BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daun sirih hijau

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Daun sirih hijau (Piper betle L.) secara umum telah dikenal masyarakat sebagai
bahan obat tradisional (Sastroamidjojo, 1997).Daun sirih hijau ini digunakan sebagai
tanaman obat karena mempunyai dasar kuat yaitu adanya kandungan minyak atsiri
dengan komponen-komponen fenol yang terutama mempunyai daya antiseptik kuat
(Prayogo dan Sutaryadi, 1992).Daun sirih hijau dapat digunakan untuk pengobatan
berbagai macam penyakit diantaranya obat sakit gigi dan mulut, sariawan, abses
rongga mulut, luka bekas cabut gigi, penghilang bau mulut, batuk dan serak, hidung
berdarah, wasir, tetes mata, gangguan lambung, gatal-gatal, kepala pusing, jantung
berdebar dan trachoma (Syukur dan Hernani, 1999).Daun sirih bahkan sering
digunakan untuk obat kumur atau antiseptik (Syukur dan Hernani, 2001).Seperti
halnya
dengan
antibiotika
daun
sirih
juga
mempunyai
daya
antibakteri
(Sastroamidjojo, 1997).
Hasil uji fitokimia ekstrak etanol daun sirih mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, fenol, steroid, saponin dan tannin (Vikash et al., 2012).Daun sirih
mengandung 4,2 % minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari Chavicol
paraallyphenol turunan dari Chavica betel, Isomer Euganol allypyrocatechine,
Cineol methil euganol dan Caryophyllen, kavikol, kavibekol, estragol terpinen
(Sastroamidjojo, 1997). Diantara senyawa-senyawa tersebut, flavonoid mempunyai
bermacam-macam efek, yaitu efek anti tumor, immunostimulan, antioksidan,
analgesik, anti radang (antiinflamasi), antivirus, antibakteri, antifungi, antidiare,
antihepatotoksik, antihiperglikemik, dan sebagai vasodilator (de Padua et al., 1993;
Willaman, 1995 dalam Sumastuti dan Sonlimar, 2002).
Flavonoid yang merupakan senyawa fenolik atau polifenolik telah banyak
diteliti belakangan ini karena kemampuannya sebagai antioksidan.Flavonoid
memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai
anti radikal bebas (Giorgio, 2000).Flavonoid bersifat estrogenik (mempunyai
kemiripan dengan hormon estrogen dalam tubuh). Tetapi kadar estrogen yang tinggi
dapat meningkatkan sensitifitas uterus terhadap oksitoksin sehingga motilitas uterus
dan saluran alat kelamin meningkat yang mengakibatkan gangguan terhadap
fertilisasi dan perkembangan embrio (Madyawati dkk., 2003).
Wanita hamil sangat rentan terhadap obat-obatan terutama pada masa
organogenesis.Beberapa zat teratogen mungkin saja tidak beracun untuk orang
dewasa tetapi kemungkinan beracun untuk embrio (Blagosklonny, 2005) dan obat
yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, malformasi dan kematian pada
janin (Suryawati, 1990).Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh daun sirih terhadap janin dengan menggunakan hewan uji mencit.
B. Perumusan Masalah
Beberapa masalah yang perlu dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana pengaruh variasi dosis ekstrak etanol daun sirih hijau terhadap
pertumbuhan dan perkembangan fetus mencit?
2.
Apakah kenaikan dosis ekstrak etanol daun sirih hijau yang diberikan dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan fetus mencit?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Mengkaji pengaruh variasi dosis ekstrak etanol daun sirih hijau terhadap
pertumbuhan dan perkembangan fetus mencit.
2.
Untuk mengetahui pengaruh kenaikan dosis ekstrak etanol daun sirih
hijauterhadap pertumbuhan dan perkembangan fetus mencit
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang tanaman sirih hijau.
2.
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek daun sirih hijau
terhadap pertumbuhan dan perkembangan fetus.
Download