BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Portofolio Dalam era globalisasi

advertisement
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori Portofolio
Dalam era globalisasi, investasi dapat dilakukan menembus batasbatas Negara dengan sangat mudah, karena banyak perusahaan investasi
yang telah beroperasi secara internasional sehingga investor mendapat
kemudahan jika ingin melakukan jual beli instrumen keuangan. Hal ini
berarti terbuka kesempatan bagi investor besar untuk melakukan
diversifikasi internasional, termasuk menetapkan besarnya proporsi
investasi ke masing-masing Negara. Investor internasional maupun
investor domestik yang beroperasi dalam suatu pasar segera menentukan
langkah-langkah berikut :
1. Alokasi investasi (asset allocation)
2. Seleksi sekuritas ( securities selection)
3. Pergantian sekuritas (shifting securition)
Teori portofolio pertama kali di perkenalkan oleh Harry
Markowitz pada tahun 1952. Portofolio diartikan sebagai serangkaian
atau kombinasi aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor,
baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa
aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Dalam penelitian ini
kombinasi aktiva tersebut di batasi hanya pada aktiva finansial, yaitu
surat berharga yang berupa saham. Dengan demikian, teori portofolio
10
11
disini dimaksudkan sebagai teori yang dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk mengambil keputusan investasi pada surat berharga,
khususnya saham, pada situasi yang tidak pasti dengan tujuan untuk
mengurangi risiko karena kepimilikan investasi tersebut.15
Salah satu teknik analisis portofolio optimal yang dilakukan oleh
Elton dan Gruber, adalah menggunakan indeks tunggal. Analisis atau
sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB)
dengan cut-off rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang
memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, dan
sebaliknya apabila Ci lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam
portofolio.16
Pendekatan Markowitz mengatasi kelemahan diversifikasi secara
naïf, karena dengan menggunakan model markowitz investor bisa
memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan
portofolio optimal. Meskipun demikian, teori portofolio masih merupakan
teori normative yang menekankan pada bagaimana seharusnya investor
melakukan diversifikasi secara optimal. Pada dasarnya teori portofolio
dengan model markowitz didasari oleh tiga asumsi, yaitu :17
15
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 158
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 159
17
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 160
16
12
a. Periode investasi tunggal, misalnya 1 tahun
b. Tidak ada biaya transaksi
c. Preferensi investor hanya berdasar pada return harapan dan risiko
Untuk mengetahui masalah pembentukan portofolio tersebut,
terdapat berbagai cara yang dapat digunakan, antara lain.
a. Native Difersification, yang disebut sebagai random selection, yaitu
membentuk suatu portofolio saham yang dipilih secara acak dan hanya
berdasarkan dari preferensi investor.
b. Efficient Difersification, yaitu membentuk suatu portofolio yang terdiri
dari saham-saham yang dipilih secara sistematis. Dasar pemilihan
tersebut adalah risiko yang bersedia ditanggung oleh investor, cara ini
telah memperhitungkan hubungan antara tingkat keuntungan yang
diharapkan dari suatu saham dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan dari saham-saham lain.
B. Teori Expecturn Return
Suatu investasi yang mengandung risiko lebih tinggi seharusnya
memberikan return diharapkan yang juga lebih tinggi. Semakin tinggi
risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan. Investasi yang
berisiko mencakup investasi dalam saham, obligasi, dan reksadana.
Sementara investasi tanpa risiko (risk free assets) mencakup investasi
dalam deposito dan SBI.18 Return merupakan imbalan atas keberanian
18
Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta : Erlangga,
2006), hlm. 59
13
investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Sumbersumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan
capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu
investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga
suatu surat
berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan
keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut
sebagai return total suatu investasi.19
C. Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki, biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapat
keuntungan dimasa yang akan datang. Keputusan penanaman modal
tersebut dilakukan oleh individu atau lembaga baik dalam jangka pendek
atau panjang yang mempunyai kelebihan dana. Pihak ini kemudian
disebut sebagai investor.20
Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama yaitu
Investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam
bentuk surat-surat berharga atau sekuritas ( marketable securities atau
financial assets).
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
19
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 78
Natalia Christanti dan Linda Ariany Mahastanti, Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan
Investor dalam Melakukan Investasi, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 4, No. 3,
(Salatiga : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unversitas Kristen Satya Wacana, 2011), hlm. 22
20
14
yang akan datang. Ada dua faktor yang di pertimbangkan dalam
pengambilan keputusan, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Investasi
di pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup,
pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek–efek mana saja
yang akan dibeli, mana yang akan di jual dan mana yang tetap dimiliki.
Selanjutnya Samsul mengatakan bahwa setiap investor yang melakukan
investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital
gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan
dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh
keuntungan. Proses investasi menunjukan cara investor seharusnya
melakukan investasi dalam surat berharga, yaitu meliputi sekuritas yang
di pilih, dan waktu investasi tersebut dilakukan.21
Rasionalitas investor diukur dari sejauh mana investor melakukan
prosedur pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal dari data
historis pada saham-saham yang listed di Bursa Efek. Permasalahan ini
dapat di jawab melalui dua pendekatan, pertama dengan melakukan
penghitungan untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal
dengan model indeks tunggal, kedua dengan pola perilaku investor di
bursa yang tercermin dari aktivitasnya melakukan transaksi jual beli
saham pada saham-saham yang di ikutkan dalam portofolio.22
21
Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta : Erlangga,
2006), hlm. 287
22
Sartono dan Sri Zulaiha, RasionalitasInvestor Terhadap Pemilihan Saham dan
Penentuan Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal Di Bursa Efek Jakarta. (Jakarta :
Universitas Indonesia, 1997), hlm. 7
15
D. Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan,
tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Hubungan antara
risiko dan return harapan merupakan hubungan yang bersifat searah dan
linier. Artinya, semakin besar risiko aset, semakin besar pula return
harapan atas suatu asset tersebut.23
Keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang di
ambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atau permasalahan
bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam
bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di
masa yang akan datang. Secara singkat keputusan investasi yaitu
penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam dan
komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat
keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak
dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan
mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan
dari investasi itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan,
maupun nilai perusahaan. Dalam pengambilan keputusan investasi,
opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat di pilihnya alternatif tertentu. Keputusan
investasi yang di definisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang
23
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 9
16
dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang
dengan net present value positif. Keputusan investasi dalam penelitian ini
diproksikan dengan PER (Price Earning Ratio), dimana PER
menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar
saham (earning per share). PER dirumuskan dengan :24
PER=
Keterangan :
PER
: Price Earning Ratio
EPS
: Earning Per Share
E. Kriteria keputusan investasi
Untuk mengambil keputusan meliputi langkah-langkah sebagai
berikut25.
1.
Menentukan Kebijakan investasi
Pada awalnya investor harus menentukan tujuan investasinya
dan besar investasi yang akan dilakukan. Terdapat hubungan yang
erat antara return dan risiko investasi, sehingga investor tidak dapat
mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya karena pada dasarnya
investasi yang dilakukan mengandung risiko yang merugikan. Jadi
dalam hal ini tujuan investasi harus di nyatakan dalam keuntungan
maupun risiko.
24
Arie Afzal, Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2012)
25
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogyakarta : UPP
AMP YKPN, 1998), hlm. 98
17
2. Analisis Sekuritas
Pada tahap ini investor melakukan analisis secara individual
maupun kelompok surat berharga. Terdapat dua pendapat dalam
melakukan analisis sekuritas, yaitu pertama terdapat sekuritas
mispriced (harga sekuritas yang salah, yaitu terlalu rendah atau
terlalu tinggi). Analisis sekuritas ini dapat dilakukan berdasar
informasi fundamental maupun teknikal, dengan analisis ini surat
berharga yang mispriced dapat terdeteksi.
3. Pembentukan Portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi terhadap sekuritassekuritas yang akan dipilih, dan besar proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan
banyaknya sekuritas atau diversifikasi surat berharga dimaksudkan
untuk mengurangi risiko yang akan ditanggung.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan tiga tahap sebelumnya,
dengan tujuan melakukan revisi atau perubahan terhadap portofolio
apabila di perlukan. Hal ini dilakukan investor apabila di rasa
portofolio yang ada tidak optimal atau tidak sesuai dengan preferensi
risiko investor.
18
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Pada tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja
portofolio, baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperoleh
maupun risiko yang ditanggung. Rasionalitas investor di ukur dari
sejauh mana investor melakukan prosedur pemilihan saham dan
penentuan portofolio optimal dari data historis pada saham-saham
yang listed di Bursa Efek. Permasalahan ini dapat di jawab melalui
dua pendekatan, pertama dengan melakukan penghitungan untuk
memilih saham dan menentukan portofolio optimal dengan model
indeks tunggal, kedua dengan pola perilaku investor di bursa yang
tercermin dari aktivitasnya melakukan transaksi jual beli saham pada
saham-saham yang diikutkan dalam portofolio.26
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi dalam model
indeks tunggal
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan,
tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Hubungan antara
risiko dan return harapan merupakan hubungan yang bersifat searah dan
linier. Artinya, semakin besar risiko aset, semakin besar pula return
harapan atas suatu asset tersebut.27 Adapun hal-hal yang mempengaruhi
keputusan investasi dalam model indeks tunggal adalah sebagai berikut.
26
Sartono dan Sri Zulaiha,Rasionalitas Investor Terhadap Pemilihan Saham dan
Penentuan Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal Di Bursa Efek Jakarta. (Jakarta :
Universitas Indonesia, 1997), hlm. 7
27
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 9
19
1. Expected Return
Suatu investasi yang mengandung risiko lebih tinggi
seharusnya memberikan return di harapkan yang juga lebih tinggi.
Semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan.
Investasi yang berisiko (risk asets) mencakup investasi dalam saham,
obligasi, reksadana, dan commercial paper. Sementara investasi
tanpa risiko (risk free assets) mencakup investasi dalam deposito dan
SBI.
Return
merupakan
imbalan
atas
keberanian
investor
menanggung risiko atas investasi yang di lakukan. Sumber-sumber
return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan
capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu
investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat
berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa
memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan
capital gain disebut sebagai return total suatu investasi.28Rumus
penghitungan return saham dapat dilakukan dengan cara :
Ri = (Pt – Pt-1) / Pt-1
Keterangan :
28
Ri
= return saham
Pt
=harga saham pada saat t
Pt-1
= harga saham untuk waktu sebelumnya
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 102
20
Tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected return
tiap saham individual merupakan rata-rata tertimbang realized
return saham i. Dihitung dengan program Excel menggunakan
rumus Average atau menggunakan rumus:
E(Ri) =
/N
Keterangan:29
E(Ri ) = expected return
Ri
= return realisasi saham i
n
= jumlah realized return saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi,
return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang di harapkan akan terjadi
dimasa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah
terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja
dari perusahaan. Return realisasi portofolio (portfolio relized
return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi
masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.30
2. Risiko
Setiap melakukan penelitian investasi, tidak akan terlepas dari
hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan. Risiko dinyatakan
sebagai seberapa hasil yang diperoleh menyimpang dari hasil yang di
29
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 178
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 133
30
21
harapkan. Sedangkan tingkat keuntungan yang di maksudkan adalah
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return), risiko dan
expected return mempunyai hubungan positif. Semakin besar risiko
suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Begitu pula
sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil
risiko yang harus ditanggung.
Standar Deviasi (SD) digunakan untuk mengukur risiko dari
realized return, yang dapat dihitung dengan program Excel
menggunakan rumus STDEV .31 2=
Keterangan:
= standar deviasi (SD)
Xi
= realized return ke-i saham i
X
= rata-rata realized return saham
N
= jumlah realized return saham i
Adapun dalam melakukan investasi pada saham tidak bisa
terlepas dari adanya unsur risiko. Secara ringkas pengertian risiko
pada saham dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut.32
31
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 131
32
Sunariyah, Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2000), hlm. 6
22
a. Risiko sistematis
Risiko ini timbul disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi dan berlaku
bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan.
Faktor-faktor
perekonomian,
ini
lebih
bersifat
kebijaksanaan
makro
pemerintah
seperti
kondisi
ataupun
karena
kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan seperti inflasi,
resesi dan lain sebagainya. Risiko ini tidak mungkin dapat di
hindari oleh investor melalui di versifikasi sekalipun.
b. Risiko Tidak sistematis
Risiko ini terjadi karena karakteristik perusahaan atau
institusi keuangan yang mengeluarkan sekuritas berbeda satu
dengan yang lainnya seperti misalnya dalam hal kemampuan
manajemen, kebijakan investasi, kondisi lingkungan kerja.
Perbedaan atau keunikan itu membuat masing-masing sekuritas
memiliki kepekaan yang berbeda terhadap setiap perubahan
pasar.
Contoh penyebab risiko ini adalah masalah perusahaan
seperti pemogokan, tuntutan hukum yang kemudian berpengaruh
pada fluktuasi harga saham yang bersangkutan. Risiko tidak
sistematis merupakan risiko yang terikat dengan suatu saham
tertentu dan dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi.
23
c. Risiko Total.
Dalam setiap investasi selalu ada risiko, risiko dari
tingkat keuntungan ini sangatlah penting dimana sangat
mempengaruhi efisiensi portofolio saham yang akan diteliti.
Pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua
faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif.
Dimana semakin besar tingkat keuntungan yang diharapkan,
semakin
tinggi
risiko
yang
ditanggung.
Risiko
sering
dihubungkan dengan penyimpangan atas deviasi dari outcome
yang diterima dan diekspektasi, Horne dan Wachowichs,33
mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return
yang di harapkan.
3. Excess Return To Beta (ERB)
merupakan kelebihan pengembalian antara pengembalian
yang di perkirakan dengan tingkat pengembalian bebas risiko dengan
rumus:
ERB =
Keterangan:34
ERB
: Excess Return to Beta (kelebihan pengembalian)
sekuritas ke-i
33
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 227-229
34
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 362
24
E(Ri)
: Pengembalian yang diperkirakan (expected return)
berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke- i
Rf
: Tingkat pengembalian bebas risiko
:Perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan
dari sekuritas ke- i
4. Cut-Off Rate (Ci)
hasil bagi varian pasardan return premium terhadap variance
error saham dengan varian pasar dan sensitivitas saham individual
terhadap variance error saham. Yang mempunyai rumus sebagai
berikut.
Ci =
Keterangan:35
Ci
E(Ri)
35
: Cut-Off Rate (pembatas pada tingkat tertentu)
: pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas
saham i
Rf
: tingkat pengembalian bebas risiko
σm2
: Varians pasar
σ ei2
: Varian ei (Unsystematic risk)
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 363
25
G. Portofolio Optimal
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model
markowitz atau dengan model indeks tunggal. Untuk menentukan
portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama kali
dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien, semua portofolio
yang optimal adalah portofolio yang efisien. Investor yang lebih
menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi
dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi di bandingkan dengan
investor yang kurang menyukai risiko.36
H. Portofolio Optimal Berdasarkan Indeks Tunggal
Pada penelitian ini peneliti menggunakan model indeks tunggal di
karenakan penggunaan model indeks tunggal ini menyederhanakan
perhitungan. Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan dari teori
portofolio modern yang dikemukakan oleh Markowitz. Dalam model
indeks tunggal ini, unsur-unsur pasar yang berupa indeks pasar ikut
diperhitungkan. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa pada saat bursa
membaik (bursa bullish) maka harga-harga saham akan meningkat.
Demikian pula sebaliknya, Pada saat pasar lesu (bursa bearish) hargaharga saham akan turun. Hal ini berarti terdapat korelasi antara tingkat
keuntungan saham dengan perubahan pasar.37
36
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 230
37
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogyakarta : UPP
AMP YKPN, 1998), hlm. 103
26
Seperti yang disebutkan dimuka bahwa beta portofolio itu sendiri
terbentuk dari rata-rata tertimbang beta saham-saham yang membentuk
portofolio, sehingga dapat dikatakan bahwa risiko portofolio ditentukan
oleh risiko saham-saham individual yang membentuknya, yaitu beta
saham individual.38
I. Saham JII
Jakarta Islamic Indeks terdiri dari 30 saham yang dipilih dari
saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah islam. Pada awal
peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah
melibatkan pihak dewan pengawas syariah PT Danareksa Investment
Management. Pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh BapepamLK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional.39
Kriteria pemilihan saham Jakarta Islamic Indeks dalam
menetapkan saham-saham dalam perhitungan dilakukan proses berikut.
1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK.
2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan
urutan kapitalisasi pasar terbesar selamaa 1 tahun terakhir.
38
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan(Jakarta : Intermedia, 2002), hlm. 22
www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/jakarta-islamic-index-jii. Diakses tanggal 5
agustus 2015 pukul 07.05 Wib
39
27
3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat
likuiditas yaitu nilai transaksi dipasar regular selama 1 tahun
terakhir.40
40
www.idx.co.id/bei/kriteria-saham-Jakarta-islamic-index. diakses tanggal 14 oktober
2015 pukul 15.35 Wib
28
J. Tinjauan Pustaka
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penyusunan ini didasari oleh penelitian-penelitian sebelumnya, adapun hasil dari penelitian tersebut tertulis dibawah ini :
No Peneliti/Tah Penelitian
1 un
Bella
Analisis Faktor-faktor yang
Bestharinda berpengaruh terhadap
(2012)27
keputusan investasi pada
perusahaan food and
beverages di Bursa Efek
Indonesia
Metode Analisis
Metode Analisis:
Regresi Berganda
Sampel: perusahaan
food and beverages di
Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2011
Hasil
Perbedaan
profitabilitas, return, dan risiko Tahun dan tempat
berpengaruh terhadap keputusan penelitian
yang
investasi.
dilakukan
berbeda
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh
peneliti. Dan variabel
yang
digunakan
berbeda
27
Bella Bestharinda, Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek
Indonesia, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2012).
28
29
2 Hasibuan
(2013)28
3
Analisis Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap
keputusan investasi pada
perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta
Muhammad Pengaruh return, risiko dan
Nur (2012)29 probabilitas terhadap
keputusan investasi.
Metode Analisis:
hasil penelitian ini adalah bahwa
Regresi linier berganda total asset, proporsi dana, dan
hutang bank berpengaruh
Sampel:
terhadap keputusan investasi,
perusahaan makanan
sedangkan return dan risiko
dan minuman yang
tidak berpengaruh terhadap
terdaftar di Bursa Efek keputusan investasi.
jakarta
Variabel, tahun dan
tempat penelitian yang
dilakukan berbeda
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh
peneliti.
Metode Analisis:
hasil penelitian menunjukan
Regresi linier berganda bahwa return, risiko dan
Sampel:
probabilitas berpengaruh
Perusahaan LQ-45 yang signifikan terhadap keputusan
tercatat dalam BEI 2008- investasi.
20011
Variabel, tahun dan
tempat penelitian yang
dilakukan berbeda
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh
peneliti.
28
Hasibuan, Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek jakarta, (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2013).
29
Muhammad Nur, Pengaruh return, risiko dan probabilitas terhadap keputusan investasi, (Malang : Universitas Brawijaya Malang, 2012)
29
30
4 Nurul
Analisis Pembentukan
Sulistyowati Portofolio Optimal yang
(2012)30
Menggunakan Model Indeks
Tunggal dalam pengambilan
keputusan investasi.
5 Saragih
(2011)31
Metode Analisis :
Hasil pengujian dengan
Metode Indeks Tunggal menggunakan Model Indeks
Tunggal Terdapat perbedaan
Sampel : Saham yang
antara rata-rata frekuensi saham
masuk dalam LQ45
kandidat portofolio dengan ratatahun 2009-2011
rata frekuensi saham bukan
kandidat portofolio.
Tahun dan variabel
penelitian yang
dilakukan berbeda
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh
peneliti. Dan fokus
penelitian ini pada
pengaruh portofolio
optimal terhadap
Analisis Portofolio Optimal Metode Analisis:
hasil penelitian menunjukan
Variabel
tahun
keputusandan
investasi.
dengan Menggunakan Model Regresi linier berganda bahwa expecturn return, hutang penelitian yang
Indeks Tunggal
dan profitabilitas berpengaruh
dilakukan berbeda
Sampel:
terhadap keputusan investasi.
dengan penelitian yang
Saham LQ45 pada tahun Sedangkan risiko dan leverage akan dilaksanakan oleh
2010
tidak berpengaruh terhadap
peneliti.
keputusan investasi.
30
Nurul Sulistyowati, Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambila Keputusan Investasi,
(Semarang : Universitas Diponegoro, 2012).
31
Saragih, Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi pada Bursa Efek Indonesia, (Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia, 2011).
30
31
6 Mariana
Trisnadewi
(2012)32
Analisis pengaruh risiko
pasar, size, book to market,
dan momentum terhadap
keputusan investor di Bursa
Efek Indonesia (BEI) studi
kasus pada perusahaan non
perbankan yang termasuk
dalam Indeks LQ45 periode
2007-2010.
Metode Analisis:
Hasil penelitian menunjukan
Regresi linier berganda bahwa risiko pasar berpengaruh
positif signifikan terhadap
Sampel:
keputusan investor. Size yang
perusahaan non
merupakan proksi dari
perbankan yang
kapitalisasi pasar menunjukkan
termasuk dalam Indeks hubungan yang negatif
LQ45 periode 2007signifikan. Variabel book to
2010.
market, return pada t-3 dan t-12
menunjukkan hubungan yang
positif, tetapi tidak signifikan,
sedangkan variabel return pda t6 menunjukkan hubungan yang
negatif, tetapi tidak signifikan
Variabel dan tahun
penelitian yang
dilakukan berbeda
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh
peneliti, dan Objek
penelitian berbeda.
32
Mariana Trisnadewi, Analisis pengaruh risiko pasar, size, book to market, dan momentum terhadap keputusan investor di Bursa Efek Indonesia (BEI)
studi kasus pada perusahaan non perbankan yang termasuk dalam Indeks LQ45 periode 2007-2010, Skripsi, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2012)
31
32
7 Mardiyah
Analisis faktor-faktor yang
Isma Hidayati mempengaruhi keputusan
(2013)33
investasi perusahaan
Metode Analisis:
Hasil penelitian menunjukkan
Regresi linier berganda bahwa variabel struktur modal
dan arus kas berkorelasi positif
Sampel:
signifikan terhadap keputusan
Sampel yang digunakan investasi sedangkan variabel
berjumlah 270 sampel profitabilitas dan financial
yang merupakan
leverage berkorelasi negatif
perusahaan industri
signifikan terhadap keputusan
manufaktur yang
investasi.
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun
2010-2012.
Variabel dan tahun
penelitian yang
dilakukan berbeda
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh
peneliti, dan Objek
penelitian berbeda.
33
Mardiyah Isma Hidayati, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan, Jurnal Ekonomi Manajemen No.4, (Yogyakarta
: Universitas Negeri Yogyakarta, 2013).
32
33
K. Kerangka Pemikiran
Dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi, seorang investor
harus mempertimbangkan saham-saham mana yang harus dipilih. Saham
yang dipilih otomatis yang memberikan return maksimal dengan risiko
tertentu, atau return tertentu dengan risiko minimal. Untuk dapat mengetahui
saham-saham mana saja yang dipilih, bisa dilakukan dengan melakukan
klasifikasi saham dengan cara pembentukan portofolio optimal saham.
1. Hubungan Risiko dengan Keputusan Investasi
Dalam berinvestasi risiko mempunyai hubungan yang negative,
karena semakin besar risiko semakin kecil pula investor yang akan
menginvestasikan dananya, namun apabila investor menyukai risiko
maka investor akan memilihnya karena dengan risiko yang tinggi
investor akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.34
Penelitian yang dilakukan oleh Bella Bestharinda dan Muhammad
Nur yang menguatkan bahwa risiko berpengaruh terhadap keputusan
investasi, disini peneliti akan membuktikan kembali apakah risiko benarbenar mempengaruhi keputusan investasi atau tidak, dan pengaruhnya
terhadap keputusan investasi dampaknya negative atau positif. Karena
setiap investasi pasti mengandung risiko, bagaimana investor juga bisa
memperkirakan risiko yang akan terjadi ketika investor menginvestasikan
dananya.
34
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 15
34
2.
Hubungan antara Expecturn return dengan Keputusan Investasi
Untuk melakukan investasi di bursa, maka investor harus memiliki
pengetahuan yang memadai mengenai proses investasi. Pengetahuan
yang cukup tersebut dibutuhkan untuk menghindari kerugian yang terjadi
dan mengharapkan pengembalian keuntungan dari investasi tersebut.35
Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung
risiko atas investasi yang di lakukan. Sumber-sumber return investasi
terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang di peroleh secara periodik dari suatu investasi.
Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat berharga (saham
atau surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan bagi
investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total
suatu investasi. 36
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bella Bestharinda,
Muhammad Nur dan Saragih bahwa Expecturn return berpengaruh
positif terhadap keputusan investasi, semakin tinggi return yang didapat
semakin tinggi pula keputusan investasi yang akan dilakukan oleh
investor.
3.
Hubungan antara Excess return to beta dengan Keputusan Investasi
Excess return to beta didefinisikan sebagai selisih return
ekspektasian dengan return aktiva bebas risiko. ERB mengukur
35
Murfidin Haming, Studi kelayakan investasi proyek dan bisnis ( Jakarta : Bumi Aksara,
2010), hlm. 373
36
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm. 102
35
kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat
diversifikasikan yang diukur dengan beta. Investor akan memilih Excess
return to beta yang lebih besar dibandingkan dengan cut-off rate saham
yang akan menjadi tempat menginvestasikan dananya.37
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurul sulistyowati Excess
return bahwa tidak ada pengaruhnya terhadap keputusan investasi, dalam
teorinya investor akan mempertimbangkan hasil dari excess return to
beta di setiap perusahaan.
4.
Hubungan antara Cut-off rate dengan Keputusan Investasi
Teknik analisis portofolio optimal menggunakan model indeks
tunggal
adalah
analisis
atas sekuritas
yang dilakukan dengan
membandingkan excess return to beta (ERB) dengan Cut-off rate-nya
(Ci) dari masing-masing saham. Excess return to beta (ERB) merupakan
kelebihan pengembalian atas tingkat keuntungan bebas risiko pada aset
lain dan cut-off rate (Ci) itu sendiri tidak lain
adalah merupakan
perbandingan antara varian return pasar dengan sensitivitas return saham
individu terhadap variance error saham. Saham yang memiliki ERB
lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, sedangkan sebaliknya
yaitu Ci lebih besar dari ERB tidak di ikutkan dalam portofolio.38 Secara
rasional investor akan memilih saham yang memiliki cut-off rate lebih
37
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta : Cetakan Ketiga BPFE,
2003), hlm. 362
38
Said Bawazer dan J sitanggang, Memilih saham Untuk Portofolio Optimal,
(Jakarta:Erlangga, 1994), hlm. 67
36
kecil dari pada nilai excess return to beta dalam melakukan keputusan
investasi.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Risiko
H1
Expected Return
Portofolio
H2
Keputusan Investasi
Excess Return to
beta
H3
H4
Cut-off rate
H5
L. Hipotesis
H01
: Risiko tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi
Ha1
: Risiko berpengaruh terhadap keputusan investasi
H02
: Expected return tidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi
37
Ha2
: Expected return berpengaruh terhadap keputusan investasi
H03
: Excess return to betatidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi
Ha3
: Excess return to beta berpengaruh terhadap keputusan
investasi
H04
: Cut-off rate tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi
Ha4
: Cut-off rate berpengaruh terhadap keputusan investasi
H05
: Risiko, Expected return, Excess return to beta dan Cut-off
rate tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi secara
simultan
Ha5
: Risiko, Expected return, Excess return to beta dan Cut-off
rate berpengaruh terhadap keputusan investasi secara simultan
Download