ANALISIS POTENSI DAN MASALAH PADA FASE

advertisement
ANALISIS POTENSI DAN MASALAH PADA FASE KONSEPTUALISASI
PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR INKLUSI
Oleh:
Hermantoa, Bambang Budi Wiyonob, Ali Imronb, Imron Arifinb
a
Mahasiswa Pascasarjana UM, & bDosen Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
E mail address: [email protected] dan [email protected]
Abstrak: Tahap penting dalam penelitian dan pengembangan adalah analisis potensi dan
masalah. Analisis potensi dan masalah dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban alasan
kebutuhan pengembangan dilakukan. Untuk mendapatkan jawaban atas kebutuhan
pengembangan model supervisi pembelajaran di SD inklusi, maka dilakukan dengan: 1)
menganalisis literatur yang mendukung pendidikan inklusif; 2) analisis kebijakan atau
undang-undang yang mendukung pendidikan inklusif; 3) analisis pembelajaran yang
mendukung pendidikan inklusif; dan 4) melakukan penelitian pendahuluan untuk
memetakan kebutuhan pengembangan supervisi pembelajaran. Empat cara telah dilakukan
dalam analisis potensi dan masalah pada tahap konseptualisasi pengembangan model
supervisi pembelajaran di SD inklusi. Namun, dalam tulisan ini, penulis membatasi
paparan pada analisis potensi dan masalah pada nomor satu sampai tiga di atas. Metode
penelitian dengan menggunakan literatur, yaitu: untuk mengumpulkan berbagai referensi
dan dianalisis lebih lanjut. Literatur yang membahas isu-isu inklusif adalah: psikologi
pendidikan dan ilmu pendidikan. Produk hukum yang memperkuat pendidikan inklusif di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih dari 15 produk undang-undang dan peraturan
baik tingkat provinsi maupun tingkat dua. Pembelajaran yang mendukung pendidikan
inklusif, seperti dalam standar proses, terutama dalam penyusunan prinsip RPP, harus
memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
Kata kunci: analisis masalah, fase konseptualisasi, dan pendidikan inklusif
Abstract : An important stage in research development is potential and problems analysis.
Analysis of potential and problems intended to get the answers the need for development is
done. To get an answer to the need to develop models of instructional supervision in
inclusion elementary school, then it is done by: 1) analyzing the literature supporting
inclusive education; 2) analysis of policies or legislation to support inclusive education; 3)
analysis the instructional supporting of inclusive education; and 4) conduct preliminary
research to map the needs of the development of instructional supervision. The four
methods have been made in the analysis of the potential and problems on the
conceptualization phase of models development of instructional supervision in inclusion
elementary school. However, in this paper, the authors limit the exposure on the analysis of
potential and problems on the way numbered one through three above. The research
method by using literature, namely: to collect a variety of reference and further analysis.
The literature that addresses the issues of inclusive are: psychology, and education. Product
of law that strengthen inclusive education in Daerah Istimewa Yogyakarta Province, is
over 15 laws and regulations. Instructional supporting of inclusive education, such as
process standards, especially in the preparation of the RPP principle, pay attention to
individual differences of learners.
Keywords: problem analysis, conceptualization phase, and inclusive education
14
panduan supervisi pembelajaran inklusif.
Pendahuluan
Dengan demikian hasil temuan terhadap
Dalam penelitian pengembangan,
salah satu tahap penting yang harus
literatur,
dilakukan adalah melakukan analisis
pembelajaran dapat menjadi potensi yang
potensi dan masalah. Dengan analisis
akan
potensi dan masalah, akan diketahui
pengembangan.
alasan
ditemukannya potensi terhadap fokus,
atau
dasar
mengapa
perundangan,
menguatkan
dan
perlu
tuntutan
tidaknya
Selanjutnya
pengembangan produk atau model itu
literatur,
dilakukan. Analisis potensi dan masalah
pembelajaran
merupakan landasan yang menguatkan
perbedaan
latar belakang penelitian pengembangan.
pemicu timbulnya masalah. Permasalahan
Tulisan ini merupakan bagian dari proses
yang
penelitian
disertasi
dukungan dan kebijakan dengan kondisi
tentang model supervisi pembelajaran
riil di lapangan. Sebagai akibatnya,
sekolah dasar inklusi di Daerah Istimewa
panduan supervisi kurang sesuai konten
Yogyakarta.
yang disupervisi.
pengembangan
Tulisan
ini
merupakan
perundangan,
yang
adalah
Penelitian
paparan awal pada fase konseptualisasi
bisa
menjadi
ketidaksesuaian
pengembangan
pengembangan, dan sebelum dilakukan
merupakan
penelitian
pendahuluan
mengenai
melengkapi dalam sebuah proses menuju
kebutuhan
pengembangan
supervisi.
kesempurnaan suatu produk. Dengan
Dengan demikian, paparan dalam tulisan
penelitian akan diperoleh temuan yang
ini merupakan bagian kecil dari fase
memberikan
konseptualisasi pengembangan. Tulisan
pengembangan akan diperoleh kesesuaian
ini merupakan kajian literatur untuk
sebagaimana tujuan pengembangan itu
menguatkan
dilakukan.
argumentasi
pentingnya
dua
tuntutan
memperhatikan
individual
timbul
dan
atas
kata
yang
kebermanfaatan,
Penelitian
saling
melalui
pengembangan
pada umumnya dilakukan dalam dunia
penelitian pengembangan dilakukan.
industri untuk mengembangkan suatu
Dalam analisis potensi dan masalah
kepustakaan,
produk. Pengembangan suatu produk
perundangan, dan pembelajaran, adakah
tentu saja ada bermacam-macam tujuan.
mendukung dikembangkannya panduan
Dalam
supervisi pembelajaran di sekolah inklusi.
pengembangan
Dalam literatur apa, perundangan, dan
produsen
pembelajaran seperti apa yang dapat
menghindari kejenuhan konsumen seperti
dijadikan pendukung dikembangkannya
diungkap dalam Hukum Gossen dua.
yang
berkaitan
dengan
15
dunia
untuk
industri,
tujuan
merupakan
strategi
kesempurnaan
dan
Penelitian
pengembangan
suatu
dilakukan
produk,
antara
lain:
model
pengembangan
pengembangan 4-D dari Thiagarajan
berbasis industri, tetapi implementasi
(1974), yaitu: define, design, develop,
selanjutnya dalam dunia pendidikan juga
and disseminate, diadaptasi menjadi 4-P,
sangat
yaitu:
berdasarkan
model
diperlukan
adanya
penelitian
pendefinisian,
perancangan,
pengembangan, dan penyebaran. Model
pengembangan.
Pengertian
pengembangan
penelitian
dan
pengembangan C-ID dari Willis (2009),
(Research
and
yaitu:
Constructivist
Development) menurut Borg & Gall
Design,
(2007:589), adalah suatu proses yang
pengembangan
digunakan untuk mengembangkan dan
pendekatan konstruktivistik dengan pola
memvalidasi
pendidikan.
kerja: reflective, recurcive, design, and
Penelitian dan pengembangan menurut
development (R2D2). Struktur model C-
Sugiyono (2015: 28), adalah metode
ID terdiri atas empat tahap, yaitu: define,
penelitian
design, development, and dissemination.
produk
yang
digunakan
untuk
adalah
Instructional
suatu
model
pembelajaran
dengan
dan
Model
pengembangan
menguji keefektifan produk tersebut.
Reiser
&
Penelitian
dan
pada
analysis, design, develop, implement, and
umumnya
dilakukan
hasil
evaluate
menghasilkan
produk
tertentu
pengembangan
dimana
Mollenda
atau
temuan-temuannya akan digunakan untuk
pengembangan,
mendesain
produk
evaluasi.
Selanjutnya
hasil
pengembangan
dilakukan
uji
dan
prosedur.
penelitian
sistematis
lapangan,
dievaluasi,
(1990),
analisis,
yaitu:
desain,
implementasi,
Selanjutnya
dari
dan
model
pengembangan Borgand Gall, dengan 10
dan
secara
ADDIE,
tahap atau langkah.
Dari
berbagai
model
disempurnakan untuk memenuhi kriteria
pengembangan
tersebut,
keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.
digunakan
dalam
Penelitian pengembangan diawali dengan
pengembangan pendidikan adalah model
studi
Borgand
pendahuluan
(preliminary
research),
diikuti
pengembangan
(development),
Gall.
pengembangan
aktivitas
menekankan
dan
yang sering
Model
Borgand
sepuluh
penelitian
penelitian
Gall
langkah,
dimantapkan melalui studi evaluasi atau
sebagaimana Borga and Gall (1983:775),
uji efektivitas.
yaitu: 1) analisis potensi dan masalah
Ada banyak model yang digunakan
(research and information collecting); 2)
sebagai dasar dalam mengembangkan
mengumpulkan informasi (planning); 3)
16
mengembangkan model (development of
pengembangan model selesai dilakukan,
the preliminary form of the product); 4)
dan diimplementasikan kepada kelompok
validasi
sasaran karena sesuai kebutuhan atau
produk
(preliminary
field
tuntutan pengembangan.
testing); 5) revisi model (main product
Analisis
revision); 6) ujicoba terbatas (main field
potensi
dan
masalah
testing); 7) revisi model (operational
(research and information collecting),
product revision); 8 ujicoba skala luas
menurut Borg and Gall dalam Sugiyono
(operational field testing); 9) revisi
(2015), include needs assessment, review
model akhir (final product revision); dan
of literature, small-scale research study,
10) diseminasi dan implementasi hasil
and preparation of report on state of the
(dissemination
art.
and
implementation).
Penelitian
dan
pengumpulan
untuk
informasi, meliputi: analisis kebutuhan,
mendapatkan produk yang lebih sesuai
review literatur, penelitian skala kecil,
dengan
dan persiapan membuat penelitian yang
Langkah-langkah
tersebut,
tujuan
dan
kebutuhan
terkini. Sebagaimana umumnya analisis
pengembangan.
Apabila mengacu model Borg and
potensi dan masalah dalam penelitian
Gall di atas, tahapan pertama dan sangat
pengembangan, pengembangan model
penting
supervisi pembelajaran pada sekolah
adalah
melakukan
analisis
potensi dan masalah. Sesuai dengan
dasar
namanya, analisis potensi dan masalah,
Yogyakarta pun diawali dengan analisis
maka
mendapatkan
kebutuhan. Oleh karena itu, tujuan dari
informasi sebanyak-banyaknya berkaitan
tulisan ini adalah untuk memaparkan
dengan
hasil
tujuannya
produk
untuk
apa
yang
akan
inklusi
analisis
dikembangkan dan melandasi mengapa
meliputi:
perlu dilakukan pengembangan. Analisis
pendukung
potensi
analisis
dan
masalah
harus
mampu
meyakinkan
berbagai
pihak,
bahwa
penelitian
pengembangan
1)
di
Daerah
potensi
hasil
Istimewa
dan
masalah,
analisis
pendidikan
perundangan
literatur
inklusif;
2)
pendukung
pendidikan inklusif; dan 3) analisis
pembelajaran
tersebut
yang
inklusif
mendukung
mendesak dan perlu dilakukan. Dengan
pendidikan
yang
dapat
demikian, dalam analisis potensi dan
menguatkan perlunya pengembangan.
yang
Isu dan praktik pendidikan inklusif
penelitian
dimulai tahun 1948, dan secara legal
pengembangan akan memiliki manfaat
tertuang dalam Deklarasi Universal Hak
dan
Asasi Manusia. Amerika Serikat memulai
masalah
harus
meyakinkan
dampak
cukup
bukti
bahwa
luar
biasa
setelah
17
tahun
1960-an
pakar-pakar
dengan
pendidikan
Scandinavia
(Denmark,
Swedia)
untuk
mainstreaming
dan
memadai. Konferensi
mengirimkan
khusus
lanjut
ke
mencetuskan
Norwegia,
least
deklarasi
sebagai tindak
Bangkok,
perlunya
pendidikan
mempelajari
inklusif baru diadakan tahun 1994 di
restrictive
Salamanca, Spanyol yang dikenal “the
environment. Pendidikan inklusif adalah
Salamanca
statement
sistem
education”
menetapkan
layanan
dan
pendidikan
yang
on
inclusive
pendidikan
mensyaratkan anak berkebutuhan khusus
inklusif sebagai prinsip dalam memenuhi
belajar di sekolah-sekolah terdekat di
kebutuhan belajar bagi kelompok kurang
kelas
beruntung, terpinggirkan dan terkucilkan.
biasa
bersama
teman-teman
seusianya (Sapon-Shavin, dalam O’Neil,
Metode Penelitian
1994). Sekolah inklusi adalah sekolah
Metode
yang menampung semua peserta didik di
konseptualisasi
kelas yang sama, sekolah menyediakan
program
pendidikan
yang
masalah
Studi
didik. Sekolah menyiapkan bantuan dan
pengembangan,
menggunakan
kepustakaan
dimaknai
dukungan yang dapat diberikan oleh para
penelusuran
pada
sebagai
umumnya
langkah
untuk
memperoleh informasi dari penelitian
guru agar peserta didik tersebut berhasil
terdahulu yang harus dikerjakan. Studi
(Stainback, 1980).
kepustakaan pada umumnya tidak terlalu
Konferensi dunia yang membahas
memperhatikan
pendidikan untuk semua (education for
sekunder.
Thailand menyepakati pencapaian tujuan
teknik
pendidikan dasar bagi semua anak dan
pada
tahun
negara
Studi
kepustakaan
kepustakaan
pengumpulan
melakukan
2000.
atau
data
mengadakan
adalah
dengan
studi
penelaahan terhadap buku atau literatur,
Konferensi Jomtien, merupakan awal
semua
apakah
tersebut sebagai data primer atau data
all), baru pada tahun 1990 di Jomtien,
pergerakan
fase
kepustakaan atau metode kepustakaan.
kemampuan dan kebutuhan setiap peserta
dewasa
pada
khususnya dalam analisis potensi dan
layak,
menantang, tetapi disesuaikan dengan
orang
penelitian
catatan-catatan, laporan-laporan yang ada
dalam
kaitannya dengan masalah yang diteliti
memperkuat komitmen pendidikan untuk
atau dibahas. Dengan demikian penelitian
semua. Implikasi dari deklarasi education
yang mendasarkan pada studi pustaka
for all tersebut bersifat mengikat semua
akan lebih banyak melacak berbagai
anggota konferensi, agar semua anak
sumber pustaka yang berkaitan dengan
tanpa terkecuali mendapat pendidikan
fokus penelitiannya.
18
penelusuran
Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu di
kepustakaan, peneliti mengawali dengan
Indonesia. Pendidikan terpadu memang
melacak berbagai literatur atau referensi
tidak sama dengan pendidikan inklusif.
sumber
pendidikan
Pendidikan terpadu, menempatkan anak-
inklusif. Setelah peneliti menemukan
anak berkebutuhan khusus (ABK) di
topik dan kepustakaan yang relevan,
sekolah reguler atau sekolah umum dan
selanjutnya
menyusun
mereka harus mampu mengikuti sistem
kepustakaan agar memudahkan peneliti
layanan sekolah reguler. Berbeda dengan
melakukan identifikasi secara sistematis
pendidikan inklusif, dimana ABK harus
untuk dianalisis, dan dimasukan dalam
difasilitasi oleh sekolah reguler dimana
kerangka sesuai tema atau topiknya.
ABK mengikuti pendidikan. Dengan kata
Dalam penelitian ini pengelompokkan
lain, pendidikan terpadu menekankan
pustaka, meliputi: pendukung pendidikan
ABK untuk menyesuaikan dan mampu
inklusif;
mengikuti sistem layanan pendidikan
Dalam
tahapan
yang
membahas
adalah
kebijakan
pendukung
pendidikan inklusif; dan pembelajaran
sekolah reguler, sedangkan
yang mendukung pendidikan inklusif.
inklusif
Teknik
menyesuaikan
yang
digunakan
dalam
yang
pendidikan
inklusif.
dengan
harus
kondisi,
Pendidikan inklusif sebagai sistem
dan menelaah literatur dan perudangan
isi
sekolah
kebutuhan, dan kemampuan ABK.
pengumpulan data adalah mencermati
berdasarkan
menekankan
pendidikan
layanan
membahas
pendidikan
yang
Selanjutnya
mengikutsertakan ABK belajar bersama
melakukan reduksi data dan display data
dengan anak-anak sebayanya di sekolah
sesuai fokus yang telah ditetapkan.
reguler
Terakhir
hasil
tinggalnya. Pendidikan inklusif menuntut
analisis literatur dalam bentuk deskripsi
pihak sekolah melakukan penyesuaian
atas hasil temuan.
dalam berbagai aspek, mulai sarana
peneliti
menyajikan
terdekat
dengan
tempat
prasarana, kurikulum, maupun sistem
Hasil Kajian Pustaka
pembelajaran sesuai dengan kondisi dan
Gerakan pendidikan inklusif di
Indonesia, telah dirintis sejak tahun 1986
yang dikenal dengan pendidikan terpadu.
Menteri
individual
pendidikan
inklusif,
ABK.
akan
Melalui
dapat
membangun kesadaran toleransi dan tidak
Pendidikan terpadu berdasarkan Surat
Keputusan
kebutuhan
diskriminatif. Pendidikan inklusif sesuai
Pendidikan
dengan amanat UUD’45 pasal 31 ayat 1,
Kebudayaan Nomor 002/U/1986 tentang
dan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
19
Buku-buku atau referensi yang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 4 ayat
(1) bahwa pendidikan diselenggarakan
dikaji
secara demokratis dan berkeadilan serta
pendidikan inklusif, meliputi buku-buku
tidak diskriminatif. Pasal 5 ayat (1)
kependidikan, psikologi, dan manajemen.
bahwa setiap warga negara mempunyai
Dengan demikian dalam kajian literatur,
hak
peneliti
yang
sama
untuk
memperoleh
untuk
memperoleh
tidak
membahas
dukungan
buku-buku
dengan jelas berjudul pendidikan inklusif.
pendidikan yang bermutu.
Hasil penelusuran literatur dan
Hasil pengkajian literatur mulai dari
perundangan yang telah dikelompokkan,
kependidikan adalah: Foundations of
selanjutnya sesuai dengan fokus studi
Education, the Challenge of Professional
kepustakaan berkaitan dengan analisis
Practice, edisi ketiga karya McNergney
potensi
fase
dan Herbert (2001: 291-365). Pada bab 8
model
membahas tentang influences of diversity,
dan
masalah
konseptualisasi
pada
pengembangan
supervisi pembelajaran inklusif, hasil
dan
analisisnya meliputi: 1) hasil analisis
multicultural and inclusive education.
literatur pendukung pendidikan inklusif;
McNergney dan Herbert tidak membahas
2)
pendidikan inklusif secara langsung,
hasil
analisis
perudangan
yang
bab
9
mendukung pendidikan inklusif; dan 3)
tetapi
hasil
berpengaruh
analisis
pembelajaran
yang
membahas
bagaimana
tentang
keberagaman
dalam
pembelajaran.
mendukung pendidikan inklusif. Setelah
Bagaimana ras dan etnik, perbedaan
peneliti melacak berbagai buku-buku atau
perkembangan sosio emosional dan fisik,
perundangan
dengan
kecerdasan, perkembangan kognitif, dan
konseptualisasi,
perkembangan moral menjadi salah satu
fokus
yang
pada
berkaitan
fase
issu reformasi di sekolah.
selanjutnya dilakukan pemahaman dan
pemilihan isi sesuai fokus. Dari ketiga
McNergney dan Herbert (2001:
fokus yang mendasari perlu tidaknya
331) mengawali dengan lima pendekatan
pengembangan supervisi pembelajaran di
untuk pendidikan multikultural yaitu: 1)
sekolah
teaching the exceptional and culturally
dasar
inklusi
tersebut,
different (goal: assimilation); 2) human
selanjutnya disajikan sebagai berikut.
relations (goal: social harmony); 3)
single-group
pluralism
1. Literatur Pendukung Pendidikan
studies
through
(goal:
cultural
appreciation);
4)
multicultural approach (goal: cultural
Inklusif
pluralism through education reform); and
20
5) education that is multicultural and
(sekolah
social
(goal:social
sekarang seluruh siswa dimasukkan di
reform and cultural change). McNergney
kelas-kelas pendidikan umum purna-
dan Herbert (2001: 348) membahas
waktu (inklusif).
reconstructionist
khusus)
menghentikan
dan
dalam
Woolfolk menyadari bahwa saat ini
layanan pendidikan anak berkebutuhan
telah terjadi pergeseran paradigma dan
khusus. Oleh karena itu McNergney dan
hal itu didasari dengan adanya perubahan
Herbert membahas pentingnya dasar
kebijakan. Dengan demikian guru akan
hukum yang mendukung pendidikan
memiliki siswa dengan rentang yang
inklusif.
bagaimana
cukup lebar dalam hal kemampuan,
menyediakan layanan pendidikan anak
keterampilan sosial, dan motivasi belajar
berkebutuhan
yang
di kelas. Guru juga mungkin akan
berbakat sebagai tuntutan kebutuhan saat
memiliki seorang siswa tunarungu, dua
ini.
siswa yang hanya memiliki kemampuan
multikultural
yang
Begitu
diadaptasi
pula
khusus
termasuk
sedikit bahasa, dan seorang siswa dengan
Selajutnya dalam buku psikologi
pendidikan
karya
Woolfolk
kebutuhan khusus yang berat. Guru harus
(2008),
dengan judul Educational Psychology,
bertanggungjawab
Active Learning Edition. Woolfolk (2008:
seluruh siswa agar dapat menunjukkan
164),
kemajuan
membahas
tentang
perbedaan
atas
tahunan
pembelajaran
(annual
yearly
pembelajar dan kebutuhan pembelajaran.
progress). Pertanyaan selanjutnya adalah
Dari modul kesembilan hingga modul
bagaimana guru merancang kurikulum
kesebelas, Woolfolk mengupas tentang
berbasis standar (umum) atau modifikasi
perbedaan
kurikulum yang memungkinkan semua
individual:
intelegensi,
gaya
siswa untuk belajar dengan seluruh
kesepuluh
potensinya dan menunjukkan profisiensi
membahas tentang integrasi dan inklusi:
yang mengarah ke standar yang berlaku.
mengajar semua anak di kelas masa kini,
Pertanyaan selanjutnya apa yang dapat
dan
dilakukan untuk menangani masalah
pemprosesan
kognitif,
pembelajaran.
Modul
perbedaan
pengajaran.
dan
kemampuan
Pertanyaan
kritis
dan
spesifik
yang
pada
siswa
diajukan Woolfolk (2008: 165) dalam
diidentifikasi
mengawali
kebutuhan khusus.
pembahasan,
mengawali
Woolfolk
dengan sebuah pertanyaan apa yang akan
memiliki
(2008:
kita
yang
kebutuhan-
384),
dalam
dilakukan, bila pada awal tahun ajaran
bukunya yang berjudul: “Educational
baru,
Psychology, Active Learning Edition,
program
pendidikan
khusus
21
edisi kedua pada klaster 7 dalam modul
yang
21 yaitu, pengajaran yang berpusat pada
kedisiplinan, dan merencanakan dengan
siswa diberbagai bidang isi dan di kelas-
cermat;
kelas inklusif. Setidaknya ada tuntutan
pertanyaan
yang harus dikuasai setelah membaca
tepat; dan 3) berikan umpan balik suportif
modul 21, adalah apa yang menandai
dan postif kepada siswa, yang membantu
pengajaran efektif untuk siswa luar biasa.
mereka menemukan jawaban yang benar
Ekspektasi
bila mereka keliru, tetapi sudah berada
yang
tinggi
maupun
lancar,
2)
menghindari
melontarkan
dengan
masalah
pertanyaan-
tingkat
yang
kesulitan
penggunaan format pengajaran yang tepat
dijalur
benar.
tidak dapat memastikan bahwa semua
mengintegrasikan siswa dengan berbagai
siswa akan paham. Menurut Friend dan
kesulitan kedalam kehidupan sehari-hari,
Bursuck (Woolfolk), bahwa identifikasi
Friend
terhadap tuntutan lingkungan, kurikuler,
2008:394), merekomendasikan strategi
dan pembelajaran di kelas, melakukan
INCLUDE, yaitu: identify, note, check,
asesmen yaitu memperhatikan kekuatan
look for, use, evaluate.
dan
Bursuck
Untuk
(Woolfolk,
Slavin (2009: 260, 362), dalam
dan kebutuhan belajar siswa, periksa
potensial
Educational Psychology, Theory and
siswa, mencari masalah potensial siswa,
Practice. Setidaknya ada dua bab yang
menggunakan
dalam
membahas tentang dukungan pendidikan
evaluasi
inklusif yaitu: pada bab 9 dan bab 12.
bidang-bidang
mengadaptasi
kesuksesan
asesmen
pembelajaran,
kemajuan siswa, dan kolaborasi guru
Accommodating
kelas dan guru pembimbing khusus
individual
dalam pembelajaran.
exceptionalities
tentang
Untuk membantu siswa mencapai
instruction
needs
dan
banyak
perbedaan
to
meet
learners
with
menyinggung
individu
dan
tujuan, Duckwort (Woolfolk, 2008:384),
pendidikan inklusif. Pada bab 9 tentang
percaya bahwa guru harus benar-benar
mengakomodasi
memperhatikan
siswa.
memenuhi kebutuhan individu. Slavin
siswa,
(2009: 267) membahas program untuk
pengajaran efektif di kelas-kelas inklusif
anak berkebutuhan khusus termasuk yang
harus
berbakat,
Dalam
pemahaman
menjangkau
memperhatikan
setiap
banyak
aspek.
dan
pembelajaran
bagaimana
untuk
model
Larrivee (Woolfolk, 2008:393), guru di
pembelajaran individual dapat diberikan
kelas
seperti dengan tutor sebaya, pembelajaran
inklusif
menggunakan
harus
waktu
melakukan:
secara
1)
berdiferensiasi,
efisien
penggunaan
teknologi
bantu. Secara lebih fokus dan detail
dengan memiliki rutinitas manajemen
22
Slavin (2009: 363) membahas tentang
dengan kebutuhan khusus (2012: 290),
siswa
disebutkan bahwa di kelas mungkin akan
berkebutuhan
khusus
dengan
mempertajam siapa yang berkebutuhan
berisi
beberapa
siswa
berkebutuhan
khusus, hingga inklusif.
khusus. Anda mungkin juga mempunyai
inklusif,
siswa dengan perbedaan belajar. Anda
Slavin (2009: 363) menjelaskan tentang
mungkin juga mempunyai siswa yang
penelitian pendidikan inklusif, adaptasi
diduga mempunyai masalah pelajaran
pembelajaran,
tetapi
Dalam
pembelajaran
strategi
pembelajaran,
belum
diidentifikasi
sebagai
intervensi dini dan tindakan preventif,
memenuhi persyaratan untuk pendidikan
komputer
khusus. Sebelumnya Jones dan Jones
dan
siswa
berkebutuhan
khusus, tutor sebaya dan sistem teman,
(2012:
tim pendidikan khusus, dan integrasi
terhadap siswa yang berisiko merupakan
sosial
tema besar dalam pendidikan di Amerika
dengan
khusus.
siswa
Dalam
berkebutuhan
pembahasan
48),
menjelaskan
kepedulian
Serikat.
tentang
inklusif, Slavin (2009: 390) membahas
Evertson dan Emmer (Rahman,
tentang terminologi pendidikan inklusif,
2011), Manajemen Kelas untuk Guru
pendidikan inklusif penuh dan inklusif
Sekolah Dasar, edisi kedelapan pada bab
sebagian.
anak
9 dan 10 mengenai mengelola perilaku
kondisi
bermasalah dan mengelola kelompok
Menurut
berkebutuhan
Slavin,
khusus
karena
kekhususannya, maka model dan bentuk
berkebutuhan
pendidikannya pun perlu diperhatikan
Emmer dalam Rahman (2011: 229)
dan
konsep perilaku bermasalah sangat luas,
memerlukan
persiapan
layanan
khusus.
Evertson
dan
untuk membahasnya didasarkan kategori
khusus.
agar
Jones dan Jones (2012) dalam
dapat
dikelola,
yaitu:
bukan
manajemen kelas komprehensip, edisi
masalah, masalah kecil, masalah besar
kesembilan yang diterjemahkan dalam
tetapi
bahasa Indonesia oleh Intan Irawati
efeknya,
(2012).
menyebabkan
Bagian
meningkatkan
tiga
motivasi
mengenai
dan
terbatas
Dalam
belajar
dan
dalam
lingkup
memperparah
menyebarkan
mengelola
dan
atau
masalah.
kelompok
dengan mengimplementasikan metode
berkebutuhan khusus bab 10, Evertson
instruksional yang memenuhi kebutuhan
dan Emmer dalam Rahman (2011: 264),
akademik siswa. Pada bab tujuh tentang
untuk
meningkatkan
belajar.
perbedaan
siswa
untuk
kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa,
kebutuhan
siswa
sebaiknya
motivasi
Memenuhi
mengidentifikasi
23
menggunakan
beberapa
sumber.
Bagaimana
Organization
mengidentifikasi
Behavior,
pada
bagian
kelompok berkebutuhan khusus, dan
pertama dalam bab kedua disebutkan
strategi
untuk
tentang perbedaan individu: kepribadian
perbedaan
dan kemampuan. George and Jones
yang
menyesuaikan
digunakan
dengan
(1996:
individu.
The
Principles
of
33).
dipengaruhi
Educational
Perbedaan
oleh
individu
berbagai
faktor.
Leadership and Management 2nd edition,
Perbedaan individu dimaknai sebagai
editor Bush, Bell, Middlewood, (2009).
cara dimana orang-orang berbeda satu
Pada bagian keempat membahas tentang
sama lain. Perbedaan kepribadian yang
leadership for diversity and inclusion.
disebabkan oleh nature dan nurture.
Bahwa keragaman akan banyak berkaitan
Dalam buku tersebut memang tidak
dengan berbagai disiplin ilmu. Walaupun
disinggung
tidak
pendidikan
membahas
pendidikan
inklusif
secara
langsung
inklusif,
tetapi
tentang
betapa
Lumby dalam
pengaruh perbedaan individu akan sangat
Bush, Bell, Middlewood, (2009: 219)
berdampak pada kelompok organisasi.
mengungkap bahwa: There is a very
Organisasi
large and wide range of literature
perbedaan individu, tetapi karena adanya
focused on issues of diversity and
perbedaan individu dalam organisasi
inclusion related to both staff and
harus dikelola atas perbedaan individu.
learners. The chapter has not space to
Dari berbagai referensi, baik secara
address in detail the specific issues that
langsung maupun tidak langsung banyak
may arise in relation to individuals or
yang
groups of staff or learners with particular
perbedaan
needs, such as a physical or learning
perhatian bagi mereka.
impairment, or who as their ethnic
2. Perundangan
secara spesifik, tetapi
heritage. Lumby belum membahas secara
tidak
akan
memberikan
menyamakan
perhatian
individu
dan
kepada
pentingnya
Pendukung
Pendidikan Inklusif
spesifik
tentang
Sejak keluarnya peraturan menteri
berkebutuhan
khusus,
pendidikan nasional nomor 70 tahun
tetapi diakui adanya rentang yang luas
2009 tentang pendidikan inklusif, sekolah
dan lebar antara literatur yang berfokus
inklusi
semakin
pada keberagaman dan inklusi pada staf
Secara
fakta
maupun pembelajar.
kabupaten/kota ataupun provinsi yang
rinci
isu-isu
individu
yang
yang
and
dengan
banyak.
banyaknya
mendeklarasikan sebagai kabupaten kota
George and Jones (1996), dalam
Understanding
bertambah
inklusif, semakin bertambah pula sekolah
Managing
24
inklusi yang dibuka. Salah satu provinsi
khusus; (d) mendapatkan akomodasi yang
yang
layak sebagai peserta didik.
mendeklarasikan
inklusif
adalah
pendidikan
Daerah
Apabila
Istimewa
peraturan
menteri
Yogyakarta (DIY). Secara defacto DIY
pendidikan nasional nomor 70 tahun
mendeklarasikan
2009
pendidikan
inklusif
untuk
jenjang
sekolah,
maka
pada tanggal 12 Desember 2014. Jauh
pendidikan inklusif jenjang pendidikan
sebelum DIY mendeklarasikan sebagai
tinggi
provinsi inklusif, DIY telah mempunyai
keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan
Peraturan Daerah Nomor 4/2012 tentang
dan Kebudayaan Republik Indonesia
Perlindungan
Hak
nomor 46 tahun 2014 tentang Pendidikan
Penyandang Disabilitas. Peraturan ini
Khusus, Pendidikan Layanan Khusus
tentu sebagai bentuk
perhatian dan
dan/atau Pembelajaran Layanan Khusus
akomodatif atas Undang-Undang Nomor
pada Pendidikan Tinggi. Selanjutnya
19
tentang pengesahan
Undang-undang No 23 tahun 2002
Convention On The Rights Of Persons
tentang perlindungan anak, pasal 48
With Disabilities.
menyebutkan:
tahun
dan
2011
Pemenuhan
juga telah
dengan
pemerintah
menyelenggarakan
Undang-undang No. 4 tahun 1997
dikuatkan
wajib
pendidikan
dasar
tentang penyandang cacat, pada pasal 5
minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua
disebutkan bahwa setiap penyandang
anak. Pasal 49 menyebutkan negara,
cacat mempunyai hak dan kesempatan
pemerintah, keluarga, dan orang tua
yang sama dalam segala aspek kehidupan
wajib memberikan kesempatan
dan
seluas-luasnya
penghidupan.
Begitu
pula
bila
kepada
anak
yang
untuk
Undang-undang
memperoleh pendidikan. Sebagai warga
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2016
negara, ABK mempunyai hak yang tidak
tentang Penyandang Disabilitas, sebagai
terpisahkan dari kewajiban negara dan
pengganti
masyarakat
dicermati
dalam
Undang-undang
Nomor
4
Dalam
hidup
maju
dan
berkembang secara adil dan bermartabat.
tahun 1997 pada bagian keenam hak
pendidikan.
untuk
Hak
undang-undang
warga
negara
untuk
tersebut, pada pasal 10 disebutkan hak
mendapatkan layanan pendidikan telah
pendidikan untuk penyandang disabilitas
diatur dalam undang-undang, bahkan
meliputi
mendapatkan
menjadi salah satu tujuan pendirian
pendidikan yang bermutu pada satuan
negara Indonesia. Undang-Undang Dasar
pendidikan disemua jenis, jalur, dan
1945 khususnya pasal 32 ayat (1) setiap
jenjang pendidikan secara inklusif dan
warga
hak:
(a)
25
negara
berhak
mendapat
pendidikan, dan ayat (2) bahwa setiap
tentang Rencana Kerja Pembangunan
warga negara wajib mengikuti pendidikan
Daerah (RKPD) tahun 2014; dan e)
dasar,
wajib
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan,
membiayainya. Dengan demikian, jelas
Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa
bahwa negara tidak membeda-bedakan
Yogyakarta, Nomor 0131 Tahun 2013
warga
tertanggal
dan
pemerintah
negaranya
untuk
memperoleh
8
Februari
Sub
2013
Pusat
tentang
pendidikan yang baik dan bermutu.
Pembentukan
Sumber
Sejalan dengan misi pendidikan untuk
Pendidikan Inklusif Daerah Istimewa
semua, bagaimana peraturan perundangan
Yogyakarta Tahun 2013.
yang ada dapat memperkuat pemberian
Peraturan bupati ataupun walikota
akses pendidikan bagi semua. Payung
yang menguatkan pendidikan inklusif di
hukum
untuk
DIY, antara lain: a) Peraturan Bupati
inklusif
Kulon Progo nomor 57 tahun 2012
dan
landasan
terselenggaranya
hukum
pendidikan
sangat diperlukan. Oleh karena itu,
tentang
Penyelenggaraan
Pendidikan
analisis potensi dan masalah pada fokus
Inklusif; b) Peraturan Bupati Gunung
kedua, peneliti bermaksud memaparkan
Kidul
berbagai peraturan perundangan yang
penyelenggaraan pendidikan inklusif; c)
menguatkan penyelenggaraan pendidikan
Peraturan Bupati Gunung Kidul nomor
inklusif di DIY.
33 tahun 2012 tentang Rencana Aksi
nomor 12/KPTS/2013
tentang
yang
Daerah menuju Kabupaten Gunung Kidul
mendukung pendidikan inklusif dapat
Layak Anak; d) Peraturan Walikota
berasal dari eksekutif maupun legislatif.
Yogyakarta nomor 47 tahun 2008 tentang
Perundangan
yang
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di
menguatkan pendidikan inklusf di DIY,
Kota Yogyakarta; e) Perda Kabupaten
antara lain: a) Peraturan Daerah Provinsi
Bantul nomor 15 tahun 2014 tentang
DIY nomor 4 tahun 2012 tentang
perubahan atas Perda Kabupaten Bantul
perlindungan dan pemenuhan hak-hak
nomor
penyandang disabilitas;
pengelolaan
Peraturan
perundangan
tingkat
provinsi
b) Peraturan
13
tahun
dan
2012
tentang
penyelenggaraan
Gubernur DIY nomor 41 tahun 2013
pendidikan terutama pada pasal 90 ayat
tentang pusat sumber pendidikan inklusif;
(1) dan (2); f) Peraturan Walikota
c) Peraturan Gubernur DIY nomor 21
Yogyakarta
tahun 2013 tentang penyelenggaraan
tertanggal 30 Mei 2014 tentang Rencana
pendidikan
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),
inklusif;
d)
Peraturan
Gubernur DIY nomor 32 tahun 2013
26
nomor
24
tahun
2014
khususnya urusan pendidikan dalam point
kuatnya misi pendidikan inklusif di DIY.
2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib.
Dasar hukum baik yang dikeluarkan oleh
gubernur, walikota, bupati, ataupun oleh
Selain peraturan perundangan dari
pemerintah
daerah
peraturan
dan
yang
kepala dinas pendidikan provinsi maupun
legisatif,
kabupaten
memperkuat
kota,
adalah
untuk
terselenggaranya pendidikan inklusif di
memperkuat dan suksesnya pendidikan
DIY, antara lain: a) Surat Keputusan
inklusif
Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo
perundangan tersebut berdampak pada
Nomor 420/300/KPTS/2012 tanggal 10
pemberian kuota ABK di sekolah inklusi,
Desember 2012 tentang Penunjukkan
seperti pada Keputusan Kepala Dinas
Sekolah
Pendidikan,
Pemuda,
dan
Inklusif (SPPI); b) Keputusan Kepala
Kabupaten
Gunung
Kidul
Dinas
Yogyakarta
421/664/KPTS/2015 tentang Pedoman
nomor 188/Des/0026 tentang Petunjuk
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada
Teknis
Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal,
Penyelenggara
Pendidikan
Pendidikan
Kota
Penyelenggaraan
Pendidikan
di
DIY.
Implementasi
nomor
Inklusif di Kota Yogyakarta; c) Surat
Sekolah/Madrasah,
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Kesetaraan di Gunung Kidul tahun
Kota Yogyakarta Nomor 188/661 tahun
pelajaran 2015/2016 khususnya pada
2014
pasal 16.
tentang
Penentapan
Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Kota
dan
Olahraga
3. Pembelajaran
Yogyakarta; d) Peraturan Kepala Dinas
yang
Pendidikan
Mendukung
Pendidikan Inklusif
Bantul
Dalam
Nomor 118 Tahun 2015 tentang Petunjuk
perencanaan
Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
harus
Pertama Di Kabupaten Bantul Tahun
individual
Pelajaran 2015/2016 khususnya pada
individual itu antara lain kemampuan
pasal 7 tentang SD dan SMP inklusif.
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi,
Pendidikan
Dasar
Dasar
hukum
pendidikan
inklusif
banyak.
Kabupaten
minat,
penyelenggaraan
di
Ketercukupan
DIY
dasar
prinsip
penyusunan
pembelajaran
memperhatikan
peserta
motivasi
didik.
belajar,
pada
perbedaan
Perbedaan
kemampuan
cukup
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
hukum
khusus, kecepatan belajar, latar belakang
penyelenggaraan pendidikan inklusif di
budaya,
DIY, meliputi tingkat satu dan tingkat
lingkungan peserta didik. Permendikbud
dua tentu dapat menggambarkan betapa
Nomor 103 tahun 2014 pasal 2, ayat (1)
27
norma,
nilai,
dan/atau
pembelajaran
aktivitas
dilaksanakan
karakteristik:
(a)
belajar, latar belakang budaya, norma,
inspiratif;
(b)
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
menantang,
dan
dengan
interaktif
dan
menyenangkan,
memotivasi
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
berbasis
peserta
didik
Perbedaan individu termasuk yang
berkebutuhan
untuk
khusus,
perlu
menjadi
berpartisipasi aktif; (c) kontekstual dan
pertimbangan dalam penyusunan rencana
kolaboratif; (d) memberikan ruang yang
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
tersebut sangat jelas dipaparkan dalam
kemandirian peserta didik; dan (e) sesuai
prinsip-prinsip penyusunan RPP, baik
dengan bakat, minat, kemampuan, dan
dalam
perkembangan
Kurikulum
fisik
serta
psikologis
Kurikulum
2013.
2006
Untuk
maupun
mengetahui
perbedaan dan kemampuan individu,
peserta didik.
terhadap
maka guru perlu melakukan asesmen
perbedaan individu juga terdapat dalam
kemampuan awal peserta didik sebelum
Permendiknas Nomor 41 tahun 2007
menyusun
tentang Standar Proses pada Kurikulum
pembelajaran.
2006 atau KTSP. Dalam permendiknas
harusnya dicantumkan dalam RPP dan
tersebut dijelaskan perencanaan proses
tercermin
pembelajaran
pembelajaran yang disesuaikan dengan
Perlunya
perhatian
meliputi
silabus
dan
RPP
dan
melakukan
Kemampuan
dalam
awal,
langkah-langkah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
kondisi
yang memuat identitas mata pelajaran,
memperhatikan kemampuan awal, dan
standar kompetensi (SK), kompetensi
perbedaan masing-masing peserta didik,
dasar
maka sangat memungkinkan guru wajib
(KD),
indikator
pencapaian
peserta
didik.
pembelajaran,
melaksanakan
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
berdiferensiasi
belajar dan sumber belajar. Prinsip-
karakteristik siswanya.
kompetensi,
tujuan
Dengan
pembelajaran
sesuai
dengan
prinsip penyusunan RPP sebagaimana
dalam permendiknas Nomor 41 tahun
Simpulan
Berdasarkan analisis potensi dan
2007, harus memperhatikan perbedaan
individu peserta didik. RPP disusun
masalah
dengan memperhatikan perbedaan jenis
pengembangan
kelamin,
tingkat
pembelajaran di sekolah dasar inklusi,
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada cukup
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
banyak literatur yang membahas isu-isu
kemampuan
awal,
28
pada
fase
konseptualisasi
model
supervisi
George, Jennifer M. & Jones, Gareth R.
2012.
Understanding
and
Managing
Organizational
Behavior. 10th edition. Boston:
Prentice Hall.
inklusif, beberapa buku yang membahas
pendidikan inklusif adalah: psikologi, dan
pendidikan. Contohnya adalah Woolfolk
dan Slavin dalam Psikologi Pendidikan,
Jones, Vern & Jones, Louise. 2012.
Manajemen Kelas Komprehensif,
edisi ke-9. Terjemahan oleh Intan
Irawati. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Evertson dan Emmer dalam manajemen
kelas; 2) Hampir setiap kabupaten/kota di
DIY memiliki produk hukum yang
menguatkan terselenggaranya pendidikan
Kedaulatan Rakyat. 19 Desember 2014.
Pemkot Didesak Susun Perda,
Disabilitas Butuh Perlindungan
Regulasi, hlm. 9.
inklusif di DIY, disamping perda dan
pergub DIY. Peraturan yang mendukung
pendidikan inklusif di DIY lebih dari 15
peraturan untuk suksesnya pendidikan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4
Tahun 2012 tentang Perlindungan
dan
Pemenuhan
Hak-Hak
Penyandang Disabilitas. (online),
(http://
www.pemda.diy.go.id),
diakses 14 Agustus 2013.
inklusif, bahkan peraturan itu sampai
pada proses penerimaan peserta didik
baru yang mengharuskan memberi quota
untuk ABK; 3) pendidikan inklusif,
memberikan
kepada
mengikuti
akses
semua
dan
anak
pendidikan
kesempatan
untuk
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
2009. Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan
dan/atau
Bakat
Istimewa. Jakarta: Depdiknas.
(online), (http:// www.google.com),
diakses 14 Agustus 2013.
dapat
bermutu.
Pendidikan inklusif yang mendasarkan
pada perbedaan individu, sejalan dengan
prinsip-prinsip penyusunan RPP seperti
dalam standar proses pada Permendikbud
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian dan
Pengembangan untuk Bidang:
Pendidikan, Manajemen, Sosial,
dan Teknik. Bandung: Alfabeta.
Nomor 65 tahun 2013.
Daftar Pustaka
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011
tentang Convention On The Right
Of Persons With Disabilities
(Konvensi Mengenai Hak-Hak
Penyandang Disabilitas) (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 107, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 5251). Diakses 14
Agustus 2013.
Cangelosi, James S. 2014. Classroom
Management Strategies: Gaining
and
Maintaining
Students’
th
Cooperation. 7 edition. United
States: John Wiley & Sons, Inc.
Denis & Ny. Enrica. 2006. Inklusi,
Sekolah Ramah untuk Semua.
Terjemahan Mohammad Sugiarmin
& MIF Baihaqi. Bandung: Nuansa.
29
Woolfolk, Anita. 2008. Educational
Psychology
Active
Learning.
Terjemahan oleh Helly Prajitno
Soetjipto, Sri Mulyantini Soetjipto.
2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
30
Download