SIDANG KEENAM MAJLIS BAHASA INDONESIA

advertisement
SIDANG KEENAM
MAJLIS BAHASA INDONESIA-MALAYSIA
(MBIM)
(Indonesia: Jakarta, 13 - 19 Juli 1975)
1
Pernyataan Bersama
Sebagai kelanjutan Persidangan Kelima antara Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia
dengan Jawatankuasa Tetap Bahasa Malaysia yang diadakan di Johor Bahru Malaysia,
dari tanggal 2 hingga 4 Desember 1974 Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia, dalam
sidang-sidangnya yang diadakan di Hotel Aryaduta, Jakarta dari tanggal 14 hingga 18 Juli
1975, setelah meneliti dan membetulkan keputusan Persidangan Kelima Majelis
Bahasa Indonesia-Malaysia serta membahas kertas-kertas kerja dari kedua pihak,
mengambil keputusan-keputusan seperti terlampir.
t.t.
(AMRAN HALIM)
Ketua
Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia
t.t.
(HAJI SUJAK BIN RAHIMAN)
Pengerusi
Jawatankuasa Tetap
Bahasa Melayu
Malaysia
Hotel Aryaduta
Jakarta, Indonesia
18 Juli 1975
2
LAMPIRAN
KEPUTUSAN SIDANG VI MAJELIS BAHASA INDONESIA-MALAYSIA
1.
2.
Umum
1.1
Majelis menerima dan mengesahkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Bahasa Indonesia.
1.2
Majelis menerima dan mengesahkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Malaysia dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Malaysia.
1.3
Majelis menyetujui bahwa versi Pedoman Umum Ejaan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah yang telah dibahas dan diperbaiki dalam
Sidang VI Majelis Bahasa Indonesia Malaysia ini adalah versi yang
terakhir, dan yang akan diajukan kepada Menteri yang bersangkutan di
kedua negara untuk diresmikan.
1.4
Bila terdapat perbedaan antara ketentuan dalam versi-versi Pedoman
Umum Ejaan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, maka ketentuanketentuan yang terdapat dalam versi Sidang VI ini mesti diperlakukan
sebagai ketentuan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
1.5
Majelis setuju mengusulkan kepada Pemerintah Indonesia dan Kerajaan
Malaysia supaya meresmikan Pedoman Umum Ejaan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah tersebut pada tanggal 31 Agustus 1975.
Pedoman Umum Ejaan
2.1
Perubahan-perubahan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan tahun 1975 yang
disetujui oleh Sidang ialah
sebagai berikut:
seharusnya
Hal. 11: I. B.3
penataran
“penataran”
Hal. 19: III.I.5 a
22.222)
2.222.222)
dihapuskan
Hal. 21: III. I.9
Pak Darmo mengundang
2.500 orang tamu.
Pak Darmo mengundang
500 orang tamu
3
Hal. 21: III.I.10
Perusahaan itu
baru saja mendapat
pinjaman Rp
250.000.000,00.
dihapuskan
Hal. 21: III. I. 12
Saya lampirkan cek sebesar
Rp 10.000,00
(sepuluh ribu rupiah)
Saya lampirkan tanda terima
sebesar Rp 999,00 (sembilan ratus
sembilan puluh sembilan rupiah).
Hal. 22: IV
ae tetap ae
ae jika tidak bervariasi dengan e
tetap ae
ae jadi e
ae jika bervariasi dengan e menjadi e
Hal. 23: IV
ai jadi e)
rail = rel)
dihapuskan
Hal. 24: IV
ch di muka e, dan i,
jadi c atau s
ch yang lafalnya s
atau sy menjadi s
ch yang lafalnya c menjadi .
Hal. 25: IV
ee (Belanda) jadi i
stratosfeer =
stratosfir
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer = stratosfer
systeem = sistem
Hal. 26: IV
ie jadi i
ie jika lafalnya i menjadi i
ie jika lafalnya ie tetap ie
Contoh: variety = varietas
patient = pasien
efficient = efisien
hyperbool
dihapuskan
Hal. 29: IV
thallium = talium
dihapuskan
ditambahkan: methode = metode
4
Seharusnya
Hal. 30: IV
continuum = kontinum
Hal. 35: IV
anthropoloog =
antropolog
conjunctuur = konjungtur
dihapuskan
ditambahkan: prematuur = prematur
dihapuskan
ditambahkan: epiloog = epilog
dihapuskan
Hal. 37-38: IV.6
Hal. 38-39: IV
7,8,9,10,11,12,13
2.2
6,7,8,9,10,11,12
Pembetulan-pembetulan yang dibuat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Malaysia versi Naskhah Sementara Februari 1975 adalah sebagai berikut:
menjadi
3.
Hal. 36: 3
ae jika tidak bervariasi dengan e
(dengan contoh)
Hal. 36: 4
ae jika bervariasi dengan e
(dengan contoh)
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
3.1
Perubahan-perubahan pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa
Melayu versi Naskhah Sementara Februari 1975 yang disetujui oleh
Sidang, ialah sebagai berikut:
Hal. 2: 1.6
1.6.1
contoh ditambah : g-el-igi
ditambah :
Sisipan
t-em-aram
1.6.2
ditambah :
5
Sisipan
g-er-igi
t-er-abut
t-el-unjuk
Hal. 4:1.11
Redaksinya diubah menjadi:
Paradigma kata atau perangkat kata ialah kumpulan kata
yang dijabarkan dari akar yang sama, baik dengan proses
penambahan pengurangan, maupun dengan pengabungan.
contoh ditambah:
sorp
absorp
adsorp
=
=
=
erap
serap
jerap
Hal. 6:2.3. Kalimat pertama ditambah sehingga menjadi:
Demi keseragaman, istilah asing yang diutamakan ialah
istilah Inggris yang pemakaiannya sudah internasional,
yakni yang dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
=
rektor dihapuskan
contoh rector
contoh ditambah : fundamental = fundamental
Hal. 6:2.3.2
Pemasukan istilah asing diganti Macam bentuk serapan
Kalimat pertama diubah menjadi:
Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa baik
bentuk dasar, maupun akar, maupun bentuk derivasinya.
Hal. 9: 3.3
dedaunan diganti tetua
Hal. 9:
Ditambahkan:
3.3.1
Hal.11: 4.2
Istilah yang bukan kata jadian diprioritaskan terhadap
istilah yang berupa kata jadian.
Contoh : “gulma” diprioritaskan terhadap “tumbuhan
pengganggu”.
ditambahkan:
Istilah dalam bentuk positif sebaiknya tidak diterjemahkan
dengan
istilah dalam bentuk
negatifnya, dan
sebaliknya.
Contoh: bound morphene diterjemahkan dengan “morfem
terikat”, bukan dengan “morfem takbebas”.
=
Hal. 13: 4.4.3 contoh atom
diganti particle =
4.4.4
atom (zarah)
partikel (zarah)
contoh diubah menjadi:
nitrogen lebih baik dari zat lemas
autosugesti =
saran diri
kimia
=
ilmu pisah
6
valensi
matematika
=
=
martabat
ilmu pasti
Hal. 13:4.4.4 Catatan dihapus dan dijadikan nomor baru, sebagai berikut:
4.5 Sinonim asing yang benar-benar sama diterjemahkan …dst.
Sinonim asing baru yang hampir bersamaan ...dst.
Hal. 13-15
nomor-nomor 4.5, 4.5.1, 4.5.2, 4.6, 4.6.1, 4.6.2, dan 4.7
diubah menjadi 4.7, 4.7.1, 4.7.2, 4.8, 4.8.1, 4.8.2, dan 4.9.
Hal. 16: 5.1
contoh Ca = Kalsium diganti dengan 1 = liter
Hal. 16: 5.2
Sesudah contoh dk = daya
Kalsium:
Hal. 17: 5.4
Redaksinya diubah menjadi:
Satuan dasar SI
Lambang satuan dasar Systeme Internasionaled’ Unites,
yang definisinya diperjanjikan secara internasional,
dinyatakan oleh lambang huruf tanpa titik dibelakangnya.
Hal. 17: 5.4.1 jatah zat
diubah menjadi
kuantitas zat
kuat terang
kuda, ditambahkan
mola
mol
mol
mol
kandela
cd
mikro-
u
mikro
u
Ca =
Hal. 17: 5.4.3
_6
10
seharusnya
_6
10
Hal. 21: 6.1 Ejaan fonetik seharusnya : Ejaan fonemik
Hal. 23: 6.6 ae dan seterusnya disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Hal. 39:
-ance/-ence yang tidak bervariasi dengan
-ancy/-ency menjadi –ans/-ens
-ance/-ence yang bervariasi dengan
-ancy/-ency menjadi –ansi/-ensi
7
3.2
Perubahan-perubahan yang dibuat pada Pedoman Umum Pembentukan
Istilah Bahasa Malaysia versi Naskhah Sementara Februari 1975, ialah
sebagai berikut:
Hal. 2: 1 Dimasukkan:
Sisipan : -er-el-em-
g-er-igi
t-er-unjuk
t-em-aram
Hal. 16: 4.4.5 a)
average )
characteristic )
purata diganti dengan
mean )
3.3
ciri
feature )
Ditambahkan ke dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa
Malaysia pasal-pasal mengenai:
a.
b.
c.
d.
prioritas istilah-istilah yang bukan kata jadian/terbitan ;
penterjemahan istilah positif dan negatif’
gugus konsonan; dan
ance/-ence, -ancy/-e
sesuai dengan versi Indonesia seperti tersebut diatas.
3.4
Skema prosedur pembentukan istilah pada versi Indonesia hal .8 dan versi
Malaysia hal.9 diganti dengan skema baru seperti berikut:
8
KONSEP
LANGKAH 1
Kata dalam bahasa
Indonesia yang lazim
dipakai
SYARAT
1. Ungkapan yang
paling singkat
Istilah baharu 1
2. Ungkapan yang
maknanya tidak
menyimpang
Istilah baharu 2
3. Ungkapan yang
tidak berkonotasi
buruk
Istilah baharu 3
LANGKAH 2
Kata dalam bahasa
Indonesia yang sudah
tidak lazim dipakai
LANGKAH 3
Kata dalam bahasa
serumpun yang lazim
dipakai
LANGKAH 4
Kata dalam bahasa
serumpun yang sudah
tidak lazim dipakai
4. Ungkapan yang sedap
didengar
Istilah baharu 4
Istilah baharu 5
LANGKAH 5
Kata dalam bahasa
Inggeris
LANGKAH 6
Kata bahasa asing
lain
LANGKAH 7
Penyerapan dengan
penyesuaian ejaan
dan lafa
Penyerapan tanpa
perubahan Penterjemahan
Penyerapan dan/
atau penterjemahan
a. Ungkapan asing
lebih cocok
b. Ungkapan asing
lebih singkat
c. Ungkapan asing
memudahkan pengalihan
antarabangsa
d . Ungkapan asing
memudahkan
kesepakatan
a. Ungkapan asing
dengan erti umum
diterjemahkan dengan
erti umum
b. Ungkapan asing yang
berhubungan dengan
bersistem
Istilah baharu 6
Pilih yang terbaik
di antara istilah
baru 1-6
9
3.5
Tataistilah Agama
a. Masalah Tataistilah Agama seperti yang dikemukakan dalam kertas
kerja yang diajukan oleh pihak Malaysia, akan menjadi bahan
pembicaraan Sidang VII Majelis.
b. Pada garis
besarnya para anggota Majelis sepakat untuk
berpedoman kepada norma-norma internasional dalam transliterasi
huruf Arab.
3.6.
Tataistilah Bahasa dan Sastra
a. Pedoman Khusus Istilah Bahasa, Sastera dan Filologi tidak
diperlukan.
b. Untuk bidang Linguistik prioritas diberikan kepada fonologi,
morfologi dan sintaksis.
c. Tukar-menukar daftar istilah akan diusahakan sebelum Sidang VII
Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia.
d. Sumber-sumber istilah yang disarankan untuk digunakan ialah:
Dictionary of language and Linguistics oleh Hartmann dan Stork,
Dictionary of World Literature oleh Shiply, dan kamus-kamus lain
yang telah terbit di kedua-dua negara.
3.7
Tataistilah Geografi
a. Pedoman Khusus Pembentukan Istilah Geografi tidak diperlukan.
b. Senarai nama-nama tempat akan disusun dan akan dipertukarkan
dalam waktu secepat-cepatnya sebelum Sidang VII Majelis.
c. Senarai istilah teknik geografi akan disiapkan untuk Sidang VII Majlis.
d. Ejaan nama tempat disesuaikan dengan sistem ejaan baku/standard
baru.
3.8
Tataistilah Fisika, Matematika dan Biologi
Pihak Indonesia berpendapat bahwa Pedoman Khusus Pembentukan
Istilah untuk bidang-bidang Fisika, Matematika dan Biologi tidak
diperlukan.
10
Pihak Malaysia dalam waktu 3 bulan akan menyatakan perlu
tidaknya Pedoman Khusus Pembentukan Istilah untuk bidang- bidang
tersebut.
3.9
Pedoman Khusus Pembentukan Istilah Kimia
Majelis menerima dan mengesahkan Pedoman Khusus Pembentukan
Istilah Kimia, yang disusun oleh kedua belah pihak dengan perubahan
penggunaan akhiran-akhiran asing khusus (tatanama kimia) sebagai
berikut:
Inggeris
-ane
-ase
-ene
-ide
-ine
-ole
-ose
-oside
-ylene
-ylidene
-yne
4.
5.
Indonesia/Malaysia
-ana
-asa
-ena
-ida
-ina
-ola
-osa
-osida
-ilena
-ilidena
-una
Sidang VII Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
4.1
Sidang VII Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia akan diadakan pada tanggal
1 hingga 7 Februari 1976 di Kuala Lumpur .
4.2
Jika Pedoman Khusus untuk bidang fisika, biologi dan matematika tidak
perlu dibahas, Pedoman Khusus Peristilahan untuk bidang pendidikan,
teknik sipil/kejuruteraan awam, arsitektur/seni bina dan pertanian
(termasuk kehutanan ) akan dibicarakan.
4.3
Dalam membahas peristilahan geografi ahli ilmu-ilmu yang bersangkutan
dengan geografi akan diikutsertakan.
Hal-hal Lain
5.1
Majelis berpendapat bahwa pelaksanaan tugasnya akan lebih berhasil jika
tukar-menukar bahan bacaan antara kedua negara digalakkan .
5.2
Dalam tiap Sidang Majelis sebaiknya tidak lebih dari 4 bidang
Peristilahan.
11
Download