BAB II METODE DRILL DAN KETRAMPILAN BERBICARA BAHASA

advertisement
BAB II
METODE DRILL DAN KETRAMPILAN BERBICARA
BAHASA ARAB
A. Metode Drill
1. Pengertian Metode Drill
Banyak kita temukan di beberapa literatur apa definisi dari metode
dengan versi yang berbeda-beda tetapi substansi dari intinya sama.
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui
tentang metode mengajar itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru
memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu
pelajaran berlangsung,
baik
dalam bentuk
memberitahukan atau
membangkitkan.17 Peranan dari metode pengajaran itu ialah sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif.
Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang
berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan.18
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku yang
berjudul Strategi Belajar Mengajar menjelaskan bahwa metode latihan
merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
17
18
Ahmad Abu, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Bandung : CV Amrico, 1986),hlm. 152
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. VI, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 184
21
22
kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaankebiasaan yang baik.19
Metode drill biasa disebut dengan latihan, namun istilah latihan
sering disamakan artinya dengan istilah ulangan. Padahal maksudnya
berbeda, latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu
dapat menjadi milik peserta didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan
ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana peserta didik telah
menyerap pelajaran tersebut.20
Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar
siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah
interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru
berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan
dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh
karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi
pembelajaran.
Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah suatu kegiatan
melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara bersungguh-sungguh
dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan
19
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), hlm. 108
20
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang, RaSAIL, 2008),
hlm. 7
23
suatu ketrampilan agar menjadi permanen.21 Ciri yang khas dari metode
ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal
yang sama.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan
melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil, atau bisa juga
diartikan bahwa metode drill atau biasa disebut metode latihan adalah
suatu cara pembelajaran yang lebih mengutamakan keterampilan, dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan
peserta didik dalam menguasai kosa kata bahasa Arab.
2. Teknik
Teknik dalam bahasa Arab disebut uslub atau yang familiar di
Indonesia disebut strategi, yaitu kegiatan spesifik yang sesungguhnya
terjadi di dalam kelas dan merupakan implementasi daripada metode.
Teknik bersifat operasional. Karena teknik bersifat implementatif di dalam
proses belajar mengajar di kelas, maka ia sangatlah tergantung pada
imajinasi serta kreativitas seorang pelajar dalam meramu dan mengatasi
berbagai persoalan.22 Dan bentuk-bentuk metode drill dapat direalisasikan
dalam berbagai bertuk teknik, yaitu sebagai berikut :
21
http://adhegora.blogspot.com/2012/04/metode-drill-menurut-para-ahli.html, akses pada 2
Mei 2014.
22
Radliyah Zaenuddin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : PUSTAKA RIHLAH
GROUP, 2005), hlm. 32
24
a. Teknik inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik
untuk
bekerja
sama
dan
memecahkan
masalah
dengan
cara
mengerjakan tugas yang diberikan.23
b. Teknik discovery (penemuan)
Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan
mental melalui tukar pendapat, diskusi.24
c. Teknik modul belajar
Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar
berdasarkan performan (kompetensi).25
d. Teknik belajar mandiri.
Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 26
3. Tujuan Metode Drill
Tujuan
metode
drill
adalah
memperolah
suatu
ketangkasan,
keterampilan, tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya
secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap
dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.27
23
Abdul Mujid Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Trigenda Karya, 1993),
hlm. 226
24
Ibid,.hlm.226
25
Ibid,.hlm.227
26
Ibid,.hlm.228
27
Pasaribu, IL dan B. Simanjuntak, Ditaktik dan Metodik, (Bandung: tarsito, 1986), hlm. 112
25
Strategi belejar mengajar teknik metode drill biasanya dipergunakan
untuk tujuan agar siswa28 :
a. Memiliki kemampuan motoris atau gerak, seperti menghafalkan katakata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda,
melaksanakan gerak dalam olah raga
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak,
mengenal benda, atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti,
ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya
c. Memiliki kemampuan menghubungakan antara sesuatu keadaan
dengan hal lain, seperti sebab akibat banjir-hujan, penggunaan
lambang atau simbol di dalam peta dan lain-lain.
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari
metode drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan
mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, tidak
dapat disangkal bahwa metode ini juga mempunyai kelemahan. Diantara
metode drill yaitu :
a. Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis,
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
28
Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1985), hlm. 125
26
b. Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam
perkalian, penjumlahan, pambagian, tanda-tanda atau simbol, dan
sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
d. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan keterampilan dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang
berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang
berguna kelak di kemudian hari.
f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik
yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan
memperhatikan
tindakan
dan
perbuatan
peserta
didik
saat
berlangsungnya pengajaran.
Sedangkan kelemahan metode drill diantaranya :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
b. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat
menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan
pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila
ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu
proses berfikir secara logis.
27
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik
melakukan sesuatu secara mekanis, dalam memberikan stimulus
peserta didik bertindak secara otomatis.
d. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana
peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh guru.29
Tidak jauh berbeda dengan kelebihan dan kekurangan metode drill
yang penulis peroleh dari internet, penulis juga menemukan kelebihan dan
kelemahan menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain
dalam buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar juga menyebutkan
beberapa kelabihan dan kelemahan metode latihan. Diantara kelebihannya
yaitu :
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris
b. Untuk memperoleh kecakapan mental
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan
serta kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanaannya
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks
29
http://www.hardja-sapoetra.co.cc, diakses 27 September 2014
28
Sedangkan kelemahannya yaitu :
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Kadang-kadang
latihan
yang
dilakukan
secara
berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
e. Dapat menimbulkan verbalisme.30
Dengan melihat kelebihan dan kekurangan metode drill di atas
menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar memang tidak ada
satupun metode yang baik dan sempurna, untuk dapat menggunakan
metode dengan baik maka guru harus mengkombinasi metode yang satu
dengan metode yang lain.
5. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Drill
Tidak ada penggunaan satu metode yang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran, karena masing-masing selain memiliki kelebihan juga
memiliki kelemahan, begitu juga dengan metode drill. Tetapi ada beberapa
cara mengatasi kelemahan metode drill, diantaranya yaitu :
a. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat
motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.
30
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 108
29
b. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang
mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang
harus dikuasai
c. Latihan untuk pertama kali hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada
latihan pertama pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan
perbaikan, lalu penyempurnaan.
d. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan
hal-hal yang bersifat keterpaksaan
e. Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan, yang keduanya harus
dimiliki oleh peserta didik.31
6. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Drill
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat
latihan ini kurang mengembangkan bakat / inisiatif siswa untuk berfikir,
maka hendaknya memperhatikan tingkat kewajaran dari metode ini.32
a. Latihan, wajar dilakukan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti
menulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain.
b. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya penghitungan penggunaan
rumus-rumus
c. Untuk melatih hubungan, tenggapan, seperti penggunaan bahasa,
grafik, simbul peta, dan lain-lain
31
http//www.hardja-sapoetra.co.cc, diakses 27 September 2014
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru algensindo
Offset, 2010), hlm. 87
32
30
Prinsip penggunaan metode latihan adalah sebagai berikut33 :
a. Peserta
didik
diberi
pengertian
secukupnya
sebelum
meraka
melaksanakan latihan. Jadi dalam pembelajaran bahasa Arab materi
keterampilan berbicara guru tidak boleh hanya menggunakan metode
drill saja, tetapi guru harus menggunakan metode yang lain, seperti
metode ceramah. Metode ceramah ini digunakan untuk memberi
pengarahan atau pengertian kepada peserta didik sebelum mereka
melaksanakan latihan yang diberikan oleh guru.
b. Latihan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga menjadi
kebiasaan. Dalam metode drill peserta didik tidak dituntut untuk
latihan dalam waktu yang lama, tetapi peserta didik dianjurkan untuk
latihan yang terus menerus sehingga bisa menjadi kebiasaan.
c. Disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Setiap peserta
didik mempunyai taraf perkembangan yang berbeda-beda, jadi guru
tidak boleh memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan harus
memperhatikan keadaan peserta didik.
d. Latihan dimulai dari materi yang mudah sampai materi yang sulit.
Untuk memperlancar atau mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran bahasa Arab guru harus menggunakan beberapa strategi,
diantaranya yaitu memberikan materi yang mudah terlebih dahulu
kemudian materi yang sulit.
33
Moh. Muslim, “Penerepan Metode Drill Sebagai Upaya Peningkayan Kemampuan Membaca
Alqur’an Siswa Kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011”, Skripsi (Semarang,: IAIN Walisongo, 2011), hlm. 16
31
e. Sesuai dengan materi pembelajaran. Guru merupakan fasilisator yang
paling dominan dalam proses pembelajaran. Namun demikian guru
tidak boleh sembarangan menyuruh peserta didik melakukan suatu
latihan, tetapi guru harus menyesuaikan latihan dengan materi yang
sesuai.
7. Langkah-langkah Metode Drill
Agar metode drill dapat efektif dan berpengaruh positif terhadap
pembelajaran bahasa Arab, guru hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Metode drill diberikan hanya pada bahan atau tindakan yang bersifat
otomatis
b. Sebelum latihan dimulai, siswa hendaknya diberi pengertian yang
mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa yang
harus dikuasai
c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, kalau
pada latihan pertama pelajar tidak berhasil, maka guru mengadakan
perbaikan, lalu penyempurnaan.
d. Latihan tidak perlu lama asal sering, ingat hukum joss, 5 x 2 lebih baik
dari 2 x 5, artinya 5 kali latihan 2 jam lebih baik dari 2 kali tapi 5 jam.
Peserta didik harus mengetahui bahwa latihan itu mempunyai nilai
guna dalam hidupnya
32
e. Sifat latihan, yang pertama harus bersifat ketetapan yang kemudian
kecepatan dan akhirnya kedua-duanya dimiliki peserta didik.
B. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan terampil adalah cakap
dalam
menyelesaikan
tugas,
mampu,
dan
cekatan.
Sedangkan
keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, kecakapan
seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak
atau berbicara.34 Sedangkan pengertian keterampilan dalam konteks
pembelajaran pelajaran keterampilan di sekolah adalah usaha untuk
memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi
permasalahan belajar.35
Keterampilan berbicara bahasa Arab adalah mengucapkan bunyi
suara bahasa Arab dengan benar, dimana huruf kata perkata yang
diucapkan keluar melalui jalannya yang sesuai dan benar menurut ahli
bahasa.36
Dalam hal ini, pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses
komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat
dan tepat dalam melakukan sesuatu. Perilaku terampil ini dibutuhkan
dalam keterampilan hidup manusia di lingkungannya.
34
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cet. Ke-2, Depdikbud (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1688
35
http://aksay.multiply.com/journal/item/20, diakses pada 20 Mei 2014
36
Abdullah al-Gali dan Abdul Hamid Abdullah, Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab, (Padang :
Akademia Permata, 2012), hlm. 34
33
2. Tujuan Keterampilan Berbicara
Tujuan utama belajar keterampilan berbicara adalah kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain, dan memahamkan apa yang ia
inginkan.37 Sedangkan tujuan umumnya adalah mampu berinteraksi dan
berkomunikasi langsung dengan penutur asli bahasa Arab.38
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan kedua setelah
keterampilan mendengar (Istima’) dalam pengajaran bahasa Arab.
Ketika berada di dalam ruangan, pelajar akan menggunakan
keterampilan berbicara ketika menjawab pertanyaan guru secara lisan,
mendapat giliran bertanya, atau ikut dalam diskusi dan percakapan. Ketika
berada di luar lingkungan sekolah, kemahiran ini akan dipergunakan
secara aktif di berbagai ruang lingkup kehidupannya. Menguasai
keterampilan berbicara bahasa arab ini akan merealisasikan tujuan umum
pengajaran bahasa Arab.39
3. Latihan dalam Keterampilan Berbicara
Latihan-latihan yang diberikan untuk dapat menguasai keterampilan
berbicara berupa praktek tentang apa-apa yang sudah didengar dengan
secara pasif dalam latihan menyimak. Dapat dikatakan bahwa
tanpa
latihan lisan yang intensif penguasaan dan pemahaman bahasa Arab secara
sempurna akan sulit dicapai.40 Karena pada hakikatnya, keterampilan
37
Ibid.,hlm 34
Ibid.,hlm 35
39
Ibid.,hlm 35
40
Ahmad Izzan, Op. Cit., hlm. 137
38
34
berbicara merupakan keterampilan yang menggunakan bahasa rumit.
Dalam hal ini, keterampilan ini dikaitkan dengan pengutaraan buah pikiran
dan perasaan dengan kata-kata dan kalimat yang benar dan tepat.41
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara
bahasa Arab, dapat dilakukan latihan sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan gambar
Siswa diminta untuk mendeskripsikan gambar secara lisan dengan
menggunakan bahasa Arab, dalam mendeskripsikan gambar siswa
diberi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gambar atau secara
bebas siswa diminta untuk mendeskripsikan apa yang dilihat dalam
gambar.42
b. Menceritakan pengalaman
Siswa diminta untuk bercerita tentang pengalamannya, seperti
rekreasi, pengalaman yang menyenangkan, yang menyedihkankan dan
sebagainya.43
c. Wawancara
Wawancara atau dialog dalam keterampilan berbicara sering sekali
dilakukan, baik dalam
proses pembelajarannya maupun dalam
mengukur kemampuan siswa. Dalam wawancara atau hiwar, siswa
41
Ibid.,hlm 138
Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, ( Malang : UIN-MALIKI PRESS,
2010), hlm. 53
43
Ibid.,hlm 57
42
35
diajak berdialog dengan tema tertentu dan dengan kriteria yang telah
ditentukan pula.44
d. Berbicara bebas
Berbicara bebas memiliki dua arti, pertama; siswa diminta untuk
berbicara sekitar 5-7 menit menggunakan bahasa Arab dengan tema
atau judul bebas dari diri mereka sendiri, kedua; berbicara bebas
berarti siswa diminta untuk berbicara tentang tema atau judul tertentu
sekitar 5-7 menit tanpa diberi point-point atau ide-ide pokok sebagai
pedoman mereka dalam berbicara.45
e. Diskusi
Disini siswa diajak berdiskusi mengenai tema tertentu, pelaksanan
diskusi bisa juga dilaksanakan dengan model seperti debat terutama
jika kemampuan mereka sudah dalam tingkat mutaqadim (tinggi), atau
berdiskusi sederhana tentang tema tertentu.46
C. Aplikasi Metode Drill dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Bahasa Arab
Metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan
dari suatu kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara intensif oleh muridmurid. Metode ini merupaka suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu metode ini juga dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan
44
Ibid.,hlm. 58
Ibid.,hlm. 60
46
Ibid.,hlm. 62
45
36
dan
keterampilan
latihan
tentang
sesuatu
yang
dipelajari.
Dengan
melakukannya secara praktis, pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan
dikembangkan. Dengan demikian metode ini tidak sekedar hanya latihan
secara mekanis, bukan asal mengulang, tetapi melaksanakan dengan
pengertian dan mempunyai tujuan tertentu.
Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal
diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode
mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu
bisa juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar
atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas.
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru adalah melakukan pemilihan
dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai
tujuan pengajaran. Penentuan dan pemilihan metode ini didasari adanya
metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu.
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara
guru dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran
37
agama Islam harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran yang bersifat
prosedural.47
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi
Belajar Mengajar disebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang
melahirkan interaksi unsur-nsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah
ditinggalkan adalah memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan
kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang sesuai dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Dalam penggunaan metode terkadang
harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik
juga mempengaruhi metode. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan
tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan.48 Penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan dengan metode.
Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang sia-sia hanya karena
penggunaan metode yang kurang tepat, yaitu hanya menurut kehendak guru
sendiri yang mengabaikan kebutuhan peserta didik. Bahan pelajaran yang
disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode akan mempersulit guru
dalam mencapai tujuan pengajaran.
47
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Cet. V, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008),
hlm. 135
48
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 19
38
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat
melaksanakan tugasnya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar.
Dalam proses pembelajaran yang baik hendaknya menggunakan
metode secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain sesuai
dengan situasi dan kondisi, karena masing-masing metode memiliki
kelemahan dan kelebihan.49 Diantara metode tersebut adalah metode drill.
Tujuan
diaplikasikannya
metode
drill
dalam
meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa arab diharapkan bisa memberi peningkatan
terhadap kemampuan peserta didik dalam berbicara menggunakan bahasa arab
yang baik dan benar. Penulis lebih memilih aplikasi dengan metode drill
karena bahwa metode ini dianggap metode yang paling tepat untuk
diaplikasikan pada maharoh kalam untuk meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa arab. Karena dengan metode drill atau biasa disebut dengan
metode latihan peserta didik bisa memanfaatkan waktu belajar mereka untuk
berlatih bebicara menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar, jika latihan
tersebut dilakukan terus menerus maka akan mendapat hasil yang baik, karena
peserta didik sudah terbiasa dengan latihan berbicara bahasa Arab yang baik
dan benar yang di sampaikan oleh guru.
49
Ismail, Op. Cit., hlm. 19
39
Metode drill adalah metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk berlatih
keterampilan, misalnya keterampilan melafalkan kata-kata, keterampilan
melaksanakan gerakan, keterampilan menulis, keterampilan menghafal,
keterampilan membaca, dan lain sebagainya.50 Berangkat dari teori tersebut
maka penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode drill
dalam pembelejaran bahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Arab pada kelas IX.1 di MTs Negeri Pemalang.
Aplikasi metode drill dalam meningkatkan keterampilan bahasa Arab
memiliki arti bahwa dengan diaplikasikannya metode drill pada keterampilan
berbicara bahasa Arab dapat memberikan hasil yang lebih baik.
50
Moh. Muslim, Op. Cit., hlm. 30
Download