PENEGAKAN HUKUM TERHADAP LARANGAN DAN

advertisement
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP LARANGAN DAN PEMBATASAN BARANG IMPOR (Suatu
Tinjauan dari Aspek UU No. 10/1995)
Oleh: Dr. MARTEEN L. SAUHOKA ,SH,MS
ABSTRAK
Perdagangan internasional khususnya impor dan ekspor merupakan faktor penting dalam menunjang
pembangunan perekonomian nasional. Oleh karena itu, kebijakan di bidang impor dan ekspor, terutama
dalam rangka antisipasi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, yakni dengan semakin
terbukanya pasar nasional harus tetap menjamin keamanan, ketertiban, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Hal yang perlu mendapat perhatian, terutama bidang impor, antara lain mengenai pengawasan
dan penegakan hukum terhadap aturan larangan dan pembatasan barang-barang impor, yang dapat
mengganggu atau merugikan kepentingan tersebut di atas dengan tetap memperhatikan rambu-rambu dari
organisasi perdagangan dunia, seperti WTO (World Trade Organisation).
Dari hasil kajian/penelitian permasalahan tersebut di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:kategorisasi
barang yang dilarang, adalah kelompok barang, yang karena sifatnya dapat membahayakan pertahanan,
keamanan, dan ketertiban masyarakat, serta kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Sedangkan
kategorisasi barang yang dibatasi, meliputi kelompok barang selain yang termasuk kategori barang yang
dilarang tersebut, tetapi dapat membahayakan atau merugikan kepentingan lainnya, seperti industri
perdagangan dan keuangan, perlindungan kelestarian flora & fauna. Berdasarkan Pasal 53 Ayat (1) UU
No.10/1995, yang berwenang membuat peraturan larangan dan/atau pembatasan tersebut adalah instansi
terkait di bidang fungsi dan tugasnya masing-masing sebagai pembantu presiden dalam melaksanakan
pembangunan nasional, dan bentuk peraturan tersebut dapat berupa Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri. Aturan dimaksud wajib disampaikan kepada Menteri
Keuangan untuk ditetapkan dan dilaksanakan oleh DJBC dalam fungsinya mengawasi lalu lintas barang yang
masuk dan keluar Daerah Pabean Indonesia. Dalam praktiknya kewajiban menyampaikan aturan itu kepada
menteri tidak dilakukan, sehingga menjadi permasalahan yuridis dalam pelaksanaannya. Penegakan hukum
aturan larangan dan/atau pembatasan tersebut lebih kepada pencegahan dan pengendaliannya saja pada
barang yang terkena aturan larangan dan/atau pembatasan itu, dan tidak dapat dituntut pidana berdasarkan
Pasal 102 UU No.10/1995.
Keywords: penegakan hukum, perdagangan internasional, barang impor
Download