2/2/PBI/2000 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN

advertisement
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN BANK INDONESIA
NOMOR : 2/2/PBI/2000
TENTANG
PENATAUSAHAAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH
UMUM
Dalam rangka menutup kekurangan Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara guna pembiayaan program pembangunan nasional pada umumnya, dan
pembiayaan penyertaan modal negara pada Bank Umum dalam rangka
pelaksanaan Program Restrukturisasi dan Penyehatan Perbankan Nasional pada
khususnya, Pemerintah menerbitkan Obligasi di dalam negeri.
Obligasi yang
diterbitkan tersebut adalah dalam denominasi mata uang Rupiah.
Mengingat bahwa perdagangan Obligasi mempunyai implikasi yang
sangat penting bagi pengembangan pasar keuangan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kebijakan moneter,
maka diperlukan
pengaturan perdagangan Obligasi yang efisien, transparan, likuid dan terpercaya.
Untuk mewujudkan perdagangan Obligasi yang efisien dan transparan diperlukan
suatu sistem penatausahaan Obligasi yang aman, handal dan tepat waktu. Selain
itu untuk menciptakan perdagangan Obligasi yang terpercaya, resiko kegagalan
pembayaran (settlement risk) dalam setiap transaksi Obligasi perlu dihindari.
Sehubungan …..
-2 -
Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah menunjuk Bank Indonesia
sebagai lembaga penyimpan, penyelenggara kliring dan penyelesaian transaksi,
serta pelaksana pembayaran. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, Bank
Indonesia perlu mengatur penatausahaan dan perdagangan Obligasi Pemerintah
dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
huruf a
Pengoperasian
BI-SKRIP
adalah
kegiatan
yang
terdiri
dari
pencatatan melalui BER sebagai Central Registry dan pengawasan
Sub-Registry.
huruf …..
-3 -
huruf b
Cukup jelas
huruf c
Cukup jelas
huruf d
Dalam hal terjadi perselisihan antara Sub-Registry dan nasabahnya
mengenai perbedaan pencatatan kepemilikan, maka data yang
tercatat pada Central Registry akan menjadi acuan.
huruf e
Bank Indonesia hanya melakukan pembayaran kupon dan pokok
Obligasi sepanjang tersedianya dana dalam rekening Pemerintah di
Bank Indonesia.
Bank Indonesia melakukan pembayaran kupon dan pokok Obligasi
kepada Bank Indonesia, Bank, Sub-Registry dan Market Maker
sedangkan pembayaran kupon dan pokok Obligasi kepada pemilik
Obligasi dilakukan oleh Sub-Registry.
huruf f
Cukup jelas
Pasal …..
-4 -
Pasal 5
Ayat (1)
huruf a
Cukup jelas
huruf b
Cukup jelas
huruf c
Informasi disampaikan melalui media elektronik antara lain
PIPU.
huruf d
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Obligasi tanpa warkat adalah obligasi yang diterbitkan tanpa
adanya fisik obligasi itu sendiri dan bukti kepemilikan bagi
pemegang obligasi hanya berupa pencatatan secara elektronis.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal …..
-5 -
Pasal 7
Ayat (1)
Hak kepemilikan Obligasi yang dicatat mencakup pula kepemilikan
Obligasi
yang
disebabkan
perpindahan
kepemilikan
karena
transaksi outright dan transaksi repo. Termasuk dalam kepemilikan
adalah yang disebabkan karena pembelian di pasar primer dan
pengalihan karena hibah serta warisan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Pencatatan kepemilikan yang sah adalah yang dihasilkan pada akhir
hari kerja pada saat penutupan BI-SKRIP.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pihak-pihak yang memiliki rekening Obligasi pada Central
Registry antara lain Bank Indonesia, Bank, Sub-Registry, Market
Maker dan pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
Bank …..
-6 -
Bank dan Market Maker hanya dapat mempergunakan rekening
obligasi
dalam rangka penyelesaian transaksi melalui Central
Registry untuk kepentingan diri sendiri.
Ayat (3)
huruf a
Peserta BER adalah Bank Indonesia, Bank, Sub-Registry,
Market Maker dan pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.
huruf b
Seluruh kepemilikan Obligasi yang dicatat dalam BER oleh
Central Registry untuk masing-masing Sub-Registry hanya
merupakan pencatatan posisi kepemilikan.
huruf c
Penunjukan dapat dilakukan setelah kriteria persyaratan
peserta lelang disusun oleh Bank Indonesia.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat …..
-7 -
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Sub-Registry hanya dapat melakukan pencatatan kepemilikan dan
setelmen pada rekening Obligasi untuk kepentingan pemilik
Obligasi yang menjadi nasabahnya.
Sub-Registry tidak berhak atas kepemilikan Obligasi yang tercatat
pada Sub-Registry.
Sub-Registry hanya bertindak sesuai dengan ketentuan dan
persetujuan dari pemilik Obligasi.
Ayat (4)
Transaksi Obligasi yang dilakukan oleh Bank dan Market Maker
untuk kepentingan nasabahnya harus diselesaikan melalui SubRegistry.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan pemegang saham adalah pemegang saham
baik perorangan maupun perusahaan/badan yang memiliki saham
10% (sepuluh perseratus) atau lebih dari modal disetor.
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat …..
-8 -
Ayat (7)
Sub-Registry wajib mengumumkan fee yang dikenakannya secara
terbuka.
Pasal 10
Ayat (1)
Prinsip DVP adalah cara penyelesaian transaksi dimana transaksi
hanya diselesaikan apabila surat berharga dan dana tersedia pada
saat bersamaan masing-masing dengan jumlah yang sama.
Ayat (2)
Free transfer adalah cara penyelesaian transaksi yang dilakukan
tanpa pergerakan dana, misalnya hibah, warisan, dan pembayaran
yang dilakukan di luar BI-SKRIP.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat …..
-9 -
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
SKSD berisi jumlah yang diagunkan, jangka waktu pengagunan,
pihak yang mengagunkan dan pihak yang menerima Obligasi
sebagai agunan.
Ayat (8)
Cukup jelas
Pasal 12
Ayat (1)
KPS akan diterbitkan setiap terjadi perubahan kepemilikan dan
setiap akhir bulan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat …..
- 10 -
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Koreksi terhadap perbedan pencatatan antara Sub-Registry dengan
nasabahnya dilakukan dengan mengacu pada data kepemilikan
pada Central Registry dan hasil penyidikan terhadap kebenaran
transaksi yang mendasari pencatatan kepemilikan dimaksud.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Ketentuan dan persyaratan yang dimaksud meliputi:
a. pihak yang berhak atas kupon;
b. Batasan waktu pihak yang tercatat sebagai penerima kupon;
c. tanggal pembayaran;
d. jumlah kupon.
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat …..
- 11 -
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Sistem netting adalah penyelesaian transaksi berdasarkan jumlah
keseluruhan transaksi yang terjadi setelah diperhitungkan dengan
tagihan dan kewajiban.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan novasi dan substitusi yaitu pembuatan
kontrak baru yang memuat selisih antara kewajiban untuk
membayar atau hak menerima pembayaran yang diatur pada
beberapa kontrak yang dibuat sebelumnya.
Ayat…..
Pasal 16
- 12 -
Ayat (1)
Pihak-pihak bukan Bank adalah Sub-Registry bukan Bank, Central
Registry bukan Bank dan pihak-pihak lain bukan Bank yang
ditunjuk oleh Bank Indonesia.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Over the counter adalah transaksi yang dilakukan melalui telepon
atau jaringan komputer dealer di luar bursa.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Market Maker hanya dapat melakukan transaksi untuk kepentingan
sendiri.
Ayat…..
Ayat (2)
- 13 -
Yang dimaksud dengan kuotasi harga dua arah atas Obligasi adalah kuotasi
harga jual dan harga beli untuk jumlah minimum tertentu.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Short selling adalah kegiatan penjualan Obligasi di pasar sekunder
melebihi Obligasi yang dimiliki oleh Market Maker.
Ayat (5)
Posisi short selling dapat ditutup dengan cara meminjam Obligasi
untuk jangka waktu satu hari atau lebih.
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat…..
Ayat (3)
- 14 -
Laporan yang berkaitan dengan penatausahaan dan perdagangan Obligasi
digunakan dalam rangka penyusunan statistik dan penyediaan informasi pasar
yang berkaitan dengan Obligasi.
Pasal 21
Ayat (1)
Bank Indonesia tidak berkewajiban memberi penjelasan atas
pengenaan sanksi, penghentian sementara dan pencabutan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
3922
DPM
Download