BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoritis
1.
Laba
Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan
utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah
memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara
pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode
dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Besar kecilnya
laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan
pengukuran pendapatan dan biaya.
Menurut Harahap (2005:263) :
laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena
berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan
pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian
ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam
perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan,
serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Belkaoui dalam Chariri dan Ghozali (2000:214) menyebutkan bahwa:
Laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan
prestasi perusahaan pada periode tertentu.
c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan
pendapatan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara
pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue),
beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari
elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting
Standard Board dalam Stice, Stice dan Skousen (2004 : 230).
a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari
aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi
dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar
atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari
aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari
penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau
pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau
usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
c.
Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva
bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi
sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang
berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
d.
Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih)
dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari
suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi
lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal
dari pendapatan atau investasi pemilik.
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang
memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi :
a. Pembuatan
kebijakan
dividen
dan
penahanan
laba
suatu
perusahaan.
b. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan
pedoman pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
c. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu
dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang
akan datang.
Secara umum laba diklasifikasikan atas empat jenis, yaitu:
a. Laba kotor
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) laba kotor
merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila
hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang
langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok
penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.
b. Laba operasi
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:243) “laba operasi
mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban
operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif
perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
c. Laba sebelum pajak
Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005:25) merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan
untuk pajak penghasilan”.
d. Laba bersih
Universitas Sumatera Utara
Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25)
merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah
bunga dan pajak”.
2.
Pertumbuhan Laba
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam
laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus
kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari
serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun
salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah
pertumbuhan laba.
Pertumbuhan
laba
dihitung
dengan
cara
mengurangkan
laba
operasional periode sekarang dengan laba operasional periode sebelumnya
kemudian dibagi dengan laba operasional pada periode sebelumnya (Warsidi
dan Pramuka, 2000).
Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut.
Pertumbuhan Laba = Laba Operasional Thn t - Laba OperasionalThn t - 1
Laba Operasional Thn t - 1
Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Haryanti (2007)
menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
a. Besarnya perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan
laba yang diharapkan semakin tinggi.
b. Umur perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
c. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka
manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi
ketepatan
pertumbuhan laba.
d. Tingkat penjualan
Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat
penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba
semakin tinggi.
e. Perubahan laba masa lalu
Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba
yang diperoleh di masa mendatang.
Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja
perusahaan juga baik. Oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu
perusahaan,
maka semakin
tinggi
laba
yang
dicapai perusahaan,
mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian
apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan
juga baik.
Menurut Anoraga dan Pakarti dalam Haryanti (2007) ada dua macam
analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal.
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan
dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental
diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional
dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat
atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Analisis
fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data
yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan
mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis.
Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan
keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para
analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di
masa
yang
akan
datang
dengan
mengestimasi
faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi pertumbuahan laba yang akan
datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin
melalui kinerja perusahaan.
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data
atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya
untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini
mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan.
3.
Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan
dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi
terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data
finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut. Dengan kata lain, laporan keuangan
merupakan laporan yang berisikan sekumpulan informasi keuangan
perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk
laporan sistematis yang mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak
yang membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi
keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para pemilik
perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,
bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut
berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya. Laporan Keuangan
dibuat agar dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan ekonomi
perusahaan.
Menurut IAI (IAI, 2004 : 2) :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap yang biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas
atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat
memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau
prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu
tertentu. Keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja
Universitas Sumatera Utara
keuangan. Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat
perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan– keputusan investasi dan pendanaan. Laporan
keuangan harus memberikan informasi :
1) untuk keputusan investasi dan kredit,
2) mengenai jumlah dan timing arus kas,
3) mengenai aktiva dan kewajiban,
4) mengenai kinerja perusahaan,
5) mengenai sumber dan penggunaan kas,
6) penjelas dan interpretif, serta
7) untuk menilai stewardship.
b. Komponen-Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen –
komponen berikut ini:
1) Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan yang terdiri dari daftar aktiva, kewajiban, dan modal
perusahaan pada suatu saat tertentu, misalnya pada akhir bulan.
Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
2) Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan selama periode tertentu. Tujuan pokok laporan laba
rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan
sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja
keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
3) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi
jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian,
laporan ini juga menjelaskan perubahan ekuitas dan sebab-sebab
terjadinya perubahan ekuitas di perusahaan.
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi informasi arus
kas perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan
dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan
menggunakan kas. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa
depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.
5) Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu. .
Universitas Sumatera Utara
Analisis Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan
angka–angka dalam laporan keuangan dan tren angka –angka dalam
beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan
menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan
kejadian akan terjadi dimasa yang akan datang. Hasil dari menganalisis
laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio
keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan. Menurut
Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan
untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”.
Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi
yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga
melalui rasio keuangan tersebut dapat digambarkan kondisi keuangan
suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk
suatu periode tertentu. Hasil perhitungan rasio ini dapat dijadikan tolak
ukur untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan selama periode
keuangan tersebut.
4.
Rasio likuiditas
Menurut Horne (2005 : 206) rasio likuiditas adalah “rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya”. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan
kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Tujuan rasio ini
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.
Universitas Sumatera Utara
Rasio likuiditas yang umum digunakan antara lain :
a. current ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
current ratio =
Aktiva Lancar
Kewajiban jangka pendek
b. quick ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
c. cash ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan dibank.
Dari ketiga jenis rasio likuiditas yang umum digunakan yang telah
diuraikan, peneliti memilih current ratio untuk mewakili rasio likuiditas.
Current ratio (rasio lancar) berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Jika perusahaan dapat dengan efektif
dan efisien dalam menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya untuk
membayar kewajiban jangka pendek, maka hal tersebut dapat berdampak
pada pertumbuhan laba.
5.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas sering juga disebut leverage ratio. Menurut Horne
(2005 : 209) rasio leverage adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio ini mengukur perbandingan dana
Universitas Sumatera Utara
yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur
perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio solvabilitas yang umum digunakan antara lain:
a. total debt to equity ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas),
merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
total debt to equity ratio =
Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b. total debt to total asset ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.
Total debt to equity ratio menunjukkan tingkat solvabilitas suatu
perusahaan dan merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki
oleh para kreditor baik kreditor jangka pendek maupun kreditor jangka
panjang apalagi jika hutang-hutang tersebut dijamin dengan ekuitas. Total
debt to equity ratio juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman yang baru.
Semakin tinggi total debt to equity ratio maka semakin aman posisi
perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari
pinjaman. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk
mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang tinggi
untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan secara optimal pinjaman
Universitas Sumatera Utara
tersebut dalam kegiatan usahanya. Akan tetapi jika pinjaman tersebut tidak
digunakan seoptimal mungkin, maka semakin besar jumlah modal pinjaman
perusahaan akan menyebabkan penurunan laba.
6.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas disebut juga sebagai ratio rentabilitas. Menurut
Horne (2005:222) rasio profitabilitas adalah “rasio yang menghubungkan
laba dari penjualan dan investasi “. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Rasio profitabilitas yang umum digunakan antara lain:
a. gross profit margin (margin laba kotor), merupakan perbandingan
antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan
dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor
yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
b. net profit margin (margin laba bersih), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
c. operating profit margin, merupakan rasio yang menunjukan berapa
persen keuntungan operasi perusahaan yang dapat diperoleh oleh
perusahaan dari total penjualan yang dilakukan.
operating profit margin=
EBIT
Penjualan
Universitas Sumatera Utara
d. rate of return on investment (ROI), merupakan kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan neto (Riyanto, 2001: 336)
rate of return on investment (ROI)=
Laba Bersih
Total Aktiva
e. return on equity (pengembalian atas ekuitas), merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,
baik saham biasa maupun saham preferen.
Operating profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan
operasi
perusahaan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang
diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya
bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan
laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan
perusahaan bersangkutan.
Tujuan perhitungan rate of return on investment (ROI) adalah untuk
mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan
laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi
adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan
kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang memberikan konstribusi
terhadap pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan
pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan
aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau
Universitas Sumatera Utara
aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam
pengertian aktiva operasi.
7.
Activity Ratio
Activity ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan
dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Dari hasil rasio
aktivitas ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam
mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.
Rasio aktivitas yang umumnya digunakan adalah:
a. receivable turn over, merupakan rasio yang digunaka untuk
mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam
satu periode.
b
inventory turnover,
yaitu
rasio
untuk
mengukur
efisiensi
penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan
dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu
periode tertentu.
inventory turnover =
Harga Pokok Penjualan
Rata - Rata Persediaan
c. total assets turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva secara keseluruhan.
total assets turnover =
Total Penjualan
Rata - rata Aktiva
Inventory turnover (perputaran persediaan) sangat berguna untuk
menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah
Universitas Sumatera Utara
persediaannya. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk
menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Semakin besar
angka yang diperoleh semakin mampu perusahaan menghasilkan penjualan
dengan dasar persediaannya. Penjualan dalam hal ini dihubungkan dengan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Total assets turnover merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh
aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan
berapa kali aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi berputar dalam
satu periode tertentu. Tingginya total assets turnover menunjukkan
efektivitas penggunaan harta perusahaan. Semakin efektivitas penggunaan
harta perusahaan, maka memungkinkan bagi perusahaan dalam memperoleh
laba yang optimal.
B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji maanfaat yang bisa
diambil dari analisis rasio keuangan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
juga berpedoman dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini
dijelaskan pada paragraf berikut.
Suprihatmi dan Wahyuddin (2003) menguji kegunaan rasio keuangan dalam
memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini membuktikan
bahwa delapan rasio keuangan signifikan untuk digunakan sebagai predictor
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Rasio keuangan tersebut adalah
debt to equity, total asset turnover, inventory turnover, return on investment,
return on equity dan net operating margin.
Widiasih (2006) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Variabel
independen yang digunakan adalah earning per share, price earning ratio,
HPP/penjualan, penjualan/aktiva tetap, gross profit margin, dan rasio leverage.
Sedangkan variabel dependen adalah pertumbuhan laba. Penelitian ini dilakukan
terhadap 76 perusahaan industri manufaktur. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba,
sedangkan secara parsial hanya gross profit margin dan rasio leverage yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian lain dilakukan oleh Susilawaty (2010) terhadap 19 industri
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 –
2008. Variabel independen yang diteliti adalah current assets (CR), debt ratio
(DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), dan gross profit
margin (GPM). Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, rasio
keuangan yang diwakili oleh CR, DR, TATO, ROA, dan GPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian terakhir dilakukan oleh Purnama (2010) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI, dengan variable independen loan to deposit
ratio, debt to equity ratio, dan rasio BOPO. Secara simultan dan parsial, hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang
signifikan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba. Ringkasan penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2.1
No
Penulis
1.
Suprihatmi
dan
Wahyuddin
(2003)
2.
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Variabel
Hasil
debt to equity, total asset
turnover, inventory turnover,
return on investment, return
on equity, net operating
margin.dan pertumbuhan laba
Nur
Ari earning per share, price
Widiasih
earning ratio, HPP/penjualan,
(2006)
penjualan/aktiva tetap, gross
profit margin, rasio leverage
dan pertumbuhan laba
3.
Susilawaty
(2010)
4.
Lasdi
Purnama
(2010)
current assets (CR), debt
ratio (DR), total assets
turnover (TATO), return on
assets (ROA), gross profit
margin
(GPM),
dan
pertumbuhan laba
loan to deposit ratio, debt to
equity ratio, BOPO, dan
pertumbuhan laba
rasio keuangan signifikan untuk
digunakan sebagai prediktor
pertumbuhan laba satu tahun
yang akan datang
secara simultan rasio keuangan
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan laba, sedangkan
secara parsial hanya Gross
Profit Margin dan rasio
leverage yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba
secara parsial maupun simultan,
rasio keuangan yang diwakili
oleh CR, DR, TATO, ROA, dan
GPM
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan laba
Secara simultan dan parsial
tidak
ditemukan
adanya
pengaruh yang signifikan antara
rasio
keuangan
dengan
pertumbuhan laba
Sumber: data diolah penulis, 2010
C.
Kerangka Konseptual
Berdasarkan latarbelakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka
yang telah dikemukakan, maka peneliti membuat kerangka konseptual yang
disusun dengan model sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
H7
Rasio Keuangan (X)
H1
current ratio
(X1)
H2
total debt to equity ratio
total Assets turnover
(X3)
inventory turnover
(X4)
H3
Pertumbuhan Laba
(Y)
H4
operating profit margin
(X5)
H5
return on investment
(X6)
H7
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: data diolah penulis, 2010
Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah rasio
keuangan yang terdiri dari current ratio, total debt to equity ratio, total assets
turnover, inventory turnover,
operating profit margin dan rate of return on
investment/ ROI. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan
laba.
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi current ratio, maka semakin likuid dan semakin mudah
perusahaan memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk
memperlancar
kegiatan
operasionalnya
sehingga
laba perusahaan dapat
meningkat. Semakin tinggi total debt to equity ratio, maka semakin banyak
ekuitas perusahaan yang didanai oleh utang sehingga semakin besar beban bunga
yang harus dibayar dan laba perusahaan akan menurun. Semakin tinggi total
assets turnover, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya
untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Sama
halnya dengan inventory turnover, bila inventory turnover semakin tinggi maka
semakin
efisien
perusahaan
dalam
menggunakan
persediaannya
untuk
menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga mengalami peningkatan.
Semakin tinggi operating profit margin, maka semakin efektif dan efisien
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga dapat
mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rate
of return on investment, semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari
aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
D.
Hipotesis Penelitian
Menurut Rochaety,dkk (2009:31), hipotesis merupakan kebenaran sementara
yang masih harus diuji. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis
antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara
empiris. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1:current
ratio
berpengaruh
signifikan
untuk
memprediksikan
pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
H2:total debt to equity ratio berpengaruh signifikan untuk memprediksikan
pertumbuhan laba.
H3:total assets turnover berpengaruh signifikan untuk memprediksikan
pertumbuhan laba.
H4:inventory turnover berpengaruh signifikan untuk memprediksikan
pertumbuhan laba.
H5:operating profit margin berpengaruh signifikan untuk memprediksikan
pertumbuhan laba.
H6:rate of return on investment/ROI berpengaruh signifikan untuk
memprediksikan pertumbuhan laba.
H7:current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory
turnover, operating profit margin, rate of return on investment/ ROI
berpengaruh
signifikan
secara
simultan
untuk
memprediksikan
pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
Download