BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suasana belajar yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suasana belajar yang terkondisikan dengan baik antarsiswa akan menjadi
salah satu faktor dalam menghasilkan proses pembelajaran yang berhasil, sebab
kebutuhan psikologi siswa dapat terpenuhi yaitu rasa aman dan dapat diterima di
kelompoknya (Sardiman 2011:114). Selain itu, guru yang tidak mampu
menciptakan suasana belajar antarsiswa dapat membawa kegagalan dalam proses
pembelajaran. Siswa yang tidak dapat diterima oleh teman sebayanya akan sulit
bekerjasama dan dikucilkan, sehingga bentuk proses pembelajaran yang telah
guru kemas dengan baik belum tentu memberikan pembelajaran yang bermakna
bagi siswa.
Siswa perlu mengembangkan hubungannya dengan teman sebaya di sekolah,
karena dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran siswa
tidak hanya berinteraksi dengan guru namun mereka selalu berinteraksi antara
satu siswa dengan siswa lain. Siswa memiliki teman belajar yang banyak dalam
satu kelas, mereka belajar seoptimal mungkin agar memperoleh nilai maksimal.
Nilai menjadi bahan persaingan di antara siswa, dengan memperoleh nilai terbaik
seorang siswa akan menjadi juara kelas atau mendapatkan urutan terbaik di
kelasnya. Beberapa siswa yang klik bekerjasama dalam belajar baik itu kerjasama
positif maupun negatif. Mereka saling memberikan pertolongan kepada
1
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
2
temannya jika belum paham dengan penjelasan guru atau cara memecahkan suatu
masalah. Bahkan agar mendapatkan nilai yang maksimal, siswa melakukan
perbuatan yang kurang baik yaitu saling memberikan jawaban atau mencontek.
Siswa yang memiliki konflik dengan teman lainnya akan membatasi dirinya
dalam melakukan pembelajaran baik klasikal ataupun secara diskusi. Konflik atau
persekutuan yang terbentuk di dalam kelas akan menghambat proses
pembelajaran. Guru akan memperoleh hambatan dalam mengemas kegiatan
pembelajaran karena permasalahan sosial yang timbul, selain itu kenyamanan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tidak siswa dapatkan. Persaingan,
kerjasama, konflik dan bentuk interaksi lainnya yang terjadi antarsiswa menjadi
permasalahan yang harus diperhatikan. Selain itu, antarsiswa saling memberikan
pengaruh baik positif maupun negatif dalam kegiatan pendidikan, agar guru dapat
menciptakan situasi belajar yang kondusif dan efektif. Guru harus meminimalisir
pengaruh negatif sebagai hasil timbal balik antarsiswa dan bentuk interaksi yang
terjadi yang menyebabkan permasalahan bagi kegiatan pembelajaran.
Guru harus dapat membentuk, mengarahkan dan melakukan penilaian
terhadap sikap siswa dalam berinteraksi. Pembahasan pada pelatihan penerapan
kurikulum 2013, guru tidak hanya membentuk, membangun, dan memberdayakan
apa yang ada dalam diri peserta didik, namun juga menuntut kemampuan guru
untuk melakukan penilaian terhadap sikap siswa sebagai salah satu kompetensi
lulusan sebuah satuan pendidikan. Penilaian sikap pada elemen sosial siswa
senantiasa dilakukan oleh guru melalui pengamatan dan dituangkan dalam
2
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
3
rangkaian kalimat yang melaporkan kemampuan siswa dalam berinteraksi
dalam lingkungan sosial di sekolah.
Interaksi antarsiswa menjadi hal yang menarik untuk diteliti, karena interaksi
memiliki dampak positif dan negatif bagi psikologi siswa khususnya terkait
dengan motivasi belajar. Klik atau persahabatan yang erat sebagai hasil interaksi
timbul karena memiliki tujuan dan rasa nyaman. Seseorang yang memiliki banyak
teman dan diterima dengan baik di kelompoknya dapat memenuhi kebutuhan atas
rasa cinta dan aman terpenuhi, sehingga dia memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhan selanjutnya, yaitu penghargaan dan aktualisasi diri dalam kegiatan
pembelajaran. Tidak semua siswa dapat menerima siswa lain sebagai
temannyanya. Seseorang menjadi terkucilkan di kelompoknya karena nakal, tidak
disukai atau berbeda dan sebagainya. Seseorang yang memiliki intelegensia cukup
tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi (Sardiman,2011:75).
Pertemanan akan saling memberi dan menerima pengaruh. Pengaruh yang
diberikan dapat berupa motivasi eksternal.
Sardiman (2011) menyatakan bahwa motivasi dapat dibentuk dengan
mempelajari motif-motif yang diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup
dalam lingkungan masyarakat terutama di sekolah. Dengan mendapatkan nilai
maksimal atau prestasi yang baik, siswa mendapatkan pujian dari guru, teman,
orangtua, dan lainnya merupakan pemberian motivasi yang berharga bagi dirinya.
3
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
4
Seorang siswa yang tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran atau motivasi belajar dapat disebabkan karena tidak dapat diterima
di lingkungannya. Siswa yang tidak dapat diterima di kelasnya, dapat disebabkan
karena latar belakang, tempat tinggal, pekerjaan orangtua, intelegensi, fisik, dan
sebagainya. Kenyamanan dan keikutsertaan dalam proses pembelajaran tidak
dapat berjalan dengan baik karena mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan,
seperti celaan atau cemooh dari teman-teman yang tidak dapat menerimanya.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 Oktober 2013 bahwa
terdapat siswa yang belum paham dengan penjelasan guru atau tidak dapat
menyelesaikan soal, namun tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada
guru. Ia akan berusaha untuk mencari tahu, namun ketika mengajukan pertanyaan
kepada temannya dia hanya mendapatkan ejekan. Tidak hanya itu, siswa yang
tidak diterima menjadi salah satu anggota kelompok akan membatasinya dalam
mengikuti diskusi.
Siswa harus dapat mengerjakan suatu hal agar sama dan sesuai dengan temantemannya. Hal ini dikarenakan siswa yang tidak mampu mengimbangi
kemampuannya
dengan
teman-temannya,
maka
ia
akan
tertinggal.
Ketertinggalannya tersebut akan menjadi kendala bagi siswa untuk memiliki
motivasi belajar terhadap sajian materi yang sedang dijalani maupun yang akan
datang. Salah satu siswa SDN 01 Grendeng menyatakan:
” jika teman saya bisa melakukan sesuatu, saya harus bisa… jika
tidak saya akan malu.”
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
5
Makna pernyataan NM adalah jika teman-temannya dapat melakukan sesuatu,
seperti mengerjakan soal Matematika, berhasil dalam eksperimen, menggambar
dengan baik, dan sebagainya dia harus dapat pula melakukannya. Dia berusaha
untuk bisa, bahkan lebih baik dibandingkan siswa yang lain. Jika dia tidak dapat
melakukannya atau mengimbangi teman-temannya, maka dia akan mendapatkan
beban moral yaitu malu. Malu jika mendapatkan nilai yang minimal di kelasnya.
hal ini dapat menjadi kendala dalam proses belajarnya jika tidak teratasi. Siswa
harus mengatasi rasa malu melalui upaya belajar untuk lebih baik. Jika ia tidak
dapat menggambar dengan baik, dia akan berusaha untuk menghasilkan gambar
yang baik. Jika dia tidak dapat menyelesaikan permasalahan Matematika, maka ia
akan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari perkataan “harus
bisa” dapat bermakna bahwa NM memiliki motivasi belajar untuk sama atau lebih
baik dari siswa lainnya dengan cara belajar dan berlatih dengan tekun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertemanan atau interaksi yang
dibangun oleh siswa dengan siswa lainnya memberikan pengaruh terhadap
keputusannya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan menyukai
sesuatu atau tidak menyukai sesuatu seperti halnya motivasi. Dalam mengikuti
proses pembelajaran, siswa mengalami interaksi. Interaksi tersebut memberikan
implikasi bagi motivasi belajar siswa. Bentuk-bentuk interaksi yang ada di dalam
kelas dapat dimanfaatkan oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
6
1.2 Rumusan Masalah
Uraian latar belakang di atas menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian
dan memberikan motivasi kepada peneliti sebagai calon guru untuk meneliti
interaksi
sosial antarsiswa dalam pembelajaran dengan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana bentuk interaksi sosial antarsiswa dalam pembelajaran di kelas
V SDN 1 Grendeng?
2. Bagaimana implikasi interaksi sosial antarsiswa terhadap motivasi belajar
siswa di kelas V SDN 1 Grendeng?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang menjadi inti penelitian ini
adalah
1. Mengidentifikasi bentuk interaksi sosial antarsiswa dalam pembelajaran di
kelas V SDN 1 Grendeng;
2. Mengetahui implikasi interaksi sosial antarsiswa terhadap motivasi belajar
siswa di kelas V SDN 1 Grendeng.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
1.4.1 Secara Teoritis
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
7
Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak untuk memperoleh informasi
dan menjadi referensi penting dalam memahami interaksi sosial antarsiswa
dalam pembelajaran dan implikasinya terhadap motivasi belajar siswa di
kelas IV SDN 01 Grendeng atau di sekolah lain yang memiliki
karakteristik relatif sama. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat untuk
penelitian selanjutnya.
1.4.2 Secara Praktis
Secara praktis, penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa
pihak, antara lain:
a. Bagi siswa:
Memberikan penanaman dan penerapan kepada siswa bahwa interaksi
yang terjadi di antara mereka dapat menjadi dampak positif bagi
motivasi belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan dapat
mengatasi dampak negatif interaksi diantara mereka terhadap motivasi
belajarnya.
b. Bagi sekolah:
1) Memberikan masukan dan pertimbangan agar pihak sekolah dapat
melakukan kontrol sosial terhadap interaksi-interaksi yang
merugikan bagi kegiatan pembelajaran;
2) Memberikan
masukan
kepada
sekolah
sebagai
bahan
pertimbangan dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan interaksi siswa dan motivasi belajarnya.
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
8
c. Bagi kepala sekolah dan guru:
1) Membantu guru dalam menggali interaksi yang terjadi antarsiswa
di kelasnya;
2) Informasi dimanfaatkan untuk mengemas kegiatan pembelajaran
yang efektif dan pembagian kelompok penugasan atau kegiatan
positif lainnya;
3) Memperbaiki dan mempererat hubungan antarsiswa melalui
kegiatan pembelajaran;
4) Guru dapat meminimalisir dampak negatif interaksi antar siswa
terhadap motivasi belajar siswa.
d. Bagi peneliti:
1) Mengasah kemampuan dan kepekaan terhadap interaksi yang
terjadi antarsiswa dalam proses pembelajaran sebelum terjun ke
dalam dunia pendidikan sebagai seorang guru;
2) Mampu memanfaatkan interaksi antarsiswa untuk mempersiapkan
proses pembelajaran yang efektif dikemudian hari;
3) Memiliki stategi untuk meminimalisir dampak negatif interaksi
yang terjadi antarsiswa terhadap motivasi belajar siswa;
4) Mengasah kemampuan awal dalam melaksanakan penelitian di
bidang pendidikan.
Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014
Download