan,
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta,
Indonesia, dan beberapa Universitas lainnya.
50
Universitas
Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Data Demografi Subjek Penelitian
Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki beberap
kriteria. Kriteria tersebut adalah perempuan dengan rentang usia 18 – 25
tahun dan memiliki status berpacaran atau sudah pernah berpacaran. Kriteria
lain adalah berkaitan dengan domisili dari subjek yaitu berdomisili di
Yogyakarta. Peneliti telah menentukan batas jumlah subjek yang dimintai
untuk mengisi skala yaitu sebanyak 200 orang. Seluruh subjek mengisi skala
yang telah disiapkan oleh peneliti melalui survey online. Semua subjek
mengisi skala dengan baik dan memenuhi kriteria sehingga seluruh skala
yang masuk melalui email peneliti dapat digunakan.
Berikut dijabarkan tabel data demografi subjek penelitian berdasarkan
usia subjek :
Tabel 8.
Data Usia Subjek Penelitian
Usia
Jumlah
Persentase
18 tahun
21
10,5%
19 tahun
33
16,5%
20 tahun
30
15%
21 tahun
37
18,5%
22 tahun
38
19%
23 tahun
26
13%
24 tahun
12
6%
25 tahun
3
1,5%
Jumlah
200
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
C. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari
skor jawaban subjek normal atau tidak. Penelitian ini melakukan
pengujian normalitas terhadap distribusi skor pengungkapan diri dengan
skor perilaku seksual. Peneliti melakukan uji normalitas residu variabel
pengungkapan diri terhadap orangtua pada perilaku seksual perempuan
dewasa awal dengan analisis statistik dengan One Sample KolmogorovSmirnov Test dan analisis grafik dengan Normal P-P Plot Of
Regression Standardized Residual pada program SPSS versi 16 for
Windows.
Uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test memiliki
dasar yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebuah
data yaitu jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p
> 0,05) maka data dapat dikatakan terdistribusi normal. Berikut tabel
hasil uji normalitas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 9.
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
200
Normal Parametersa Mean
Std.
Deviation
.0000000
2.98358716
Most Extreme
Absolute
.084
Differences
Positive
.051
Negative
-.084
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.181
.123
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel di atas, Uji normalitas menghasilkan koefisien
Kolmogorov-Smirnov sebesar 1.181 dengan p = 0,123 (p > 0,05), hal ini
menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi dengan
normal.
Hal ini juga dibuktikan dengan uji normalitas dalam bentuk
grafik untuk memeriksa kejanggalan yang mungkin terjadi pada hasil
analisis statistik dalam bentuk angka. Peneliti melakukan uji normalitas
residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data
pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot Of Regression
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika
titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka
nilai residual tersebut telah normal. Berikut grafik Normal P-Plot Of
Regression Standardized Residual Pengungkapan Diri dengan Perilaku
Seksual:
Gambar 2.
Grafik Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual
Berdasarkan hasil garfik tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian kecil
pergerakkan data yang menampakkan pola distribusi yang berbelok ke
kiri. Namun sebagian besar pola persebaran datanya berada pada sekitar
garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual data pada
penelitian ini telah dapat dikatakan normal atau dengan kata lain data
terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji
linearitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Test Of
Linearity dalam SPSS versi 16 for windows. Data dapat dikatakan linear
apabila kedua variabel yang diteliti memiliki nilai signifikansi kurang
dari 0,05 (p < 0,05). Uji linearitas dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 10.
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
perila Between (Combin
ku_se Groups
ed)
ksual
Linearity
*
n from
Square
73
10.227
F
Sig.
1.111 .300
1 131.964 14.330 .000
72
8.536
Within Groups
1169.520 127
9.209
Total
1916.060 200
ngkap
i
131.964
df
Deviatio
pengu
an_dir
746.540
Mean
614.576
.927 .634
Linearity
Berdasarkan hasil uji linearitas, pengungkapan diri dengan perilaku
seksual memiliki F sebesar 14.33 dengan signifikansi sebesar 0.000.
Maka dapat disimpulkan bahwa data yang dipergunakan dapat dijelaskan
oleh regresi linear dengan cukup baik. Dengan kata lain terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
hubungan yang linear antara variable pengungkapan diri dengan variable
perilaku seksual karena memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( p <
0,05).
Hal ini juga dibuktikan dengan melakukan uji linearitas residu pada
variabel pengungkapan diri dan perilaku seksual dengan analiasis grafik.
Gambar 3.
Uji Linearitas dengan Analisis Grafik
Berdasarkan grafik scatterplot di atas, dapat dilihat bahwa
persebaran data menunjukkan plot yang tidak berpola. Hal ini dapat
diartikan bahwa adanya hubungan yang linear antara variabel
pengungkapan diri dan variabel perilaku seksual.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variable. Teknik uji hipotesis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
penelitian ini adalah korelasi Pearson-Product Moment yang terdapat
dalam SPSS versi 16 for windows. Teknik ini dipilih karena data
pengungkapan diri dan perilaku seksual termasuk dalam distribusi normal.
Berikut Tabel hasil uji korelasi pengungkapan diri dengan perilaku
seksual:
Tabel 11.
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
pengungkapa perilaku_seks
n_diri
pengungkapan_dir Pearson
i
ual
1
Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
N
perilaku_seksual
Pearson
Correlation
-.254**
200
200
-.254**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
200
200
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Berdasarkan hasil analisis diperoleh skor koefisien korelasi sebesar r
= -0.254 dengan nilai p = 0.000. Data ini menunjukkan bahwa ada korelasi
negatif yang signifikan antara pengungkapan diri terhadap orangtua dengan
perilaku seksual perempuan dewasa awal pada masa berpacaran. Diartikan
dengan kata lain yaitu semakin tinggi tingkat pengungkapan diri terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
orangtua, maka semakin rendah keterlibatan perempuan dewasa awal dalam
perilaku seksual pada masa berpacaran. Korelasi semakin kuat apabila
koefisien korelasi mendekati -1 atau +1, sedangkan koefisien korelasi pada
data ini sebesar -0.254 yang tergolong cukup kuat. Dengan demikian,
hipotesis dalam penelitian ini diterima bahwa pengungkapan diri terhadap
orangtua memiliki korelasi negatif yang cukup kuat dan signifikan dengan
perilaku seksual perempuan dewasa awal pada masa berpacaran.
D. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara
pengungkapan diri kepada orangtua dengan perilaku seksual perempuan
dewasa awal saat berpacaran. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik korelasi Pearson-Product Moment. Teknik ini
dipilih untuk digunakan sebagai uji hipotesis karena hasil sebaran data
terbilang normal dan linear. Berdasarkan hasil penelitian, dinyatakan bahwa
terdapat hubungan yang negatif dan cukup signifikan antara pengungkapan
diri terhadap perilaku seksual. Hal ini juga menyatakan bahwa hipotesis pada
penelitian ini dapat diterima. Hipotesis yang diterima tersebut menunjukkan
semakin tinggi pengungkapan diri terhadap orangtua maka semakin rendah
perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Hal tersebut
dibuktikan oleh koefisien korelasi antara variable pengungkapan diri dan
perilaku seksual sebesar r = -0,254 dengan taraf signifikansi (p) dikeduanya
sebesar 0,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Clark dan Shileds, (dalam Galvin, Dawn, dan Carma, 2015) menemukan
bukti bahwa komunikasi terbuka antara orangtua-anak berkorelasi dengan
rendahnya
keterlibatan
anak
dalam
perilaku
delinkuen
(perilaku
menyimpang). Perempuan dewasa awal yang memiliki pengungkapan diri
yang tinggi kepada orangtuanya cenderung dapat mengontrol perilaku
seksualnya saat berpacaran. Hal ini terlihat dari perilaku perempuan dewasa
awal yang masih terbilang perilaku seksual ringan.
Pengungkapan diri yang tinggi mempengaruhi hubungan interpersonal
dengan orang lain. Sehingga pengungkapan diri yang tinggi tertarik untuk
melakukan pengungkapan diri yang lainnya (Swager, 2000). Perempuan
dewasa awal yang melakukan pengungkapan diri cenderung untuk
menceritakan banyak hal kepada orangtuanya dari satu topik ke topik yang
lain dan tanpa mempermasalahkan waktu.
Individu yang melakukan pengungkapan diri yang tinggi akan mencari
lawan bicara yang rela mendengarkan dan memahami informasi yang akan
disampaikan baik negatif atau positif untuk menghindari perasaan dinilai atau
dihakimi (Herold dan Way, 2008). Perempuan dewasa awal dengan
pengungkapan diri yang tinggi cenderung menceritakan segala sesuatu
tentang dirinya kepada orangtuanya. Informasi yang disampaikan baik hal
yang disukai atau tidak disukai.
Individu yang melakukan pengungkapan diri sangatlah membutuhkan
kepercayaan dan rasa nyaman dengan targetnya, sehingga tidak menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
rasa tidak aman jika target mengetahui informasi tentang dirinya (Taylor,
Sears dan Peplau, 1994). Perempuan dewasa awal menjadikan orangtua
sebagai target yang dapat dipercaya dan merasa nyaman dan aman saat
mengungkapkan kekurangan atau kelemahannya.
Selain itu, individu yang melakukan pengungkapan diri yang tinggi
terhadap target memiliki pengharapan tertentu baik secara verbal atau
nonverbal seperti respon sentuhan atau pelukan (Papalia dan Feldman, 2009).
Perempuan dewasa awal cenderung mengungkapkan dirinya dengan harapan
mendapatkan respon dari orangtuanya baik solusi dari masalah yang sedang
dihadapi atau persetujuan atas tindakkannya.
Selanjutnya, individu cenderung mengungkapkan diri lebih dalam
terhadap targetnya jika antara keduanya memiliki hubungan yang intim atau
dekat (Mui, Taniguchi, dan Argiropoulou, 2015). Perempuan dewasa awal
mengungkapkan diri dan berbagi informasi yang mendalam kepada orangtua
sebagai orang yang berarti di dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin dalam relasi seseorang dengan target maka semakin dalam juga
informasi yang akan dibagikan.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti
menyadari
bahwa
penelitian
ini
tidak
luput
dari
ketidaksempurnaan sebagai manusia biasa dan keterbatasan. Keterbatasan
yang peneliti alami adalah adanya kemungkinan subjek tidak menjawab
dengan bersungguh-sungguh karena merasa malu atau merasa takut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
informasi pribadinya dipublikasi atau diketahui oleh orang lain. Topik
penelitian ini juga masih dianggap tabu oleh beberapa pihak. Disamping itu,
skala yang digunakan dalam penelitian ini kurang mendalam untuk menggali
perilaku seksual pada subjek. Sehingga data yang diperoleh peneliti tidak
begitu banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi
Pearson-Product Moment diperoleh skor koefisien korelasi sebesar r = -0.254
dengan nilai p = 0.000. Hasil data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan yang
cukup kuat antara pengungkapan diri dengan perilaku seksual. Hal ini,
menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi pengungkapan diri kepada orangtua maka semakin
rendah perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Berlaku
juga sebaliknya, semakin rendah pengungkapan diri kepada orangtua, maka
semakin tinggi perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran.
B. SARAN
1. Bagi Subjek Penelitian
Peneliti berharap subjek dapat lebih terbuka kepada orangtua baik
kepada ibu maupun bapak. Sehingga subjek dapat mengontrol perilaku
seksualnya di dalam pergaulan terutama saat berpacaran.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Bagi Penelitian selanjutnya
Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan, peneliti berharap bagi
peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama
agar dapat memperdalam pengetahuannya mengenai pengungkapan diri
dan perilaku seksual. Selain itu diharapkan mampu menemukan metode
atau alat ukur yang sesuai dan mendalam sehingga benar-benar dapat
menggambarkan variable yang diteliti dan menghasilkan respon yang
valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Sholeh, M. (2005). Psikologi Perkembangan; untuk : Fakultas
Tarbiyah IKIP SGPLB serta Para Pendidik. Jakarta : Rineka Cipta.
Ayu, Ida Alit Laksmawati. (2009). Transformasi sosial dan perilaku reproduksi
remaja. Jurnal Sosial dan Budaya, 12(1), 11-14.
Azinar, M. (2013). Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak
diinginkan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 34-37.
Azwar, A. (2000). Kesehatan reproduksi remaja di Indonesia (Adolescent
reproductive health in Indonesia). Jurnal Kesehatan Sosial, 2(2), 21-22.
Azwar, S. (2007). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Balson, Maurice. (1993). Menjadi orangtua yang lebih baik. Jakarta Barat,
Indonesia : Binarupa Aksara.
Cynthia, Trida. (2007). Konformitas kelompok dan perilaku seks bebas pada
remaja. Jurnal Psikologi, 1(1) 233-235.
Dagun, Save M. (1990). Psikologi keluarga (peranan dalam keluarga). Jakarta :
Rineka Cipta.
Damayanti,R. (2007). Peran psikososial terhadap perilaku berisiko tertular HIV
pada remaja SLTA di DKI Jakarta. Depok : Universitas Indonesia.
Dayakisni, T dan Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang : UMM Press.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Derlega, V. J., Sandra, M., Sandra, P., & Stephen, T. M. (1993). Self-Disclosure.
SAGE series on close relationships. Thousand Oaks, CA: SAGE
Publications, Inc.
Desmita, S. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Devito, J. A. (1986). Komunikasi antar manusia, edisi kedua. Tangerang: Karisma
Publishing Group.
Esti, S. W. D. (2008). Pendidikan seksual untuk keluarga. Jakarta: Mancanan Jaya
Cemerlang.
Fadilah, A. H. (1998). Efektivitas pendidikan seksual dini dalam meningkatan
pengetahuan perilaku seksual sehat. Jurnal Psikologi, 5(2), 41-42.
Firestone, R., Lisa, A. & Joyce, C. (2005). Sex and love in intimate relationships.
Washington, DC : American Psychological Association.
Galvin, K., Dawn, O., & Carma, L. (2015). Family communication choesion and
change. USA : Pearson Education.
Gordon, T. (2004). Parent effective training. Canada: Van Reinhold Company
Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Herold, E. S., & Way, L. (2008). Sexual Self-Disclosure among University
Women. The Journal of Sex Reasearch, 24 (1), 1-14.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada
Media.
Jourard, S. M. (1964). The transparent self : self-disclosure and well-being. New
York : Van Nostrand Reindhold.
Kartono, & Kartini. (2006). Psikologi wanita 1. mengenal gadis remaja dan
wanita dewasa. Bandung : Mandar Maju.
Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: penanaman nilai dan penanganan konflik
dalam keluarga. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Made, D. C. (2014). Sistem reproduksi manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mappiare, A. (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Mayasari, F. & M. Noor R. H. (2000). Perilaku seksual remaja dalamberpacaran
ditinjau dr harga diri berdasarkan jenis kelamin. Jurnal Psikologi, 9(2),9-13.
Mui, K. T. Q., Taniguchi, N., & Argiropoulou, M. I. (2015). Self-Disclosure
Between Marital Couples: A Comparative Study Between Singapore and
Greek Couples. Journal of Comparative Family Studies, 46 (2), 221-240.
Noller, P., & Marry, A. F. (1993). Communication in family relationships. USA:
Prentice-Hall.
Noor, Juliansyah. (2001). Metode penelitian: skripsi, tesis, disertasi dan karya
ilmiah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nursal, D. G. A. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual
murid smu negeri di kota padang tahun 2007. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 8(1), 43-49.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development;
perkembangan manusia edisi 10 buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.
Pawestri & Dewi, S. (2012). Gambaran perilaku seksual pranikah pada mahasiswa
pelaku seks pranikah di universitas x semarang. Jurnal LPPM UNIMUS
2012, 10(1), 50-52.
Prasetyo & Miftahul, L.J, .(2005). Metode penelitian kuantitatif: teori dan
aplikasi. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Santrock, J. W. (2002). Life span development perkembangan masa hidup. Edisi
kelima. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Setiawan, R., & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh pacaran terhadap perilaku seks
pranikah. Jurnal Soul, 1(2), 21-29.
Siahaan, J. M. S. (2009). Perilaku menyimpang pendekatan sosial. Jakarta : PT.
Indeks.
Silalahi, K., & Eko, A. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan dinamika zaman.
Jakarta : Rajawali Pers.
Sobur, A. (1987). Pembinaan anak dalam keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sprecher, S., & Kathleen, M. (1993). Sexuality. London, United Kingdom: SAGE
Publications, Inc.
Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013).
Aplikasi SPSS untuk smart riset : program IBM SPSS 21.0. Bandung :
Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma
Suwarni, Linda. (2009). Monitoring parental dan perilaku teman sebaya terhadap
perilaku seksual remaja sma di kota pontianak. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia, 4(2),101-105.
Swager, R. G. (2000). Self-Disclosure and the School Guidance Counselor. The
Journal of School Counselor, 29 (1), 28-33.
Tambunan, E. H. (1979). Mengakrabkan hubungan orangtua dan anaknya.
Bandung: Karya Indah.
Taylor, S. E., Sears, D. O., & Peplau, L. A. (1994). Social psychology eighth
edition.USA : Englewood Cliffs.
Tubbs, L., & Moss, S. (2001). Human communication konteks-konteks
komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiendijarti, Ida. (2011). Komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam
pendidikan seksual. Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(3), 274 – 292.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wirawan sarwono, S., & Amisiamsidar. (1986). Peranan orangtua dalam
pendidikan seks. Jakarta: Rajawali.
Yuliani, E. R. (2005). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Stain Ponorogo
Press.
Yuniarti, D. (2007). Pengaruh pendidikan seks terhadap sikap mengenai seks
pranikah pada remaja. Jurnal Psikologi,27(1), 44-49.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1
Seleksi Item dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri
a. Seleksi Item Pengungkapan Diri
Item-Total Statistics
Scale
Variance if
Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Item
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
VAR0000
127.1143
364.827
.393
.
.937
127.8429
359.207
.365
.
.938
127.1286
362.693
.456
.
.937
127.0000
358.580
.513
.
.937
127.9571
351.752
.644
.
.936
126.8429
359.497
.493
.
.937
1
VAR0000
2
VAR0000
3
VAR0000
4
VAR0000
5
VAR0000
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
VAR0000
127.9857
354.362
.540
.
.936
127.7429
357.527
.519
.
.937
127.2571
355.208
.635
.
.936
127.7429
350.802
.704
.
.935
127.9571
351.752
.644
.
.936
126.8429
366.076
.275
.
.938
127.9286
360.531
.438
.
.937
127.8143
349.922
.631
.
.936
127.9571
355.897
.536
.
.936
127.2571
362.020
.375
.
.938
127.0000
365.449
.343
.
.938
7
VAR0000
8
VAR0000
9
VAR0001
0
VAR0001
1
VAR0001
2
VAR0001
3
VAR0001
4
VAR0001
5
VAR0001
6
VAR0001
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
VAR0001
127.0143
362.159
.353
.
.938
128.1143
357.030
.492
.
.937
126.9429
357.156
.597
.
.936
127.7571
360.187
.370
.
.938
126.9571
356.013
.605
.
.936
127.3857
356.588
.579
.
.936
127.6714
359.644
.435
.
.937
127.4000
363.403
.348
.
.938
127.4857
355.790
.571
.
.936
127.7143
363.251
.325
.
.938
127.5286
350.253
.631
.
.936
8
VAR0001
9
VAR0002
0
VAR0002
1
VAR0002
2
VAR0002
3
VAR0002
4
VAR0002
5
VAR0002
6
VAR0002
7
VAR0002
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
VAR0002
127.8571
359.747
.377
.
.938
127.8857
350.132
.681
.
.935
127.2143
363.504
.332
.
.938
127.2143
362.982
.434
.
.937
127.3000
354.155
.508
.
.937
127.3429
349.185
.703
.
.935
127.4571
360.107
.323
.
.938
127.2714
358.664
.440
.
.937
127.9286
355.053
.424
.
.938
127.7143
351.946
.605
.
.936
128.0286
358.782
.372
.
.938
9
VAR0003
0
VAR0003
1
VAR0003
2
VAR0003
3
VAR0003
4
VAR0003
5
VAR0003
6
VAR0003
7
VAR0003
8
VAR0003
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
VAR0004
127.7857
351.243
.668
.
.935
127.5000
359.326
.445
.
.937
127.4143
361.029
.336
.
.938
127.6857
354.595
.484
.
.937
127.5857
356.130
.483
.
.937
127.7000
350.677
.564
.
.936
0
VAR0004
1
VAR0004
2
VAR0004
3
VAR0004
4
VAR0004
5
*Total item yang sesuai dengan standar berjumlah 45 item.
b. Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items
.938
.939
N of Items
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 2
Seleksi Item dan Reliabilitas Skala Perilaku Seksual
a.
Seleksi Item Perilaku Seksual
Item-Total Statistics
Corrected
ItemScale Mean
if Item
Deleted
Scale
Total
Cronbach'
Squared
s Alpha if
Variance if Correlatio Multiple
Item Deleted
n
Item
Correlation Deleted
VAR00001
12.3000
8.996
.545
.362
.922
VAR00002
11.9571
9.433
.565
.515
.919
VAR00003
12.0429
8.882
.693
.733
.912
VAR00004
12.0571
8.866
.686
.714
.912
VAR00005
12.2857
8.207
.844
.763
.901
VAR00006
12.3714
8.353
.801
.778
.904
VAR00007
12.4000
8.388
.798
.773
.905
VAR00008
12.3857
8.327
.816
.834
.903
VAR00009
12.4857
8.804
.686
.580
.912
*Total item yang sesuai dengan standar berjumlah 9 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Reliabilitas Skala Perilaku Seksual
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.920
N of Items
.919
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 3
Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
Rona Anggraeni
119114150
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PERNYATAAN KESEDIAAN
Salam sejahtera, 2016
Perkenalkan nama saya Rona Anggraeni, saya adalah mahasiswa akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang
melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai salah satu
syarat kelulusan. Untuk itu, saya membutuhkan bantuan teman-teman untuk
bersedia berpartisipasi dalam penelitian saya dengan mengisi skala yang telah
saya sediakan.
Jika teman-teman adalah seorang perempuan berusia 18 – 25 tahun,
memiliki relasi atau pernah memiliki relasi berpacaran dengan orang lain dan
bersedia mengisi skala saya, silahkan untuk membaca dan menjawab setiap butir
pernyataan yang ada dalam skala ini tanpa melewatkan satu pernyataan pun.
Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang diberikan adalah jawaban
benar apabila teman-teman mengisi dengan keadaan dan kondisi sesungguhnya
yang teman-teman alami.
Identitas, jawaban, dan kerahasiaan teman-teman menjadi tanggung jawab
saya sebagai peneliti. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir untuk memberikan
jawaban yang jujur sesuai dengan keadaan saat ini.
terimakasih atas partisipasi teman-teman dalam penelitian saya.
Hormat saya,
Rona Anggraeni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PENGISIAN IDENTITAS SUBJEK
Inisia
: _____
Usia
: _____
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
SKALA PENELITIAN
SKALA I
PETUNJUK PENGISIAN
Pada skala ini terdapat dua pilihan jawaban pada masing-masing pernyataan.
Pilihan jawaban tersebut adalah jawaban “Ya” atau “Tidak”. Bacalah pernyataan
yang telah disediakan dengan teliti dan seksama. Kemudian silahkan saudari
memilih jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman saudari sendiri.
Contoh :
1. Tangan saya digenggam oleh pacar.
o Ya
o Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1.
Saat jalan bersama, saya merangkul pacar saya (bahu/pinggang)
o Ya
o Tidak
2.
Saya memberikan pelukan dan saling merapatkan tubuh
o Ya
o Tidak
3.
Saya mendaratkan ciuman dipipi pacar saya
o Ya
o Tidak
4.
Saya berciuman bibir dengan pacar saya
o Ya
o Tidak
5.
Pacar meraba payudara saya dari luar atau dari dalam pakaian
o Ya
o Tidak
6.
Saya membiarkan atau mengizinkan pacar menyentuh daerah intim
saya (daerah alat kelamin) dari luar atau dari dalam pakaian
o Ya
o Tidak
7.
Saya dan pacar saling menggesek-gesekkan alat kelamin dari luar
atau dari dalam pakaiaan
o Ya
o Tidak
8.
Baik saya maupun pacar memberikan ciuman pada daerah sensitif
masing-masing
o Ya
o Tidak
9.
Saya dan pacar melakukan hubungan suami-istri atau hubungan
seksual
o Ya
o Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
SKALA II
PETUNJUK PENGISIAN
Pada skala ini terdapat beberapa pilihan jawaban pada masing-masing
pernyataan. Pilihan jawaban tersebut bertingkat dari 1 hingga 4 diantanya “Sangat
Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju”, “Sangat Setuju”. Bacalah pernyataan
yang telah disediakan dengan teliti dan seksama. Kemudian silahkan saudari
memilih jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman saudari sendiri. Semakin
mendekati angka 1 menunjukkan bahwa Anda semakin tidak setuju dengan
pernyataan. Sebaliknya, semakin mendekati angka 4 maka semakin Anda setuju
dengan pernyataan.
Contoh :
1.
Saya bercerita hanya kepada orang
tertentu (orangtua, sahabat).
Sangat Tidak
Setjuju
1
2
3
4
Sangat
Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1. Saya menceritakan kepada orangtua bahwa pacar saya memiliki perilaku yang
baik.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
2. Saat saya tidak mampu menyelesaikan masalah, saya akan meminta bantuan
orangtua.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
3. Saya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orangtua saya saat
mengutarakan sesuatu.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
4. Saya memperkenalkan pacar saya kepada orangtua saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
5. Saya senang bercerita kepada siapa saja tentang diri saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
6. Saya malu jika harus memperkenalkan pacar kepada orangtua saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
7. Tidak ada yang saya tutupi dari orang tua saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
8. Saya bercerita apa adanya kepada orangtua.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
9. Saya sering bercerita dengan orangtua agar saya merasa dekat dan lebih terbuka
dengan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
10. Saya nyaman untuk menceritakn hal pribadi saya dengan orangtua.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
11. Saya bercerita seperlunya dengan orang tua saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
12. Saya selalu menyalahkan orangtua atas kesalahan yang saya lakukan.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
13. Terkadang saya suka berbohong kepada orangtua.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
14. Saya merasa tidak nyaman dan takut jika orangtua mengetahui hal pribadi
tentang saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
15. Apa pun yang terjadi pada saya akan saya ceritakan kepada orangtua.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
16. Saya menceritakan kepada orangtua bahwa hubungan pacaran yang saya jalani
memberikan dampak positif bagi studi saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
17. Orang tua saya tahu kerja keras saya untuk mencapai keinginan saya dan
mereka bangga apapun hasilnya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
18. Saya mengizinkan pacar untuk datang bertamu kerumah dan sesekali
mengobrol dengan orangtua saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
19. Apabila ada hal yang mendesak atau penting baru saya akan menceritakan
kepada orangtua.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
20. Orang tua saya tidak mengetahui saya memiliki hubungan berpacaran dengan
orang lain.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
21. Saya merasa berjuang sendiri untuk membanggakan orangtua saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
22. Saya tidak nyaman jika pacar datang kerumah dan bertemu dengan orangtua
saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
23. Saya nyaman berlama-lama cerita dengan orang tua saya
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
24. Orangtua saya tahu bahwa saya tidak pandai untuk berbohong kepada mereka.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
25. Saya bercerita kepada orangrtua agar mereka memhami keadaan saya.
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
26. Saya terbuka kepada orangtua jika ssesuatu hal yang tidak baik terjadi pada
saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
27. Orangtua saya selalu percaya apa yang saya katakan walau saya berbohong.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
28. Saya hanya bercerita hal-hal yang rtingan kepada orangtua sebagai basa basi
saja.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
29. Orangtua saya tidak perlu tahu kesusahan atau hal buruk apa yang menimpa
saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
30. Saya menceritakan segala hal tentang diri saya kepada orang tua saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
31. Orangtua saya tahu bahwa pacar saya sangat mendukung saya untuk berprestasi
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
32. Saya menyadari kekurangan diri saya sendiri dan tidak sungkan untuk
menerima saran dari orangtua.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
33. Saya mengontrol dan menyaring hal yang akan saya ceritakan kepada orangtua.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
34. Saya selalu meminta ijin jika hendak berpergian bersama pacar.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
35. Orang tua saya tidak tahu banyak tentang diri saya
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
36. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan saat membuka pembicaraan
dengan orangtua.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
37. Saya merasa tidak perlu menceritakan segala sesuatu yang saya lakukan
bersama pacar.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
38. Saya senang bercerita dengan orang tua hingga lupa waktu.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
39. Saya tidak malu untuk menangisi hal-hal yang tidak saya inginkan didepan
orangtua.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
40. Saya menceritakan hal-hal yang sebenarnya kepada orangtua walaupun
memiliki risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Sangat
Tidak Setuju
1
2
3
4
Sangat Setuju
41. Saya menceritakan kepada orangtua mengenai kegiatan seksual yang saya
lakukan bersama pacar.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
42. Waktu terasa lama saat orang tua mengajak saya membahas keseharian saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
43. Saya gengsi untuk meneteskan air mata didepan oranglain.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
44. Saya berbohong kepada orangtua agar saya merasa aman.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
45. Saya berpikir bahwa orangtua saya tidak perlu tahu tentang kegiatan seksual
saya karena mereka akan menghakimi saya.
1
2
3
4
Sangat
Sangat Setuju
Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 4
Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
1. Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
200
Mean
Std. Deviation
.0000000
2.98358716
Most Extreme
Absolute
.084
Differences
Positive
.051
Negative
-.084
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
1.181
.123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Analisis Grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b.
Uji Linearitas
1. Test Of Linearity
ANOVA Table
Mean
Sum of
Squares
Squar
df
e
perilaku_seksua Betw (Combine
een
73
d)
1
131.9 14.3
131.964
ps
.300
7
pengungkapan_ Grou Linearity
diri
Sig.
10.22 1.11
746.540
l*
F
1
.000
64
30
Deviation
from
614.576
72 8.536 .927 .634
Linearity
Within Groups 1169.520 127 9.209
Total
1916.060 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Analisis Grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 5
Uji Hipotesis
Uji Korelasi
Correlations
perilaku_seksua
pengungkapan_diri
pengungkap Pearson Correlation
an_diri
Sig. (2-tailed)
N
perilaku_sek Pearson Correlation
sual
1
l
-.254**
.000
200
200
-.254**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
200
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
200
Download