upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA
KELAS VIID SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA
Oleh:
Alfi Novitasari
11144100116
Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT) pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada bulan Mei
sampai dengan Juni 2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan dengan 4 tahapan yaitu: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Dilakukan dalam dua
siklus. Sebyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta
yang berjumlah 35 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Obyek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT). Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, tes kemampuan berpikir kritis, catatan harian, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data
dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan tahapan
penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIID SMP Negeri 11
Yogyakarta yang terdiri dari enam indikator, yaitu: (1) Analisis Informasi, (2)
Menganalisis Masalah, (3) merumuskan Masalah, (4) kemampuan mengajukan
pendapat dengan alasan yang relevan, (5) kemampuan memecahkan masalah, (6)
Kemampuan menarik kesimpulan. Hal ini dibuktikan ditunjukkan: (1) Rata-rata
pelaksanaan pembelajaran mencapai 76.00% (kriteria kriteria tinggi) pada siklus
I dan 100% (kriteria tinggi) pada siklus II. (2) peningkatan kemampuan berpikir
kritis dapat dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan sebelum dilakukan tindakan
dan disetiap akhir siklus. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada tes
pra-tindakan adalah 52,34 (cukup) kemudian mengalami peningkatan pada tes
siklus I menjadi 55,30 (kriteria cukup) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi
79,12 (kriteria tinggi).
Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dan Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT).
Melalui penelitian ini, manfaat yang
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan saat PPL II di kelas VIID SMP
ingin diraih yakni:
1. Manfaat Teoritis
Negeri 11 Yogyakarta, peneliti menemukan
Penelitian
masih rendahnya
memperkaya
respon siswa terhadap
ini
diharapkan
temuan
pada
dapat
bidang
stimulus yang diberikan guru berupa perhatian,
pendidikan matematika. Apabila penelitian
dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
ini menunjukkan hasil dalam peningkatan
merasa malu, takut, dan kurang percaya diri
kemampuan berpikir kritis siswa dalam
dalam
maupun
pembelajaran matematika, maka dapat
menanyakan hal-hal yang belum mereka
dijadikan alternatif dalam pembelajaran
pahami.
matematika di SMP.
mengemukakan
Kegiatan
pendapat
pembelajaran
masih
menggunakan
2. Manfaat Praktis
metode ceramah dan aktivitas kelas cenderung
a. Bagi guru bidang studi: sebagai bahan
dengan kegiatan mencatat dan menyalin.
masukan
Siswa tidak dapat memberikan kesimpulan
keefektifan
yang tepat pada materi
matematika menggunakan Numbered
yang
sedang
diajarkan.
Ketika
guru
Heads
guru
meningkatkan
tidak dapat menyelesaikannya. Hal ini terjadi
kritis siswa.
b. Bagi
siswa.
model
Together
memberikan latihan soal, mayoritas siswa
akibat kurangnya kemampuan berpikir kritis
dalam
mengetahui
pembelajaran
(NHT)
kemampuan
siswa: dapat
dalam
berpikir
mengaplikasikan
Persamaan dan pertidaksamaan Linear
Berdasarkan
hasil
pra-tindakan
Satu
Variabel
dalam
permasalahan
matematika terhadap kemampuan berpikir
sehari-hari serta lebih kritis mempelajari
kritis siswa kelas VIID SMP Negeri 11
matematika.
Yogyakarta, menunjukkan bahwa nilai rata-
c. Bagi
sekolah:
hasil
penelitian
ini
rata kemampuan berpikir kritis siswa sebesar
sebagai bahan informasi bagi sekolah
52,34 (cukup) dengan persentase ketuntasan
dalam
hanya 9, 375 % (kriteria sangat rendah) siswa
pendidikan
yang berada diatas nilai KKM yaitu 75 dari
matematika.
peserta pra-tindakan yang berjumlah 32 siswa.
tindakan
yang
diajuka
kelas
meningkatkan
ini
dalam
adalah:
kemampuan
peningkatan
khususnya
mutu
pendidikan
d. Bagi peneliti: sebagai bahan referensi
Berdasarkan uraian di atas rumusan
masalah
upaya
bagi peneliti selanjutnya.
penelitian
bagaimana
berpikir
KAJIAN TEORI
kritis
Menurut Suherman dkk dalam Endang
siswa melalui model pembelajaran kooperatif
Susetyawati & Sumaryanta (2005: 11) istilah
tipe Numbered Heads Together (NHT) pada
mathematics (Inggris), mathematik (Jerman),
siswa kelas VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta?
mathematique (Perancis), matematico (Itali),
2
matematiceski
(Rusia),
atau
Numbered Head Together (NHT) atau
mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari
penomoran
kata latin mathematica, yang mulanya diambil
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dari bahasa Yunani, mathematike, yang berarti
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
“relating to learning”. Matematika adalah
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan
kelas tradisional. Numbered Heads Together
atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa, dan
(NHT) pertama kali dikembangkan oleh
suatu alat (reys dkk dalam Endang Susetyawati
Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih
& Sumaryanta, 2005: 12). Pembelajaran
banyak siswa dalam menelaah materi yang
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
membelajarkan
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
siswanya
(mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam
rangka
mencapai
tujuan
Berpikir
kritis
menurut
adapun
merupakan
proses
bersama
adalah
tersebut (Trianto, 2013: 82).
yang
diharapkan (Trianto, 2013: 17).
berpikir
(Trianto,
langkah-langkah
2012:
82-83),
dalam
pembelajaran kooperatif tipe
model
Numbered
mental yang teorganisasi dengan baik dan
Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut.
berperan dalam proses mengambil keputusan
a. Tahap 1. Menyampaikan tujuan dan
untuk
memecahkan
masalah
dengan
memotivasi siswa
menganalisis dan menginterpretasi data dalam
Guru menyampaikan tujuan pelajaran
kegiatan inkuiri ilmiah (Eti Nurhayati, 2011:
yang akan dicapai pada kegiatan
67). Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
pelajaran
mengatakan sesuatu dengan penuh percaya
pentingnya topik yang akan dipelajari
diri, “ide saya bagus karena berdasarkan
dan memotivasi siswa belajar.
alasan yang logis,” atau “ide anda bagus
yang
menekankan
b. Tahap 2. Menyajikan informasi
karena didukung oleh bukti yang kuat”
Guru
(Johnson, 2011: 185).
materi kepada siswa dengan jalan
Dalam
penelitian
ini
indikator
demonstrasi
kemampuan berpikir kritis matematis yang
digunakan
adalah
(1)
menyajikan
atau
informasi
melalui
atau
bahan
bacaan.
Kemampuan
c. Tahap 3. Fase 1: Penomoran
menganalisis permasalahan, (2) Kemampuan
Guru
menganalisis
pemecahan
kelompok 3-5 orang dan kepada setiap
informasi
untuk
membagi
siswa
kedalam
masalah,
(3)
Kemampuan
merumuskan
anggota kelompok diberi nomor antara
masalah,
(4)
kemampuan
mengajukan
1 sampai 5.
pendapat dengan alasan yang relevan, (5)
kemampuan
memecahkan
masalah,
d. Tahap
(6)
4.
pertanyaan
Kemampuan menarik kesimpulan.
3
Fase
2:
mengajukan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan
siswa dalam belajar matematika mencapai
atau LKS kepada siswa. Pertanyaan
minimal 75 dalam kriteria tinggi.
dapat bervariasi.
Instrumen yang digunakan antara lain:
e. Tahap 4. Fase 3: berpikir bersama
Siswa
f.
menyatukan
lembar observasi, tes, catatan lapangan, dan
pendapatnya
dokumentasi.
Teknik
pengumpulan
data
terhadap jawaban pertanyaan itu dan
menggunakan observasi, tes, catatan lapangan,
meyakinkan
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
tiap
anggota
dalam
timnya mengetahui jawaban tim.
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Tahap 5. Fase 4: Menjawab
menelaah seluruh data yang tersedia dari
Guru memanggil suatu nomor tertentu,
berbagai sumber yaitu dari observasi, tes
kemudian siswa yang nomornya sesuai
kemampuan berpikir kritis, catatan lapangan,
mengacungkan
dan
dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan
mencoba untuk menjawab pertanyaan
yaitu dengan menganalisis lembar observasi,
untuk seluruh kelas.
analisis data tes, dan penarikan kesimpulan.
tangannya
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
tindakan kelas kolaborasi yang dilakukan
tentang proses pembelajaran kooperatif tipe
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
Numbered Heads Together (NHT) di kelas
pembelajaran. Kolaboratif artinya peneliti
VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta yang
dalam pelaksanaan tidakan, berkolaborasi atau
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
bekerja sama dengan guru mata pelajaran
berpikir kritis siswa sudah meningkat. Hal ini
matematika.
dilaksanakan
dapat dilihat dengan membandingkan hasil
adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe
analisis data pada observasi keterlaksanaan
Numbered Heads Together (NHT) dalam
pembelajaran
pembelajaran
berpikir kritis siswa pada siklus I dan siklus
Tindakan
yang
matematika
sebagai
upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis kelas
VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta. Penelitian
dan
hasil
tes
kemampuan
II.
Hasil
observasi
keterlaksanaan
ini dilakukan pada buan Mei-Juni tahun ajaran
pembelajaran pada siklus I sebesar 76,00%
2014/2015 di SMP Negeri 11 Yogyakarta.
meningkat menjadi 100% pada siklus II.
Desain
penelitian
penelitian
ini
yang
terdiri
dipilih
dari
dalam
perencanaan
Berdasarkan
hasil
tes
berpikir kritis siswa pada setiap siklusnya,
(planning), tindakan (acting), pengamatan
model
(observing),
Numbered Heads Together
dan
refleksi
(reflecting).
kemampuan
pembelajaran
kooperatif
tipe
(NHT) dapat
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus.
meningkatkan
Siklus ini dihentikan apabila ada peningkatan
siswa. Hasil tes kemampuan berpikir kritis
skor rata-rata tes kemampuan berpikir kritis
menunjukkan rata-rata skor 52,34 (Kualifikasi
4
kemampuan
berpikir
kritis
Cukup) pada pra-tindakan, 55,30 (Kualifikasi
Cukup) pada siklus I dan 79,12 (Kualifikasi
Tinggi) pada siklus II.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis a
siswa kelas VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta.
Skor tiap aspek kemampuan berpikir
KESIMPULAN DAN SARAN
kritis siswa yaitu: (1) Analisis Informasi
Hasil
Penelitian
Tindakan
Kelas
mencapai skor 82,86% (Kualifikasi Tinggi)
(PTK)
pada siklus I dan 86,76% (Kualifikasi Tinggi)
persamaan dan pertidaksamaan linear satu
pada siklus II, (2) kemampuan menganalisis
variabel
masalah mencapai skor 77,14% (kualifikasi
kooperatif tipe Numbered Heads Together
tinggi) pada siklus I dan 86,76% (Kualifikasi
(NHT)
Tinggi) pada siklus II, (3) kemampuan
berpikir kritis siswa. Hal ini karena model
merumuskan masalah mencapai skor 70,28%
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
(kualifikasi cukup) pada siklus I dan 88,97%
Together (NHT) melibatkan lebih banyak
(Kualifikasi Tinggi) pada siklus II, (4)
siswa dalam menelaah materi yang tercakup
kemampuan mengajukan pendapat dengan
dalam
alasan yang relevan mencapai skor 47,86%
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.
(kualifikasi rendah) pada siklus I dan 72,06%
Pembelajaran dengan model ini menuntut
(Kualifikasi
(5)
siswa untuk secara aktif memahami materi
kemampuan memecahkan masalah mencapai
pelajaran secara individu untuk mencari
skor 45,24% (kualifikasi rendah) pada siklus I
informasi, menganalisis masalah, merumuskan
dan 75,88% (Kualifikasi Tinggi) pada siklus
masalah, memecahkan masalah, memberikan
II, (6) kemampuan menyimpulkan mencapai
alasan yang relevan, dan menyimpulkan
skor 41,14% (kualifikasi rendah) pada siklus I
masalah. Ketika siswa telah memahami materi
dan 80,88% (Kualifikasi Tinggi) pada siklus
pelajaran, mereka cenderung banyak bertanya
II.
dan lebih tertarik menanggapi hasil pekerjaan
cukup)
pada
siklus
II,
pada
siswa
melalui
dapat
suatu
kelas
model
VIID
pembelajaran
meningkatkan
pelajaran
materi
dalam
kemampuan
mengecek
siswa lain yang disampaikan di depan kelas.
5
Nilai rata-rata kemampuan berpikir
APLIKASINYA. Jakarta: CV. Usaha
kritis siswa pada tahap pra-tindakan adalah
Makmur.
52,34 pada kualifikasi cukup. Pada siklus I
meningkat menjadi 55,30 dan masih dalam
Eti
Nurhayati.
2011.
PSIKOLOGI
kualifikasi cukup. Pada siklus II meningkat
PENDIDIKAN
INOVATIF.
menjadi 79,12 berada pada kualifikasi tinggi
Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
Heruman. 2013. MODEL PEMBELAJARAN
dilaksanakan di SMP Negeri 11 Yogyakarta
MATEMATIKA
ada beberapa saran yang dapat peneliti berikan
DASAR.
kepada pembaca, antara lain sebagai berikut.
Rosdakarya.
DI
Bandung:
SEKOLAH
PT
Remaja
2015.
Upaya
1. Guru sebaiknya selalu memotivasi siswa
untuk saling berinteraksi dan aktif dalam
Isnaini
mengikuti pembelajaran matematika.
Nur
Safitri.
Meningkatkan Pemahaman Konsep
2. Guru memantau setiap tingkah laku siswa
Matematika
siswa
untuk mengetahui masalah-masalah yang
Pembelajaran
Kooperatif
muncul selama pembelajaran terjadi.
Numbered Heads Together (NHT)
3. Perlu adanya sarana dan prasarana yang
lebih
berpikir
mendukung
siswa
terutama
Tipe
pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2
maksimal dalam proses pembelajaran
yang
dengan
Sedayu (tidak diterbitkan).
kemampuan
kemampuan
Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching
berpikir kritis.
& Learning: Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan
Bermakna. Bandung: Kaifa Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Saefudin. 2012. Meningkatkan
Profesionalisme
dengan
PTK.
Khamami
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Puspayanti.
2015.
Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning:
TEORI
&
APLIKASI
Matematika
PAIKEM.
Learning) pada Siswa Kelas X MIA
SMA
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008.
KONSEP
PGRI
1
Kasihan
(tidak
diterbitkan).
DAN
Guru. Jakarta:
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan
Pendekatan
Kontextual (Contextual Teaching and
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
MATEMATIKA
Melalui
Persada.
Profesionalisme
6
PT Raja Grafindo
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed
Methode).
Endang Susetyawati dan Sumaryanta. 2005.
Bandung:
TEKNOLOGI
ALFABETA.
Suharsimi
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA. Yogyakarta.
Arikunto.
2010.
PROSEDUR
PENELITIAN:
Suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Trianto.
2013.
PEMBELAJARAN
MENDESAIN
INOVATIF-PROGRESIF:
Konsep, Landasan, dan Implementasi pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
7
Download