bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri sangat
besar jumlahnya. Beberapa bakteri bermanfaat bagi manusia, namun beberapa
spesies tertentu dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Infeksi bakteri strain
Escherichia coli dapat mengakibatkan gastroenteritis, infeksi saluran kencing, dan
neonatal meningitis, Vibrio cholera dapat menyebabkan masalah pencernaan
hingga penyakit kolera, Staphylococcus aureus dapat menyebabkan sejumlah
penyakit mulai dari penyakit infeksi kulit sampai pada penyakit yang mengancam
kehidupan seperti meningitis, osteomielitis, toxic shock syndrome (TSS), dan
endokardirtis (Hardiningtyas, 2009).
Salah satu pengobatan penyakit infeksi bakteri adalah melalui pemberian
antibiotik. Namun, penanganan medis yang tidak tepat dan penggunaan antibiotik
yang tidak sesuai dapat memicu resistensi antibiotik. Menurut Strohl (1999),
seiring dengan perkembangan metode pengobatan yang menggunakan berbagai
macam antibiotik, telah menimbulkan kasus munculnya mikroba patogen yang
resisten terhadap beberapa antibiotik yang berkaitan dengan penggunaan
antibiotik tersebut, sebagai contoh multi-drug resistant (MDR) Staphylococcus
aureus, penicillin-resistant Steptococcus pneumoniae (PRSP), dan Escherichia
coli enterohaemorhagic (EHEC). Resistensi terhadap agen antibakteri adalah
masalah yang muncul sejak beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu,
pengembangan atau pencarian sumber senyawa bioaktif sebagai antibakteri baru
sangat penting dilakukan, baik berupa sumber alam di darat maupun laut. Bahan
alam yang bersumber dari laut sampai saat ini belum banyak diteliti, namun
diketahui memiliki potensi bioaktivitas.
Indonesia mempunyai keragaman hayati perairan yang sangat besar,
termasuk di dalamnya mikroba, tumbuhan maupun hewan. Menurut Kelecom
(2002) biodiversitas bakteri laut sangat besar dan menjanjikan, hal yang sama
disampaikan oleh Das dkk., (2006), bahwa populasi bakteri laut sangat bervariasi,
1
2
karakteristik bakteri yang hidup di permukaan air laut, di dasar laut dalam, batu
karang dasar laut, dan sedimen atau batu karang juga sangat bervariasi. Namun
demikian sampai saat ini pemanfaatan keragaman hayati khususnya bakteri belum
secara optimal dilakukan (Desriani, 2003). Meskipun penelitian mengenai
eksplorasi senyawa aktif dari bakteri laut belum intensif dilakukan, namun
demikian ada sejumlah senyawa aktif baru yang dihasilkan oleh bakteri laut yang
penting dalam penemuan struktur utama sebagian besar obat antibiotik.
Wilayah laut yang jarang terjamah penelitian adalah wilayah sedimen laut
dalam, sehingga hal ini menjadikan wilayah tersebut sangat potensial untuk
diteliti. Penelitian menunjukkan bahwa distribusi senyawa metabolit paling tinggi
berasal dari bakteri sedimen dibandingkan sumber laut lain (Kelecom, 2002).
Beberapa penelitian melaporkan bahwa bakteri-bakteri sedimen laut dalam
memiliki
potensi
bioaktivitas
yang
menjanjikan,
seperti
Streptomyces,
Altermonas/ Pseudoalteromonas, Bacillus, Vibrio, dan Pseudomonas. Senyawa 2alkilidin-5-alkil-4-oxazolidinon, lipoxazolidinon A, B, dan C, senyawa-senyawa
tersebut menunjukkan aktivitas aktibakteri spektrum luas yang menyerupai
antibiotik komersial dan berhasil diisolasi dari aktinomisetes laut dalam California
(Barbachyn and Ford, 2003). Diazepinomicin yang dihasilkan oleh strain
Micromonospora laut dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri, antiperadangan,
dan antitumor (Charan dkk., 2004). Bakteri Pseudomonas menghasilkan senyawasenyawa bioaktif seperti pirol, benzaldehid, kuinolon, fenantrena, ftalat, dan
pseudopeptida (Romanenko dkk., 2008). Beberapa senyawa bioaktif ini
bermanfaat sebagai agen antimikroba (Isnansetyo dan Kamei, 2009).
Bacillus sp. merupakan salah satu genus bakteri yang menunjukkan
potensi sebagai sumber senyawa bioaktif. Genus Bacillus terdistribusi secara luas
pada habitat darat dan laut (Siefert dkk., 2000), termasuk sedimen laut (Miranda
dkk., 2008). Kebanyakan senyawa yang diisolasi dari genus ini, termasuk
macrolida, diketopiperazin, lipoamida, dan asam lemak, menunjukkan aktivitas
antimikroba. Senyawa loloatin B dari bakteri Bacillus sp. menunjukkan aktivitas
antibakteri melawan MRSA, VRE, dan penicillin resistant S. pneumoniae (Gerard
dkk., 1996). Senyawa bogorol A yang juga diisolasi dari Bacillus sp. asal perairan
3
Papua New Guinea menunjukkan aktivitas antibakteri melawan MRSA (Barsby
dkk., 2001). Macrolactin S, macrolactin A, dan macrolactin B yang diisolasi dari
Bacillus sp. asal sedimen Laut China Selatan menunjukkan aktivitas antibakteri
melawan E. coli, S. aureus dan B. substilis (Lu dkk., 2008).
Selat Makassar merupakan selat yang berada di antara dua pulau besar
Indonesia, Sulawesi dan Kalimantan. Selat Makassar termasuk dalam kategori laut
dalam dan menyimpan harta karun melimpah berupa minyak dan gas bumi yang
belum dieksplorasi secara maksimal pada bagian sedimennya. Keberadaannya
yang strategis menjadikan Selat Makassar sebagai bagian dari sirkulasi arus global
yang membawa sumber daya alam melimpah seperti tangkapan ikan dan udang
(Kadir, 2014). Studi eksploratif mengenai sumber daya alam di perairan Selat
Makassar masih belum banyak dilakukan, sehingga potensi yang ada di dalamnya
masih perlu digali. Salah satunya adalah potensi bakteri yang ada pada daerah
sedimen Selat Makassar. Studi eksploratif dan potensi farmakologis bakteri
sedimen dari daerah ini masih jarang dilakukan. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mencari komponen bioaktif, seperti
antibakteri dari bakteri Bacillus sp. yang diambil dari daerah sedimen Selat
Makassar. Isolasi senyawa bioaktif dari bakteri Bacillus sp. diharapkan akan
diperoleh senyawa antibakteri baru yang memiliki aktivitas tinggi.
I.2
Tujuan Penelitian
1. Mengisolasi dan mengidentifikasi metabolit sekunder dalam ekstrak etil
asetat bakteri Bacillus sp. dari sedimen Selat Makassar.
2. Menguji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat bakteri Bacillus sp. dari
sedimen Selat Makassar.
I.3
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia terutama di bidang farmakologi dan eksplorasi
keanekaragaman hayati laut, khususnya yang berkaitan dengan senyawa
antibakteri.
Download