Excerpt

advertisement
ii
this book is written as a tribute to Papi & Mami,
they taught me how to think critically.
and to the greatest inspirations in my life,
my faithfull wife Iin, who has patiently taking care of me
little Alila Shaffiya asy Syarifah & my hope,
Sifr Muhammad al Fatih 1453
iii
‫إذا تم لنا فتح القسطنطينية تحقق فينا حديث من أحاديث رسول الله ومعجزة من معجزاته‪,‬‬
‫وسيكون من حظنا ما أشاد به هذا الحديث من التمجيد والتقدير‪،‬‬
‫فالظفر العظيم الذي سنحرزه بإذن الله سيزيد الإسلام قدرا وشرفا‪،‬‬
‫فاجعلوا تعاليم شريعتنا الغراء نصب أعينكم‪ ،‬‬
‫فلا يصدر عن أحد منكم ما يجافي هذه التعاليم‬
‫ولتتجنبوا الكنائس والمعابد ولا تمسوها بأذى‪،‬‬
‫ودعوا القسس والرهبان والضعفاء والعجزة الذين لا يقاتلون‪،‬‬
‫وليبلغ من سمع منكم من لم يسمع‬
‫محمد الفـاتح ‪1453-‬‬
‫‪iv‬‬
‫‏‏أي المدينتين تفتح أولا ‏‏ قسطنطينية ‏ ‏أو ‏‏ رومية ‏ ‬
‫‏فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏مدينة ‏ ‏هرقل ‏ ‏تفتح أولا ‏ ‏يعني ‏‏ قسطنطينية‬
‫‬
Muqaddimah
Menjadi seorang Muslim yang kaaffah memang tidak
mudah, dan saya secara pribadi mengalami hal itu. Bukan
hanya saya, banyak Muslim lain pun mengalaminya. Dan hal
ini memang menjadi sesuatu fenomena yang menyertai kehh
hidupan kaum Muslim zaman muta’akhir, persis seperti yang
digambarkan oleh rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkh
kan oleh Imam Bukhari: “Sesungguhnya di belakangmu nanti
akan ada hari-hari penuh kesabaran. Sabar pada hari itu seperti
halnya memegang bara api”. Dan Rasulullah tidaklah pernah
salah, sesuatu yang baik menjadi pembicaraan pada masa ini
dan keburukan menjadi contoh dan trend hidup.
vi
Hasilnya jelas, akhirnya kebanyakan Muslim yang tidh
dak bersabar atas kondisi ini akhirnya tertipu dan mengikuti
arus zaman, dan mulai melakukan pengingkaran terhadap
syahadat yang mereka ucapkan, sedikit demi sedikit, sejengh
gkal demi sejengkal sampai akhirnya mereka terbenam seuth
tuhnya dalam lubang biawak yang seharusnya tidak boleh
mereka masuki. Kaum Muslim kehilangan identitas mereka
sebagai seorang Muslim. Islam menjadi tidak lebih daripada
asesoris yang bisa dipakai dan ditinggalkan sewaktu-waktu,
tatanan kehidupan rusak dan alam pun berbicara dengan
caranya sendiri
Sebagai seorang Muslim, perih rasanya melihat kondh
disi semacam ini, ketika orang-orang kebanyakan begitu bersh
serius dalam kehidupan mereka, begitu keras dalam perkara
keduniaan, tetapi begitu mudah lalai dalam perkara akhirat,
padahal kebenaran Allah pasti ketika Dia menyatakan “dan alAkhirat lebih baik daripada ad-Dunya”. Maka satu-satunya pilihh
han adalah terjun untuk menunaikan kewajiban dakwah saya
sebagai seorang Muslim, untuk mengembalikan kehidupan
Islam ketengah-tengah masyarakat dan menghalau kehanch
curan yang menggerogoti ummat ini.
Dan seringkali saya menemukan pertanyaan-pertanyh
yaan seperti: “Mas mungkin nggak ya Islam akan bangkit
lagi, dan memberikan kebaikan dan kemajuan peradaban
seperti dulu?”, dan selalu saya katakan bahwa permasalahan
tegaknya Islam itu bukan permasalahan yang layak dibahas
karena itu adalah sebuah kepastian, tetapi yang harus dibahh
has adalah “sudahkah kita melakukan aktivitas yang paling
maksimal untuk menegakkan Islam ini?.
Memang betul, terkadang kebanyakan orang memph
percayai sesuatu hanya sebatas pada apa yang mereka lihat
dan indera. Padahal banyak fakta-fakta yang lain yang tidak
dapat dilihat dan diindera. Termasuk dalam hal itu adalah surgh
ga dan neraka, kemenangan dan kebangkitan Islam serta Janjh
ji Allah serta bisyarah Rasul-Nya. Inilah mungkin perbedaan
mendasar antara mukmin dan kafir.
Maka buku ini akan mengajak pembacanya untuk
menelusuri setitik dari ilmu Islam dan berbagi pengalaman
dengan para pembebas Islam. Buku ini mencoba untuk mengh
gajak pembacanya berfikir lebih dari out of the box, berfikir
beyond out of the box dan buku ini saya harapkan bisa membh
berikan lebih dari sekedar inspirasi; beyond the inspiration.
Buku ini ditujukan kepada kaum Muslim yang mendedh
dikasikan hidup dan matinya nya dalam perjuangan mengembh
balikan kehidupan Islam, juga kepada kaum Muslim yang mau
untuk belajar menghormati diri mereka sendiri lalu berjuang
di jalan yang sama. Khusus untuk kaum Muslim yang sama
sekali awam dengan Islam, buku ini juga dirancang khusus
untuk kaum awam, dan insya Allah menjadi bekal pemikiran
yang cukup.
vii
Subhanallah wa Alhamdulillah, akhirnya buku pertama
ini selesai saya tulis. Dan ini bukanlah buku yang dapat membh
berikan segala solusi terhadap permasalahan ummat, tapi
setidaknya saya berharap buku ini dapat memberikan banyak
manfaat dan kontribusi sebesar-besarnya bagi perjuangan
penegakkan aturan Allah swt.
viii
Sungguh buku ini tidak akan bisa disuguhkan seah
andainya saya tidak bertemu dengan para pejuang Allah
dalam penegakan Khilafah Islam, maka terimakasihku untuk
semuanya. Terimakasih saya haturkan kepada Kang Salman
yang membimbing saya dalam penulisan buku ini, Kang Akay
yang membuat buku ini agar lebih mudah dicerna dengan layoh
outnya, kepada MR. Ramadhi yang mengurus distribusinya.
Terimakasih juga tak lengkap bila tidak saya tujukan kepada
dua ustadz pertama yang membentuk saya menjadi seperti
ini, Ustadz Fatih Karim dan Ustadz Epi Taufik, dan Ustadz Syah
amsuddin Abu Faqih yang telah membantu melembutkan hati
saya. Akhirnya, kepada istri saya Iin yang telah bersabar atas
waktu bersama Abi-nya yang tersita ketika merampungkan
buku ini, bahkan beliay bersabar terbagi waktunya dengan
penyelesaian buku ini ketika sedang terbaring di rumah sakit,
dan kepada buah hatiku Alila Shaffiya asy-Syarifah dan Sifr
Muhammad al-Fatih 1453. You’re all my greatest inspiration,
love you all in Allah
Jakarta, April 2010
Felix Y. Siauw
Daftar Isi
Life is Choice ~1
Get The Guidance Easier ~ 35
The Way To Belief ~ 75
The True Testify ~ 123
As Allah Assign ~ 149
Beyond The Inspiration ~ 179
Living The Afterlife ~ 221
ix
Prologue
Maybe you’re just daydreaming..!
It seems that you and all friend of yours
living in the world of fantasy!, wake up, see the reality!
you can’t denied the reality!
Kalimat-kalimat semisal itu seringkali diucapkan kepada
saya ketika saya ketika saya selesai memberikan seminar atauph
pun sharing mengenai Islam di berbagai tempat, khususnya
ketika saya menjelaskan dengan keyakinan bahwa Islam akan
kembali bangkit untuk kedua kalinya dan sekali lagi menorehkh
kan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.
Memang betul, saat ini kita hidup dalam dunia yang
bergerak cepat kearah ketidakwarasan, sehingga orangorang yang waras akhirnya dianggap tak waras hanya karena
mereka minoritas. Kita menyaksikan zaman dimana kaum
Muslim betul-betul telah tercerabut dari akarnya sehingga
merasa minder dengan agamanya sendiri dan lebih percaya
kepada bukan dari kaumnya dibanding dari kaumnya sendiri
atau bahkan kepada Allah. Kita berada dalam zaman yang
membuat kaum Muslim putus asa dan lebih cenderung menh
nyesuaikan diri dengan keburukan daripada merubah keburukh
kan itu sendiri.
Jujur saja, bukan hanya ummat Muslim yang putus asa
melihat keadaan saat ini dimana kaum Muslim terpuruk hamph
pir di segala segi. Saya pribadi yang pernah melihat dari luar
kacamata Islam sangat memahami hal ini dan berpendapat
bahwa tidak mungkin ada obat untuk mengobati kehancuran
kaum Muslim. Setidaknya itu perasaan saya sebelum saya
mengetahui kebenaran agama Islam.
Ketika saya mendapatkan kebenaran Islam, saya akhih
irnya mengetahui bahwa kebangkitan Islam bukanlah suatu
perkara yang utopis, melainkan suatu kepastian. Ketika itulah
saya baru sadar, ternyata kaum Muslim yang hancur yang selh
lama ini saya lihat justru tidak pernah memanfaatkan Islam
kecuali hanya sebahagian saja. Justru kehancuran dan keterph
purukan ummat ini dimulai ketika Islam sebagai pandangan
hidup ditinggalkan oleh kaum Muslim yang silau dengan kebh
bangkitan semu dunia barat.
Setelah saya mengetahui bahwa justru kerusakan pada
ummat Muslim terjadi karena ditinggalkannya Islam sebagai
jalan hidup, maka saya segera mencari pemahaman Islam sepeh
erti apakah yang dapat membangkitkan ummat yang sedang
hancur terpuruk ini?
Aneh tapi nyata sekaligus fenomenal, dalam satu sisi,
suatu ummat yang berada ditengah-tengah peradaban besar
dunia yang dibangun dalam hitungan abad tiba-tiba dalam
waktu singkat dapat bangkit dan mengungguli negara-negara
adidaya dan tampil sebagai pemimpin konstelasi percaturan
politik dunia. Bukan Arab yang saya bicarakan, tapi ummat
Muslim. Imperium Persia di sebelah timur dengan seluruh
kejayaannya pernah menguasai wilayah yang sangat besar di
dunia dan ditakuti karena pasukannya yang masif. Imperium
Romawi terletak di sebelah barat dengan kekuasaan yang tak
kalah luasnya dan sangat disegani oleh karenanya.
Sementara satu ummat yang terletak diantara Persia
dan Romawi, bangkit dalam kurun waktu kurang dari 50 tahh
hun dapat menempatkan dirinya sebagai pemimpin, bahkan
pada akhirnya dapat menaklukkan Persia dan Romawi serta
memberikan kesejahteraan pada wilayahnya melebihi apa
yang pernah diberikan oleh kedua imperium tersebut.
xi
xii
Bila Imperium Persia dan Romawi besar itu wajar, karenh
na mereka berabad-abad mengasah semua itu. Aneh tapi nyath
ta, di suatu ummat yang paling terbelakang pada zamannya,
ternyata muncul dan menjadi pemenang. Jelas bukan ummatnh
nya yang memberikan pengaruh pada kebangkitan ini. Pasti
ada sesuatu di belakang ummat ini yang mereka pegang dan
jadikan panduan. Islam-lah yang bertanggung jawab dibalik
bangkitnya ummat di Jazirah Arab.
Kita ingat dahulu kala Rasulullah menerapkan Islam di
Madinah pada tahun 623 M yang bisa bertahan sampai tahun
1924 M dengan segala keluarbiasaannya, sejarah tidak bisa
berbohong bahwa abad keemasan umat Muslim (Islamic goldeen age) pada saat kekhilafahan Abbasiyyah dan kekhilafahan
Utsmaniyyah (750 M – 1500 M) telah menyatukan lebih dari
1/3 dunia. Kekuasaan membentang dari sebagian Eropa (Andh
dalusia) hingga dataran Balkan yang kekuatan laut maupun
daratnya ditakuti di dunia. Dunia mengingat nama Muhammh
mad al-Fatih (Muhammad II the Conqueror) pemimpin para
pemuda yang kala itu berusia belum genap 23 tahun pada
tahun 1453 M menaklukkan Konstantinopel (Ibukota Romawi
Barat - Byzantium) yang kala itu merupakan negara adidaya.
Juga tertulis dengan tinta emas dalam sejarah peradabh
ban manusia karya besar pemikir dan saintis Muslim seperti
al-Khawarizmi dengan teori matematikanya, al-Kindi dengan
pemikirannya, Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan kesush
sasteraannya yang telah menulis Asas Pengobatan (Canons of
Medicine) serta al-Haitsami dengan ilmu optiknya, dan Ibnu
Khaldun dengan ilmu dan teori sejarahnya.
Pada pendidikan pun tak kalah hebatnya Imam Ad Damsh
syiqi telah menceritakan sebuah riwayat dari Al Wadliyah bin
Atha yang menyatakan bahwa di kota Madinah ada tiga orang
guru yang mengajar anak-anak. Khalifah Umar bin Khatthab
memberikan gaji pada mereka masing-masing sebesar 15 dinh
nar (sekitar Rp. 21.675.000 dengan asumsi 1 gram emas = Rp.
340.000). Atau pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dimanh
na tidak ada warga negara yang miskin sehingga zakat bagi
orang miskin tidak dibagikan.
Sayapun bertanya-tanya. Kenapa pada satu sisi ada ummh
mat yang begitu mulianya dengan Islam, sementara ummat
yang lain dengan Islam yang sama justru terpuruk. Kenapa
Islam pada suatu masa dapat memberikan pencerahan dan
harapan bagi seluruh ummat manusia, disaat yang lain Islam
dipandang rendah oleh ummat manusia. Padahal semuanya
tidak ada yang berubah.
Jelas sudah, ada sesuatu dari Islam yang telah hilang.
Sesuatu yang dengan sengaja dihilangkan oleh orang-orang
yang tidak senang kepada Islam dengan segala daya dan
upaya mereka. Sesuatu yang telah hilang inilah yang akhirnya
menimbulkan ketakutan (phobia) yang luar biasa kaum Muslh
limin terhadap Islam. Sesuatu yang telah hilang ini telah menjh
jalarkan virus ketidakpercayaan dan ketakutan pengemban
da’wah Islam untuk menyuarakan Islam yang mulia. Sesuatu
yang telah hilang ini pun mengakibatkan pemuda-pemuda Islh
lam akhirnya hidup kebanyakan tanpa tujuan yang jelas, mereh
eka menjadi seorang ilmuwan tanpa agama dan menjadi ahli
ibadah tanpa ilmu dunia, tertipu oleh paradigma berfikir yang
diajukan oleh pemikir-pemikir yang benci kepada Islam: ingin
dunia tinggalkan agama dan ingin agama tinggalkan dunia.
xiii
xiv
Sungguh upaya dan daya dari orang-orang dan kelomph
pok-kelompok yang tidak senang dengan Islam telah meneh
emui keberhasilan mereka. Mereka telah berhasil membuat
kaum Muslim berfikir bahwa agama Islam hanyalah ritual
semata sehingga mereka bisa lega dari ketakutan mereka
akan Islam kaaffah (ritual dan politis). Mereka telah berhasil
membuat pandangan bahwa al-Qur’an dan as-Sunnah bukanlh
lah satu-satunya sumber rujukan kaum Muslim tetapi hanya
pilihan saja sehingga mereka bisa menjual standar, aturan dan
nilai-nilai rendah mereka kepada kaum Muslim.
Mereka telah berhasil membuat kaum Muslim merasa
takut, ketinggalan zaman ketika mempelajari Islam sehingga
mereka dapat selamat dari ketakutan mereka yaitu bersatunh
nya kaum Muslim dengan Islam kaffah. Mereka berhasil membh
bius kaum Muslim dengan budaya dan keindahan semu dunia
sehingga mereka bisa tetap memeras kekayaan kaum Muslim.
Mereka telah berhasil membuat kaum Muslim terpecah belah
dengan oknum-oknum hasil didikan mereka sehingga mereh
eka bisa selamat dari kekuatan kaum Muslimin yang bersatu.
Mereka berhasil membuat persepsi bahwa pengemban Islam
adalah menakutkan dan tidak profesional sehingga kaum
Muslim yang belum mengerti berpaling dari para pengemban
da’wah Islam.
Oleh karena itu, perlu mengembalikan bagian yang hilh
lang ini pada kaum Muslim, agar mereka sadar entitas mereh
eka sesungguhnya dan menjadikan Islam sebagaimana yang
dijadikan Rasulullah dan generasi-generasi terbaik di dalam
Islam.
Dan seharusnya kita mengatakan pada orang-orang
yang meragukan sedikitpun akan kebangkitan Islam ataupun
orang yang menyimpang dari jalan lurus Islam untuk berkomph
promi dalam keburukan perkataan Allah swt:
‫ُق ْل َ�أ َ�أ ْن ُت ْم َ�أ ْع َل ُم َ�أ ِم ال َّل ُه َو َم ْن َ�أ ْظ َل ُم ِم َّم ْن َك َت َم َشهَا َد ًة‬
‫ِع ْن َد ُه ِم َن ال َّل ِه َو َما ال َّل ُه ِب َغا ِف ٍل َع َّما َت ْع َم ُلو َن‬
Katakanlah: “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah,
dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang menyembunyyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali
tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan
(TQS al Baqarah [2]: 140)
Maybe it is right,
that one’s who abandon reality is a daydreamer.
But who abandon their God because of reality
is worse than daydreamer!
If an obedience to Allah and His Messenger
makes me called a fool, than I rather called a fool
than to abandon Allah and His Messenger
After all, I definitely not daydreaming
but I am dreaming a day that definitely came
the day that today reality doesn’t matter
because I have Allah and Rasulullah’s promises!
xv
Download