karya ilmiah budidaya ikan lele

advertisement
KARYA ILMIAH
BUDIDAYA IKAN LELE
NAMA : Mey Dwi Prasetya
NIM
: 10.01.2761
KELAS : D3TI-2B
D3 TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
YOGYAKARTA 2010
ABSTRAK
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di
Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang),
ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali
(Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang
(Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin.
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang
tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam
hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.Di alam
ikan lele memijah pada musim penghujan. Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan
Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan
lele ? 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan
mencapai 1200 kg/Ha.
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clar
ISI
Peluang usaha budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup
diperhitungkan saat ini.
Apabila kita perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan
lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi
di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele
relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau
mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan.
Berikut ini adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele:
*Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara
mengawinkan induk jantan dan betina pada
kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan
tingginya konsumsi lele serta banyaknya
usaha pembesaran lele.
* Sistem Budidaya
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu
kolam dengan perbandingan tertentu.
Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin
dalam sarang pemijahan,sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan
mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu
kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang
cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan
suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise,yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk
keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari
jenis lele.
*Tahap proses budidaya
A. Pembuatan kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe
kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi
untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon
ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur
dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur
dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus
tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat
hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan
telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan
mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning
telur induk dalam saluran pencernaannya.
B.Pemilihan induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina mempunyai bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
C.Persiapan lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun
dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan
dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk
kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan
selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung
penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D.Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel
telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna
merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna
hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam
akan menetas menjadi anakan lele.
E.Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada
malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F.Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12
cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini.
*Manajemen pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama
kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan
POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai
unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
*Manajemen air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan
alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan
menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh
lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada
waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis
pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
*Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi
lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai
bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam
menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan
kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan
POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit,
dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK
(Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan
dosis yang digunakan juga harus sesuai
REFERENSI
http://budidaya-di.blogspot.com/2009/11/budidaya-ikan-lele-persiapan-persiapan.html
http://promosipeluangusaha.com/
Download