perubahan ruang hunian oleh gaya hidup dan gender

advertisement
PERUBAHAN RUANG HUNIAN OLEH GAYA HIDUP DAN
GENDER KOMUNITAS AMMATOA KAJANG
SULAWESI SELATAN
Nama mahasiswa
NRP
Pembimbing
Co-Pembimbing
: Mimi Arifin
: 3209 301 004
: Prof. Happy Ratna S. , M.Sc., Ph.D.
: Ir. Purwanita Setijanti, M.Sc., Ph.D.
ABSTRAK
Perkembangan arsitektur erat kaitannya dengan perilaku dan aktivitas aktualisasi diri
sekelompok masyarakat, yang disebut gaya hidup. Masalah perubahan gaya hidup tidak
hanya berdampak pada arsitektur modern, juga arsitektur tradisional. Kekhasan
penelitian ini adalah membahas juga dari sisi gender. Gender erat kaitannya dengan
perilaku normatif yang membedakan laki-laki dan perempuan yang sampai sekarang
sering dipermasalahkan batas-batasnya.
Lokasi penelitian adalah Komunitas Ammatoa, terletak di Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Komunitas ini terbagi atas Kajang Dalam dan
Kajang Luar. Kajang Dalam warganya masih bertahan dengan cara hidup, perilaku dan
bentuk rumah tinggal yang sesuai norma adat. Kajang Luar sejak tahun 1982 telah
menerima pembaharuan, pembangunan dan berdampak pada perubahan bentuk rumah
tinggalnya.
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya hidup dan gender
yang berdampak pada perubahan ruang hunian.
Metode yang digunakan adalah fenomenologi yaitu pemahaman dan penghayatan
aktivitas laki-laki dan perempuan sehari-hari maupun temporal, guna menghasilkan
kategori-kategori yang diduga berpengaruh terhadap gaya hidup dan gender yang
berdampak pada perubahan ruang hunian. Dilanjutkan dengan metode retrospektif, guna
membuktikan pengaruh kategori-kategori tersebut.
Hasil penelitian: makna ruang pada rumah tinggal Kajang Dalam menandakan
penghargaan terhadap perempuan. Perempuan adalah adat, penjaganya adalah laki-laki.
Terdapat pembagian peran, namun keduanya saling membantu karena adanya nilai
kebersamaan yang membolehkan perempuan berpartisipasi di ruang publik. Tidak
terdapat perbedaan makna ruang hunian antara Kajang Dalam dan Luar. Yang berbeda
hanyalah elemennya. Makna ruang hunian, merupakan tempat yang bernilai sebagai:
ruang penghubung Tu Rie A’rana (kepada Tuhan), pembinaan keluarga, kontak masa lalu
dan leluhur, kebersamaan, identitas, menghasilkan, dan ruang mempermudah kehidupan.
Dengan pendekatan retrospektif ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
gaya hidup dan gender yang berdampak pada perubahan rumah tinggal yaitu, kontak
budaya luar, tingkat pendidikan, usia, jenis pekerjaan, ekonomi, dan kontak masa lalu.
Kontak masa lalu (habitus lama) berpengaruh dalam memodifikasi gaya hidup (habitus
baru) yang berdampak pada keinginan mempertahankan bentuk rumah. Faktor ekonomi
tidak hanya mempengaruhi perubahan gaya hidup, namun juga untuk mempertahankan
cara hidup. Melalui gaya hidup yang dinamis, norma sosial (gender) berubah yang
selanjutnya terwadahi dengan berubahnya ruang hunian.
Kata kunci : Perubahan, ruang hunian, gaya hidup, gender, komunitas Ammatoa
Kajang
v
Halaman ini sengaja dikosongkan
vi
Download