PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA

advertisement
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1, No. 5, Oktober 2016
ISSN 2477-2240 (Media Cetak).
2477-3921 (Media Online)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA
SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI
Nur Aini Yuliati
SD Negeri Kedungkebo, Kabupaten Pekalongan
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika pada materi
volume prisma segitiga dan tabung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data, tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian pada siklus I dan II dapat
meningkatkan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran. Dengan
demikian disimpulkan bahwa metode problema based instruction dapat meningkatkan kemampuan
menghitung matematika siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kedungkebo Kabupaten Pekalongan
pada materi volume prisma segitiga dan tabung lingkaran.
© 2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia
Kata Kunci: Kemampuan Menghitung, Prisma Segitiga, Tabung Lingkaran, Model Pembelajaran
PBI
PENDAHULUAN
Salah satu mata pelajaran pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang harus dikuasai sesuai
dengan kompetensinya adalah matematika. Pembelajaran matematika merupakan wahana untuk
mendidik siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta berkemampuan bekerja sama.
Kecakapan itu diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti
dan kompetitif. Masalah utama dalam pembelajaran dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta
didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Proses pembelajaran
hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik
untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan-penemuan dalam proses berpikir. Kenyataan di
lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika
menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.
Kita menyadari bahwa ada siswa yang mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap
materi yang diterimanya. Namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti
secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Sebagian besar siswa kurang mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
diaplikasikan pada situasi baru.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI
Nur Aini Yuliati
87
Selama kurun waktu delapan tahun penulis sebagai guru kelas merasa sulitnya mentransfer
ilmu kepada peserta didik terutama materi pelajaran matematika pada standar kompetensi volume
prisma segitiga dan tabung lingkaran. Siswa sudah dijelaskan secara lisan dan bahkan diulang lebih
dari sekali, dipaparkan secara tertulis, memberikan contoh-contoh dan latihan soal sederhana. Guru
mencoba mengulang menjelaskan rumus-rumus untuk mencari volume prisma segitiga dan tabung
lingkaran, nampak pada saat proses belajar mengajar siswa sudah memahami konsep yang diberikan
akan tetapi hasilnya kurang lebih hanya 35 % dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM), yaitu 65.
Rendahnya kemampuan dalam penguasaan matematika dimungkinkan karena kurang
jelasnya penanaman konsep dari guru dan metode pembelajaran yang belum sesuai. Hal ini
mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa dapat di
lihat dari kurang tekunnya siswa dalam belajar, tidak adanya kesadaran dalam belajar, siswa kurang
menyenangi pelajaran, tidak adanya perhatian pada waktu di berikan pelajaran, dan kurangnya rasa
ingin tahu siswa terhadap materi yang disampaikan.
Upaya yang utuh dan mendesak harus dilakukan guna mengatasi permasalahan-permasalahan
di atas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus mengubah cara berpikirnya dari selalu
menuntut siswa untuk belajar dan jarang untuk memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk
belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang mengajarkan
bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Dalam memperbaiki proses pembelajaran di
kelas VI SD Negeri Kedungkebo pada pembelajaran matematika materi volume prisma segitiga dan
tabung lingkaran, peneliti menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan model
pembelajaran problem based instruction (PBI). Dalam pembelajaran problem based instruction (PBI) guru
bertugas membatu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan membantu siswa merumuskan obyek
pelajaran dari masalah yang ada di sekitarnya.
Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Kemampuan
berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan
belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil
belajar, kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan,
pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk membangkitkan pesan dan pengalaman
(Dimyati dan Mujiono, 2002).
Berdasarkan definisi di atas prestasi belajar adalah hasil yang didapat oleh siswa berdasarkan
kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun fungsi dari
prestasi belajar menurut pendapat di atas adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa
setelah menyelesaikan aktivitas belajar.
Problem Based Instruction (PBI) atau dikenal dengan pengajaran berdasarkan masalah telah
dikenalkan oleh John Dewey. Menurutnya (dalam Trianto, 2011) belajar berdasarkan masalah adalah
interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi
dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.
Menurut Arends (dalam Trianto, 2011), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran di mana mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat
lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.
88
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1, No. 5, Oktober 2016
Hal senada juga disampaikan oleh Nurhadi et.al (2004) yang mengartikan pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.
Berdasarkan definisi di atas secara garis besar pengajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah
suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa berdasarkan masalah untuk mengembangkan
keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan
tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang
dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar
yang mandiri
Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang akan diambil adalah “Apakah melalui
model pembelajaran Problem Based Instruction berbantuan alat peraga bangun ruang dapat
meningkatkan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran?”
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan dua siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat
tahap yaitu rencana (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflection). Subjek dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SD N Kedungkebo semester I tahun ajaran
2015/2016 Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes untuk mengukur kompetensi siswa,
lembar kuesioner observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk mengumpulkan data selama
penggunaan pembelajaran Problem based Instructions (PBI) dan dokumentasi .
Adapun teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif baik
melalui tes tertulis siswa maupun melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru yang
dilakukan oleh observer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah melakukan analisis kurikulum dan silabus untuk
mengetahui kompetensi dan dasar yang akan disampaikan, merancang rencana pembelajaran pada
siklus I kompetensi dasar volume prisma segitiga,menyiapkan alat peraga, ,menyiapkan lembar kerja,
lembar evaluasi baik untuk individu maupun kelompok, membuat lembar observasi aktivitas guru dan
siswa, menyusun alat tes evaluasi siklus I dan kuesioner, membuat kunci jawaban.
2. Pelaksanaan
Peneliti berencana melaksanakan pembelajaran yang terbagi dalam siklus 1 dan 2 yang akan
dilaksanakan empat kali pertemuan. Pada siklus I dilaksanakan 2 pertemuan tiap pertemuan 2 x35
menit. Peneliti mengembangkan pembelajaran inovatif yang disertai alat peraga dan media sehingga
pembelajaran menarik. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan,
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI
Nur Aini Yuliati
89
skenario tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
Rencana pembelajaran yang direncanakan dilaksanakan pada tahap tindakan yang meliputi kegiatan.
3. Pengamatan
Peneliti akan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru, Mencari partner yang
menjadi anggota tim pengamat. Pengamatan atau observasi yaitu prosedur perekaman data mengenai
proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Aspek yang diamati adalah aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk
mengetahui prestasi yang telah dicapai dalam pembelajaran dapat diukur dengan hasil tes, dan untuk
mengetahui sikap percaya diri dapat diukur dengan mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi
yang berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, Peneliti melakukan
review bersama tim pengamat untuk mendapatkan keunggulan dan kelemahan pembelajaran inovatif
selama siklus 1, hasil refleksi akan dijadikan titik tolak melanjutkan kegiatan siklus 2.jika dalam siklus
I telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan maka penelitian dihentikan tetapi jika belum
memenuhi indikator maka dilanjutkan ke siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan
Setelah merefleksi siklus I, maka diadakan rencana ulang terutama mengidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan kekurangan yang ada pada siklus I untuk diterapkan pada siklus II. Tahap
perencanaan ini meliputi, merancang rencana pembelajaran pada siklus II kompetensi dasar volume
bangun ruang tabung lingkaran, menyiapkan alat peraga, ,menyiapkan lembar kerja, lembar evaluasi
baik untuk individu maupun kelompok, membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa,
menyusun alat tes evaluasi siklus II dan kuesioner, membuat kunci jawaban.
2. Pelaksanaan
Peneliti berencana melaksanakan pembelajaran yang terbagi dalam siklus 1 dan 2 yang akan
dilaksanakan empat kali pertemuan. Pada siklus II dilaksanakan 2 pertemuan tiap pertemuan 2x35
menit. Peneliti mengembangkan pembelajaran inovatif yang disertai alat peraga dan media sehingga
pembelajaran menarik. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan,
skenario tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
Rencana pembelajaran yang direncanakan dilaksanakan pada tahap tindakan yang meliputi kegiatan.
3. Pengamatan
Peneliti akan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru, Mencari partner yang
menjadi anggota tim pengamat. Pengamatan atau observasi yaitu prosedur perekaman data mengenai
proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Aspek yang diamati adalah aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk
mengetahui prestasi yang telah dicapai dalam pembelajaran dapat diukur dengan hasil tes, dan untuk
mengetahui sikap percaya diri dapat diukur dengan mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Peneliti bersama pengamat dan guru menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II
sebagaimana yang telah dilakukan dalam siklus I. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi apakah
pembelajaran menggunakan metode Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Kedungkebo pada standar kompetensi volume prisma tegak
segitiga dan tabung.
90
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1, No. 5, Oktober 2016
Peningkatan Aktivitas siswa dan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung
lingkaran melalui model pembelajaran Problem Based Instruction pada siklus I dan II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Rata-rata
Siklus
Rata-rata Siklus
Kriteria
51,50
50,95
Kurang Baik
61,54
63,46
62,50
Cukup Baik
73,08
82,69
77,88
Baik
P1
P2
Pra siklus
50,40
Siklus I
Siklus II
Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan perubahan yang belum berarti karena
masih dalam taraf cukup baik yaitu rerata 62,50. Setelah dilakukan refleksi terjadi peningkatan rerata
pada siklus II yaitu 77,88 dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut
:
100.00
80.00
60.00
51.50
50.95
50.40
63.46
62.50
61.54
82.69
77.88
73.08
P1
P2
40.00
Rata-rata
20.00
0.00
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 1. Grafik Aktivitas Siswa
Hasil Belajar pada peningkatan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung
lingkaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Hasil Belajar Siklus I dan siklus II
Prestasi Belajar
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Nilai ≥ 80
8
16
20
Nilai < 80
14
6
2
Tuntas Belajar
8
16
20
Persentase
36,36%
72,27%
90,90%
Tidak Tuntas Belajar
14
6
2
Persentase
63,63%
27,27%
09,09%
Jumlah
22
22
22
Rata-rata
61,36
70,45
90,91
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh dari tes siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan yang
diperoleh siswa yaitu 72,27% dengan perincian 16 siswa tuntas dan sudah memenuhi KKM serta
memperoleh nilai ≥ 80, sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 80 sejumlah 6 anak atau 27,27%.
Sedangkan hasil tes pada siklus II diperoleh 20 siswa tuntas dengan persentase 90,90% dengan ratarata nilai 90,91. Sedangkan 2 siswa tidak tuntas dengan persentase 09,09%. Dan 90,90% siswa
memperoleh nilai lebih dari 80.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI
Nur Aini Yuliati
91
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
90.91
70.45
61.36
Tuntas
Tidak Tuntas Nilai
10 12
Prasiklus
Nilai rata-rata
20
16
6
Siklus I
2
Siklus II
Gambar 2. Grafik Hasil Belajar
SIMPULAN
Model pembelajaran Problem based Instruction (PBI) dapat meningkatkan kemampuan dan
aktivitas siswa dalam menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran. Pada siklus I masih
terdapat kendala dimana siswa masih canggung untuk mengemukakan pendapat dan aktivitas siswa
juga masih tergolong rendah. Hal tersebut berbeda dengan pada siklus II. Pada siklus II interaksi
antara guru dan siswa sudah berjalan sangat baik dan siswa sudah banyak yang aktif untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat sehingga hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Kemampuan siswa
dapat tergali secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mujdiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurhadi, Yasin, B. dan Senduk, G.A,.2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapanya dalam KBK. Surabaya :
Universitas Negeri Malang.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada Media Grup.
92
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1, No. 5, Oktober 2016
Download