BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus kewajiban
yangharus diberikan perhatian penting oleh setiap orang (Depkes RI, 2004).
Pemerintah dan segenap masyarakatbertanggung jawab dalam pemeliharaan dan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatankegawatdaruratan sebagai bagian utama
dari pembangunan kesehatan sehingga pelaksanaannyatidak sporadik dan memiliki
sistem pelayanan yang terstruktur (Sabriyati,2012).
Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di
rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup
klien.Wilde (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu
tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit
jantung.Mekanisme response time, disamping menentukan keluasan rusaknya
organ-organ dalam, juga dapat mengurangi beban pembiayaan (Sabriyati,2012).
Kepmenkes (2009) mengatakan bahwa kecepatan dan ketepatan pertolongan yang
diberikan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan
kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat
darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.Hal ini dapat
dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan
manajemen IGD rumah sakit sesuai standar (Sabriyati,2012).
Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang
membutuhkan pertolongan segera karena apabila tidak mendapatkan pertolongan
dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan
1
2
permanen (Aeculapius, 2007).Keadaan gawat darurat yang sering terjadi di
masyarakat antara lain keadaan seseorang yang mengalami henti napas, henti
jantung, tidak sadarkan diri, kecelakaan, cedera, misalnya patah tulang, kasus
stroke, kejang, keracunan dan korban bencana. Unsur penyebab kejadian gawat
darurat antara lain karena terjadinya kecelakaan lalu lintas, penyakit, kebakaran
maupun bencana alam. Kasus gawat darurat karena kecelakaan lalu lintas
merupakan penyebab kematian utama di daerah perkotaan (Nasution, 2012).
Penelitian Sudjito tahun 2007 American Hospital Association (AHA) menerapakan,
keadaan gawat darurat adalah suatu kondisi dimana berdasarkan respon dari pasien,
keluarga pasien, atau siapa pun yang berpendapat pentingnya membawa pasien ke
rumah sakit untuk diberi perhatian/tindakan medis dengan segera.
Kondisi yang demikian berlanjut hingga adanya keputusan yang dibuat oleh
pelayanan kesehatan yang profesional bahwa pasien berada dalam kondisi yang
baik dan tidak dalam kondisi mengancam jiwa. Penderita gawat darurat adalah
penderita yang oleh karena suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan
anestesi) yang bila tidak segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ
tubuh atau meninggal (Nasution, 2012).
Peraturan daerah Kabupaten Tulungagung No 8 Tahun 2010 menegaskan bahwa
pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang diberikan
secepatnya
untuk
mencegah/menanggulangi
resiko
kematian
atau
kecacatan.Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut sarana, prasarana,
maupun alat (baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah
sakit dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien.
Yoon (2003) mengemukakan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
keterlambatan penanganan kasus gawat darurat antara lain karakter pasien,
penempatan staf, ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan, waktu ketibaan
3
pasien, pelaksanaan manajemen dan, strategi pemeriksaan dan penanganan yang
dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan konsep tentang
waktu tanggap penanganan kasus di IGD rumah sakit (Sabriyati,2012). Suatu
penelitian yang dilakukan Faridah (2009) tentang hubungan pengetahuan perawat
dan peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien gawat darurat
dengan gangguan sistem kardiovaskuler menyatakan bahwa ada hubungan
pengetahuan dan perawat sebagai pelaksana (p =0,033; r =0,455).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukanoleh peneliti bahwa RSUP.H.
Adam Malik merupakan pusat rujukan di Provinsi Sumatera dengan rata-rata pasien
yang gawat darurat dan sangat membutuhkan pertolongan yang segera.Berdasarkan
data sekunder yang diperoleh bahwa perawat yang bekerja di IGD RSUP.H. Adam
Malik telah mengikuti Pelatihan Penanganan Gawat Darurat (PPGD). Tetapi
berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap 5 perawat bahwa penanganan
pasien gawat darurat yang selalu dilakukan adalah dengan mengkaji tanda-tanda
vital, melakukan pemberian infus dan oksigen dengan berkolaborasi dengan dokter,
hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperhatikan urutan yang benar yaitu
airway, breathing, circulation, disability dalam prinsip primary survey penanganan
emergency.Banyak pasien emergency yang mengalami kematian atau kecacatan
dikarenakan kurang tepatnya penanganan pasien emergency dilakukan oleh perawat
di IGD RSUP. H. Adam Malik.
Dan hasil wawancara yang dilakukan
kepada 5 perawat mengatakan bahwa
penanganan pasien emergensi tindakan yang segera dilakukan adalah melakukuan
tindakan airway, breathing, circulation, disability, mengkaji tanda-tanda vital dan
melakukan pemberian infuse dan oksigen dengan berkolaborasi dengan dokter. Hal
ini berbanding terbalik dengan pelaksanaan primary survey dimana mereka terlebih
dahulu mengkaji tanda-tanda vital, melakukan pemberian infus dan oksigen dengan
berkolaborasi dengan dokter.
4
Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien emergency di
IGD RSUP.H. Adam Malik Medan Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian yaitu apakah ada hubunganpengetahuan perawat
dengan penanganan pasien emergency di IGD RSUP. H. Adam Malik Medan
Tahun 2014 ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan
perawatdengan penaganan pasien emergency di IGD RSUP.H. Adam Malik
Medan Tahun 2014.
2.
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui tingkatpengetahuan perawat tentang penanganan pasien
emergency di IGD RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2014.
2.
Mengetahui tingkat penanganan perawat pada pasien emergency di IGD
RSUP. H. Adam Malik Medan
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Perawat
Hasil penelitian ini memberikan informasi atau data tentang pengetahuan
perawat dalam penanganan pasien emergency.
2.
Bagi Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sari Mutiara
Sebagai data pembelajaran dan acuan pembelajaran dalam pendidikan pada
mahasiswa
5
3.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan atau dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pengetahuan perawat dalam penanganan pasien emergency.
Download