BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Sejarah dan Pengertian Uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang.
Berdasarkan
sejarah
yang
ada
(http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah
Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1, 30 Maret 2009). Pada mulanya, masyarakat
belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya
dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahanbahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang
diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan
selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri
ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barangbarang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah
sistem barter, yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di
antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang
diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk
memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran
yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiranpikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima
7
oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh
atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer
sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun
sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai
sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin
salarium yang berarti garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitankesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai
pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan
(transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya
tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai
alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak
mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan.
Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan
perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money).
Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum
pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur,
menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang
logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan
tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam
mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk
transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas. Mula-mula uang kertas
yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk
melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan
uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak
dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan
selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.
Uang yang dimiliki tiap negara berbeda-beda dan mempunyai nilai (www.edukasi.net/mol, 30 Maret 2009). Dengan memiliki nilai, maka dapat diukur perbandingan
mata uang tiap-tiap negara. Sehingga pada jaman sekarang ini uang merupakan salah satu
unsur yang sangat penting dan kita tidak pernah merasa cukup untuk memilikinya. uang
didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat
perantara dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan.
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh
setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi
modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima
sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi
uang
sebagai
alat
penunda
pembayaran
(http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah
Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1, 30 Maret 2009).
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter
yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi
modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan
pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan
menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga
kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang (dalam hal ini uang kartal) diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26
ayat1(http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah_Terjadinya_Uang_dan_Pengertian_Uang_9.1
, 30 Maret 2009), hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian
menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak
menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang maka
harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut (www.e-dukasi.net/mol) :
1. Persyaratan psikologis, yaitu benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam
macam keinginan dari orang yang memilikinya sehingga semua orang mau
mengakui dan menerimanya (acceptability).
2. Syarat teknis adalah syarat yang melekat pada uang, di antaranya:
a. tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak (durability)
b.
nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of
value)
c.
praktik dan mudah dibawa kemana-mana (portability)
d.
mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
e.
kualitasnya relatif sama (uniformity)
f.
jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)
g.
Terdiri atas berbagai nilai nominal.
Dengan semakin banyaknya uang yang beredar, apa sebenarnya kegunaaan uang?
Kegunaan uang tercermin dalam fungsi-fungsi uang (http://www.e-dukasi.net/mol), antara
lain :
1. Fungsi Asli
Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas:
a.
Sebagai alat tukar (medium of exchange)
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang
dapat berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat
harus bersedia dan rela menerimanya.
b.
Alat kesatuan hitung (a unit of account) Untuk menentukan harga sejenis barang
diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat
mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain.
2. Fungsi Turunan
Fungsi turunan sebagai akibat dari Fungsi asli, dengan adanya fungsi asli uang
muncul fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, fungsi tersebut terdiri atas:
a. Sebagai alat pembayaran yang sah
Tidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang
hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu. Di Indonesia, uang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia selaku Bank Sentral.
b. Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan.
Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya
dengan menggunakan uang.
c. Alat pendorong kegiatan ekonomi.
Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan
ekonomi, selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran
harus ditambah sesuai dengan kebutuhan.
d. Standar pencicilan utang.
Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran di kemudian
hari, pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.
2.1.2 Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi
2.1.2.1. Hubungan Antara Penawaran Uang dengan Tingkat Harga
Ahli-ahli ekonomi klasik menganalisis efek dari perubahan-perubahan penawaran
uang ke atas tingkat harga. Analisis-analisis yang menjelaskan tentang hubungan di antara
penawaran uang dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori
keuangan. Teori keuangan ini dibedakan dalam dua bentuk , yaitu teori kuantitas (quantity
theory of money) dan teori sisa tunai (cash balance theory) (Sukirno2004, p296).
Kedua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda, akan tetapi pandangan
pokok teori tersebut sama, yaitu perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan
perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan
menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan
menurunkan harga pada tingkat yang sama.
Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher (Sukirno, 2004, p297),
seorang ahli ekonomi Amerika yang tergolong dalam golongan ahli-ahli ekonomi klasik.
Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua asumsi, yaitu :
•
Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap.
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang tergantung kepada
beberapa faktor teknikal, seperti sistem pembayaran gaji, ciri-ciri kegiatan
perdagangan, efisien sistem pengangkutan dan kepadatan penduduk. Faktorfaktor ini tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu
cara-cara masyarakat untuk menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah.
•
Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi
Penawaran tidak akan pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan
kerja penuh, karena setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli masyarakat, hal
ini sesuai dengan rumusan Say. Oleh karena itu, jumlah barang-barang adalah
tetap dan tidak dapat ditambah. Maka untuk memaksimalkan untung, mereka
akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini
berarti jumlah T tetap.
Sebagai implikasi dari kedua asumsi di atas, maka menurut persamaan MV = PT, apabila M
berubah maka ia hanya akan merubah P pada tingkat yang sama dengan perubahan M.
Teori Sisa Tunai
Teori sisa tunai di kemukakan oleh Alfred Marshall (Sukirno, 2004, p298), seorang
ahli ekonomi yang berasal dari Cambridge. Teori sisa tunai menerangkan sifat hubungan di
antara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai mempunyai pandangan yang
sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam
penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya.
2.1.2.2. Teori Keuangan Keynes
Berdasarkan Sukirno (2004, pp300-301), teori keuangan Keynes terutama
menerangkan tiga hal, yaitu :
•
Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta uang.
•
Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.
•
Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi.
Tujuan-Tujuan Memegang Uang
Ada tiga tujuan masyarakat memegang uang, yaitu :
• Permintaan Uang untuk Transaksi
Di dalam perekonomian modern di mana tingkat spesialisasinya tinggi, uang
sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi
atau jual beli. Tingkat spesialisasi yang tinggi hanya mungkin wujud apabila
pertukaran dilakukan dengan menggunakan uang karena dengan ini pemilik uang
dapat dengan mudah menggunakannya untuk membeli barang-barang yang
mereka perlukan.
• Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga
Permintaan uang untuk berjaga-jaga yaitu uang di minta oleh masayarakat untuk
menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain di masa depan. Masa
depan adalah keadaan yang tidak boleh diramalkan. Ada kalanya keadaan masa
depan semakin bertambah baik, tetapi ada kalanya masalah-masalah buruk akan
dihadapi. Untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti, terutama untuk
menghadapi masa susah sebagian uang yang diminta masyarakat digunakan untuk
menghadapi masalah kesusahan di masa akan datang. Permintaan uang untuk
tujuan berjaga-jaga adalah permintaan uang untuk menghadapi kesusahankesusahan seperti apabila ada anggota keluarga yang sakit, dan kehilangan
pekerjaan dan kehilangan kemampuan untuk bekerja. Selain itu uang digunakan
pula untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga yang lebih baik, yaitu untuk
membeli rumah, membiayai sekolah anak-anak.
• Permintaan Uang untuk Spekulasi
Dalam keadaan ekonomi modern ini masyarakat menggunakan pula uangnya
untuk spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat
berharga seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan ”treasury bill”.
2.1.3 Permintaan
Permintaan yang akan dibahas disini adalah permintaan individual. Permintaan
individual ditetapkan oleh dua faktor, yaitu nilai barang yang bersangkutan dan kemampuan
konsumen untuk membelinya. Jika kedua hal ini terpenuhi, ini dapat menjadi permintaan
individual yang efektif, karena keinginan tanpa daya beli mengarah pada kemauan tetapi
tidak pada permintaan. Selain faktor yang mempengaruhi, harus diperhatikan juga kondisi
yang terkait, seperti harga barang yang akan dibeli, ketersediaan barang yang terkait,
perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen,
pengeluaran periklanan, serta musim saat terjadi pembelian.
Menurut Rosyidi (2005, pp291-331), permintaan adalah keinginan yang disertai
dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan.
Permintaan di golongkan menjadi beberapa yaitu :
a. Permintaan dilihat dari daya beli konsumen, yaitu :
•
Permintaan efektif
Yaitu permintaan komsumen terhadap barang dan jasa yang disertai dengan daya
beli.
•
Permintaan absoulut
Yaitu permintaan yang tidak didukung oleh daya beli namun cuma oleh anganangan.
•
Permintaan potensial
Yaitu perminataan yang akan diwujudkan dengan sejumlah uang yang dimiliki.
b. Permintaan dari segi pendapatan
•
Permintaan konsumen
Yaitu permintaan seluruh anggota masyarkat akan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
•
Permintaan pengusaha
Yaitu permintaan akan faktor – faktor produksi untuk membuat barang atau jasa.
•
Permintaan pemerintah
Yaitu Permintaan oleh pemerintah untuk pengeluaran belanja pemerintah.
•
Permintaan luar negeri
Yaitu permintaan barang dan jasa yang datang dari luar negeri.
c. Permintaan dilihat dari jumlah pemintanya
•
Permintaan individu
Yaitu permintaan yang datang dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Permintaan individu ditentukan oleh hal – hal berikut :
¾ Harga
Harga merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam
membeli suatu produk. Jika harga produk itu semangkin meningkat maka
konsumen tersebut akan berusaha mengurangi pembelian produk.
¾ Pendapatan
Jika pendapatan meningkat biasanya permintaan juga meningkat, tapi
jika seseorang mempunyai pendapatan yang menurun atau bahkan
dikeluarkan dari pekerjaan dan tidak mempunyai pendapatan maka kita
akan mengurangi permintaan kita.
¾ Jika barang lain yang berkaitan
Jika barang lain yang berkaitan mengalami penurunan maka orang akan
memilih barang tersebut daripada barang yang akan dibeli. Sebagai
contoh harga teh mengalami penurunan maka orang akan memilih
membeli teh daripada membeli kopi yang biasa diminum.
¾ Selera
Selera mempengaruhi jumlah barang yang di minta konsumen (dengan
asumsi faktor lain konstan). Karena sulit dihitung dengan angka, kadang
– kadang dianggap konstan.
¾ Ekspelitasi
Ekspelitasi sangat berpengaruh pada niat seseorang untuk membeli suatu
barang atau jasa sebagai contoh adalah jika anda memperkirakan bahwa
harga suatu baju akan mengalami diskon besar-besaran pada akhir tahun
maka anda tidak berminat untuk membeli baju sekarang.
2.1.3.1. Hukum Permintaan
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu
barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah
harga suatu barang maka semangkin banyak permintaan tersebut. Sebaliknya, makin tinggi
harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hukum itu
berlaku bila keadaan lain cateris paribus atau tidak berubah (http://one.indoskripsi.com).
Hubungan yang erat antara harga dan jumlah barang yang diminta melahirkan
pengertian hukum permintaan, yang berbunyi : ”jumlah barang yang diminta selalu
berbanding terbalik dengan harganya”. Hukum permintaan berlaku apabila faktor-faktor lain
selain harga adalah adalah cateris paribus (tetap tidak berubah). Adapun faktor-faktor lain
yang membentuk keadaan ceteris paribus terutama adalah :
1. tingkat penghasilan para konsumen
2. Jumlah konsumen dipasar
3. Selera atau preferensi konsumen
4. Harga barang-barang lain yang berkaitan
5. Kegunaan barang
6. Motif pembelian tidak didasarkan atas prestise/harga diri.
Jadi hukum permintaan berlakunya tidak mutlak seperti dalam ilmu fisika melainkan
hanya merupakan tendens saja yaitu suatu kecendrungan yang hendak berjalan terus namun
belum dapat dipastikan kebenarannya.
Hukum permintaan ini dapat dibentuk dalam suatu tabel dan grafik. Suatu daftar
yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan dengan berbagai tingkat harga pada
suatu tempat dan waktu tertentu disebut skedul permintaan atau table permintaan.
Sedangkan suatu grafik yang menghubungkan antara jumlah permintaan dengan berbagai
tingkat harga dari harga tinggi sampai harga terendah disebut kurva permintaan
2.1.3.2. Fungsi Permintaan Pasar
Menurut Abimanyu (2004, p18), fungsi permintaan adalah daftar harga dan barang
yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada periode tertentu. Sedangkan permintaan
pasar menurut Rosyidi (2005, p306) adalah penjumlahan seluruh permintaan yang dihadapi
oleh semua perusahaan individul. Fungsi permintaan pasar untuk sebuah produk adalah
pernyataan hubungan antara jumlah agregat yang diminta dan semua faktor yang
mempengaruhi jumlah ini. Menurut Arsyad (2008, pp127-130), fungsi permintaan pasar akan
sebuah produk menunjukan hubungan antara jumlah produk yang diminta dengan semua
faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut.
Berdasarkan dari berbagai variabel penentu permintaan tersebut, variabel ini dapat
digolongkan menjadi (Arsyad, 2008, pp127-128) :
a. Variabel strategis
Yang termasuk variabel strategis adalah harga barang yang bersangkutan,
advertensi, kualitas dan desain barang, serta saluran distribusi barang.
Variabel strategis merupakan variabel yang dapat digunakan secara
langsung untuk mempengaruhi permintaan barang yang dihasilkan oleh
perusahaan. Variabel strategis ini disebut pula sebagai variabel yang dapat
dikendalikan langsung oleh perusahaan ( controllable variables ).
b. Variabel konsumen
Yang termasuk variabel konsumen adalah tingkat pendapatan, selera
konsumen, dan harapan konsumen terhadap harga di masa yang akan
datang.
c.
Variabel pesaing
Mencakup harga barang substitusi dan barang komplementer, advertensi
dan promosi barang lain, saluran distribusi barang lain, serta kualitas dan
desain barang lain.
d. Variabel lainnya
Yang termasuk dalam variabel lainnya adalah kebijakan pemerintah, jumlah
penduduk, dan cuaca.
2.1.3.3.
Perubahan Permintaan
Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan
oleh banyak faktor (http://one.indoskripsi.com). Di antara faktor-faktor tersebut yang
terpenting dalam perubahan permintaan adalah :
b. Harga barang itu sendiri
Jika barang tersebut mengalami kenaikan harga yang lebih dari setengah harga
yang semula maka konsumen akan melakukan pemikiran ulang untuk
mengkonsumsi barang tersebut.
c. Harga barang yang berkaitan
Kaitan suatu barang tertentu dengan barang lainnya bisa secara substitusi atau
komplomen. Contoh : Jika Pilot dapat digantikan dengan standler , maka bila
harga pilot mengalami kenaikan maka konsumen akan lebih memilih bolpoint
standler yang mempunyai harga tetap dan lebih murah.
d. Perubahan Selera
Perubahan selera sangat mempengaruhi terhadap keinginan konsumen untuk
membeli suatu barang. Pada tahun 1960-an orang sangat jarang bahkan
dikatakan tidak ada yang memakai mobil buatan jepang. Tetapi pada tahun
1970-an suasananya sudah berubah banyak sekali orang yang menggunakan
mobil buatan Jepang karena selera mereka telah berubah.
e. Pendapatan
Semakin menurun pendapatan seseorang maka semakin sedikit jumlah
permintaan. Sebagai contoh ketika pendapatan seorang konsumen naik dan
harga suatu barang tetap maka konsumen akan membeli barang dengan stok
jumlah yang semangkin banyak dari bisanya.
f. Jumlah Penduduk pertumbuhan penduduk
Jumlah pertumbuhan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan
pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh
perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang
yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat.
Pertambahan daya beli ini menambah permintaan.
2.1.3.4. Elastisitas Harga Dari Permintaan
Dalam konsep yang sederhana, elastisitas harga dari permintaan adalah persentase
perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga. Menurut Arsyad
( 2008, p135), elastisitas adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat
dari perubahan nilai salah satu variabel yang menentukan permintaan sebesar satu persen.
Elastisitas harga dari permintaan =
Hukum permintaan menyatakan bahwa harga dan kuantitas berbanding terbalik,
sehingga perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta akan berubah dalam arah
yang berlawanan. Artinya,dengan adanya perubahan harga suatu barang, dalam hal ini
kenaikan harga, semakin kurang elastisitas permintaan, semakin kecil perubahan jumlah
yang diminta.
Kategori elastisitas harga dari permintaan dibagi tiga kategori umum, yaitu
berdasarkan tingkat kepekaan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Jika
persentase perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga lebih kecil daripada
persentase perubahan harga, maka nilai elastisitasnya mempunyai nilai antara 0 dan -1,0,
dan kurva permintaan tersebut disebut inelastis, yang berarti bahwa jumlah yang diminta
relatif tidak peka terhadap perubahan harga. Jika persentase perubahan harga yang diminta
tepat sama dengan persentase perubahan harga, maka nilai elastisitas harganya adalah -1,0,
dan kurva permintaan tersebut dikatakan mempunyai elastisitas unit-elastis. Jika persentase
perubahan harga yang diminta melebihi persentase perubahan harga, maka nilai
elastisitasnya lebih negatif daripada -1,0 dan bagian kurva permintaannya dikatakan elastis
(McEachern, 2001, pp4-5).
Berdasarkan Rosyidi (2005, pp312-317), elastisitas permintaan suatu barang di
pengaruhi oleh 6 hal, yaitu :
a. Tersedianya barang pengganti (subtitutability)
Semakin banyak serta baik barang pengganti yang dimiliki oleh suatu barang
tertentu, semakin elastis permintaannya. Sebaliknya, semakin sedikit serta
buruk barang pengganti yang tersedia untuknya, semakin inelastislah
permintaannya.
b. Pentingnya bagi kehidupan
Semakin penting arti suatu barang bagi kehidupan manusia, semakin
inelastislah permintaannya. Sebaliknya, semakin tidak penting arti barang
tersebut bagi kehidupan manusia, semakin elastislah permintaannya. Barang
penting tentu orang tidak ingin meninggalkannya. Jika harganya naik, orang
akan berpikir untuk tetap membelinya. Demikianpun jika harganya turun,
orang tidak akan memborong dengan membelinya banyak-banyak sebab
biasanya kebutuhan orang akan barang perlu itu sudah tertentu jumlahnya.
Akibatnya, jumlahnya yang diminta tidak akan banyak terpengaruh oleh
perubahan harganya, naik maupun turun.
c.
Mahalnya, atau besarnya bagian dari pendapatan konsumen yang dipakai
untuk membeli suatu barang.
Semakin mahal harga suatu barang, semakin elastislah permintaanya.
Barang yang berharga murah lebih memudahkan konsumen membelinya.
Jika harganya naik, kenaikannya itu belum akan menggangu anggaran
konsumen secara siknifikan sehingga mereka akan tetap membelinya.
Sebaliknya, jika harganya turun, penurunannya itu pun juga tidak banyak
sehingga tidak akan secara signifikan menguntungkan anggaran konsumen.
Dengan demikian, mereka akan sedikit saja menambah pembelian mereka.
Dengan kata lain, permintaan akan barang yang murah harganya ini adalah
inelastis.
d. Serbagunanya
Semakin serba guna, semakin inelastislah permintaan, dan semakin sedikit
guna suatu barang semakin elastislah permintaan suatu barang.
e. Sifat tahan lamanya suatu barang
Semakin
tahan
lama
suatu
barang,
semakin
elastislah
permintaan
terhadapnya, dan demikian pula sebaliknya. Semakin tidak tahan lama suatu
barang, maka semakin inelastis pulalah permintaan terhadapnya.
f.
Waktu
Permintaan cenderung lebih inelastis atau tidak peka dalam jangka pendek
daripada dalam jangka panjang. Semakin banyak waktu yang dimiliki
konsumen untuk mereaksi perubahan harga, semakin elastislah permintaan
barang itu.
2.1.3.5. Permintaan dengan Elastisitas Tetap
Elastisitas harga mengukur kepekaan konsumen terhadap perubahan harga.
Kepekaan ini berubah sepanjang kurva permintaan linear kecuali jika kurva permintaannya
vertikal atau horizontal (McEachern, 2001, pp8-9)
1. Permintaan elastis sempurna
Merupakan garis horizontal yang mencerminkan bahwa setiap kenaikan harga
akan menurunkan jumlah barang yang diminta. Penurunan ini dapat mencapai
angka permintaan terendah, yaitu nol, dimana tidak ada barang yang diminta,
dengan elastisitasnya adalah minus tak terhingga. Disini terjadi penurunan
permintaan konsumen yang sangat drastis. Sebagai akibat adanya kenaikan
harga yang kecil saja, konsumen berubah dari meminta sebanyak yang tersedia
menjadi tidak meminta sama sekali. Konsumen sangat peka terhadap perubahan
harga, sehingga mereka sama sekali tidak dapat mentolerir perubahan harga
sedikitpun.
2. Permintaan inelastis sempurna
Merupakan garis vertikal yang mencerminkan bahwa perubahan harga tidak
mempengaruhi jumlah yang diminta, nilai elastisitasnya adalah nol. Disini
konsumen tidak mempermasalahkan berapapun harga barang yang akan dibeli,
kaena barang yang diminta merupakan barang kebutuhan yang tidak bisa
digantikan. Seperti yang dikatakan oleh Ben Franklin, ”Kebutuhan tidak dapat
digunakan untuk tawar-menawar.”
3. Permintaan unit-elastis
Ini merupakan jenis permintaan yang mempengaruhi kedua faktor, jika
perubahan harga terjadi, maka akan terjadi pula perubahan kuantitas barang
yang diminta dalam jumlah persentase yang sama, dengan elastisitas -1,0.
Karena persentase perubahan harga sejalan dengan persentase perubahan
jumlah barang yang diminta dalam arah yang berbeda, menyebabkan
penerimaan total, dalam hal ini keuntungan yang diterima, tidak akan berubah
pada semua kombinasi antara harga dan kuantitas suatu barang.
2.1.4 Penawaran
Adanya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan
transaksi dalam suatu pasar. Permintaan akan terjadi jika penjual dapat menyediakan
barang-barang yang diperlukan oleh konsumen. Pada awalnya, bila dagangan ingin laku
maka penjual harus benar-benar pintar dalam menawarkan barang dagangannya kepada
pembeli. Di sini jelas bahwa penawaran datang dari para penjual.
Penawaran merujuk pada jumlah suatu barang atau jasa yang rela dan mampu dijual
oleh pada pedagang dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi dan
faktor tertentu. Kondisi dan faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya (Abimanyu,
2004, pp23-24):
a. Harga jual barang tersebut
Makin tinggi harga jual, makin banyak barang yang ditawarkan. Hal tersebut
disebabkan karena :
™ Makin tinggi harga, makin tinggi profit yang tersedia bagi
perusahaan yang memproduksi dan menjual barang tersebut. Hal ini
akan mendorong perusahaan untuk memproduksi dan menjual lebih
banyak.
™ Kenaikan harga dan profit akan menarik perusahaan – perusahaan
baru untuk masuk ke pasar tersebut sehingga penawaran akan
meningkat.
b. Tingkat teknologi
Selain
harga,
ada
faktor
lain
yang
dianggap
penting
dan
dapat
mempengaruhi penawaran barang dan jasa di pasar adalah tingkat
teknologi. Makin tinggi teknologi, makin rendah biaya produksi perusahaan,
sehingga makin tinggi penawaran barang pada harga tertentu.
c.
Harga input
Perubahan
harga
input
yang
dipakai
dalam
proses
produksi
juga
berpengaruh terhadap penawaran barang pada harga tertentu. Pada harga
jual yang tetap, hal ini akan menurunkan penawaran barang. Sebaliknya,
penurunan harga input akan menurunkan biaya produksi dan menaikkan
penawaran barang.
d. Harga barang terkait
Harga barang terkait yang bersifat substitusi juga bisa mempengaruhi
jumlah barang yang ditawarkan. Misalnya, bila harga barang tempe naik,
sementara harga tahu tetap, produsen akan berhenti produksi dan ganti
produksi tempe. Akibatnya penawaran tempe akan naik atau penawaran
tahu akan turun.
e. Harapan akan kenaikkan harga di masa mendatang
Dari segi harapan akan kenaikan harga di masa mendatang, bila produsen
menganggap harga akan naik bulan depan, saat ini mereka akan
mengurangi penjualan sambil menunggu harganya membaik dan menambah
inventori.
Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan meningkat jika keuntungan yang
didapat dari masing-masing barang lebih besar dari pada biaya operasional dan jika
ketersediaan barang cukup banyak. Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan menurun
jika terjadi kelangkaan barang dan keuntungan yang didapat lebih kecil dari pada biaya
operasional yang dikeluarkan.
Diantara faktor yang mempengaruhi penawaran sebuah barang, harga barang itu
sendiri kemungkinan merupakan faktor terpenting. Harga yang lebih tinggi dengan
keuntungan yang meningkat menyebabkan para penjual meningkatkan jumlah penawaran
barang. Namun jika harga rendah dan keuntungan menurun, para penjual lebih cenderung
menahan barang yang dijual, sehingga penawaran akan barang menurun.
Selain itu, adanya barang dan jasa yang terkait juga mempengaruhi penawaran. Jika
tidak ada barang sejenis yang dijual, para penjual secara otomatis akan meningkatkan
penawaran barang yang dijual. Jika ada barang yang sejenis dan harganya lebih rendah dari
barang yang ditawarkan, para penjual akan beralih menawarkan barang yang harganya lebih
murah dan banyak diminta konsumen.
Penawaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu (http://one.indoskripsi.com):
a. Penawaran Individu
Penawaran Individu adalah penawaran yang dimiliki oleh seorang Penguasa
b. Penawaran besar/Kolektif
Penawaran yang terdapat pada pasar
2.1.4.1. Hukum Penawaran
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat
hubungan antara harga dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Dalam
hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya
tersebut jika barangnya itu mempunyai harga yang rendah dan jika dia juga mempunyai
harga barang yang tinggi.
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu
barang, semangkin banyak pula jumlah barang tersebut akan ditawarakan oleh para penjual.
Sebaliknya makin rendah harga barang maka akan semangkin sedikit jumlah barang tersebut
akan ditawarkan oleh para penjual (http://one.indoskripsi.com).
Hukum penawaran berlaku apabila faktor-faktor lain selain harga adalah cateris
paribus. Adapun faktor yang lain yang membentuk cateris paribus adalah :
a. tekhnologi yang digunakan adalah tetap
b. Penjual tidak memerlukan harga tunai
c.
Penjual tidak akan kuatir jika suatu saat harga barang akan turun
d. Jumlah pedagang dan produsen tetap
Hukum penawaran ini dapat digambarkan dalam table dan grafik. Suatu daftar
yang menunjukkan hubungan antar jumlah penawaran dengan berbagai tingkat harga pada
suatu tempat dan waktu tertentu disebut skedul penawaran atau table penawaran.
sedangkan suatu grafik yang menghubungkan antara jumlah penawaran dengan berbagai
tingkat harga dari harga terendah sampai dengan tertinggi disebut kurva penawaran.
2.1.4.2. Fungsi Penawaran Pasar
Fungsi penawaran pasar untuk sebuah produk adalah pernyataan hubungan antara
jumlah yang ditawarkan dan semua faktor yang mempengaruhi jumlah itu (Pappas dan
Hirschey, 1995).
2.1.4.3. Perubahan Penawaran
Keinginan penjual untuk menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga yang
ditentukan oleh berbagai faktor yaitu (http://one.indoskripsi.com):
a. Teknologi Produksi
Tekhnologi yang digunakan dalam produksi semula dimaksudkan agar terjadi
efisiensi dalam produksi. Artinya semangkin modern tekhnologi yang digunakan
baik kualitas maupun kuantitas produksi semangkin meningkat dengan biaya
produksi yang semangkin ditekan.
b. Harapan masa yang akan datang
Ketika produsen mempunyai pikiran bahwa barang yang diproduksinya mulai
langka maka tindakan produsen adalah menimbun barang tersebut sampai
pada suatu saat akan mendapatkan laba yang besar. Sebagai contoh penjual
minyak yang mulai merasa bahwa minyak merupakan hal yang langka jadi
banyak penjual yang menimbun minyak dan menjualnya dengan harga yang
mahal karena kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak. Tapi perbuatan
seperti ini dilarang karena sama dengan penimbunan barang yang nantinya
dapat merugikan masyarakat sekitar.
c.
Harga-harga faktor produksi
Biaya produksi menentukan harga pokok suatu barang, dengan demikian jika
biaya produksi berubah maka produsen akan mengurangi jumlah penawaran.
Tapi jika biaya produksi semangkin rendah maka banyak sekali jumlah barang
dan jasa yang akan ditawarkan oleh para penjual.
2.1.4.4. Penawaran Penjual versus Penawaran Perusahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang dipengaruhi juga oleh
penawaran penjual dan penawaran perusahaan, yang pada dasarnya didorong oleh
kepentingan masing-masing untuk memperoleh laba yang tinggi.
Pada suatu keadaan, jika semua perusahaan menghasilkan kualitas barang yang
sama, menggunakan metode produksi yang identik dan peralatan yang identik, memiliki
karyawan dengan kemampuan setara dan dibayar dengan gaji dan upah yang identik, dan
memiliki manajemen yang berketerampilan setara, maka penawaran yang dilakukan penjual
ke konsumen dan penawaran yang dilakukan perusahaan ke penjual akan memiliki hubungan
yang erat. Namun jika perusahaan dalam satu industri tertentu memiliki kualitas barang yang
berbeda, menerapkan metode produksi yang agak berbeda, menggunakan peralatan dengan
mutu yang berbeda, menggunakan tenaga kerja dengan berbagai keterampilan dan tingkat
kompetisi yang berbeda, maka penawaran yang dilakukan penjual ke konsumen dan yang
dilakukan produsen ke penjual akan sangat berbeda. Disini penjual akan menawarkan
barang-barang yang lebih menguntungkan dan berdaya jual tinggi.
2.1.5 Ekuilibrium Pasar
Menurut Kotler (2002, p97), pasar merupakan suatu perangkat pembeli aktual dan
potensial dari suatu barang atau jasa. Dimana dapat diartikan pula sebagai tempat
pertemuan antara pembeli dan penjual untuk menukarkan barang atau jasa mereka. Pasar
diasumsikan sebagai sejumlah pembeli yang ada atau potensial untuk suatu produk atau
produk dalam kategori tertentu. Sedangkan pasar potensial adalah pasar yang menunjukkan
konsumen dalam segmen lain yang mungkin menganggap suatu produk atau jasa dari
perusahaan tertentu atraktif, namun juga cukup berbeda dari pasar utama sehingga dapat
dianggap memiliki karateristik unik sekaligus karakteristik umum yang ada di pasar utama.
Sehingga dapat ditentukan pangsa pasar dari produk dalam suatu perusahaan. Pangsa pasar
adalah penjualan produk dari perusahaan sebagai persentase dari total penjualan seluruh
perusahaan dipasar produk tersebut.
Ekuilibrium Pasar mengintegrasikan konsep-konsep permintaan dan penawaran dan
menetapkan kerangka kerja untuk memahami bagaimana keduanya berinteraksi untuk
menentukan harga pasar dan jumlah semua barang dan jasa.
Ketika jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan untuk suatu barang berada
dalam keseimbangan sempurna disuatu harga tertentu yang relatif konstant, keadaan ini
disebut berada dalam ekuilibrium. Ekuilibrium stabil ketika faktor-faktor yang mendasari
kondisi permintaan dan penawaran tetap tidak berubah baik disaat ini maupun di masa
mendatang dapat diprediksikan.
2.1.5.1 Surplus dan Kekurangan
Surplus tercipta ketika para penjual menawarkan satu produk adalah jumlah yang
lebih banyak pada satu harga tertentu daripada yang ingin dibeli oleh para pembeli.
Sedangkan kekurangan tercipta ketika para pembeli meminta lebih banyak barang untuk satu
produk pada satu harga tertentu daripada yang ditawarkan oleh penjual ataupun yang
dimiliki penjual. Keadaan ini biasanya terjadi ketika harga naik atau ketika produsen
menurunkan jumlah produksi, yang akhirnya berakibat pada kelangkaan barang.
Surplus maupun kekurangan tidak akan terjadi ketika pasar berada dalam
ekuilibrium, dan kondisi harga, permintaan dan penawaran stabil. Namun surplus dan
kekurangan akan terjadi jika harga, permintaan dan penawaran berubah, situasi ini disebut
disekuilibrium pasar. Keduanya dapat mengakibatkan kekuatan pasar yang mengakibatkan
berubahnya harga yang dijual dan permintaan akan barang yang bersangkutan. Untuk
mencapai keadaan ekuilibrium, surplus akan menghasilkan tekanan kebawah baik pada
harga pasar maupun jumlah barang yang diproduksi. Kekurangan akan menyebabkan
tekanan ke atas baik pada harga pasar maupun jumlah barang yang diproduksi.
2.2
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapatlah
dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini, yang dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
Perubahan Kurs Dollar ( X1 )
Permintaan ( X2 )
Harga Beli ( Y )
Penawaran ( X3 )
Sumber : Diolah Penulis
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan gambar kerangka konseptual, dapat dijelaskan bahwa variabel harga beli
dipengaruhi oleh perubahan kurs dollar, permintaan dan penawaran. Dalam menentukan
suatu harga beli, suatu perusahaan akan melihat dari sisi perubahan kurs dollar, permintaan
konsumen dan penawaran distributor.
2.3
Hipotesis
•
H0 = Terdapat pengaruh antara kurs dollar, permintaan dan penawaran
terhadap harga
•
H1 = Tidak terdapat pengaruh antara kurs dollar, permintaan dan
penawaran terhadap harga
Download