38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lingkungan Penelitian
Pada penelitian ini, lokasi hutan mangrove Leuweung Sancang dibagi ke
dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan
daerah mangrove yang berbatasan langsung dengan hutan atau daerah yang
dibatasi dengan garis pantai. Zona 1 disebut juga zona hutan. Zona hutan dibagi
menjadi 9 plot berdasarkan metode purposive. Ukuran plot adalah 20 m X 20 m.
Zona 2 disebut juga zona laut. Zona laut merupakan daerah hutan mangrove
Leuweung Sancang yang langsung berhadapan dengan laut. Plot yang
ditempatkan pada zona laut berjumlah 8 plot, proporsional dengan luas zona laut.
Di karenakan luas zona laut lebih kecil bila dibandingkan dengan zona-zona
lainnya. Zona 3 berbatasan langsung dengan sungai Cipalawah, disebut juga zona
sungai. Plot yang ditempatkan pada zona laut berdasarkan metode purposive
sampling yang berjumlah 9 plot.
Gambaran suatu komunitas tumbuhan diperlukan minimal tiga macam
parameter kuantitatif antara lain: kerapatan, frekuensi, dan dominansi (Indriyanto,
2005). Dari ke tiga parameter tersebut diatas dapat diketahui nilai penting. Pada
penelitian ini tercatat 5 jenis yang terdapat pada zona darat, antara lain; Aegiceras
38
39
corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Soneratia alba, Xylocarpus granatum dan
Rhizopora apiculata. Indeks nilai penting tertinggi adalah Xylocarpus granatum,
sedangkan indeks nilai penting terkecil adalah Rhizopora apiculata. Nilai indeks
nilai penting masing-masing adalah secara berurtan; 78,87 % dan 40,69 %. Hasil
perhitungan INP pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Mangrove pada Zona Darat
Jenis
Xylocarpus granatum
Bruguiera gymnorrhiza
Aegiceras corniculatum
Soneratia alba
Rhizopora apiculata
Σ
Keterangan:
KR = Kerapatan Relatif
FR = Frekuensi Relatif
KR
18.39
27.97
33.33
6.13
14.18
100
FR
DR
INP
20.59 39.89 78.87
23.53 15.13 66.62
17.65 7.37 58.34
17.65 31.69 55.46
20.59 5.92 40.68
100
100
300
DR = Dominasi Relatif
INP = Indeks Nilai Penting
Pada zona laut tercatat 4 jenis mangrove yang terdapat pada zona ini.
Semua jenis ini dapat dijumpai pada zona darat. Ke-empat jenis itu antara lain;
Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Soneratia alba dan Rhizopora
apiculata. Indeks nilai penting yang tetinggi adalah Soneratia alba sedangkan
nilai indeks nilai penting terkecil adalah Bruguiera gymnorrhiza, nilai indeks
nilai penting masing-masing jenis secara berurutan adalah; 149,79 % dan 23,78
%. Indeks nilai penting jenis-jenis yang terdapat pada zona laut dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
40
Tabel 4.2. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Mangrove pada Zona Laut
Jenis
Soneratia alba
KR
FR
DR
INP
33.17 34.78 81.84 149.79
Rhizopora apiculata
41.09 30.43 14.78
86.30
Aegiceras corniculatum 20.79 17.39
1.94
40.13
Bruguiera gymnorrhiza
17.39
1.44
23.78
100
100
300
4.95
100
Σ
Keterangan:
KR = Kerapatan Relatif
FR = Frekuensi Relatif
Zona
sungai
memiliki
jenis
DR = Dominasi Relatif
INP = Indeks Nilai Penting
tumbuhan
mangrove
lebih
banyak
dibandingkan dengan zona darat dan zona laut. Tercatat 6 jenis mangrove yang
terdapat pada zona sungai, yang sebagian jenisnya dapat dijumpai pada zona
darat dan zona laut. Indeks nilai penting tertinggi adalah Rhizopora apiculata
sebesar 122.99 % sedangkan indeks nilai penting terendah adalah Avicenia alba
sebesar 8.71 %. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Mangrove pada Zona Sungai
Jenis
Rhizopora apiculata
KR
FR
DR
INP
44.21 23.08 55.71 122.99
Soneratia Alba
12.80 20.51 28.96
62.27
Aegiceras corniculatum 23.78 23.08
2.36
49.22
Bruguiera gymnorrhiza
7.80
43.55
15.24 20.51
Xylocarpus granatum
1.52
7.69
4.03
13.24
Avicenia alba
2.44
5.13
1.14
8.70
Σ
Keterangan:
KR = Kerapatan Relatif
FR = Frekuensi Relatif
100
100
100
300
DR = Dominasi Relatif
INP = Indeks Nilai Penting
41
2. Stok Karbon
a. Zona Darat
1) Stok Karbon Pohon pada Zona Darat
Pohon merupakan komponen terbesar dari stok karbon di atas
permukaan tanah. Pada zona darat stok karbon pohon yang dikonversi dari
biomassa tercatat sebesar 145,76 ton/ha. Kontribusi setiap jenis berbeda-beda
dalam penyimpanan karbon. Dari 9 buah plot pencuplikan, jenis yang
berkontribusi terbesar pada zona darat adalah Soneratia alba yang memiliki
biomassa pohon terbesar bila dibandingkan dengan jenis lainnya. Nilai stok
karbon pohon dalam satu hektar luas zona darat dari yang terbesar; Soneratia
alba 67,80
ton/ha,
Xylocarpus granatum 50,63 ton/ha, Bruguiera
gymnorrhiza 12,07 ton/ha, Rhizopora apiculata 9,19 ton/ha dan Aegiceras
corniculatum 6,08 ton/ha. Nilai biomassa dan stok karbon dari jenis-jenis
pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Nilai Stok Karbon Pohon pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Darat
Jenis
Biomassa Stok Karbon
(ton/ha)
(ton/ha)
Aegiceras corniculatum
13.21
6.08
Bruguiera gymnorrhiza
26.23
12.07
Rhizopora apiculata
19.97
9.19
Soneratia alba
147.40
67.80
Xylocarpus granatum
110.07
50.63
316.88
145.76
Σ
Ket: Stok Karbon= biomassa dikali 46% karbon
42
2) Stok Karbon Akar pada Zona Darat
Dalam penelitian ini tercatat pada zona darat stok karbon akar terbesar
adalah jenis Xylocarpus granatum 22,27 ton/ha sedangkan yang terkecil
dihasilkan oleh Aegiceras corniculatum 2,81 ton/ha. Biomassa akar jenis
mangrove lainnya Bruguiera gymnorrhiza 9,75 ton/ha, Rhizopora apiculata
3,72 ton/ha dan Soneratia alba 20,89 ton/ha. Jadi didapatkan nilai biomassa
akar per satuan luas zona darat adalah 59,46 ton/ha. Hasil biomassa dan stok
karbon komponen akar pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Nilai Stok Karbon Akar pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Darat
Jenis
Biomassa Stok Karbon
(ton/ha)
(ton/ha)
Aegiceras corniculatum
6.11
2.81
Bruguiera gymnorrhiza
21.20
9.75
Rhizopora apiculata
8.10
3.72
Soneratia alba
45.42
20.89
Xylocarpus granatum
48.42
22.27
129.25
59.46
Σ
Ket: Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon
3) Stok Karbon Serasah pada Zona Darat
Serasah adalah bagian tumbuhan yang telah mati seperti: daun, buah,
bunga dan ranting di permukaan tanah (Hairiah et al., 2007). Nilai stok
karbon yang terdapat pada zona darat adalah 0,47 ton/ha. Nilai biomassa dan
stok karbon komponen serasah pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.6.
43
4) Stok Karbon Nekromasa pada Zona Darat
Pohon mati yang masih berdiri atau roboh dan tunggul termasuk
komponen nekromassa berkayu (Hairiah et al., 2007). Nilai stok karbon yang
tercatat pada zona darat adalah sebesar 3,46 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
5) Stok Karbon Total Zona Darat
Hasil pengukuran nilai stok karbon keseleruhan pada zona darat adalah
208,89 Ton Karbon/ha. Penyumbang stok karbon terbesar adalah adalah
komponen pohon sebesar 145,76 ton/ha, sedangkan komponen serasah adalah
penyumbang stok karbon terkecil. Komponen akar dan nekroassa berada
ditengah-tengah, dengan nilai stok karbon secara berurutan, 59,46 ton/ha dan
3,46 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Nilai Stok Karbon Total dari Beberapa Komponen pada Zona Darat
Stok Karbon
(ton/ha)
145.76 ± 74.13
Pohon
59.47 ± 29.37
Akar
0.25 ± 0.15
Serasah
3.46 ± 2.93
Nekromasa
208.93 ± 101
Jumlah
Komponen
b. Zona Laut
1) Stok Karbon Pohon pada Zona Laut
Nilai stok karbon dari setiap jenis berbeda-beda. Dalam satu hektar
dari luas zona laut tercatat; Aegiceras corniculatum 1,17 Ton karbon/ha,
44
Bruguiera gymnorrhiza 0,99 ton/ha, Rhizopora apiculata 19,25 ton/ha dan
Soneratia alba, 145,35 ton/ha biomassa yang dihasilkan. Berdasarkan data
diatas didapatkan nilai stok karbon per hektar luas zona laut adalah sebesar
166,76 ton /ha. Hasil biomassa dan stok karbon dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Nilai Stok Karbon Pohon pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Laut
Pohon Stok Karbon
(ton/ha)
(ton/ha)
Aegiceras corniculatum
2.54
1.17
Bruguiera gymnorrhiza
2.16
0.99
Rhizopora apiculata
41.85
19.24
Soneratia alba
315.97
145.35
362.53
166.67
Σ
Ket: Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon
Jenis
2) Stok Karbon Akar pada Zona Laut
Pada zona laut dari hasil pengukuran tercatat nilai stok karbon akar
terbesar per satu hektar luas zona laut adalah Soneratia alba sedangkan yang
terendah adalah Aegiceras corniculatum berturut-turut 54,71 ton karbon/ha
dan 0,72 ton karbon/ha. Biomassa akar Rhizopora apiculata dan Bruguiera
gymnorrhiza per hektar luas zona laut adalah berurutan 9,46 ton karbon/ha
dan 0,94 ton karbon/ha. Nilai stok karbon akar keseluruhan pada zona laut
adalah 65,83 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
45
Tabel 4.8. Nilai Stok Karbon Akar Pada Setiap Jenis Mangrove Di Zona Laut
Biomassa Akar Stok Karbon
(ton/ha)
(ton/ha)
Aegiceras corniculatum
1.56
0.72
Bruguiera gymnorrhiza
2.05
0.94
Rhizopora apiculata
20.56
9.46
Soneratia alba
100.91
46.42
125.08
57.54
Σ
*Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon
Jenis
3) Stok Karbon Serasah pada Zona Laut
Berdasarkan hasil pengukuran nilai stok karbon komponen serasah
pada zona laut adalah 0,12 ton karbon/ha. Nilai stok karbon serasah pada zona
laut lebih rendah dibandingkan dengan hutan mangrove Pulau Dua, yaitu
sebesar 0,14 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya pada Tabel 4.9.
4) Stok Karbon Nekromasa pada Zona Laut
Berdasarkan hasil pengukuran nilai stok karbon komponen nekromasa
pada zona laut adalah 1,78 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
5) Stok Karbon Total Zona Laut
Hasil pengukuran nilai stok karbon keseluruhan pada zona laut adalah
234,49 ton/ha. Penyumbang stok karbon terbesar adalah adalah komponen
pohon sebesar 166,76 ton/ha, sedangkan komponen serasah adalah
penyumbang stok karbon terkecil 0,12 ton/ha. Komponen akar dan
46
nekromassa berada ditengah-tengah, dengan nilai stok karbon secara
berurutan, 65,83 ton/ha dan 1,78 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Nilai Stok Karbon Total dari Beberapa Komponen pada Zona Laut
Stok Karbon
Komponen
(ton/ha)
166.66 ± 105.67
Pohon
57.54 ± 33.69
Akar
0.12 ± 0.07
Serasah
1.78 ± 1.61
Nekromasa
226.1 ± 138.7
Jumlah
c. Zona Sungai
1) Stok Karbon Pohon pada Zona Sungai
Berdasarkan hasil pengukuran Soneratia alba memiliki kontribusi
terbesar dalam stok karbon pohon di zona sungai dan Avicenia alba sebagai
penyumbang stok karbon pohon terkecil. Nilai stok karbon pohon dalam satu
hektar luas zona darat dari yang terbesar; Soneratia alba 75,36 ton/ha,
Rhizopora apiculata 31,01 ton/ha, Bruguiera gymnorrhiza 9,21 ton/ha,
Xylocarpus granatum 6,95 ton/ha, Aegiceras corniculatum 2,33 ton/ha dan
Avicenia alba 2,20 ton/ha. Berdasarkan data diatas didapatkan nilai stok
karbon per satu hektar luas zona darat adalah sebesar 127,05 ton/ha. Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 4.10.
47
Tabel 4.10. Nilai Stok Karbon Pohon pada Setiap Jenis Mangrove di Zona
Sungai
Biomassa Pohon Stok Karbon
(ton/ha)
(ton/ha)
Aegiceras corniculatum
5.07
2.33
Avicenia alba
4.78
2.20
Bruguiera gymnorrhiza
20.01
9.21
Rhizopora apiculata
67.42
31.01
Soneratia alba
163.82
75.36
Xylocarpus granatum
15.10
6.95
276.20
127.05
Σ
Jenis
Ket: Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon
2) Stok Karbon Akar pada Zona Sungai
Zona sungai, kontribusi nilai stok karbon terbesar diberikan oleh
Soneratia alba sedangkan yang terendah adalah Avicenia alba, berurutan
25,42 ton/ha dan 0,89 ton/ha. Nilai stok karbon akar Aegiceras corniculatum,
Bruguiera gymnorrhiza, Rhizopora apiculata dan Xylocarpus granatum per
satu hektar luas zona sungai adalah, berturut-turut; 1,20 ton/ha, 7,40 ton/ha,
13,74 ton/ha dan 3,19 ton/ha. Jadi didapatkan nilai stok karbon akar per
satuan luas zona darat adalah 51,84 ton/ha. Hasil biomassa dan stok karbon
komponen pohon pada zona sungai dapat dilihat pada Tabel 4.11.
48
Tabel 4.11. Nilai Stok Karbon Akar pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Sungai
Biomassa Stok Karbon
(ton/ha)
(ton/ha)
Aegiceras corniculatum
2.61
1.20
Avicenia alba
1.94
0.89
Bruguiera gymnorrhiza
16.08
7.40
Rhizopora apiculata
29.88
13.74
Soneratia alba
55.25
25.42
Xylocarpus granatum
6.93
3.19
112.70
51.84
Σ
*Stok Karbon= Total (Σ) X 46% Karbon
Jenis
3) Stok Karbon Serasah pada Zona Sungai
Serasah adalah bagian tumbuhan yang telah mati seperti: daun, buah,
bunga dan ranting di permukaan tanah (Hairiah et al., 2007). Nilai stok
karbon yang terdapat pada zona sungai adalah 0.19 ton/ha. Hasil lengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
4) Stok Karbon Nekromasa pada Zona Sungai
Pohon mati yang masih berdiri atau roboh dan tunggul termasuk
komponen nekromassa berkayu (Hairiah et al., 2007). Berdasarkan hasil
pengukuran nilai stok karbon komponen nekromassa pada zona laut adalah
7.13 ton /ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.
5) Stok Karbon Total Zona Sungai
Hasil pengukuran nilai stok karbon keseleruhan pada zona sungai
adalah 186.21 ton/ha. Penyumbang stok karbon terbesar adalah adalah
49
komponen pohon sebesar 127,05 ton/ha, sedangkan komponen serasah adalah
penyumbang stok karbon terkecil. Komponen akar dan nekromassa
nekro
berada
ditengah-tengah,
tengah, dengan nilai stok karbon secara berurutan, 51,84 ton/ha dan
7,13 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.122.
Tabel 4.12. Nilai Stok Karbon Total dari Beberapa Komponen pada Zona
Sungai
Stok Karbon
Komponen
(ton/ha)
127.05 ± 45.06
Pohon
51.84 ± 14.85
Akar
0.1 ± 0.05
Serasah
7.13 ± 6.28
Nekromasa
186.13 ± 63.47
Jumlah
d. Stok Karbon
bon Keseluruhan di Hutan Mangrove Leuweung Sancang
Penelitian
enelitian ini didapatkan stok karbon keseluruhan pada hutan
Mangrove Leuweung Sancang adalah 222,68 ton/ha, terdiri dari 146,49
146
ton/ha
stok karbon pohon, 56.28 ton/ha stok karbon akar,, 15.79 ton/ha stok karbon
serasah dan 4,12
4
ton/ha
/ha stok karbon nekromasa. Hasil lengkapnya dapat
dilihat pada Tabel
T
4.13.
Tabel 4.13.. Nilai Stok Karbon Keseluruhan pada Hutan Mangrove Leuweng
Sancang
Zona
Komponen
Jumlah
Darat
Laut
Sungai
145.76
166.66
127.05
439.48
146.49
Pohon
59.46
57.54
51.84
168.83
56.28
Akar
24.97
12.04
10.35
47.36
15.79
Serasah
3.46
1.78
7.13
12.37
4.12
Nekromasa
Total
222.68
Ket: Satuan dalam ton/ha
50
3. Perbandingan Nilai Stok Karbon Pohon pada Zona Darat, Zona Laut dan
Zona Sungai
Analisis
nalisis statistik yang membandingkan
bandingkan stok karbon pohon yang
terkandung pada ketiga zona mangrove; zona darat, zona laut, dan zona sungai.
Berdasar data pada Tabel 4.20 dilakukan uji statitika dengan menggunakan
software SPSS.. Hasil uji Homogeneity-of-Variance box menunjukkan nilai sig.
(p-value)) sebesar 0,016
0,016, ini mengindikasikan bahwa kita gagal menolak H0,
berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa mean dari 3 kelompok zona
tidak sama.. Hasil uji one way ANOVA, nilai F hitung sebesar 0,319 yang lebih
kecil daripada F (2,23) sebesar 3,42 (F hitung < F tabel). Dikarenakan F hitung <
F tabel, maka Ho diterima pada taraf kepercayaan α = 0,05 atau dengan kata lain
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kandungan karbon yang terdapat
pada zona darat, zona laut dan zona sungai.
sun
Tabel 4.14.. Stok Karbon Pohon yang Terkandung Pada Zona Darat, Laut dan
Sungai
Zona
Darat
Laut
Sungai
1
2
45.22
71.14
264.21
87.01
Stok Karbon Pohon pada Plot
3
4
5
6
7
269.50
97.43
190.98
110.96
178.53
321.62
117.36
156.14
186.62
Ket: Satuan dalam ton/ha
Σ
8
9
173.82
1311.87
145.76
1333.32
166.66
114.93
1143.45
127.05
187.59
83.59
192.59
261.78
37.76
64.25
94.19
155.58
177.68
51.57
96.56
51
B. Pembahasan
1. Indeks Nilai Penting
a.
INP Zona Darat
Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove. Berbagai
jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-beda.
Beberapa diantaranya secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dari
media tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan
garam dari kelenjar khusus pada daunnya (Rusila, et al.,1999). Zona darat
merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan garis pantai, sehingga kadar
salinitas berbeda dengan zona lainnya. Pada penelitian ini tercatat 5 jenis yang
terdapat pada zona darat, antara lain; Aegiceras corniculatum, Bruguiera
gymnorrhiza, Soneratia alba, Xylocarpus granatum dan Rhizopora apiculata.
Zona darat merupakan daerah yang hanya tergenang pada saat pasang
tinggi. Indeks nilai penting tertinggi pada zona darat adalah Xylocarpus
granatum sebesar 78,87 % terbesar kedua Bruguiera gymnorrhiza sebesar
66.63%. Ini berarti Xylocarpus granatum dan Bruguiera gymnorrhiza
mendominasi pada zona ini. Hal ini sama dengan yang disampaikan dalam
Rusila, Khazali dan Suryadiputra (1999) mengatakan areal yang digenangi hanya
pada saat pasang tinggi, areal ini lebih menuju daratan, umumnya didominasi
oleh jenis-jenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum.
52
Secara umum zona darat memiliki substrat berlumpur dan berkarang.
Sebagian besar jenis-jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur,
terutama di daerah yang endapan lumpur terakumulasi (Chapman, 1977).
b.
INP Zona Laut
Zona laut adalah daerah mangrove yang langsung berhadapan dengan laut,
substrat pada zona ini umumnya berpasir, dan zona ini paling sering terendam air
laut. Pada zona laut tercatat 4 jenis mangrove yang terdapat pada zona ini. Keempat jenis itu antara lain; Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza,
Soneratia alba dan Rhizopora apiculata. Indeks nilai penting yang tetinggi
adalah Soneratia alba 149,79 %. Hal ini berkaitan erat dengan pasang surut,
dikatakan mangrove yang berada pada bagian yang berhadapan dengan laut
didominasi oleh Sonneratia alba yang tumbuh pada areal yang betul-betul
dipengaruhi oleh air laut (Rusila, et al., 1999). sedangkan nilai indeks nilai
penting terkecil adalah Bruguiera gymnorrhiza, nilai indeks nilai penting
masing-masing jenis secara berurutan adalah; dan 23,78 %, yang berarti
Bruguiera gymnorrhiza tidak banyak ditemukan pada zona ini. Hal ini
dikarenakan Bruguiera gymnorrhiza lebih suka hidup pada daerah yang
tergenang pada saat pasang tinggi (Rusila, et al., 1999).
Sonneratia alba juga banyak ditemukan pada daerah dengan substrat pasir
seperti pada zona laut. Kint (1934) dalam Rusila, et al,. (1999) melaporkan
bahwa di Indonesia, R. stylosa dan Sonneratia alba tumbuh pada pantai yang
berpasir, atau bahkan pada pantai berbatu.
53
c.
INP Zona Sungai
Zona sungai memiliki substrat berlumpur dan berkarang, daerah ini juga
dipengaruhi oleh aliran sungai. Zona sungai memiliki jenis tumbuhan mangrove
lebih banyak dibandingkan dengan zona darat dan zona laut. Tercatat 6 jenis
mangrove yang terdapat pada zona sungai, yang sebagian jenisnya dapat
dijumpai pada zona darat dan zona laut. Indeks nilai penting tertinggi adalah
Rhizopora apiculata sebesar 122.99 %. Areal yang digenangi oleh pasang sedang
didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora (Rusila, et al., 1999) sedangkan indeks
nilai penting terendah adalah Avicenia alba sebesar 8.71 %.
2. Perbandingan Stok Karbon Pohon, Akar, Serasah dan Nekromasa Pada
Zona Darat, Laut dan Sungai
Karbon organik pada pohon terbentuk dan tersimpan melalui proses
fotosintesis CO2 atmosferik sebagai bahan baku fotosintesis akan dikonversi
menjadi biomassa dan disimpan pada komponen tumbuhan baik diatas maupun di
bawah permukaan tanah. Data pengukuran biomassa pohon kemudian dikonversi
menjadi stok karbon.
Pada zona darat dilakukan analisis one way ANOVA, untuk melihat
perbandingan stok karbon yang terdapat pada 4 komponen karbon; pohon, akar,
nekromassa dan serasah.
54
180,00
160,00
166,76
145,76
140,00
127,05
Ton/ha
120,00
100,00
Darat (Mg/ha)
80,00
Laut (Mg/ha)
65,83
59,46
51,84
60,00
Sungai(Mg/ha)
40,00
20,00
3,46 1,78 7,13
0,21 0,12 0,19
0,00
Pohon
Akar
Nekromassa
Serasah
Komponen Hutan
Gambar 4.1. Stok Karbon di Berbagai Komponen
omponen.
Pada Gambar
ambar 4.1 diatas bisa dilihat, komponen pohon memberikan
kontribusi terbesar dalam penyimpanan karbon. Dari hasil ANOVA dengan
menggunakan software Statistical Product and Service Solution 16.0 (SPSS
(
16.0),, kita bisa melihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000
0,00 (Lampiran).
Nilai signifikansi atau p-value juga mengizinkan kita untuk menolak hipotesis
nol pada tingkat signifikansi 5%. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara ke-44 komponen tersebut, minimal ada satu di antara keempat komponen
hutan itu yang memberikan stok karbon yang berbeda dari yang lainya.
55
Pada zona laut, komponen-komponen hutan seperti serasah dan
nekromassa juga berperan dalam menyimpan karbon, walaupun tidak sebesar
stok karbon dalam biomassa pohon. Pada grafik (Gambar 4.1) dapat dilihat
bahwa pemasok stok karbon terbesar dari beberapa komponen-komponen hutan
adalah stok karbon pohon sedangkan yang terkecil adalah stok karbon serasah.
Serasah yang jatuh biasanya tersapu oleh air laut sehingga pada lantai hutan
hanya sedikit dari serasah yang bisa ditemukan, itulah kenapa serasah menjadi
pemasok terkecil dalam keseluruhan stok karbon. Pada zona laut pemasok stok
karbon terbesar adalah komponen biomassa pohon dan pemasok stok karbon
terkecil adalah serasah.
Zona laut pemasok stok karbon terbesar adalah biomassa pohon, ditempat
kedua adalah biomassa akar. Dalam Hairiah et al. (2007) disebutkan
mengestimasi penyimpanan C pada akar pohon di hutan tropika basah dengan
menggunakan nilai terpasang (default value) nisbah tajuk: akar, yaitu 4:1 untuk
pohon di lahan kering, 10:1 untuk pohon di lahan basah dan 1:1 untuk pohon di
tanah-tanah miskin. Dari uji ANOVA, kita bisa melihat bahwa nilai
signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi atau p-value ajuga mengizinkan
kita untuk menolak hipotesis nol pada tingkat signifikansi 5%. Artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara ke-4 komponen tersebut, minimal ada satu di
antara keempat komponen hutan itu yang memberikan stok karbon yang berbeda
dari yang lainya.
56
Pada zona sungai juga dilakukan analisis statistik perbandingan stok
karbon yang dihasilkan oleh komponen-komponen hutan. Analisis ini juga
menggunakan software SPSS. Dari uji ANOVA dengan menggunakan SPSS, kita
bisa melihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi atau pvalue juga mengizinkan kita untuk menolak hipotesis nol pada tingkat signifikansi
5%. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan, minimal ada satu di antara keempat komponen hutan itu yang memberikan stok karbon yang berbeda dari yang
lainya.
3. Perbandingan Nilai Stok Karbon Pohon pada Zona Darat, Zona Laut dan
Zona Sungai
Chave et al. (2005) menyatakan bahwa perkiraan jumlah biomassa diatas
tanah, terutama pohon terkait diameter pohon, berat jenis dan tinggi pohon, serta
tipe hutan menurut iklim (kering, lembab dan basah). Hasil penghitungan
statistik, stok karbon pohon pada zona darat, zona laut dan zona sungai tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini diduga terkait dengan kerapatan,
vegetasi yang menyusun zona dan ukuran diameter pohon. Pada zona darat, zona
laut dan zona sungai memiliki kerapatan yang tidak jauh berbeda dan vegetasi
mangove yang menyusun zona darat, zona laut dan zona sungai hampir sama
banyak dengan jenis yang sama serta diameter pohon yang pada umumnya
berukuran kecil dan sedang. Berarti dapat diartikan pula bahwa vegetasi pada
57
zona darat, zona laut dan zona sungai sama-sama penting dalam menyumbang
penyimpanan karbon.
Hasil pengukuran stok karbon pada penelitian ini menunjukan bahwa stok
karbon yang terbesar adalah pada zona sebesar 234,57 ton/ha, disusul oleh zona
darat sebesar 209,16 ton/ha dan zona sungai sebesar186,36 ton/ha. Jumlah stok
karbon pada zona-zona tersebut lebih besar dari stok karbon di hutan mangrove
yang terdapat di kawasan pesisir Pulau Dua yang tercatat sebesar 51,31 ton/ha
(Wulansari, 2008). Hal ini tidak menjadi masalah karena jumlah stok karbon
tersimpan antar lahan berbeda-beda, tergantung pada keragaman dan kerapatan
tumbuhan yang ada, jenis tanahnya serta cara pengelolaannya. Penyimpanan stok
karbon suatu lahan menjadi lebih besar bila kondisi kesuburan tanahnya baik, atau
dengan kata lain jumlah karbon tersimpan di atas tanah (biomasa tanaman)
ditentukan oleh besarnya jumlah karbon tersimpan di dalam tanah (Hairiah et al.,
2007). Tercacat juga hutan mangrove sekunder di BKPH Ciasem, KPH
Purwakarta menyimpan stok karbon 54,1 – 182,5 ton/ha (Masripatin, N. et al.,
2010).
Download