Bab IV Perhitungan dan Analisa BAB IV PERHITUNGAN DAN

advertisement
Bab IV Perhitungan dan Analisa
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA
4.1
UMUM
Dalam perencanaan pondasi hal yang pertama dilakukan adalah penyajian
interprestasi data tanah dan beban yang akan menompang di area pondasi yang
akan kita buat. Tahapan selanjutnya adalah perhitungan analisa daya dukung
pondasi dan tegangan yang terjadi akibat pembebanan. Dilanjutkan dengan tahap
perhitungan konsolidasi dan waktu konsolidasi dari design perhitungan yang akan
kita sajikan.
Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perhitungan daya dukung
pondasi dangkal (raft foundation) dan perhitungan tekanan tanah lateral, tekanan
tanah lateral akibat gempa, pengaruh muka air tanah, penurunan konsolidasi dan
waktu konsolidasi, dan tak lupa adalah identifikasi adanya sifat ekspansifitas
tanah
Lokasi pengujian tanah lapangan pada Proyek Pengembangan Fasilitas
Produksi Pondok Makmur (PERTAMINA EP) terletak di Desa Jaya Bakti,
Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi dimana kurang lebih sekitar 20 km,
sebelah utara Bekasi ± 8,4 km sebelah timur sumur minyak Pondok Tengah
(PDT-I). Gambaran lokasi pengeboran terlihat pada ilustrasi gambar sebagai
berikut:
IV-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Gambar IV.1 Lokasi titik pengeboran di lapangan
4.2
PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN
Pekerjaan penyelidikan tanah dilapangan meliputi :
a) Pemboran dalam (deep boring)
Pemboran ini dilakukan sebanyak 2 titik pemboran di area fasilitas
produksi PT.Pertamina EP
di Pondok Makmur, dengan kedalaman
pengeboran sampai kedalaman 36,45 m (BH-05) dan kedalaman 32,45
(BH-06)
b) Pengambilan sampel tak terganggu (undisturbed sample/UDS)
IV-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Pengambilan sampel tidak terganggu (UDS) selama pemboran dalam
dengan kedalaman 12 meter, pada masing-masing titik dimbil 3 sampel
tanah tidak terganggu.
c) Standard penetration test (SPT)
Standard penetration test (SPT) dilakukan pada setiap titik pemboran
dengan interval pengujian setiap 2 m.
d) Pengujian sondir (Cone penetration test/CPT) sebanyak 2 titik
4.3
PENYELIDIKAN TANAH LABORATORIUM
Pengujian tanah dilaboratorium dilakukan pada sampel pengambilan tanah
tidak terganggu (UDS) dalam pekerjaan pengujian dilaboratorium antara lain:
a) Water content / moisture content
b) Specific gravity (Gs)
c) Atterberg limit (LL dan PL)
d) Analisa ayakan dan hydrometer
e) Triaxial UU
f) Triaxial CU
g) Consolidation test
h) Permebalility test dan Chemical content
Dari keseluruhan hasil test di laboratorium maka disusun dalam sebuah
lampiran hasil uji laboratorium dimana laporan tersebut ada di dalam lampiran
IV-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.4
ANALISA
4.4.1 STATIGRAFI & KONDISI LAPISAN TANAH
Secara umum dari proses penyelidikan tanah dilapangan kondisi tanah
merupakan kondisi tanah lempung yang lunak dan muka air tanah terdapat pada
kedalaman 1.85 m dari pengujian lapangan titik Bore Hole 5. Dalam pengerjaan
hanya diambil data Bore Hole 5 dan titik sondir 7, dikerenakan titik tersebut
merupakan titik terdekat dengan lokasi dibangunnya Open Drain Pit, secara
mendetail kondisi lapisan tanah dijelaskan dalam tabel berikut :
Kedalaman
Deskripsi Tanah
0,00 – 4,00
Merupakan jenis lapisan tanah pasir dengan gradasi
buruk hal ini terlihat pada hasil bore log yg
menunjukkan huruf SP sand poorly graded dan pada
kedalaman ini mempunyai permeabilitas tanah yang
besar yaitu 7,270. Lapisan di kedalaman ini
mempunyai nilai N-SPT sebesar 12 blows/ 30 cm
penetrasi.dan mempunyai nilai perlawanan konus
sondir qc rata-rata 19.76 kg/cm²
4,00 – 10,00
Merupakan jenis lapisan tanah lempung (medium
clay), dengan warna abu-abu. Lapisan di kedalaman
ini mempunyai nilai N-SPT sebesar 5-7 blows/ 30 cm
penetrasi.dan mempunyai nilai perlawanan konus
sondir qc rata-rata 19.2 kg/cm²
10,00 – 14,00
Merupakan jenis lapisan tanah lempung (soft clay),
dengan warna abu-abu tua. Lapisan di kedalaman ini
mempunyai nilai N-SPT sebesar 2-3 blows/ 30 cm
IV-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
penetrasi.dan mempunyai nilai perlawanan konus
sondir qc rata-rata 18.9 kg/cm²
14,00 – 24,00
Merupakan jenis lapisan tanah lempung (medium to
stiff clay), dengan warna abu-abu. Lapisan di
kedalaman ini mempunyai nilai N-SPT sebesar 7-13
blows/ 30 cm penetrasi.dan mempunyai nilai
perlawanan konus sondir qc rata-rata 31.04 kg/cm²
24,00 – 28,00
Merupakan jenis lapisan tanah lempung kelanauan
(hard silty clay), dengan warna abu-abu muda.
Lapisan di kedalaman ini mempunyai nilai N-SPT
sebesar
30-37
blows/
30
cm
penetrasi.dan
mempunyai nilai perlawanan konus sondir qc ratarata 86,45 kg/cm²
28,00 – 30,00
Merupakan jenis lapisan tanah lempung (very stiff
clay), dengan warna abu-abu muda. Lapisan di
kedalaman ini mempunyai nilai N-SPT sebesar 27
blows/ 30 cm penetrasi.dan mempunyai
nilai
perlawanan konus sondir qc rata-rata 113.5 kg/cm²
30,00 - 32,00
Merupakan jenis lapisan tanah lempung (hard silty
clay), dengan warna coklat muda. Lapisan di
kedalaman ini mempunyai nilai N-SPT sebesar 34
blows/ 30 cm penetrasi.
32,00 – 36,45
Merupakan jenis lapisan tanah lempung (hard silty
clay),
dengan
warna
coklat
muda.Lapisan
di
kedalaman ini mempunyai nilai N-SPT sebesar 50
blows/ 30 cm penetrasi.
IV-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
IV-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Dalam resume hasil pengujian tanah lapangan dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar kondisi tanah merupakan tanah lempung dengan konsistensi tanah
yang berbeda.
Jika dilihat dari hasil laboratorium dan kondisi tanah yang ada yaitu tanah
lempung, kemungkinan adanya ekspansifitas tanah sangat besar hal tersebut
terlihat dari nilai plasticity indeks yang besar, kriteria tanah ekspansif adalah tanah
yang mempunyai kembang susut yang tinggi akan adanya air.
Salah satu yang cocok untuk desain pondasi pada tanah lempung adalah
dengan design pondasi rakit (raft foundation) dikarenakan pondasi rakit dapat
menyebarkan beban pondasi itu sendiri secara merata.
Desain pondasi rakit (raft foundation) harus cukup kaku dalam melawan gaya
ekspansifitas tanah itu sendiri. Dalam hal ini pondasi tidak akan retak ketika tanah
mengalami penyusutan dan pondasi tidak akan terangkat ketika tanah mengalami
pengembangan.
IV-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.4.2 IDENTIFIKASI TANAH EKSPANSIF
a) Korelasi Indeks plastisitas (ASTM D-1883)
Pengunaan batas-batas Atterberg untuk memprediksi pengembangan telah
banyak dilakukan. Bebarapa prosedur melibatkan kadar fraksi butiran
lempung. Batas-batas atterberg dan potensi pengembangan lempung
tergantung pada banyaknya air yang diserap lempung. Semakin besar
indeks plastisitas, semakin besar pula air yang dapat diserap oleh lempung,
oleh sebab itu lebih besar pula potensi pengembangannya.
Perkiraan derajat dan persen pengembangan berdasarkan indeks
plastisitas (PI) (ASTM D-1883)
Indeks Plastisitas
Derajat
Persen pengembangan
(ASTM D-424)
pengembangan
(ASTM D-1883)
0 – 10
Tidak ekspansif
2 atau kurang
10 – 20
Agak ekspansif
2-4
>20
Ekspansif tinggi
>4
Berdasarkan indeks plastisitas mengacu pada tabel korelasi perkiraan
derajat dan persen pengembangan berdasar indeks plastisitas (PI) (ASTM
D-1883), dengan nilai indeks plastisitas 56,17 % pada uji atterberg limit
diperoleh kesimpulan, bahwa tanah mempunyai derajat ekspansifitas yang
tinggi, dengan persen pengembangan diperkirakan > 4%
IV-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
b) Cara Holz dan Gibbs (1956)
Cara
ini
menyajikan
kriteria
untuk
memperkirakan
potensial
pengembangan tanah tak terganggu dengan pembebanan sebesar 6,9 kPa.
Korelasi indeks uji dengan tingkat pengembangan menunjukan hubungan
antara pengembangan dengan parameter parameter tanah, antara lain
Plasticity Index, Shrinkage Limit, Colloid Content, dan kemungkinan
perubahan volume.
Korelasi Indeks uji dengan tingkat pengembangan
Data dari Indeks tests
Kemungkinan
Tingkat
Pengembangan
Colloid
Plasticity
Shrinkage
pengembangan
Content
Index (%)
Limit (%)
(% perubahan
volume)
(%)
>28
>35
<11
>30
Sangat tinggi
20-31
25-41
7-12
20-23
Tinggi
13-23
15-28
10-16
10-20
Sedang
<15
<18
>15
<10
Rendah
Sumber : Holz & Gribbs (1956)
Jika dilihat dari resume hasil laboratorium untuk cara Holtz dan Gibbs
dengan nilai Plasticity Indeks sebesar 56,17% maka dapat dipastikan tanah
pada area bore hole 5 mempunyai tingkat pengembangan yang sangat
tinggi. Dan bisa disimpulkan tanah ekspansif.
IV-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
c) Cara Chen (1988)
Ada dua cara yang dikemukakan Chen dalam melakukan identifikasi tanah
ekspansif, yaitu: cara pertama, Chen mempergunakan indeks tunggal,
yaitu Plasticity Index (PI). Sedangkan cara kedua, Chen mempergunakan
korelasi antara fraksi lempung lolos saringan no. 200, batas cair (LL), dan
nilai N dari hasil uji Standart Penetration Test (SPT).
Tabel korelasi nilai indeks plastisitas menunjukan hubungan antara harga
PI dengan potensi pengembangan yang dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
potensi pengembangan rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tanah
ekspansif dengan tingkat pengembangan tinggi sampai sangat tinggi yaitu
nilai Plasticity Index > 55%.
Korelasi nilai Indeks Plastisitas (PI) dengan tingkat pengembangan
Indeks Plastisitas (PI)
Potensi Pengembangan
(%)
0 – 15
Rendah
10 – 35
Sedang
20 – 55
Tinggi
> 55
Sangat tinggi
Sumber : Chen (1988)
Sedangkan pada Tabel korelasi data lapangan dan laboratorium dengan
tingkat pengembangan menunjukan korelasi antara tingkat pengembangan
dengan prosentase lolos saringan no. 200, Liquid limit, N hasil uji SPT,
dan kemungkinan pengembangan. Tanah ekspansif dengan tingkat
IV-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
pengembangan tinggi sampai sangat tinggi dengan nilai Liquid Limit lebih
besar dari 40% dan lebih besar dari 60% lolos saringan no. 200.
Korelasi data lapangan dan laboratorium dengan tingkat pengembangan
Data lapangan dan laboratorium
Kemungkinan
Tingkat
N
Pengembangan
Pengembangan
lolos saringan
(pukulan
(% perubahan
no. 200
/ ft)
volume total)
Prosentase
LL (%)
>95
>60
>30
>10
Sangat tinggi
60 – 95
40 – 60
20 – 30
3 – 10
Tinggi
30 – 60
30 – 40
10 – 20
1–5
Sedang
<30
<30
<10
<5
Rendah
Sumber : Chen (1988)
Jika berdasarkan tebel korelasi indeks plastisitas dengan tingkat
pengembangan dapat disimpulkan bahwa tanah mempunyai nilai
pengembangan yang sangat tinggi dengan nilai pengembangan >35%, data
laboratorium nilai indeks plastisitas sebesar 56,41 %
Dari keseluruhan hasil identikfikasi tanah ekspansif, maka dapat
disimpulkan tanah lokasi penelitian merupakan tanah ekspansif dengan
tingkat pengembangan yang sangat tinggi.
IV-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.5
PERHITUNGAN
4.5.1 PERHITUNGAN PEMBEBANAN
a) BEBAN MATI
Sket gambar Open Drain Pit :
0.5 m
Pedestal pompa
Ukuran : 5.8x2m
Tebal : 0.3 m
9.35 m
8.85 m
Pedestal vessel
Ukuran : 5.2x2m
Tebal : 0.3 m
12.85 m
13.35 m
5.93 m
0.6 m
IV-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Volume beton Open Drain Pit :
Plat lantai
: 13,35x 9,35x0,6
= 74,89 m³
Dinding
: 41,4x5,33x0,5
= 110,33 m³
Pedestal vessel
: 5,2x2x0,3
= 3,12 m³
Pedestal pompa
: 5,8x2x0,3
= 3,48 m³
Volume total
Berat jenis beton bertulang
= 191,82 m³
: 2400 kg/m³ = 23,54 kN/m³
Volume tangga akses
Unp 200x80x5.5.11
: 16.65 x 24,6 = 409.59 kg (berat / m = 24,6 kg)
Sh 200x100x5.5.8
:7.4 x 21.3
= 157.62 kg (berat / m = 21.3 kg)
Grating
= 50.45 kg
Handrail
= 60
Volume total
kg
+
= 677.66 kg = 6,64 kN
Jadi Beban mati pondasi Open Drain Pit
Beban mati
= (Volume beton x Berat Jenis Beton)+ berat tangga
= (191,82 x 23,54)+6.64 = 4522,08 kN
Luasan pondasi open drain pit = 13,35 x 9,35 = 124 ,82 m²
Jadi beban mati / m² = 4522.08 : 124, 82 = 36,229 kN/m²
IV-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
b) BEBAN HIDUP
Beban Open Drain Vessel (1 buah, V-1013)
Berat vessel open drain drum dalam kondisi operasi:
Beban operasi + Beban Skid + Beban Platform
= 7597+982+1050 = 9629 kg = 94,43 kN
Beban Oil Open Drain Pump (2 buah , P-1008A/B) rotating
Berat oil open drain pump dalam kondisi operasi :
Beban pompa + Motor + Coupling + Baseplate (x 2 karena 2 buah pompa)
= (170,1+58+7+450) x 2 = 1356 kg = 13,29 kN
Beban Water Open Drain Pump (2 buah , P-1009A/B) rotating
Berat water open drain pump dalam kondisi operasi :
Beban pompa + Motor + Coupling + Baseplate (x 2 karena 2 buah pompa)
= (136+58+7+450) x 2 = 1562.4 kg =12.76 kN
(data beban pompa dan vessel terdapat dalam lampiran)
Jumlah beban mati = 4522.08 kN, Beban hidup =120.48 kN,dikarenakan
beban mati 5 kali lebih besar dari beban hidup maka beban sentrifugal
pompa bisa diabaikan, (Arya S., O'Neill M., and Pincus G. - Design of
Structures and Foundations for Vibrating Machines_ hal 49 point 2)
IV-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
c) KOMBINASI PEMBEBANAN
Dipakai kombinasi beban terfaktor digunakan untuk merancang tulangan
beton dengan metode Load and Resistance Factored Design (LRFD)
UBC,1997 Volume 2, Sections 1612.2
=1.2D+1.6L+0.5 (Lr or S)
P
Dimana:
D
= Beban mati pit dalam keadaan kosong
L
= Beban hidup (Beban Pompa & Peralatan)
Lr
= Beban Atap (dikerenakan konstruksi pit maka Lr=0)
S
= Beban salju (tidak ada salju di Indonesia maka S=0)
Maka kombinasi pembebanan menjadi
P
= 1.2D+1.6L+0.5 (Lr or S)
= (1.2x4522.08)+1.6x(94.43+13.29+12.75)=5619.248 kN
Jadi beban / m²
Qult
= P/ Luasan open drain pit
= 5619.248 / 124.82 = 45.019 kN/m²
IV-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.5.2 PERHITUNGAN KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI
a) DAYA DUKUNG TERZAGHI
Dalam analisa kapasitas daya dukung terzaghi digunakan rumus
rectangular foundation dengan rumus sebagai berikut :
Kapasitas daya dukung pondasi segi empat (rectangular foundation)
qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + b Df Nq + 1/2 b B N (1-0,2 . B/L)
dimana :
qu
: daya dukung ultimate
c
: kohesi tanah
b
: berat volume tanah
Df
: kedalaman pondasi
B
: lebar pondasi
L
: panjang pondasi
Kedalaman pondasi terdapat pada elevasi -5.63 m. dan terdapat 3
lapisan tanah untuk sampai kedalaman tersebut, hal itu digunakan untuk
menghitung tegangan overbudden pada pondasi. Untuk data kohesi dan
sudut geser diambil data tanah dengan pengujian triaxial cu dikarenakan
tanah merupakan tanah lempung yang permeabilitasnya rendah. Atau tidak
bersifat segera meloloskan air ketika terjadi beban diatasnya
IV-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
c=0.111 kg/cm²
=10.886 kN/m²
0.3 m
φ =22.92ᵒ
1.85 m
5.63 m
2.15 m
γ =1.22
c’=0.111 kg/cm²
=10.886 kN/m²
φ =22.92ᵒ
γ sat=1.68
0.6 m
6.00 m
c=0.094 kg/cm²
=9.218 kN/m²
φ =18.87ᵒ
γ sat=1.69
Rumus perhitungan gamma efektif
γb
= γ sat – γw
menghitung gamma efektif lapisan tanah 1.85-4.00 m
γ’1
= 1.68 – 1 =0.68
menghitung gamma efektif lapisan tanah 4.00-5.63 m
γ’2
= 1.69 – 1 =0.69
dikarenakan muka air tanah pada elevasi 1.85 m maka diatas muka air
tanah dipakai gamma bulk / kering, dan perhitungan tegangan overbudden
menjadi:
Po
= (γxD1) + (γ’1xD1) + (γ’2xD2)
IV-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
= (1.22x1.85) + (0.68x2.15) + (0.69x1.63) = 4,84
Dikarenakan φ (sudut geser tanah) <36 maka menggunakan keruntuhan
geser lokal, dan dalam nilainya sebagai berikut :
Nc =11,325
; Nq= 3.629
; Nγ = 1.519
Untuk perhitungan daya dukung tanah:
qu
= c Nc (1 + 0,3 B/L) + Po Nq + 1/2 b B N (1-0,2 . B/L)
qu
= 9.218x11.325 (1+0.3x9.35/13.35) + 4.84x3.628 +
1/2x0.69x9.35x1.519 (1-0.2x9.35/13.35)
qu
= 126.340 + 17.577+ 4.214
qu
= 148.131 kN/m²
maka Qall
=
Qall
=
(digunakan sf sebesar 3)
b) DAYA DUKUNG MAYERHOFF
Dalam analisa kapasitas daya dukung mayerhoff menggunakan
rumus sebagai berikut
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + Po.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + ½.b.B.N.Fs.Fd.Fi
Dimana :
qu
: daya dukung ultimate
IV-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
c
: kohesi tanah
B
: lebar pondasi (diameter untuk pondasi lingkaran)
b
: berat volume tanah
Df
: kedalaman pondasi
Fcs, Fqs, Fs : Faktor bentuk
Fcd, Fqd, Fd : Faktor kedalaman
Fci, Fqi, FI
: Faktor kemiringan beban
Nc, Nq, N
: Faktor gaya dukung
Dengan φ (sudut geser tanah) =18,87 , faktor daya dukung menurut
mayerhoff didapat :
Nc =13,822
; Nq= 5,729
; Nγ = 2,348
Faktor bentuk:
Fcs
=1+0.2( )
=1+0.2(
Fqs=Fγs
(
=1+0.1(
(
)
=1+0.1( )
)
(
)
)
(
)
)
Faktor kedalaman:
Fcd
=1+0.2( )
(
)
IV-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
=1+0.2(
Fqd=Fγd
=1+0.1( )
=1+0.1(
)
) =1.004
(
)
(
)
(
) =1.002
Faktor kemiringan beban;
Dikarenakan beban vertikal maka Fci, Fqi, Fγi =1
Sehingga perhitungan kapasitas daya dukung pondasi menurut
mayerhoff menjadi
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + Po.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + ½.b.B.N.Fs.Fd.Fi
qu =9,218x13,822x1,000x1,004x1 + 4,84x5,729x1,000x1,002x1 +
0,5x0,69x9,35x2,348x1,000x1,002x1
qu
=163,352 kN/m²
maka Qall
=
Qall
=
(digunakan sf sebesar 3)
c) DAYA DUKUNG HANSEN
Dalam menghitung daya dukung Hansen menggunakan rumus
untuk pondasi berbentuk datar/tanpa kemiringan:
qu
= Sc.Dc.c.Nc +Sq.Dq.gq.Po.Nq+Sγ.Dγ.0.5B.γNγ
IV-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
dimana :
qu
: daya dukung ultimate
L,B
: Panjang & lebar pondasi

: berat volume tanah
C
: kohesi tanah
Po
: tekanan overbudden diatas pondasi
Sc, Sq, S
: faktor bentuk pondasi
Dc, Dq, D
: faktor kedalaman pondasi
Nc, Nq, N
: faktor kapasitas daya dukung Hansen
Dengan φ (sudut geser tanah) =18,87 , faktor daya dukung menurut
mayerhoff didapat :
Nc =13,822
; Nq= 5,729
; Nγ = 2,428
Sehingga perhitungannya menjadi
Faktor bentuk pondasi:
Sc
=1+(B/L) (Nq/Nc)
=1+(9.35/13.35)x(5/11.63) = 1.261
Sq
=1+(B/L)tg𝛗
=1+(9.35/13.35) tg 18.87 = 1.200
Sγ
=1-0.4 (B/L)
=1-0.4 (9.35/13.35) = 0.719
Faktor kedalaman fondasi :
Dc
=1+0.4 (D/B)
=1+0.4 (5.63/9.35) = 1.240
IV-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Dq
=1+2(D/B)tg𝛗(1-sin𝛗)²
=1+2(5.63/9.35) tg 18.87 (1-sin 18.87)²
=1+62.107x0.150 =1.181
Dγ
=1
Sehingga daya dukung tanah menurut Hansen adalah ;
qu
= Sc.Dc.c.Nc +Sq.Dq.Po.Nq+Sγ.Dγ.0.5B.γNγ
qu
=1,290x1,240x9,218x13,822 + 1,000x1,000x4,84x5,729 +
0,719x1x(0,5x9,35)x0,69x2,428 = 237,424 kN/m²
maka Qall =
(digunakan sf sebesar 3)
Qall =
Tabel 4.1 Resume daya dukung pondasi dangkal
Terzaghi
Mayerhoff
Hansen
qu (kN/m²)
148.131
163,352
237,424
Qall (kN/m²)
49,376
54,451
79,141
Dipakai SF=3
IV-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.5.3 PERHITUNGAN TEKANAN TANAH LATERAL
a) TEKANAN TANAH LATERAL AKTIF (RANKINE)
Dalam perhitungan tekanan tanah lateral aktif, diambil dari pengujian
Triaxial CU pada bore hole 5
Besarnya tekanan tanah tersebut menurut Rankine dapat ditentukan
sebagai berikut:
⁄ )
(
(
⁄ )
Dengan mengambil nilai koefisien tekanan tanah aktif, Ka sebagai
⁄ )
(
Maka tekanan tanah lateral aktif adalah untuk tanah kohesif:
√
H1=1.85
mm
H=5.63m
H2=2.15
mm
H3=1.63
c’=0.089 kg/cm²
=8.73 kN/m²
𝚹’
ᵒ
γ =1.22 g/cc = 11.96 kN/m³
γ sat =1.68 g/cc
γ’1=1.68-1=0.68 g/cc=6.67 kN/m³
c’=0.089 kg/cm²
=8,73 kN/m²
𝚹=29.19ᵒ
γsat=1.69 g/cc
γ’2=1.69-1=0.69 g/cc=6.76 kN/m³
c’=0.071 kg/cm²
=7.16 kN/m²
𝚹=24.09ᵒ
IV-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Koefisien tekanan tanah aktif pada masing-masing lapisan:
-
Lapisan tanah 1 & 2
(
-
0.344
⁄ )
Lapisan tanah 3
(
⁄ )
0.420
Dikarenakan ada muka air tanah maka perhitungan tekanan tanah lateral
efektif dan tekanan tanah hidrostatik dilakukan terpisah. Tegangan tanah
lateral efektif adalah :
Menentukan tegangan efektif horizontal tanah:
-
Kedalaman 0 m
1
√
= -1.024 kN/m²
√
-
Kedalaman 1.85 m (lapisan 1)
√
1
√
= -2.629 kN/m²
IV-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
-
Kedalaman 1.85 m (lapisan 2)
√
1
√
-
= -2.629 kN/m²
Kedalaman 4 m (lapisan 2)
√
√
-
= 2.304 kN/m²
Kedalaman 4 m (lapisan 3)
√
√
-
= 6.035 kN/m²
Kedalaman 5.63 m
IV-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
√
3
√
= 10.663 kN/m²
Dikarenakan tanah berkohesi terdapat kemungkinan Pa negatif yang
berarti ada gaya tarik yang bekerja pada tanah. Pada tanah yang menderita
tarik tersebut tanah menjadi retak-retak. Retakan bila terisi oleh air akan
mengakibatkan tekanan hidrostatis
Perhitungan tekanan hidrostatik :
-
Pada kedalaman 0
-
Pada kedalaman 1.85
-
Pada kedalaman 4
= γw.d2 = 9.81x2,15 = 21.09 kN/m²
-
Pada kedalaman 5.63
= γw.d2 + γw.d3 = 9.81x2,15 + 9.81x1.63 = 37.081 kN/m²
IV-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Gambar 4.3 Distribusi tekanan tanah lateral aktif adalah sebagai berikut :
-1.024
1
H1=1.85
mm
2
2.304
-2.629
3
H=5.63m
4
H2=2.15
mm
6.035
H3=1.63
5
6
7
21.09
8
37.081
10.663
Jadi gaya tekan tanah aktif persatuan panjang dinding
Pa = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8
=(1/2x1.85x-1.024) + (1.85x-2.269) + (1/2x2.15x-2.269) + (2.15x2.034) +
(1.63x6.035) + (1/2x1.63x10.663) + (1/2x2.15x21.09) +(1/2x1.63x37.081)
= 68.210 kN/m
b) TEKANAN TANAH LATERAL PASIF
Koefisien tekanan tanah pasif pada masing-masing lapisan:
-
Lapisan tanah 1 & 2
(
-
⁄ )
2.904
Lapisan tanah 3
(
⁄ )
2.379
IV-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Menentukan tekanan efektif tanah lateral pasif adalah :
-
Pada kedalaman 0
√
= 29.754 kN/m²
√
-
1
Pada kedalaman 1.85 m (lapisan 1)
√
1
√
-
= 94.008 kN/m²
Pada kedalaman 1.85 m (lapisan 2)
√
√
-
= 94.008 kN/m²
Pada kedalaman 4 m (lapisan 2)
IV-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
√
√
-
= 135.651 kN/m²
Pada kedalaman 4 m (lapisan 3)
√
-
√
= 108.840 kN/m²
√
= 135.054 kN/m²
Pada kedalaman 5.63 m
√
3
IV-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Gambar 4.4 Distribusi tekanan tanah lateral pasif adalah sebagai berikut :
29.754
H1=1.85
mm
H=5.63m
1
2
94.008
3
H2=2.15
mm
7
4
H3=1.63
135.651
21.090
5
6
8
37.081
108.840
135.054
Jadi gaya tekan tanah pasif persatuan panjang dinding
Pp = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8
=(1.85x29.754) + (1/2x1.85x94.008) + (2.15x94.008) +
(1/2x2.15x135.651) + (1.63x108.840) + (1/2x1.63x135.054) +
(1/2x2.15x21.090) + (1/2x1.63x37.081) = 830.315 kN/m
IV-30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.5.4 PERHITUNGAN TEKANAN TANAH AKTIF AKIBAT GEMPA
(MONONOBE-OKABE)
Dari teori mononobe okabe gaya yang diperhitungkan adalah gaya tanah
yang akan mengalami keruntuhan, yang dihitung pertama kali adalah momen
inersia dalam arah horizontal dan vertikal, dengan rumus sebagai berikut:
(
(
)
)
Menurut klasifikasi tanah berdasarkan SNI 1726:2002 (hal 19; Tabel 5
percepetan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk
masing-masing wilayah gempa Indonesia) pada lokasi penelitian masuk pada
wilayah gempa 3 dengan percepatan gempa sebagai berikut.
Kh =0,15
Kv=0.03
Dalam perhitungan tekanan tanah aktif akibat gempa (mononobe-okabe)
menggunakan rumus:
PA = ½ γ H² (1-Kv) KAE
Dimana:
PA
= gaya aktif per satu satuan panjang dinding
γ
= berat volume tanah
IV-31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
H
= tinggi retaining wall
KAE
= koefisien tekanan aktif tanah dengan pengaruh gempa
Sedangkan dalam menghitung tekanan tanah aktif menggunakan rumus :
(
KAE =
(
𝚹=
⌊
𝚹=
⌊
)[
)
(
(
√(
)
(
)
(
)
)]
)
⌋
⌋
Dimana:
Ø
= sudut geser tanah
𝜹
= sudut geser dinding
𝜷
= 0 (muka belakang tembok tegak)
i
= 0 (permukaan tanah urugan datar)
Profil pelapisan tanah
-1.85
H1=1.85
mm
Lapisan 1
γ sat =1.68 g/cc
γ d = 1.22 g/cc = 11.96 kN/m³
Ø=29.19
H2=2.15
mm
Lapisan 2
γ sat =1.68 g/cc =16.47 kN/m³
γ ‘ = 0.68 g/cc =6.67 kN/m³
Ø=29.19
H3=1.63
Lapisan 3
γ sat =1.69 g/cc =
γ d = 0.69 g/cc =6.76 kN/m³
Ø=24.09
-4.00
-5.63
IV-32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Perhitungan koefisien tekanan tanah aktif akibat gempa, dalam
perhitungan tekanan tanah aktif akibat gempa dihitung tiap lapisan tanah yang
mempunyai sudut geser yang berbeda.
-
Lapisan tanah 1 & 2 (sudut geser tanah lapisan kedua lapisan ini sama)
(
KAE1,2 =
(
)
)[
(
KAE1,2 =
KAE1,2 =
[
)
(
(
)
)
(
)
)]
)
(
√(
[
(
√(
)
)
(
√(
(
)
( )
)]
)]
KAE1,2 = 0.450
-
Lapisan tanah 3
(
KAE3 =
(
)[
(
KAE3 =
[
KAE3 =
[
√(
)
(
√(
)
)
(
(
)
(
)
)]
)
√(
(
(
)
)
(
)
( )
)]
)]
KAE3 = 0.775
IV-33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Perhitungan tekanan tanah aktif akibat gempa tiap lapisan
-
Pada kedalaman 1.85 m (Lapisan tanah 1)
PA1 = ½ γ H² (1-Kv) KAE1
(
-
)
= 8.934 kN/m²
Pada kedalaman 4 m (Lapisan tanah 2)
PA2 = ½ γ H² (1-Kv) KAE2
-
(
)
= 16.615 kN/m²
(
)
= 16.547 kN/m²
Pada kedalaman 5.63 m
PA3= ½ γ H² (1-Kv) KAE3
Perhitungan tekanan tanah aktif akibat gempa per satuan panjang dinding :
PA1 +PA2+PA3 =8,934+16,615+16.547=42.097 kN/m
IV-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.6
CEK STABILITAS PONDASI
4.6.1 PERHITUNGAN STABILITAS PENURUNAN PONDASI
a) PENURUNAN ELASTIC
Penurunan elastis (se) yaitu penurunan yang terjadi bersamaan dengan
beban kerja yang terjadi cepat rumus yang digunakan adalah :
Se = A1* A2* Δσ*B/E
Dimana :
A1
: faktor kedalaman dasar telapak pondasi
A2
: faktor daerah kedalaman yang ditinjau
Δσ
: tegangan pada telapak pondasi
B
: lebar telapak pondasi
E
: nilai elastisitas tanah yang dibebani
Dalam penurunan elastic ditinjau 2 lapisan tanah
-1.85 m
Lapisan 1 & 2
γ =1.22 g/cc =11.96 kN/m³
γ’1=1.68-1=0.68 g/cc =6.66 kN/m³
σp’=2.7 kg/cm²
P=5619.248 kN
-4.00 m
-5.63 m Lapisan 3
γ sat =1.69
γ’1=1.69-1=0.69 g/cc = 6.76 kN/m³
σp’=2.7 kg/cm²
-10 m
Lapisan 4
γ sat =1.58
γ’1=1.58-1=0.58 g/cc= 5.68 kN/m³
σp’=2.7 kg/cm²
-14 m
IV-35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Nilai modulus elastisitas E = 2.5xqc (qc dari data sondir kedalaman 5,6 m)
qc=20 kg/cm²
E = 2.5 Qc =2.5x20 = 50 kg/cm²= 4903 kN/m²
Perhitungan tegangan pada telapak pondasi
Δσ
= q beban – q’
= 5619.248/(9.35x13.35) – (6.66x4 + 6.76x1.63) = 7.359 kN/m²
Penurunan lapisan lempung pada kedalaman -4.00 ~ 10.00
L/B
= 13.35/9.35 = 1.427
A1 =0.15
Df/B
= 5.63/9.35
= 0.621
A2=0.95
H/B
=4.37/9.35
= 0.467
Se 1 = 0.15x0.95x
= 0.002 m
Penurunan lapisan lempung pada kedalaman -10.00 ~ 14.00
L/B
= 13.35/9.35 = 1.427
A1 =0.30
Df/B
= 5.63/9.35
A2=0.95
= 0.621
IV-36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
H/B
=8.37/9.35
= 0.895
Se 2= 0.3x0.95x
= 0.004 m
Se total = 0.002 + 0.004 =0.006 m= 0.6 cm
b) PENURUNAN KONSOLIDASI
Perhitungan penurunan konsolidasi berdasarkan jenis tanah menggunakan
rumus:
Tanah NC clay :
(
)
(
)
Tanah OC clay:
Jika : σo’+Δσ’≤ σp’ maka
Jika : σo’+Δσ’≥ σp’ maka
(
Dimana :
)
(
)
Sc = penurunan konsolidasi pada tanah lempung
Cc = indeks pemampatan
Cr = indeks pemampatan kembali
H = tebal lapisan tanah yang terkonsolidasi (m)
IV-37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
eo = angka pori awal
o = tekanan overbudden awal sebelum dibebani (kN/m2)
 = penambahan tegangan akibat beban pondasi (kN/m2)
Dalam penurunan konsolidasi ditinjau 2 lapisan tanah
-1.85 m
P=5619.248 kN
-4.00 m
-5.63 m
σo'1
Lapisan 1 & 2
γ =1.22
γ sat =1.68
γ’1=1.68-1=0.68
σp’=2.7 kg/cm²
Lapisan 3
γ sat =1.69
γ’1=1.69-1=0.69
σp’=2.7 kg/cm²
cr = 0.077
eo = 1.01
cc = 0.621
cr = 0.071
eo = 1.11
cc = 0.313
-10 m
Lapisan 4
γ sat =1.58
γ’1=1.58-1=0.58
σp’=2.7 kg/cm²
σo'2
cr = 0.098
eo = 1.41
cc = 0.541
-14 m
Lapisan tanah 3 (4-10 m)
σp’ =2.7 kg/cm² = 264.787 kN/m²
Tegangan vertikal efektif sebelum pembebanan
σo1’ =(1.85x1.22)+(2.15x0.68)+(0.69x(1/2x4.37+1.63) =6.351 =622.839 kN/m²
Jenis konsolidasi tanah
OCR= σp’/ σo’= 264,787 / 622.839 =0,425 ≤1 → NC clay
Tekanan luar akibat beban yang bekerja pada elevasi ini
1=P/A1 =5619.248 / (9.35+2.185)x(13.35+2.185) = 31.358 kN/m²
IV-38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Maka dipakai rumus normally consolidated:
(
)
(
)
Sc1 = 0.313x2.07 log 1.050=0.014 m =1,4 cm
Lapisan tanah 4 (10-14 m)
σp’ =2.7 kg/cm² = 264.787 kN/m²
Tegangan vertikal efektif sebelum pembebanan
σo2’ =(1.85x1.22)+(2.15x0.68)+(0.69x6)+(0.58x4/2) =9.019 =884.488 kN/m²
Jenis konsolidasi tanah
OCR= σp’/ σo’= 264,787 / 884.488 =0.299≤1
→ NC clay
Tekanan luar akibat beban yang bekerja pada elevasi ini
2=P/A1 =5115.21 / (9.35+4.185)x(13.35+4.185) = 23.676 kN/m²
Maka dipakai rumus normally consolidated:
(
)
(
)
Sc2 = 0.541x1.659 log 1.026=0.010 m = 0.1 cm
Sc total =1.4 +0.1 = 1.5 cm
IV-39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Batas penurunan izin untuk pondasi rakit 75-300 mm
Penurunan total
St =Se+Sc = 0.6+1.5 = 2.1 cm
Jadi penurunan izin masih masuk yaitu 21 mm < 75 mm…….. (ok)
4.6.2 PERHITUNGAN WAKTU KONSOLIDASI
Dalam waktu konsolidasi ditinjau lapisan tanah
-1.85 m
St = 2.1 cm
Lapisan 1&2 ( SP)
e =1.010
sr = 90.69
n=0.500
-4.00 m
-5.63 m
Hdr =Hc
-10 m
Lapisan 3 (medium clay)
e = 1.110
sr =97.41
n=0.530
cv=0,00009 cm/det
Lapisan 4 (soft clay)
e = 1.410
sr =96.03
n=0.580
-14 m
Dikarenakan angka porositas lapisan 2 n=0.500, lapisan 3 n=0.530
sedangkan lapisan 4 n=0.580, makan kemungkinan air mengalir lebih banyak
mengarah pada lapisan 4, sehingga nilai Hdr=Hc
St =2.1 cm
U=2.1 / 100 =0,021 =2.1 %
Nilai u dalam tabel faktor waktu dan derajat konsolidasi
U 0 → TV =0 ;
U10 → TV=0,008
Maka untuk mencari nilai TV 2.1% dengan cara interpolasi
IV-40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
TV =(2.1/10)x0,008 =0,0016
Sehingga waktu penurunan konsolidasi adalah
Jadi lamanya penurunan 2.4 bulan
(1 tahun 365 hari =60x60x24x35=31.536.000 detik)
4.6.3 PENGARUH MUKA AIR TANAH / GAYA UPLIFT
Asumsi perhitungan gaya uplift, data tanah yang ditunjau menggunakan
lapisan data tanah lapisan 3
Berat sendiri pondasi
Q= 5619.248 kN
-1.85 m
-4.00 m
-5.63 m Lapisan 3
γ sat = 1.69 g/cc =16.579 kN/m²
C=0.071 kg/cm²
Θ=24.09
-10 m
df
Z
P
IV-41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Sesuai dengan hokum buoyancy yang berbunyi :
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu
fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat
fluida yang dipindahkan.
Maka perhitungan gaya uplift adalah:
Up = H x B x γw x Df
Dimana :
H
= Panjang telapak pondasi
B
= Lebar telapak pondasi
γw
= berat jenis air
Df
= kedalaman muka air tanah ke dasar pondasi
Jadi perhitungan gaya uplift menjadi
Up
= 13.35x9.35x 9.81x 3.78
= 4628.643 kN
Beban titik berat uplift
UP2
= 1/2xUp
=1/2x4628.643 =2314.321 kN/m²
Lokasi titik resultant uplift
Nilai z
= (1/2314.321) x (2314.321x1/3x9.35) = 3.116 m
Maka momen maksimum yang bekerja pada pondasi adalah
IV-42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
M max
= -P.z + Q.1/2.L²
= (-2314.321x3.116) + (5619.248x ½ x9.35)
= -7211.424 + 26269.984=19058.984 kN
Dikerenakan gaya uplift yang bekerja masih lebih kecil dari beban pit dalam
kondisi kosong maka aman terhadap potensi uplift & guling (hasil momen +)
4.6.4 STABILITAS TERHADAP GAYA GULING
0.3 m
0.5 m
3
1
Pv=0
5.63 m
Ph=Pa
c’=0.071 kg/cm²
=7.16 kN/m²
𝚹=24.09ᵒ
0.6 m
C
2
9.35 m
0.25 m
Tekanan tanah leteral aktif persatuan panjang dinding adalah
Pa
= tekanan tanah letaral aktif
Pae
= tekanan tanah letaral aktif akibat gempa
PA
=Pa +Pae = 68.209 + 42.097 =110.306 kN/m
Ph
= PA cos α =110.306 cos 0 = 110.306 kN/m
IV-43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Faktor keamanan terhadap gaya guling
Fs guling =
Momen gaya yang menyebabkan guling pada titik C
𝞢Mo = Ph x
𝞢Mo = 110.306 x
= 207.008 kN
Perhitungan momen penahan 𝞢Mr (γ beton =23.58 KN/m³)
Penampang
Δ
(1)
Penampang
(2)
1
2.665
2
5.61
3
1.257
Berat / sat
panjang dinding
(3) = γ x 2
62.840
132.284
29.652
𝞢V=224.776
Lengan
momen
(4)
8.85
4.675
9.225
Momen
terhadap titik C
(5)= 4 x 3
556.141
618.427
273.540
𝞢Mr =
1448.108
Faktor keamanan terhadap gaya guling
Fs guling =
Fs guling =
= 6.995 > 2…………….OK
IV-44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.6.5 STABILITAS TERHADAP GAYA GESER
Dalam perhitungan tekanan tanah pasif didapatkan Pp = 830.315 kN
Fs geser =
(
)
(k1 & k2 berkisar 1/2 sampai 2/3)
Maka perhitungan menjadi
(
Fs geser =
Fs geser =
)
( )
= 8.518 >1.5…………OK
4.6.6 STABILITAS TERHADAP DAYA DUKUNG
RESUME DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL
Terzaghi
Mayerhoff
Hansen
Qu (kN/m²)
148.131
163.352
273.424
Qall (kN/m²)
49.377
54.451
79.141
*Q all dipakai safety faktor = 3
Dari kombinasi pembebanan didapatkan beban sebesar 5619.248 kN,
diasumsikan beban merata karena konstruksi berupa raft foundation, maka
beban izin / m² adalah
P all
= 5619,248 / (9.35x13,35) = 45.018 kN/m²
Beban pondasi lebih kecil dari pada daya dukung pondasi, maka tanah
masih stabil untuk menerima beban yang bekerja dari pondasi.
IV-45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.6.7 PERIKSA KEKAKUAN PLAT PONDASI OPEN DRAIN PIT
Menurut SK SNI T-15-1991-03 batas lendutan maksimum adalah 1/480
bentang yang terjadi akibat beban merata (Timoshenkok, 1998) adalah:
(
)
Dimana :
𝜹
: Lendutan yang terjadi
α
: Koefisien lendutan
Pult
: Beban ultimate
μ
: Nilai poison ratio
D
: Momen akibat lentur untuk plat
Ec
: Modulus elastisitas beton
H
: Tebal plat
B
: Lebar plat
Diketahui :
Pult
: 45.018 kN/m²
Ec
: 4700√28= 24870.062 MPa = 24870062 kN/m²
μ
: 0.3 (nilai poison ratio untuk tanah lempung)
H
: 0.6 m
B
: 9.35 m
IV-46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Batas lendut maksimum berdasar SK SNI T-15-1991-03 tabel 3.2.5 (b)
batasan lendutan maksimum adalah 1/480 bentang maka
𝜹 mak =
Perhitungan momen lentur untuk plat
(
)
Perhitungan lendutan yang terjadi
<
………OK
Dengan ketebalan 0.6 m pondasi aman terhadap lendutan, sehingga pondasi
mampu menahan beban ultimate yang bekerja
Tabel 4.2 Resume stabilitas pondasi
STABILITAS
Guling
Geser
Daya dukung
Lendutan
SAFETY FAKTOR
IJIN
SAFETY FAKTOR
PONDASI
2
6,995
1,5
8,518
45.018 kN/m²
49.377 kN/m² (SF 3)
0,0019 m
0,019 m
IV-47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Perhitungan dan Analisa
Jika ditinjau dari segi prosentase pengembangan tanah dan derajat
kejenuhan maka pengembangan tanah ekpansif masih aman terhadap stabilitas
pondasi. Dengan prosentasi pengembangan tanah dari kolerasi tabel maka potensi
pengembangan tanah sebanyak.
6,7 %
97.41 %
Gambar 4.5 Korelasi pengembangan tanah dan derajat kejenuhan
Diambil data derajat kejenuhan pada tanah lapisan 3 dengan derajat
kejenuhan sebesar 97,41 % diperkirakan potensi pengembangan tanah sebanyak
6,7%.
IV-48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download