penerapan pembelajaran kooperatif tipe stad (student

advertisement
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIII2 SMPN 4
PEKANBARU TAHUN AJARAN 2012/2013
Heriyanto, Suryanti, Nurkhairo Hidayati
Program studi pendidikan biologi FKIP Universitas Islam Riau
Jl. Kaharuddin Nasution No.13
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the biology of learning outcomes by
implementing cooperative learning STAD ( Student Teams Achievement Division ) by
using media image , in grade 4 SMP VIII2 Pekanbaru Academic Year 2012/2013 ,
which amounts to 30 students consisting of 11 male students and 19 female students .
The research was conducted in April and ending in Juni 2013 . The parameters
measured are student learning outcomes in the form of absorption and mastery
learning students . Data analysis techniques in this study using descriptive analysis .
The processed data is the result of learning and learning outcomes KI and PPK .
Average absorption student learning outcomes before PTK was 84.1% and increased
by 1.94% in the first cycle being 86.04% and the second cycle again increased by
1.14% to 87.18% . Classical completeness students before PTK is 63.33 % , and has
increased by 20% to 83.33% in the first cycle and the second cycle again increased by
16.67% to 100% . Classical value of KI before PTK 81.4% an increase of 6.08% after
the first cycle tod to 87.48% and 1.77% decreased by 85.71% after the second cycle .
It can be concluded that the application of cooperative learning type STAD ( Student
Teams Achievement Division ) by Using Media Images for Improving Student
Learning Outcomes Biology Class VIII2 SMPN 4 Pekanbaru Academic Year
2012/2013 .
Key words: Cooperative Learning, STAD (Student Teams Achievement Division),
Media Images, Learning Outcomes.
46
PENDAHULUAN
Sistem
Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar
dan peoses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara (Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 dalam
Slavin, 2010:2). Selanjutnya
Kunandar
(2010:10),
menyatakan bahwa pendidikan
merupakan
jalan
menuju
kemakmuran dan kemajuan
serta eksistensi suatu negara
melalui upaya pengajaran.
Menurut Hilgard dalam
Sanjaya
(2010:112),
menyatakan bahwa belajar
merupakan proses perubahan
melalui kegiatan atau prosedur
latihan baik latihan didalam
laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah. Belajar
bukanlah
sekedar
mengumpulkan pengetahuan.
Belajar adalah proses mental
yang
terjadi
dalam
diri
seseorang,
sehingga
menyebabkan
muncul
perubahan prilaku. Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya
interaksi
individu
dengan
lingkungan yang disadari.
Hasil observasi dan
wawancara peneliti dengan
guru Biologi Kelas VIII2 SMPN
4
Pekanbaru,
diperoleh
informasi
bahwa
terdapat
beberapa
gejala
yang
meyebabkan kegiatan belajar
mengajar (KBM) tidak optimal,
gejala tersebut seperti: Guru
masih sering menggunakan
metode ceramah dan diskusi
kelompok biasa, penggunaan
alat bantu dan bahan ajar sangat
kurang difungsikan, kurangnya
minat
siswa
dalam
memperhatikan
pelajaran,
rendahnya hasil belajar siswa
yang ditandai dengan masih ada
47
63% nilai siswa dibawah KKM
77
Guru sebagai ujung
tombak pelaksanaan pendidikan
perlu
melakukan
upaya
perbaikan dalam pelaksanaan
pembelajarannya dengan salah
satu
model
pembelajaran
kooperatif
adalah
STAD
(Student Teams Achievement
Division). Karena model ini
merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang
paling
sederhana,
dan
merupakan model yang paling
baik untuk permulaan bagi para
guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif (Slavin,
2010:143). Menurut Trianto
(2011:68), model pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah
suatu model pembelajaran
kooperatif
dengan
menggunakan
kelompokkelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5
orang secara heterogen, yang
diawali dengan penyampaian
tujuan
pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan
kelompok,
kuis
dan
penghargaan kelompok. Slavin
(2010:12), menyatakan bahwa,
gagasan utama dari STAD
adalah untuk memotivasi siswa
supaya dapat saling mendukung
dan membantu satu sama lain
dalam menguasai kemampuan
yang diajarkan oleh guru. Jika
para siswa ingin agar timnya
mendapat penghargaan tim,
mereka harus membantu teman
satu timnya untuk mempelajari
materinya.
Selanjutnya unsur dalam
proses mengajar adalah media
pembelajaran. Elfis (2010a),
menyatakan bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu
guru
/instruktur
dalam
melaksanakan kegiatan belajar
mengajar bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.
Salah satu bentuk bahan ajar
adalah media gambar.
Gambar adalah media
yang paling umum dipakai,
yang dapat dipakai dan
dinikmati
dimana-mana
Menurut Sadiman (2011:29),
48
gambar yang didesain secara
baik
dapat
memberikan
pemahaman yang lebih baik.
Oleh karena itu, pepatah cina
yang mengatakan bahwa sebuah
gambar berbicara lebih banyak
dari pada seribu kata.
Berdasarkan
permasalahan yang dipaparkan
pada paragrap diatas, maka
peneliti merumuskan judul:
Penerapan
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams Achievement Division)
dengan Menggunakan Media
Gambar untuk Meningkatan
Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas VIII2 SMPN 4 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2012/2013.
Pembelajaran kooperatif
tipe STAD ini merupakan salah
satu
tipe
dari
model
pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan
kelompokkelompok kecil dengan jumlah
anggota kelompok 4-5 orang
secara
heterogen.
Diawali
dengan penyampaian tujuan
pembelajaran,
penyampaian
materi, kegiatan kelompok, kuis
dan penghargaan kelompok
(Trianto, 2011: 68). Selanjutnya
Slavin (2010: 143), menyatakan
bahwa STAD merupakan salah
satu metode pembelajaran
kooperatif
yang
paling
sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang
baru menggunakan pendekatan
kooperatif.
Menurut
Rusman
(2010:215), Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif model
STAD yaitu:
1) Penyampaian Tujuan dan
Motivasi Menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
ingin
dicapai
pada
pembelajaran tersebut dan
motivasi
siswa
untuk
belajar.
2) Pembagian Kelompok
Siswa dibagi kedalam
beberapa
kelompok,
dimana
setiap
kelompoknya terdiri dari 45
siswa
yang
memprioritaskan
heterogenitas
(keseragaman) kelas dalam
49
prestasi
akademik,
gender/jenis kelamin, rasa
atau etnik.
3) Presentasi dari Guru
Guru
menyampaikan
materi
pembelajaran
dengan terlebih dahulu
menjelaskan
tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai pada pertemuan
tersebut serta pentingnya
pokok pembahasan yang
dipelajari. Guru memberi
motivasi siswa agar dapat
belajar dengan aktif dan
kreatif. Didalam proses
pembelajaran guru dibantu
oleh media, demontrasi,
pertanyaan atau masalah
nyata yang terjadi dalam
kegidupan
sehari-hari.
Dijelaskan juga tentang
keterampilan
dan
kemampuan
yang
diharapkan dikuasai siswa,
tugas dan pekerjaan yang
harus dilakukan serta caracara melakukannya.
4) Kegiatan Belajar dalam
Tim (Kerja Tim)
Siswa
belajar
dalam
kelompok
yang
telah
dibentuk.
Guru
menyiapkan lembaran kerja
sebagai pedoman bagi kerja
kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan
masing-masing
memberikan
kontribusi.
Selama tim bekerja, guru
melakukan
pengamatan,
memberikan
bimbingan,
dorongan dan bantuan jika
diperlukan. Kerja tim ini
merupakan ciri terpenting
dari STAD.
5) Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian
kuis tentang materi yang
dipelajari
dan
juga
melakukan
penilaian
terhadap presentasi hasil
kerja
masing-masing
kelompok. Siswa diberikan
kuis secara individual dan
tidak dibenarkan kerja
sama. Ini dilakukan untuk
menjamin
agar
siswa
secara
individu
bertanggung jawab kepada
50
diri
sendiri
dalam
memahami bahan ajar
tersebut. Guru menetapkan
skor batas penguasaan
untuk setiap soal.
6) Penghargaan Prestasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil kerja
siswa dan diberikan angka
dengan rentang 0 -100.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK),
bertujuan
memperbaiki
proses
pembelajaran
yang
dapat
dilakukan guru atau peneliti
untuk
dapat
menggali
permasalahan yang dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran.
Subjek penelitian ini adalah
siswa Kelas VIII2 SMPN 4
Pekanbaru yang berjumlah 30
orang siswa,yang terdiri dari 11
orang siswa laki-laki dan 19
orang siswa perempuan dengan
karakteristik siswa kemampuan
yang heterogen yaitu siswa
yang berkemampuan pandai,
sedang dan kurang. Penelitian
dilakukan dikelas VIII2 karena
rata-rata hasil pembelajarannya
lebih rendah dibandingkan dari
kelas lainnya.
Instrumen
dalam
penelitian yaitu lembar soal tes
hasil belajar untuk kuis atau
latihan dan ujian blok sebagai
nilai PPK. Nilai KI diambil dari
portopolio (LKPD dan laporan
hasil pratikum) dan unjuk kerja
(diskusi
kelas,
persentasi,
pratikum) dan tes hasil belajar
digunakan untuk megukur
kemampuan
siswa
dalam
menguasai
pengetahuan
dilaksanakan. Penilaian kinerja
digunakan untuk mengukur
kemampuan
psikomotorik
siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berdasarkan
hasil
belajar PPK dan KI sebelum
pelaksanaan PTK terhadap
penerapan
pembelajaran
Student Teams Achievement
Division
(STAD)
dengan
menggunakan media gambar
51
Tabel 1. Peningkatan Daya serap
Hasil Belajar Pengetahuan
Pemahaman Konsep (PPK)
Sebelum dan Setelah PTK
pada Siklus 1 dan PTK
pada Siklus 2
Analisis
Hasil
belajar
Rata-rata
Daya
Serap
Ketuntas
an
Klasikal
Sebel
um
PTK
84,1%
63,33
%
PTK
S1
PTK
S2
86,04
%
87,18
%
83,33
%
100%
Berdasarkan Tabel 1
dapat dijelaskan bahwa daya
serap nilai PPK peserta didik
sebelum PTK sebesar 84,1%
kemudian meningkat pada
siklus 1setelah PTK sebesar
1,94% menjadi 86,04%, dan
setelah PTK Siklus 2 kembali
meningkat
sebesar
1,14%
menjadi 87,18%. Ketuntasan
klasikal sebelum PTK adalah
63,33% kemudian meningkat
pada siklus 1 sebesar 20%
menjadi 83,33% selajutnya
meningkat lagi sebesar 16,67 %
menjadi 100%. Rata-rata daya
serap dan ketuntasan klasikal
untuk nilai PPK peserta didik
sebelum dan setelah PTK dapat
dilihat melalui gambar 1.
100
100
90
87.18
86.04
83.33
84.1
80
70
63.33
Persentase (%)
untuk
meningkatkan
hasil
belajar Biologi pada siklus 1
dan siklus 2 dapat dilihat
perbandingan peningkatan hasil
belajar untuk daya serap,
ketuntasan klasikal nilai PPK
dan ketuntasan kinerja ilmiah
seperti pada tabel 1.
60
50
40
30
20
10
0
SEBELUM
PTK
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Daya Serap
Ketuntasan Klasikal
Gambar 1. Perbandingan Daya
Serap dan Ketuntasan
Klasikal Hasil Belajar
Sebelum
PTK
dan
Setelah PTK pada Siklus
1 dan Siklus 2
Perbandingan
Peningkatan
Daya Serap dan Ketuntasan
Klasikal untuk nilai KI Peserta
52
Tabel2. Perbandingan Peningkatan
Daya Serap dan Ketuntasan
Klasikal KI Peserta Didik
Sebelum PTK dan Setelah
PTK Siklus 1 dan Siklus 2
Analisis
Kinerja
Ilmiah
Daya
Serap KI
Ketuntasan
Klasikal
KI
Sblum
PTK
(%)
Stlah
PTK
Siklus
I (%)
Stlah
PTK
Siklus
II (%)
81,4
87,48
85,71
76,67
100
90
Berdasarkan Tabel 2
dapat
dijelaskan
bahwa
perbandingan peningkatan daya
serap nilai KI sebelum PTK
yaitu 81,4% meningkat sebesar
6,08%
menjadi
87,48%
selanjutnya pada siklus 2
mengalami penurunan sebesar
1,77%
menjdai
85,71%.
Ketuntasan klasikal KI sebelum
PTK yaitu 76,67% meningkat
sebesar 23,33% menjadi 100%
pada siklus 1 dan pada siklus 2
ketuntasan klasikal mengalami
penurunan
sebesar
10%
menjadi 90. Perbandingan
peningkatan daya serap dan
ketuntasan klasikal KI peserta
didik sebelum PTK dan setelah
PTK siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat pada gambar 14.
100
100
90
80
81.4
87.48
85.71
90
76.67
70
persentase (%)
Didik Sebelum PTK dan
Setelah PTK Siklus 1 dan
Siklus II
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum
Siklus I
PTK
Daya Serap KI
Siklus II
Ketuntasan Klasikal KI
Gambar 2. Perbandingan daya
serap dan ketuntasan
klasikal nilai KI peserta
didik sebelum PTK dan
Setelah PTK pada Siklus 1
dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 2
dapat dijelaskan bahwa daya
serap KI sebelum PTK yaitu
81,4%
meningkat
sebesar
6,08% menjadi 87,48% dan
mengalami penurunan pada
53
siklus 2 sebesar 1,77% menjadi
85,71%. Ketuntasan klasikal
nilai KI sebelum PTK yaitu
76,67% meningkat sebesar
23,33% menjadi 100% dan
pada siklus 2 mengalami
penurunan
sebesar
10%
sehingga ketuntasan klasikal
menjadi 90%.
PEMBAHASAN
Data dalam penelitian
ini
diperoleh
dari
hasil
penelitian tindakan kelas (PTK)
melalui
penerapan
pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement
Division
(STAD)
dengan
menggunakan media gambar
pada siswa kelas VIII2 SMPN 4
Pekanbaru
Tahun
Ajaran
2012/2013 pada mata pelajaran
IPA Biologi dengan materi
macam-macam gerak pada
tumbuhan serta hama dan
penyakit pada tumbuhan.
Data yang diperoleh
sebelum PTK, dapat dijelaskan
bahwa daya serap peserta didik
didapat 81,4% (kategori cukup).
Hal ini dikarena pembelajaran
masih terpusat pada guru yang
sering menggunakan metode
ceramah dan penggunaan alat
bantu serta bahan ajar sangat
kurang difungsikan. Hal ini
diperkuat
oleh
pendapat
Djamarah dan Zain (2010:46),
yang menyatakan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar guru
tidak harus terpaku dengan
menggunak satu metode, tetapi
guru sebaiknya menggunakan
metode yang bervariasi agar
jalannya pembelajaran tidak
membosankan tetapi menarik
perhatian anak didik.
Data yang diperoleh dan
analisis yang dilakukan penulis
terlihat
bahwa
penerapan
pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan menggunakan
media
gambar
dapat
meningkatan
hasil
belajar
biologi siswa kelas VIII2 SMPN
4 pekanbaru tahun ajaran
2012/2013. Hal ini dapat dilihat
dari persentase rata-rata daya
serap hasil belajar siswa untuk
nilai PPK peserta didik sebelum
PTK sebesar 84,1% kemudian
meningkat pada siklus 1 setelah
54
PTK sebesar 1,94% menjadi
86,04%, dan setelah PTK
Siklus 2 kembali meningkat
sebesar 1,14% menjadi 87,18%.
Sedangkan untuk daya serap
nilai KI sebelum PTK yaitu
81,4%
meningkat
sebesar
6,08%
menjadi
87,48%
selanjutnya pada siklus 2
mengalami penurunan sebesar
1,77% menjadi 85,71%.
Nilai PPK pada siklus 1
dan 2 diperoleh dari nilai kuis,
PR dan ujian blok. Daya serap
untuk nilai PPK peserta didik
pada siklus 1 yaitu 86,04%
(kategori cukup). Rata-rata
daya serap nilai PPK peserta
didik pada siklus 2 yaitu
87,18%
(kategori
baik).
Peningkatan daya serap nilai
PPK dari siklus 1 ke siklus 2
sebesar 1,14%. Peningkatan
hasil belajar dipengaruhi oleh
pemilihan
metode
pembelajaran, proses belajar
mengajar
dikatakan
baik
apabila proses tersebut dapat
membangkitkan
kegiatan
pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran Student
Teams Achievement Division
(STAD) dengan menggunakan
media
gambar
dapat
meningkatkan hasil belajar
peserta didik seperti yang
dikatakan Trianto (2011: 81)
pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD)
merupakan cara yang efektif
untuk membuat variasi suasana
pola diskusi kelas dan dapat
memberi siswa lebih banyak
waktu berpikir, untuk merespon
dan saling membantu.
Ketuntasan
klasikal
pada nilai PPK sebelum PTK
dari 30 Peserta didik, 19 orang
peserta didik tuntas dengan
persentase 63,33% sementara
11 peserta didik lainnya tidak
tuntas
dengan
persentase
36,67%, hal ini disebabkan
karena pembelajaran masih
terpusat
pada
guru
dan
kurangnya penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi
sehingga peserta didik kurang
aktif dalam proses belajar.
Ketuntasan klasikal nilai PPK
setelah PTK siklus 1 meningkat
55
sebesar
20,33%
menjadi
83,33% (Tidak tuntas) dengan
ketuntasan individu 25 orang
peserta didik yang tuntas.
Ketuntasan klasikal pada siklus
2 mengalami peningkatan lagi
sebesar 16,67% menjadi 100%
(Tuntas) dengan ketuntasan
individu 30 orang. Ketuntasan
klasikal pada setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal
ini diperkuat oleh pendapat
Rayandra Asyhar (2012:58),
yang
menyatakan
bahwa
manfaat yang diperoleh dengan
menggunakan media gambar
dapat menyalurkan pesan dan
informasi pelajaran secara
objektif untuk memotivasi
peserta didik dalam berbagai
kebutuhan
atau
kegiatan
belajar.
Penilaian KI siklus 1
dan siklus 2 diperoleh dari nilai
UK (presentasi, diskusi dan
pengamatan) dan portofolio
(LKPD, laporan praktikum dan
keliping). Rata-rata daya serap
KI sebelum PTK yaitu 76,67%
(kategori kurang). mengalami
peningkatan pada siklus 1
sebesar
10,81%
menjadi
87,48% (kategori baik), pada
siklus 1 ini peserta didik sudah
mulai aktif dalam berdiskusi.
Pada siklus 2 nilai rata-rata
daya serap KI mengalami
penurunan
sebesar
1,77%
menjadi
85,71%
kategori
(cukup). Hal ini dikarenakan
pada siklus 2 terdapat 3 orang
siswa yang tidak hadir karena
sakit.
Ketuntasan
individu
pada siklus 1 untuk nilai KI dari
rata-rata unjuk kerja terdapat 30
orang peserta didik yang tuntas
dengan
persentase
100%
(sangat baik) dan tidak ada
peserta didik yang tidak tuntas
dan ketuntasan individu untuk
nilai KI dari rata-rata nilai
portofolio terdapat 30 orang
peserta didik yang tuntas
dengan
persentase
100%
(sangat
baik).
Sedangkan
ketuntasan individu pada siklus
2 untuk nilai KI dari rata-rata
unjuk kerja terdapat 27 orang
peserta didik yang tuntas
dengan persentase 90%(baik)
dan ketuntasan individu untuk
56
nilai KI dari rata-rata nilai
portofolio yaitu 27 orang
peserta didik yang tuntas
dengan persentase 90% (baik)
serta dinyatakan tuntas secara
klasikal. Menurut Sanjaya
(2010:86), tujuan pembelajaran
adalah
kemampuan
(kompetensi) atau keterampilan
yang diharapkan dapat dimiliki
oleh peserta didik setelah
melakukan proses pembelajaran
tertentu. Tujuan pembelajaran
juga
diistilahkan
dengan
indikator hasil belajar. Artinya
apabila hasil belajar yang
diperoleh peserta didik setelah
mereka
mengikuti
proses
pembelajaran.
Berdasarkan
analisis
ketuntasan
individu
dan
ketuntasan klasikal pada siklus
1 dan siklus 2 untuk nilai KI
dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi peningkatan hasil belajar
peserta didik setelah penerapan
PTK dengan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
dengan menggunakan media
gambar. Karena pada siklus 1
telah mencapai nilai maksimal
begitu juga hal yang sama
terajadi pada suklus 2. Seperti
yang
dikatakan
Arikunto
(2010:60), menyatakan bahwa
tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan
permasalahan
nyata yang terjadi di kelas dan
meningkatkan kegiatan nyata
guru
dalam
kegiatan
pengembangan profesinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan
analisis data, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran
dengan
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement
Division
(STAD)
dengan
menggunakan media gambar,
dapat
meningkatkan
hasil
belajar Biologi siswa pada
pokok materi macam-macam
gerak pada tumbuhan di kelas
VIII2 SMPN 4 Pekanbaru
semester genap Tahun Ajaran
2012/2013. Hal ini dapat dilihat
dari nilai hasil daya serap
57
belajar Biologi siswa sebelum
dan
setelah
diterapkannya
model pembelajaran kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD)
dengan media gambar.
SARAN
Berdasarkan penelitian
yang dilaksanakan penulis,
dengan
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan menggunakan
media
gambar
penulis
menyarankan :
1) Guru biologi SMPN 4
Pekanbaru dapat menjadikan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
sebagai salah satu alternatif
strategi pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa.
2) Dalam
memberikan
bimbingan, untuk siswa yang
berkemampuan kurang agar
mendapat perhatian yang
lebih agar didapatkan hasil
yang lebih maksimal.
3) Bagi peneliti selanjutnya
agar
dapat
mengkombinasikan media
gambar dengan
model
pembelajaran yang lain
supaya dapat membantu
siswa dalam meningkatkan
hasil belajar.
4) Bagi peneliti selanjutnya
agar lebih memperhatikan
siswa yang belum tuntas
dengan
memberikan
motivasi dan remedial di luar
jadwal penelitian.
5) Untuk peneliti selanjutnya
agar lebih memperhatikan
dan
mempertimbangkan
soal-soal
yang
akan
digunakan dalam penelitian,
sebaiknya gunakan soal-soal
yang
telah
teruji
validitasnya.
6) Untuk peneliti selanjutnya
hendaknya observer dalam
penlitian dibantu dengan
orang yang tetap, sehingga
lebih
mudah
dalam
melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Ahmadi.
Konstruksi
Pengembangan
2010.
58
Pembelajaran.
Prestasi
Pustaka: Jakarta.
Arikunto,S.2012.Penelitian
Tindakan Kelas. Bumi
Aksara: Jakarta
Aryad,A.
2011.
Pembalajaran.
Pers: Jakarta
Media
Rajawali
Asyhar,R.2012. Kreatif Menge
mbangkan Media
Pembelajaran: Jakarta
Djamarah dan Zain. 2010.
Strategi
Belajar
Mengajar.
Rineka
Cipta: Jakarta.
Elfis.2007.Model Materi Bahan
Ajar Mata Kuliah Telaah
Buku Teks Program Studi
Pendidikan Biologi.(tidak
Dipublikasikan)
FKIP
UIR. Pekanbaru
Hamalik,Oemar.2012. Proses
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kunandar.
2010.
Guru
Profesional Implementasi
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam
Sertifikasi
Grafindo
Jakarta.
Guru. Raja
Persada:
Rusman.2011. Model-Model
Pembelajaran
mengembangkan
profesionalisme
Guru.
Rajawali Pers : Jakarta.
Sadiman,SA,R.Raharjo,
A.
Haryono,
dan
Rahardjito.2007. Media
Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Sanjaya,W.2011. Strategi Pemb
elajaran
Berorientasi
Standar
Proses
Pendidikan.
Prenada
Media Group. Jakarta.
Slavin, R,E. 2010. Cooperatif
Learning Teori, Riset
danPraktik. Nusa Media
Bandung.
Trianto.
2011.
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep, Landasan dan
Implementasinya
Pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP).
Kencana:
Jakarta.
59
Download