PDF (Naskah Publikasi) - Universitas Muhammadiyah Surakarta

advertisement
ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM FILM
(Studi Analisis Resepsi Film 12 Years A Slave pada Mahasiswa Multi Etnis)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1
Ilmu Komunikasi
BILLY SUSANTI
L100100019
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HA,Ui{ADIYAH SU RAKARTA
FAKULTAS KOl,tUNlKASl DAN lN FORMATIKA
PROGRATA STUDI ILIAU KO,\AUNIKASI
U N IVERSITAS MU
Jt. A. Yani Tromot Pos 1 Pabetan, Kartasura, Surakarta 57102
Tetp. (02711717417 - Fax. (0271) 71548
Surat Persetujuan Artikel Publikasi ltmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : 1. Fajar Junaedi,'M.Si
2. Agus Triyono, M.Si
Tetah membaca mencermati naskah pubtikasi itmiah, yang merupakan
skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa
:
Nama
Bitty Susanti
NIM
1100100019
Program Studi
ltmu Komunikasi
Judut Skripsi
ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM
FILM (Studi Analisis Resepsi Film 12 Yesrs A Slwe pada
MahasiswaMulti Etnis)
Naskah artikel tersebut, tayak dan dapat disetujui untuk dipubtikasikan.
Demikian persetujuan yang dibuat, semoga dapat dipergunakan
sepenuhnya.
Fajar Junfedi, M.Si
ruT'"
Agus Triyono, M.Si
ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM FILM
(Studi Analisis Resepsi Film 12 Years A Slave pada Mahasiswa Multi Etnis)
Billy Susanti ([email protected])
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi Dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Film sebagai media komunikasi massa memiliki jangkauan yang luas. Penonton
sebagai khalayak aktif juga bertindak sebagai penghasil makna. Film 12 Years A
Slave ini merupakan film yang bercerita tentang perbudakan, dimana rasisme adalah
pemicu utamanya. Film ini merupakan kisah nyata yang terjadi ratusan tahun yang
lalu. Orang berkulit gelap lebih rendah kastanya dibanding kulit putih. Film ini akan
menghasilkan makna yang berbeda ketika khalayak memiliki latar belakang etnis
minoritas. Dengan permasalahan tersebut, penelitian dilakukan untuk
mendeskripsikan pemaknaan audiens terhadap rasisme yang terjadi di Amerika
Serikat. Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi encoding-decoding
Stuart Hall, dengan jenis penelitian kualitatif yang berfokus pada rasisme yang terjadi
di Amerika Serikat. Data diperoleh melalui wawancara terhadap informan dari latar
belakang etnis minoritas di pulau Jawa. Hal ini dilakukan karena mereka yang paling
memungkinkan mengalami diskriminasi ras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
seluruh informan berada pada posisi oposisi yaitu menolak adegan perbudakan dan
kekerasan akibat rasisme yang ditampilkan. Beberapa informan pada posisi dominan
dalam adegan tertentu. Latar belakang informan menjadi sangat berpengaruh ketika
mahasiswa keturunan China setuju dengan salah satu adegan yang merugikan kulit
hitam. Secara umum, menurut informan rasisme adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan sangat kejam.
Kata kunci: Analisis Resepsi, Rasisme, 12 Years A Slave
dilakukan
A. PENDAHULUAN
Film sebagai alat propaganda
erat
kaitannya
pencapaian
dengan
tujuan
upaya
nasional
dan
masyarakat. Hal tersebut berkenaan
dengan
penilaian
memiliki
bahwa
jangkauan,
film
realisme,
pengaruh emosional, dan popularitas
yang hebat (McQuail, 1989: 14).
Salah satu propaganda yang
paling
dominan
orang
untuk
kulit
menyingkirkan
hitam,
diantaranya
dengan menyiksa hingga membunuh
mereka. Dalam film ini orang kulit
putih ditampilkan sebagai orangorang yang kejam.
Penonton sebagai khalayak aktif
tentu
bertindak
juga
sebagai
penghasil makna. Apa yang terjadi
ketika audiens dengan ras minoritas
menerima teks film tersebut. Apakah
yang
disajikan
audiens tersebut dominan reading,
adalah
masalah
negosiasi, atau oposisi. Dalam hal
Rasisme
adalah
ini, analisis penerimaan audiens atau
keyakinan bahwa ras membedakan
analisis resepsi digunakan untuk
karakter atau kemampuan manusia,
mengetahui pemaknaan yang didapat
dan sebagian ras adalah superior.
dari penonton 12 Years A Slave.
dalam
film
rasialisme.
Kemudian rasisme juga didefinisikan
Adapun kriteria yang dibutuhkan
sebagai diskriminasi atau prasangka
adalah perempuan atau laki-laki
berdasarkan ras.
berasal dari etnis yang berbeda, yaitu
Salah
yang
China, Timur Tengah, Aceh, dan
memunculkan rasisme adalah 12
Flores. Alasan memilih informan
Years A Slave. Film ini dibuat
tersebut dikarenakan informan jenis
berdasar kisah nyata di tahun 1841.
ini
Film
menggambarkan
memiliki pengalaman diskriminasi
kekejaman perbudakan pada masa
ras. Dari latar belakang tersebut,
nya. Orang-orang kulit hitam dinilai
masalah yang akan diteliti adalah
lebih rendah kasta nya dibanding
Bagaimana
orang kulit putih. Berbagai cara pun
terhadap film 12 Years A Slave yang
rasis
satu
ini
film
yang
paling
memungkinkan
pemaknaan
khalayak
menampilkan rasisme di Amerika
rambut,
Serikat?
bentuk mata. Konsep identitas rasial
diragukan
film
menggambarkan
secara
dampak
kuat
media
massa pada masyarakat yang lebih
luas. Pada tahun 1915, film Birth of
a Nation mendapat pujian. Namun,
dalam hal hubungan ras, film dikritik
karena stereotip ras Afrika Amerika.
Industri film telah lama mewakili
modal
milliaran
Bagaimanapun,
dollar.
hal
ini
memperkuat
dapat
stereotip
budaya yang ada dari kelompok
yang
kurang
terwakili
(Jackson
2. Rasisme
penganiayaan
suku
Indian
di
Amerika, isu hak sipil, dan yang
terbaru peningkatan imigran. Sulit
untuk
menyatakan
akibat
dari
rasisme, karena efeknya dapat secara
sadar ataupun tidak sadar. Apa yang
kita ketahui adalah bahwa rasisme
membahayakan
bagi
penerima
perilaku yang merusak ini juga
kepada pelakunya sendiri. Tindakan
rasisme
merendahkan
si
target
dengan mengingkari identitasnya,
dengan
menciptakan
pembagian kelompok secara politik,
Ras merupakan konsepsi sosial
dari
usaha
untuk
mengelompokkan orang ke dalam
kelompok-kelompok yang berbeda.
Identitas
dengan
warisan historis seperti perbudakan,
budaya
timbul
berhubungan
dan hal ini menghancurkan suatu
dalam Orbe, 2013: 239).
yang
dan
gagasan secara sosial yang tidak
1. Film
Sebuah
wajah,
berlaku di Amerika serikat sebagai
B. TINJAUAN PUSTAKA
dikatakan
penampilan
rasial
biasanya
berhubungan dengan ciri-ciri fisik
luar seperti warna kulit, tekstur
sosial, dan ekonomi dalam suatu
negara (Samovar dkk, 2010: 187211).
Neubeck
menjelaskan
bahwa
terdapat dua jenis rasisme:
a. Personal Racism
Personal Racism terjadi ketika
individu
(atau
kelompok
kecil
individu)
memiliki
sikap
curiga
seringkali sulit untuk mendeteksi
dan/atau terlibat dalam perilaku
tanpa investigasi (Neubeck, 1997:
diskriminatif
269-277).
dan
sejenisnya.
Manifestasi Personal Racism adalah
stereotip individu atas dasar dugaan
perbedaan ras, menghina nama dan
referensi,
perlakuan
selama
kontak
ancaman,
dan
terhadap
diskriminatif
interpersonal,
tindak
anggota
kekerasan
kelompok
minoritas yang diduga menjadi ras
inferior.
kelembagaan
melibatkan perlakuan yang diberikan
khusus untuk masyarakat minoritas
di
tangan
lembaga
tersebut.
Institutional
Racism
menarik
perhatian
pada
kelompok-kelompok
Kelahiran Reception Research
dalam penelitian komunikasi massa
kembali
fakta
bahwa
seperti
penduduk asli Amerika, AfrikaAmerika, Latino-Amerika, dan AsiaAmerika sering menemukan diri
mereka menjadi korban rutin kerja
struktur organisasi tersebut. Tidak
seperti beberapa bentuk Personal
Racism, rasisme yang terjadi melalui
operasi sehari-hari dan tahun ke
tahun dari lembaga berskala besar
pada
Encoding
dan
Decoding Stuart Hall (1974) dalam
wacana televisi. Apa yang dikenal
sebagai Reception Research dalam
studi media adalah terkait dengan
kajian
b. Institutional Racism
Rasisme
3. Analisis Resepsi Audiens
budaya
Centre,
dan
Birmingham
meskipun
kemudian
menunjukkan bahwa teori resepsi
memiliki akar lainnya (Alaasutari,
1999: 2).
Kegiatan
penerimaan
pesan
diawali dengan proses decoding
yang
merupakan
kegiatan
yang
berlawanan dengan proses encoding.
Decoding adalah kegiatan untuk
menerjemahkan
atau
menginterpretasikan
pesan-pesan
fisik ke dalam suatu bentuk yang
memiliki
arti
bagi
penerima
(Morissan, 2013: 21).
Menurut Stuart Hall, khalayak
melakukan decoding terhadap pesan
media melalui tiga kemungkinan
(sebagaimana
posisi, yaitu:
Stuart
1. Posisi Hegemoni Dominan, yaitu
assimilates the leading ideology
situasi
dimana
menerima
khalayak
Hall:
general
the
but
audience
opposes
its
yang
application in specific case)
disampaikan oleh media. Ini
Dalam hal ini, khalayak bersedia
adalah situasi dimana media
menerima
menyampaikan pesannya dengan
yang bersifat umum, namun
menggunakan
mereka
dominan
pesan
in
dikemukakan
kode
dalam
budaya
masyarakat.
ideologi
akan
beberapa
dominan
melakukan
pengecualian
dalam
Dengan kata lain, baik media dan
penerapannya yang disesuaikan
khalayak
dengan aturan budaya setempat.
sama-sama
menggunakan budaya dominan
yang
berlaku.
Media
3. Posisi Oposisi, Cara terakhir
harus
yang dilakukan khalayak dalam
memastikan bahwa pesan yang
melakukan decoding terhadap
diproduksinya
pesan
harus
sesuai
media
adalah
melalui
dengan budaya dominan yang
oposisi
ada
Jika
khalayak audiensi yang kritis
khalayak
mengganti atau mengubah pesan
menginterpretasikan pesan iklan
atau kode yang disampaikan
di media melalui cara-cara yang
media dengan pesan atau kode
dikehendaki media maka media,
alternatif.
pesan, dan khalayak sama-sama
makna pesan yang dimaksudkan
menggunakan ideologi dominan
atau
dalam
masyarakat.
misalnya
yang
terjadi
Audiensi
disukai
ketika
menolak
media
dan
2. Posisi Negosiasi, yaitu posisi
menggantikannya dengan cara
dimana khalayak secara umum
berpikir mereka sendiri terhadap
menerima
topik yang disampaikan media.
ideologi
dominan
namun menolak penerapannya
Stuart
dalam
bahwa media membingkai pesan
kasus-kasus
tertentu
Hall
menerima
fakta
dengan
maksud
tersembunyi
Penelitian ini menggunakan dua
yaitu untuk membujuk, namun
sumber data, yaitu;
demikian khalayak juga memiliki
1. Data Primer
kemampuan untuk menghindari
Data primer yang digunakan
diri dari kemungkinan tertelan
adalah
oleh ideologi dominan. Namun
dokumen. Wawancara dilakukan
demikian
pesan
terhadap informan yang memiliki
bujukan yang diterima khalayak
latar belakang etnis berbeda
bersifat sangat halus. Para ahli
karena
teori
memungkinkan
sering
studi
kali
kultural
tidak
wawancara
mereka
dan
yang
teks
paling
mengalami
berpandangan khalayak mudah
diskriminasi ras. Teks dokumen
dibodohi
media,
namun
yang digunakan adalah film 12
seringkali
khalayak
tidak
Years A Slave dengan isu rasisme
mengetahui bahwa mereka telah
terpengaruh dan menjadi bagian
yang terkandung didalamnya.
2. Data Sekunder
dari ideologi dominan (Morissan,
Peneliti memperoleh sumber data
2013: 550-551).
kedua dengan cara menelaah
buku-buku, penelitian terdahulu,
C. METODE PENELITIAN
internet, dan sumber data lain
Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif
metode
kualitatif
dengan
analisis
menggunakan
resepsi.
digunakan
metode
untuk
menganalisis berbagai masalah ilmu
sosial humaniora, seperti: demokrasi,
ras, gender, kelas, negara bangsa,
globalisasi, kebebasan, dan masalahmasalah
kemasyarakatan
umumnya (Ratna, 2010: 93).
pada
untuk mendukung penelitian.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah wawancara dengan
informan
yang
telah
dipilih.
Informan tersebut adalah beberapa
orang dari etnis berbeda yang telah
menonton film 12 Years A Slave.
Sampel dipilih secara acak dengan
teknik purposive sampling.
kemanusiaan dimana manusia yang
D. HASIL PENELITIAN
Berdasar sajian data encodingdecoding
terhadap
penerimaan
khalayak dari latar belakang ras
berbeda mengenai film 12 Years A
Slave dalam hal rasisme yang terjadi
di Amerika Serikat, menghasilkan
dua kesimpulan penerimaan;
Penerimaan informan keturunan
rasisme
yang
ditampilkan dalam film 12 Years A
Slave, berada pada posisi oposisi
dimana pembaca menolak makna
ditampilkan
Penolakan
dalam
ditunjukkan
film.
terhadap
beberapa adegan perbudakan dan
penyiksaan.
Rasisme
membuat
seseorang menderita karena dibedabedakan dengan manusia lain yang
dianggap superior.
makna
yang
ditunjukkan oleh informan keturunan
Arab
adalah
ditampilkan
segala hal termasuk melayani nafsu
terhadap pihak superior.
c. Informan Flores
Penolakan
ditunjukkan
oleh
informan asal Flores, dimana kulit
yang
ditampilkan.
Kulit
dan mental.
d. Informan Aceh
Penolakan
ditunjukkan
yang
oleh
sama
informan
asal
Aceh. Menurutnya, adegan yang
ditampilkan dalam film 12 Years A
Slave
Kulit
tidak
berperi-kemanusiaan.
putih
sehingga
tidak
kulit
hitam
manusiawi
menjadi
tertindas.
2. Posisi Dominan
a. Informan China
b. Informan Arab
Penolakan
hidup
hitam mengalami kekerasan fisik
a. Informan China
yang
untuk
sebagai pelayan untuk melayani
adegan
terhadap
dipaksa
putih terlalu kejam dalam banyak
1. Posisi Oposisi
China
dirasiskan
adegan
tidak
yang
berperi-
Penerimaan
ditunjukkan
makna
oleh
informan
keturunan China, melalui adegan
ketika kulit putih tidak percaya
kepada Solomon Northup yang
berusaha
kulit
meyakinkan
putih
bahwa
kepada
cenderung
sama,
dimana
dirinya
perlakuan
rasisme
adalah
memiliki surat merdeka. Informan
perlakuan yang tidak manusiawi
keturunan China memposisikan
dan tidak berperi-kemanusiaan.
dirinya sebagai kulit putih, bahwa
Sementara itu informan asal
ia juga tidak akan percaya kepada
China
Solomon Northup karena tidak
Aceh
memiliki
pandangan
yang
berbeda
benar-benar membawa bukti surat
mengenai
adegan
tertentu.
yang dibicarakan.
Informan
b. Informan Aceh
ketika
asal
China
setuju
dengan makna yang ditampilkan
Penerimaan
ditunjukkan
dan
makna
karena ia memposisikan dirinya
melalui
adegan
sebagai
kulit
hitam
para
informan
kulit
asal
putih.
Aceh
Dan
setuju
dibangunkan tengah malam dan
dengan makna yang ditampilkan
dipaksa untuk menari menghibur
dalam film 12 Years A Slave
tuannya. Menurut informan asal
bahwa kulit hitam yang sudah
Aceh ini, kulit hitam yang sudah
menjadi budak sudah seharusnya
menjadi budak memang sudah
patuh terhadap tuannya meski
menjadi tugas dan kewajiban
bukan pada jam kerja.
mereka menuruti perintah dari
tuannya
E. KESIMPULAN & SARAN
1. Saran Akademis
Penulis mengharapkan untuk
menambah kajian keilmuan di
A. Kesimpulan
Setelah
B. Saran
dilakukannya
penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa penerimaan informan dari
latar belakang berbeda adalah
ranah
ilmu
komunikasi,
hendaknya ada penelitian lainnya
untuk melengkapi penelitian ini
dengan
menggunakan
teknik
analisis data model lainnya.
2. Saran praktis
menempatkan peran tokoh kulit
Adapun saran praktis yang
bisa peneliti berikan kepada
komunikator
(Sutradara
dan
produsen film) adalah terkait
kulit putih yang pada akhirnya
masih diperlihatkan lebih hebat
dibandingkan
dengan
kulit
hitam. Seharusnya pembuat film
hitam dalam upaya memberikan
happy ending.
DAFTAR PUSTAKA
Alaasutari, Pertti. 1999. Rethingking The Media Audience. London: Sage
Publications.
McQuail, Dennis. 1989. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Jakarta: Erlangga.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta:
Kencana.
Neubeck, Kenneth J. dan Mary Alice Neubeck. 1997. Social Problem: A
Critical Approach. USA: McGraw-Hill Companies. Inc.
Orbe, Mark P. 2013. Media and Culture: The “Reality” of Media Effects.
USA: Sage Publication.
Samovar, Larry Dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba
Humanika.
Download