7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada saat ini, sistem

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada saat ini, sistem basis data sangat dibutuhkan dalam pengembangan
teknologi informasi. Dengan sistem basis data, setiap perusahaan dapat menyimpan
dan menstrukturkan data mereka dalam bentuk elektronik yang tersimpan di
computer. Pada topik ini, digunakan sistem basis data agar memudahkan PT. Gloria
Cipta Karya mencari produk-produk mereka dan juga membantu karyawan dalam
melakukan input penjualan dan pembelian barang.
2.1 Hal-Hal yang Berhubungan dengan Basis Data
Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan basis data akan diuriakan
secara ringkas antara lain: data, entitas (entity), basis data (database), sistem basis
data (database system), sistem manajemen basis data (Database Management
System, DBMS), keuntungan dan kerugian DBMS, daur hidup basis data (Database
Life Cycle, DBLC), normalisasi, IMK.
2.1.1 Pengertian Data
Data adalah jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia
dengan komponen mesin (Connoloy and Begg,2010,p36).
Menurut O’Brien (2005,p38) data merupakan suatu fakta atau hasil dari
observasi,yang biasanya berisi fenomena fisik yang merupakan sebuah pengukuran
terhadap atribut suatu entitas.
2.1.2 Pengertian Entitas
Menurut Connolly (2010, p372), entity types adalah sekelompok obyek
dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan memiliki keberadaan
yang bebas.
Menurut Whitten (2004, p295), entity adalah kelompok orang, tempat, benda,
peristiwa, atau konsep tentang apa yang kita butuhkan untuk menangkap dan
menyimpan data.
7
8
2.1.3 Pengertian Basis Data
Menurut Menurut Connolly (2010, p65), basis data adalah sekumpulan data
yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara logikal dan suatu deskripsi
data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
Menurut W.H. Inmon (2005, p493), Database adalah sebuah koleksi data
yang saling berelasi pada data yang telah disimpan (sering dikendalikan dengan
redudansi yang terbatas) berdasarkan skema yang ada. Database bisa digunakan
sebagai aplikasi tunggal maupun ganda.
2.1.4 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Connolly-Begg (2010, p54), sistem basis data adalah kumpulan dari
program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama dengan Database
Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri. Sehingga basis data
merupakan gabungan dari beberapa aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan
mengubah data sesuai dengan kebutuhan.
2.1.5 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly (2010, p66), Database Management System (DBMS)
adalah suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan,
membuat, merawat, dan mengontrol akses ke dalam basis data. Fasilitas yang
disediakan oleh DBMS, yaitu :
1.
Data Definition Language (DDL)
Menurut
Connolly
(2010,
p92),
DDL adalah
bahasa
pemrograman yang mengijinkan Database Administrator (DBA) atau
user untuk menggambarkan nama dari entitas, atribut, serta
hubungan-hubungan yang diperlukan pada aplikasi, bersamaan
dengan asosiasi integritas dan keamanan data.
2.
Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly (2010, p92), DML adalah bahasa
pemrograman yang menyediakan fasilitas untuk menyokong operasi
manipulasi basis data yang disimpan dalam basis data.
Operasi manipulasi data biasanya meliputi hal-hal berikut :
9
1.
Penginputan data baru kedalam basis data
2.
Modifikasi data baru yang disimpan dalam basis data
3.
Pengambilan data simpanan dari basis data
4.
Penghapusan data yang ada di dalam basis data
DML memungkinkan pemakai memasukkan, memperbaharui,
menghapus, mengirim dan mengambil data dari basis data. Contohnya
insert, update, delete, dan select.
2.1.5.1 Komponen DBMS
Komponen DBMS dibagi menjadi lima jenis menurut Connolly (2010, p69-p71),
yaitu :
1.
Hardware
Dalam menjalankan DBMS dan aplikasi, hardware merupakan
komponen yang paling penting yang berupa komputer, notebook,
mainframe, atau komputer jaringan yang berupa server.
2.
Software
Dalam menjalankan DBMS, software merupakan program
penggerak atau aplikasi yang akan dijalankan.
3.
Data
Merupakan komponen terpenting dalam DBMS karena data
merupakan penghubung komputer dengan manusia.
4.
Procedures
Merupakan
instruksi
dan
aturan
yang
menentukan
perancangan dan penggunaan basis data dimana pengguna sistem dan
pengelolaan basis data memerlukan dokumentasi untuk menjalankan
dan menggunakan sistem.
5.
People
Merupakan komponen terakhir yang juga berperan penting
dalam merancang sampai dengan menggunakan DBMS tersebut.
10
2.1.5.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Berikut ini akan di bahas mengenai keuntungan dan kerugian dari DBMS:
1. Keuntungan DBMS:
2.
1.
Kontrol atas redudansi atau perulangan data.
2.
Konsistensi data.
3.
Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih banyak.
4.
Data dapat dibagikan.
5.
Meningkatkan integritas dan keamanan data.
Kerugian dari DBMS:
1.
Kompleksitas.
2.
Ukuran.
3.
Biaya dari penggunaan DBMS.
4.
Biaya penambahan perangkat keras.
5.
Biaya pelatihan, staff spesialis.
2.1.6 Database Aplication Lifecycle
Menurut Connolly-Begg (2010, p312), sistem basis data merupakan
komponen dasar dari sistem informasi, dimana pengembangan dan penggunaannya
harus dilihat dari perspektif kebutuhan yang lebih luas dari perusahaan.
2.1.7 Tahapan Database Aplication Lifecycle
Terdapat 11 tahapan dalam siklus aplikasi basis data yang meliputi:
2.1.7.1 Perancanaan Basis data (Database Planning)
Menurut Connolly-Begg (2010, p313), perencanaan basis data adalah
aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan aplikasi basis data untuk
direalisasikan secara efisien dan efektif. Perencanaan basis data harus terintegrasi
dengan keseluruhan strategi sistem informasi dalam organisasi.
Ada tiga isu utama yang terlibat dalam merumuskan sebuah strategi sistem
informasi, yaitu:
1.
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan termasuk sistem informasi
11
yang di butuhkan,
2.
Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki,
3.
Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang mungkin dapat
memberikan keuntungan yang kompetitif.
Menurut Connolly-Begg (2010, p313-315), tahapan dalam perencanaan basis
data harus menjelaskan:
1.
Mission statement dari proyek basis data
Menjelaskan tujuan utama aplikasi basis data, juga membantu
menjelaskan tujuan proyek basis data, dan menyediakan maksud yan
lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis data secara efektif dan
efisien.
2.
Mission objectives
Selain merumuskan tujuan dari sebuah proyek
basis data,
harus diperhatikan juga mengenai tugas apa saja yang harus didukung
oleh basis data tersebut. Setiap mission objective akan menjelaskan
tugas tertentu yang harus didukung oleh basis data dengan asumsi jika
basis data mendukung mission obejctive, maka mission statementnya
juga akan sesuai.
Di dalam perencanaan basis data juga meliputi perkembangan
standar yang akan menentukan bagaimana suatu data akan
dikumpulkan, bagaimana format yang harus ditetapkan, lalu
dokumentasi apa saja yang akan dibutuhkan, serta bagaimana desain
dan implementasi harus dikerjakan nantinya.
12
Gambar 2.1 Siklus Sistem Basis Data
13
2.1.7.2 Definisi Sistem (System Definition)
Menurut Connolly-Begg (2010, p316), definisi sistem mendeskripsikan
cakupan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan dari user view. Hal ini sangat
penting di lakukan dalam proses perancangan basis data agar lebih terfokus pada
proyek basis data yang akan di buat, serta bagaimana sistem tersebut akan
berhubungan dengan bagian sistem informasi pada organisasi lain. Selain itu batasan
sistem tidak hanya sesuai dengan bidang dan batasan aplikasi basis data serta
pandangan pengguna yang telah ada pada saat ini saja, namun harus sesuai juga
dengan kebutuhan pada masa yang akan datang.
Suatu aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user view. Identifikasi
user view adalah aspek penting dalam pengembangan aplikasi basis data karena
membantu menjamin tidak ada pengguna utama dari suatu basis data yang terlupakan
ketika membangun kebutuhan-kebutuhan untuk aplikasi yang baru. User view juga
membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang kompleks dimana
memungkinkan kebutuhan-kebutuhan di pecah menjadi bagian-bagian yang lebih
mudah untuk diatur.
2.1.7.3 Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirement Collection and
Analysis)
Menurut
Connolly-Begg
(2010,
p316),
pada
proses
ini dilakukan
pengumpulan dan penganalisaan informasi mengenai bagian dari perusahaan yang
didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengguna untuk sistem yang baru.
Beberapa teknik atau cara mendapatkan informasi adalah dengan teknik
metode fact finding. Fact finding adalah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan. Informasi yang di kumpulkan dari setiap user view yang
14
penting, yaitu:
1.
Deskripsi dari data yang digunakan atau di hasilkan
2.
Rincian mengenai bagaimana data digunakan atau di hasilkan
3.
Tambahan kebutuhan untuk aplikasi basis data yang baru
Terdapat 3 (tiga) pendekatan utama untuk pengaturan kebutuhan aplikasi basis data
dengan multiple user view menurut Connolly-Begg (2010, p318), yaitu :
1.
Pendekatan Centralized
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view digabung dalam
suatu kumpulan kebutuhan tunggal untuk aplikasi basis data baru.
2.
Pendekatan View Integration
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view digunakan untuk
membangun model data terpisah untuk merepresentasikan pengguna
itu sendiri. Hasil dari model data akan digabung pada tahap
perancangan basis data.
3.
Kombinasi antara Centralized dan View Integration
Ada banyak cara untuk mengumpulkan informasi pada suatu
proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik seperti wawancara
atau kuesioner untuk mengumpulkan fakta-fakta tentang sistem dan
kebutuhan-kebutuhannya yang dinamakan fact finding.
2.1.7.4 Desain Basis Data (Database Design)
Menurut Connolly-Begg (2010, p320), perancangan basis data merupakan
proses menciptakan basis data yang mendukung operasi-operasi atau tujuan-tujuan
untuk perusahaan.
Pendekatan dalam perancangan basis data, antara lain :
1.
Buttom-Up
Menurut Connolly-Begg (2010, p321), pendekatan ini dimulai
dari atribut dasar, dengan menganalisis hubungan antara atribut, yang
15
di kelompokkan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe
entity dan relationship antara entity-entity dan relationship.
2.
Top-Down
Menurut Connolly-Begg (2010,p321), pendekatan ini dimulai
dari pengembangan model data yang berisi beberapa entity dan
relationship tingkat tinggi dan kemudian menggunakan pendekatan
top-down secara berurut untuk mengidentifikasikan entity tingkat
rendah, relationship, dan atribut-atribut yang berhubungan.
3.
Inside-Out
Menurut Connolly-Begg (2010, p321), pendekatan ini
berhubungan dengan pendekatan buttom-up, perbedaannya adalah
pendekatan ini mengidentifikasikan sekumpulan entity utama dan
kemudian menyebar ke entity-entity yang lain, relationshiprelationship, dan atribut-atribut yang berkaitan dengan hal-hal yang
sudah diidentifikasikan sebelumnya.
4.
Mixed Strategy
Pendekatan ini menggunakan pendekatan buttom-up dan topdown untuk bagian model yang berbeda sebelum akhirnya
menggabungkan semua bagian.
Menurut Connolly-Begg (2010, p322), terdapat tiga tahapan atau fase utama
dalam perancangan basis data, yaitu :
1.
Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly-Begg (2010, p322), ini adalah proses
membangun sebuah model informasi yang digunakan di perusahaan,
yang
terlepas
dari
semua
pertimbangan-pertimbangan
fisik.
Pertimbangan fisik yang dimaksud yaitu, meliputi DBMS yang akan
digunakan
program
aplikasi,
bahasa
pemrograman,
platform
perangkat keras serta pertimbangan fisik lainnya.
Langkah-langkah perancangan basis data konseptual adalah
sebagai berikut:
16
1.
Mengidentifikasi tipe entiti
Tujuan langkah ini adalah untuk mengidentifikasi tipetipe entity yang dibutuhkan.
2.
Mengidentifikasi tipe relasi
Tujuan langkah ini adalah mengidentifikasi relasi-relasi
penting yang terjadi antar entity.
3.
Mengidentifikasi dan asosiasikan atribut dengan tipe entity dan
relasi
Tujuan langkah ini adalah mengasosiasikan atributatribut dengan entity atau relasi yang sesuai.
4.
Tentukan domain atribut
Tujuan langkah ini adalah menentukan domain untuk
atribut-atribut dalam model data konseptual lokal. Yang
dimaksud domain adalah sekumpulan nilai-nilai dimana suatu
atribut mendapatkan nilainya.
5.
Tentukan atribut-atribut candidate key, primary key dan
alternate key
Tujuan langkah ini mengidentifikasi candidate key untuk
setiap tipe entity, dan jika terdapat lebih dari satu candidate
key, untuk memilih salah satu menjadi primary key dan yang
lainnya menjadi alternate key.
1. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan
tingkat lanjut (langkah opsional)
Tujuan
langkah
ini
mempertimbangkan
penggunaan
konsep-konsep tingkat lanjut. Seperti specialization atau
generalization, aggregation ataupun compotition.
a. Specialization adalah proses memaksimalkan
perbedaan
antara
anggota-anggota
entitas
dengan mengidentifikasi karakteristik yang
17
membedakan masing-masing entitas.
b. Generalization adalah proses meminimalkan
perbedaan
antara
entitas
dengan
mengidentifikasi karakteristik yang sama dari
masing-masing entitas.
c. Aggregation adalah merepresentasikan sebuah
relasi ‘has – a’ atau ‘is part of’ antara entity
types dimana satu adalah sebagai ‘whole’ dan
yang lainnya sebagai ‘part’.
d. Composition adalah sebuah bentuk spesifik dari
aggregation yang merepresentasikan sebuah
asosiasi antara entitas dimana ada kepemilikan
kuat dan kesamaan lifetime antara ‘whole’ dan
‘part’.
2. Memeriksa redudansi pada model
Tujuan pada tahap ini adalah memeriksa ada atau tidaknya
redudansi pada model.
3. Validasi model pada transaksi pengguna
Tujuan pada tahap ini adalah memastikan bahwa pada
model konseptual mendukung terhadap transaksi yang
dibutuhkan.
4. Review model data konseptual dengan pengguna
Tujuannya untuk mereview model data konseptual dengan
user untuk memastikan mereka bahwa
model tersebut
18
sebagai representasi yang benar dari kebutuhan organisasi
yang sesuai.
2.
Perancangan Basis data Logikal
Menurut Connolly-Begg (2010, p323), proses membangun
model informasi yang digunakan di perusahaan berdasarkan sebuah
model data spesifik, tetapi terlepas dari DBMS dan pertimbangan fisik
lain.
Langkah-langkah perancangan basis data logikal adalah
sebagai berikut:
1.
Menurunkan relasi untuk model data logikal
2.
Membuat
relasi
untuk
model
data
logikal
guna
merepresentasikan entiti, relasi, dan atribut yang telah
diidentifikasi.
3.
Memvalidasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Tujuannya adalah untuk memvalidasi relasi-relasi di
dalam model data logikal dengan menggunakan normalisasi.
4.
Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa relasi yang
ada di dalam model data logikal dapat mendukung transaksi
yang dibutuhkan.
5.
Memeriksa batasan-batasan integritas
Tujuannya adalah untuk memeriksa batasan-batasan
integritas yang direpresentasikan dalam model data logikal.
6.
Review model data logikal dengan pengguna
Tujuannya adalah untuk mereview model data logikal
dengan pengguna untuk memastikan bahwa data model
tersebut mempertimbangkan representasi kebutuhan data
organisasi yang sesuai.
19
7.
Menggabungkan model data logikal menjadi model global
(langkah opsional)
Tujuannya adalah menggabungkan model data logikal
lokal ke dalam model data logikal global tunggal yang
merepresentasikan semua pandangan pengguna terhadap
database.
8.
Memeriksa untuk perkembangan yang akan datang
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ada
perubahan besar yang dapat diduga pada masa yang akan
datang dan memperkirakan apakah model data logikal dapat
mengakomodasi perubahan-perubahan tersebut.
3.
Perancangan Basis data Fisikal
Menurut Connolly-Begg (2010, p324), Perancangan basis data
fisikal
adalah
proses
untuk
menghasilkan
penjelasan
dari
pengimplementasian suatu basis data pada media penyimpanan kedua.
Langkah-langkah perancangan basis data fisikal adalah
sebagai berikut:
1.
Menterjemahkan model data logikal terhadap DBMS yang
telah di tentukan.
1. Merancang relasi dasar
Menentukan bagaimana relasi dasar (base relation) akan
direpresentasikan dalam model data logikal pada DBMS
yang telah ditentukan.
2. Merancang representasi dari data yang telah didapat
Menentukan bagaimana merepsentasikan data yang terdapat
pada model data logikal ke dalam DBMS yang telah
ditentukan.
20
3. Merancang batasan-batasan umum
Tujuannya adalah merancang batasan umum bagi DBMS
yang akan dipakai.
2.
Merancang file organizations dan indexes
1. Menganalisa transaksi
Memahami fungsinalitas transaksi yang akan berjalan
didalam basis data serta menganalisa transaksi yang
penting.
2. Memilih file organizations
Untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap
base relation.
3. Memilih indexes
Untuk menentukan apakah penggunaan indeks akan dapat
meningkatkan kinerja sistem.
Ada tiga jenis index, yaitu:
a. Primary index
Adalah pengindeksan di lakukan pada kolom kunci
(key
field),
yang
diurutkan
terlebih
dahulu
secara
sekuensial.
b. Clustering index
Adalah pengindeksan dilakukan pada kolom bukan
kunci (non-key field), yang sudah diurutkan terlebih dahulu
secara sekuensial.
21
c. Secondary index
Adalah pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang
tidak terurut di dalam file data.
4. Memperkirakan kebutuhan untuk ruang penyimpanan
Memperkirakan besarnya kapasitas ruang penyimpanan
yang akan dibutuhkan untuk mendukung implementasi
basis data pada tempat penyimpanan kedua. Hal ini penting
dan sangat tergantung pada target DBMS dan perangkat
keras yang akan digunakan.
5. Merancang user views
Tujuannya untuk merancang user views yang diidentifikasi
pada tahap pengumpulan kebutuhan dan analisa pada daur
hidup aplikasi basis data relasional.
6. Merancang mekanisme keamanan
Tujuannya untuk merancang mekanisme keamanan pada
basis data seperti yang dispesifikasikan pengguna pada
tahap
pengumpulan
kebutuhan
dan
daur
hidup
pengembangan basis data.
7. Mempertimbangkan
pengenalan
dari
redudansi
penggunaan
redudansi
terkontrol
Menentukan
apakah
secara
terkontrol akan dapat meningkatkan performa sistem.
8. Memonitor dan memelihara sistem operasi
Mengawasi
performance
sistem
sistem
operasional
guna
dan
meningkatkan
memperbaiki
rancangan-
22
rancangan yang kurang sesuai atau sebagai refleksi adanya
perubahan kebutuhan.
2.1.7.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Menurut Connolly-Begg (2010, p325), pemilihan DBMS adalah pemilihan
yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data.
Langkah-langkah untuk memilih DBMS:
1.
Menentukan istilah referensi studi
Adalah istilah studi untuk pemilihan DBMS sudah di tetapkan
penetapan objektif dan ruang lingkup studi, dan tugas-tugas yang
harus dilakukan.
2.
Membuat daftar sementara dua atau tiga produk
Adalah kriteria yang di pertimbangkan untuk menjadi kritis agar
implementasi dapat berjalan lancar dan dapat digunakan untuk
membuat daftar awal persiapan produk DBMS untuk evaluasi.
3.
Mengevaluasi produk
Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi produk
DBMS
4.
Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
Ini adalah langkah
terakhir dari pemilihan
DBMS dengan
mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam
penemuan dan rekomendasi atas produk DBMS tertentu.
2.1.7.6 Perancangan Aplikasi (Aplication Design)
Menurut Connolly-Begg (2010, p329), adalah perancangan aplikasi
perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan
memperoses basis data.
23
Terdapat 2 aspek penting dalam perancangan aplikasi, yaitu :
1.
Perancangan Transaksi
Menurut Connolly-Begg (2010, p330), transaksi adalah
sekumpulan aksi yang dibawa pengguna atau program aplikasi yang
mengakses atau mengubah isi basis data.
Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk menetapkan,
mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik transaksi
tingkat tinggi yang di butuhkan pada basis data, yaitu meliputi:
1.
Data yang digunakan oleh transaksi
2.
Karakteristik fungsional transaksi
3.
Output dari transaksi
4.
Kepentingan pengguna
5.
Nilai yang di harapkan dari pengguna
Perancangan ini harus dilakukan lebih awal dalam proses
perancangan
untuk
memastikan
bahwa
basis
data
yang
diimplementasikan mendukung semua transaksi yang dibutuhkan.
Menurut Connolly-Begg (2010, p330-331), selain itu terdapat
tiga jenis transaksi utama, yaitu:
1.
Retrieval Transactions
Digunakan untuk mendapatkan kembali
data untuk
ditampilkan didalam layar atau dalam laporan produksi.
2.
Update Transactions
Digunakan untuk menambah data, menghapus data lama,
atau memodifikasikan data yang ada dalam basis data.
3.
Mixed Transactions
Melibatkan
retrieval
(pemanggilan)
dan
(perubahan) data atau kombinasi antara keduanya.
2.
Perancangan Antarmuka Pengguna
update
24
Sebelum mengimplementasi sebuah form atau laporan, ada
baiknya merancangan tampilan (layout) terlebih dahulu.
Menurut Connolly-Begg (2010, p331), elemen-elemen dalam
merancang suatu antarmuka pengguna antara lain:
1.
Penetapan judul yang bermakna
2.
Instruksi-instruksi yang dapat dipahami
3.
Pengelompokan logika dan pengurutan field
4.
Bentuk form yang menarik secara visual
5.
Judul kolom yang dikenal
6.
Penggunaan istilah dan singkatan yang konsisten
7.
Penggunaan warna yang konsisten
8.
Ruang dan batasan yang terlihat untuk menginput kolom
9.
Pergerakan kursor yang mudah
10.
Perbaikan kesalahan untuk satu huruf dan semua kolom
11.
Menampilkan pesan kesalahan terhadap nilai yang tidak sesuai
12.
Pemberian tanda terhadap kolom yang berupa pilihan
13.
Pesan-pesan yang bersifat penjelasan untuk suatu kolom
14.
Pembaruan tanda penyelesaian
2.1.7.7 Prototyping (Optional)
Adalah pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis data. Suatu prototipe
adalah model yang bekerja yang tidak mempunyai semua fitur-fitur yang diperlukan
atau menyediakan semua fitur-fitur yang diperlukan atau menyediakan semua
fungsionalitas dari sistem terakhir.
Tujuan utama dari dibuatnya prototipe adalah untuk memungkinkan
pengguna menggunakan prototipe tersebut untuk menentukan fitur-fitur dari sistem
yang bekerja dengan baik, dan untuk mengusulkan peningkatan fitur-fitur baru pada
aplikasi basis data.
25
Menurut Connolly-Begg (2010, p333), adalah pembangunan model kerja
aplikasi basis data. Terdapat dua strategi prototipe yang biasa digunakan, yaitu:
1.
Requirement prototyping menggunakan prototipe untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan aplikasi basis data dan jika
kebutuhan-kebutuhan sudah dilengkapi maka prototipe tidak dipakai
lagi atau dibuang.
2.
Evolutionary prototyping digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi
perbedaannya requirements prototyping adalah prototipe tidak
dibuang tetapi dengan perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi
kerja basis data.
2.1.7.8 Implementasi (Implementation)
Adalah realisasi fisik dari perancangan basis data dan aplikasi. Implementasi
basis data dapat dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari
DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI), dimana menyediakan
fungsionalitas yang sama ketika menyembunyikan pernyataan DDL tingkat rendah.
Pernyataan DDL tersebut digunakan untuk membuat struktur basis data dan file
basis data kosong.
Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis data, dimana
diimplementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML) dari
DBMS sasaran, yang mungkin disimpan dalam sekumpulan bahasa pemrograman.
2.1.7.9 Pengubahan dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading)
Perubahan dan pengambilan data adalah memindahkan semua data yang ada
kedalam basis data yang baru dan mengubah semua aplikasi yang ada untuk
digunakan pada basis data yang baru.
2.1.7.10 Uji Coba (Testing)
Menurut Connolly-Begg (2010, p334), adalah proses mengeksekusi programprogram dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
2.1.7.11 Perawatan Operasional (Operational Maintenance)
Menurut Connolly-Begg (2010, p335), adalah proses mengawasi dan
memelihara sistem yang meliputi aktivitas mengawasi performance dari sistem dan
26
memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data. Pada langkah sebelumnya
aplikasi basis data telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya.
Sekarang sistem memasuki langkah pemeliharaan yang melibatkan aktifitasaktifitas berikut:
1.
Mengawasi kinerja sistem
2.
Mempertahankan dan meng-upgrade aplikasi basis data.
2.1.8 Normalisasi
Menurut Connolly (2010, p428), normalisasi merupakan suatu teknik untuk
menghasilkan sekumpulan hubungan dengan properti yang diinginkan, yang
memberikan kebutuhan data terhadap suatu perusahaan.
Proses normalisasi merupakan metode formal untuk mengidentifikasi relasi
berdasarkan primary key atau candidate key dan ketergantungan fungsional di
antara atribut-atributnya.
Bentuk- bentuk dalam normalisasi:
1.
Bentuk tidak normal (UNF)
Menurut Connolly (2010, p430), unnormalized form (UNF)
merupakan sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating
group.
2.
Bentuk normal pertama (1NF)
Menurut Connolly (2010, p430), First Normal Form (1NF)
merupakan sebuah relasi dimana setiap potongan baris dan kolom
mengandung satu dan mungkin hanya satu nilai, dan proses untuk
mengubah tabel UNF ke dalam First Normal Form (1NF) adalah
dengan cara harus diidentifikasi dan menghilangkan bagian yang
mengandung repeating group.
3.
Bentuk normal kedua (2NF)
Menurut Connolly (2010, p430), Second Normal Form (2NF)
dapat dihasilkan dengan cara melihat apakah ada atribut yang bukan
merupakan primary key dapat merupakan fungsi dari sebagian
primary key (partial dependence). Dalam bentuk normal kedua setiap
27
atribut yang yang bergantung secara parsial harus dipisahkan. Bentuk
normal akan diperoleh bila setiap atribut yang bukan merupakan
primary key dari suatu tabel secara penuh yang merupakan functional
dependence dari primary key itu.
4.
Bentuk normal ketiga (3NF)
Menurut Connolly (2010, p430) didalam Third Normal Form
(3NF) akan secara langsung dilakukan pengujian dengan cara melihat
apakah terdapat atribut bukan key yang bergantung fungsional
terhadap atribut yang bukan key yang lain atau disebut (transitive
dependence). Dengan cara yang sama, maka setiap transitive
dependence harus dipisahkan. Third Normal Form (3NF) dapat
dikatakan sudah normal apabila anomali yang ada didalamnya sudah
tidak ada, pada kasus tertentu normalisasi dilakukan sampai BCNF.
2.2 Hal-Hal Khusus yang Berhubungan dengan Topik Skripsi dan Alat Bantu
Analisis dan Perancangan Basis Data
Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan hal-hal khusus tentang
topik skripsi dan alat bantu analisis dan perancangan basis data akan diruaikan secara
ringkas, antara lain: penjualan, pembelian, retur, internet, web database, MySQL,
PHP, DFD (Data Flow Diagram).
2.2.1 Penjualan
Pengertian penjualan menurut Kotler (2006, p457): “Penjualan merupakan
proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar
pertukaran informasi dan kepentingan.”
2.2.2 Pembelian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, definisi pembelian adalah proses, cara,
atau perbuatan membeli, yaitu melakukan proses pemilihan barang lalu
membayarnya dengan uang dalam jumlah dan nominal tertentu yang sudah
ditentukan oleh penjualnya.
2.2.3 Retur
Retur penjualan adalah pengembalian barang dari customer karena hal
28
tertentu, mungkin karena rusak dalam perjalanan atau pengiriman barang yang tidak
memenuhi spesifikasi yang diinginkan customer.
2.2.4 Internet
Menurut Ellswoth (1995,p4) internet adalah network yang merubah cara
orang berkomunikasi, berinteraksi, dan mendefinisikan komunitas. Internet
memperkenalkan paradigma dari human interaksi manusia. Internet itu menciptakan
satu titik kontak bagi orang-orang yang dipisahkan oleh jarak, waktu yang sangat
jauh. Dunia komputer dan informasi berkembang sangat pesat pada masa sekarang
ini.
2.2.5 Pengertian Web Database
Tempat penyimpanan (repositories) databases atau informasi yang secara
dinamis berinteraksi dengan halaman Web. Sebuah metode untuk menyimpan content
www, dalam format terstruktur atau useable, yang terhubung baik secara statis
maupun dinamis ke database lain.
1.
Membantu komunikasi antara Web server dan database.
2.
Memungkinkan pemakai menerbitkan atau mengumpulkan informasi
dari manapun.
2.2.5.1 Komponen Komponen yang dapat Digunakan untuk Membangun Web
Database
Berikut ini akan di bahas mengenai kompenen apa saja yang digunakan
dalam membuat webdatabase :
1.
HTML
Di samping keterbatasannya, HTML tetap menjadi teknologi
fundamental untuk mengontrol struktur dan tampilan halaman web.
2.
Microsoft Active Server Page (ASP)
ASP sangat sederhana dengan fasilitas penulisan script berbasis
server. Alur ceritanya adalah ketika pengunjung web meminta suatu
halaman web yang berisi script berbasis server, script tersebut
mengolahnya di server, lalu mengirimkan hasilnya ke sisi client.
3.
Microsoft Visual Basic Scripting Edition (VBScript)
29
VBScript adalah bahasa pilihan default pada ASP. Bahasa yang
dipakai dalam VBScript ini sangat mirip dengan BASIC atau Visual
Basic.
4.
Desain dan Implementasi Database
Anda harus dapat merancang basis data. Anda tidak perlu mempunyai
keahlian seperti seorang desainer basis data. Buka saja MS-Access lalu
buat tabel dan field-field nya.
5.
Microsoft ActiveX Data Objects (ADO)
ADO adalah bagian dari sekelompok besar program yang disebut
Microsoft Data Access Compnonents (MDAC). Objek ADO ini
berfungsi menyediakan antar muka pengrograman halaman web
dengan berbagai sumber data. Dengan kata lain pengolahan data-data
pada database dilakukan melalui kode-kode ADO ini, lalu
ditampilkan pada halaman web.
6.
Structured Query Language (SQL)
Semua sistem database/basis data menerima perintah bahasa
pencarian terstruktur (Structured Query Language/ SQL). Tidak
terkecuali MS-Access ataupun MS-SQL Server. ADO menerima
perintah SQL dari kode aplikasi lalu mengirimnya ke perangkat lunak
database untuk mengeksekusinya.
2.2.6 MySQL
MySQL adalah sebuah software yang Open Source. sehingga bebas dipakai
dan dimodifikasi oleh semua orang. Setiap orang dapat mendownload MySQL dari
internet dan menggunakannya tanpa perlu membayar.
Menurut Maslakowski (2000, p10), MySQL merupakan sebuah relasi
menajemen basis data yang open source, enterprise-level, dan multithread.
MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan konsultan di Swedia yang bernama
TcX. Mereka membutuhkan sebuah sistem basis data yang cepat dan fleksibel
sehingga mereka menciptakan MySQL yang pada dasarnya berbeda dengan database
management system (DBMS) yang bernama MySQL.
30
Kelebihan dari MySQL adalah ia menggunakan bahasa query standar yang
dimiliki SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan
yang terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengakses database
seperti Oracle, SQL Server dan lain - lain. Februariyanti (2013, p4)
MySQL lebih dari sebuah basis data biasa yang merupakan sistem yang
mengatur basis data yang ada. MySQL mengontrol siapa saja yang dapat
menggunakan basis data dan bagaimana basis data dimanipulasi. MySQL juga
menyimpan catatan dari semua kegiatan dan secara terus menerus bekerja di
background.
Fitur MySQL :
1.
Didukung sepenuhnya oleh bahasa pemrograman C, C++, Eiffel,
Java, Perl, PHP, Python dan Tcl untuk mengakses database MySQL.
2.
Dapat bekerja pada banyak platform yang berbeda, termasuk juga di
dalamnya Windows.
3.
Banyak tipe kolom : signed/unsigned integer 1, 2, 3, 4, dan 8 bytes,
FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, TIME,
DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET, dan tipe ENUM.
4.
Mendukung sepenuhnya parameter SQL GROUP BY dan ORDER
BY. Fungsi yang dapat dipakai dalam group query : (COUNT (),
COUNT (DISTINCT), AVG (), STD (), SUM (), MAX () and MIN
()).
5.
Sistem privilege dan password dapat terjaga kerahasiaannya dapat
diverifikasi
berdasarkan
nama
host-nya.
Password
terjaga
kerahasiaannya karena semua password disimpan dalam keadaan
terenkripsi.
2.2.7 PHP (akronim dari PHP Hypertext Preprocessor)
Merupakan bahasa pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan
untuk memproses data dinamis. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side
embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang diberikan akan
sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa.
31
PHP merupakan bahasa server-side yang cukup handal, yang akan disatukan
dengan HTML (Hypertext Markup Language) dan berada di server. Artinya, sintaks
dan perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server sebelum dikirim
ke komputer klien. Pada awal tahun 1995, Rasmus Ledorf membuat produk bernama
PHP/FI PHP ini ditulis dengan menggunakan bahasa C, dan memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dengan database serta membuat halaman dinamis. Achmad
Nazrul(2013, p4).
Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan
hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.
Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini
client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server.
Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language
maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.
Membaca permintaan dari client/browser.
2.
Mencari halaman/page di server.
3.
Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan
modifikasi pada halaman/page.
4.
Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet
atau intranet.
PHP dapat digunakan bersama dengan HTML sehingga memudahkan dalam
membuat aplikasi web dengan cepat. PHP dapat digunakan untuk menciptakan
dynamic website baik itu yang memerlukan penggunaan database ataupun tidak.
Alasan penggunaan PHP dalam aplikasi ini :
1.
PHP dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda (Windows,
Linux, Unix, etc.)
2.
PHP merupakan web scripting open source.
3.
PHP mudah dipelajari.
2.2.8 Teori Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses
32
fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual
maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart,
Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan
kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD
adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun
rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada
pemakai maupun pembuat program.
Berikut ini gambar Komponen Data Flow Diagram :
Gambar 2.2 Gambar Komponen Data Flow Diagram
Komponen Terminator / Entitas Luar
Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem
yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas luar
(external entity).
Terdapat dua jenis terminator :
1.
Terminator Sumber (source) : merupakan terminator yang menjadi
sumber.
2.
Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang menjadi tujuan
data informasi /sistem.
Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi, departemen di
dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang
33
sedang dibuat modelnya.
Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem
yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar yang
berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan biasanya
menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan, Dosen, Mahasiswa.
Ada tiga hal penting yang harus diingat tentang terminator :
1.
Terminator merupakan bagian/lingkungan luar sistem. Alur data yang
menghubungkan
terminator
dengan
berbagai
proses
sistem,
menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar.
2.
Profesional Sistem Tidak berhak mengubah isi atau cara kerja
organisasi atau prosedur yang berkaitan dengan terminator.
3.
Hubungan yang ada antar terminator yang satu dengan yang lain tidak
digambarkan pada DFD.
Syarat – Syarat perancangan Data Flow Diagram:
Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk
menghindari pembentukkan DFD yang salah atau DFD yang tidak lengkap atau tidak
konsisten secara logika. Beberapa syarat pembutan DFD dapat menolong profesional
sistem untuk membentuk DFD yang benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah
dibaca oleh pemakai.
Syarat-syarat pembuatan DFD antara lain :
1.
Pemberian nama untuk tiap komponen DFD.
2.
Pemberian nomor pada komponen proses.
3.
Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat.
4.
Penghindaran penggambaran DFD yang rumit.
5.
Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika.
2.2.9 Teori IMK
Ben Shneiderman (2010:88-89) mengemukakan 8 aturan emas yang dapat
digunakan sebagai petunjuk dasar dalam merancang suatu tampilan antarmuka yang
34
baik. Aturan ini ditetapkan karena diyakini bahwa untuk meningkatkan kegunaan
dari suatu aplikasi, maka tampilan antarmuka merupakan sesuatu yang penting untuk
dirancang dengan baik. Berikut ini adalah 8 aturan emas yang ditetapkan oleh Ben
Shneiderman (2010:88-89):
1.
Berusaha untuk selalu konsisten
Adanya kesamaan tampilan pada beberapa tempat yang
memiliki terminologi yang sama ataupun mirip, seperti : menu,
prompt action / order / message, layar bantuan / help.
2.
Melayani penggunaan universal
Memungkinkan tersedianya shortcut / fungsi yang pasti akan
digunakan semua pengguna apabila pengguna sudah memasuki tahap
ahli pada suatu aplikasi / terbiasa dengan aplikasi sehingga dapat
mengurangi jumlah interaksi dan meningkatkan kecepatan interaksi.
3.
Memberikan umpan balik yang informatif
Adanya sebuah feedback / umpan balik untuk setiap aksi yang
dilakukan oleh pengguna. Feedback yang diberikan dapat dibagi atas
beberapa tingkatan, namun pada umumnya terdapat 2 jenis feedback,
yaitu feedback untuk tindakan yang sering, tetapi tidak terlalu penting
dan tindakan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi bagian
vital dari suatu aplikasi / sistem. Biasanya untuk sebuah tindakan yang
tidak terlalu penting, dapat diberikan feedback sederhana, dan untuk
tindakan yang penting / vital dapat diberikan banyak feedback atau
feedback yang lebih kompleks.
4.
Merancang dialog yang memberitahu keadaan akhir
Setiap aksi yang akan
terjadi atau mungkin
terjadi
dikelompokkan pada masing-masing kelompok aksi. Apabila aksi
yang diselesaikan pengguna adalah tahap akhir, maka harus diberikan
sebuah feedback yang menandakan aksi sudah selesai sehingga
pengguna dapat merasa lega / tenang dan tidak lupa berikan dialog
yang memberitahukan apa yang dapat / harus dilakukan pengguna
selanjutnya.
35
5.
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Adanya
penanganan
sehingga
tidak
mungkin
seorang
pengguna dapat melakukan / mendapatkan kesalahan yang serius. Jika
terjadi sedikit kesalahan, maka sistem harus bisa mendeteksinya
secepat mungkin dan memberi solusi pemecahan yang semudahmudahnya kepada pengguna.
6.
Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
Antarmuka harus mengurangi kecemasan pengguna aplikasi /
web, karena pengguna mengetahui bahwa aksi yang baru saja
dilakukan dapat dibatalkan untuk mencegah tingkat kesalahan yang
semakin besar. Antarmuka ini bertujuan agar pengguna tidak takut
untuk memilih / menggunakan / mengekplorasi alat bantu / tools yang
belum pernah digunakan.
7.
Mendukung pusat kendali internal
Antarmuka harus
membuat operator / pengguna merasa
bahwa mereka yang melakukan kontrol terhadap sistem yang
digunakannya. Selain itu, antarmuka juga harus memberi operator
tingkatan yang lebih tinggi daripada pengguna sistem biasa.
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Antarmuka harus dibuat sesederhana mungkin yaitu dengan
mengurangi multiple page, kode-kode khusus, dan animasi yang
berlebihan sehingga pengguna tidak harus mengingat terlalu banyak
hal yang tidak penting pada tampilan antarmuka yang dilihatnya.
36
Download