Surat 3 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 3 Yohanes
(Bagian 38)
Wednesday, January 11, 2017
3 Yoh. 1:5-8
1:5 Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara,
sekalipun mereka adalah orang-orang asing. 1:6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar
perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah. 1:7 Sebab
karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.1:8 Kita
wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.
-
-
-
-
-
Oleh karena Ajaran Allah, Gayus mengerjakan Kebenaran dengan cara yang berkenan kepada Allah.
Karena Nama-Nya, mereka (hamba-hamba Allah) mengangkat kakinya untuk berjalan mengerjakan
Kebenaran.
Demikian juga kita, harus ambil bagian dalam pekerjaan untuk Kebenaran. Gayus bergerak, hambahamba Tuhan yang lain bergerak, kita juga wajib bergerak. Kita bagaikan satu tubuh yang bergerak
bersama-sama dangan Kristus sebagai Kepala.
Perhatikan kata ‘Kita wajib’. Jika Firman Allah mengatakan bahwa ‘kita wajib’ untuk ambil bagian
dalam pekerjaan Kebenaran, itu karena Allah terlebih dahulu telah mengerjakan pekerjaan
Kebenaran kepada kita, yaitu melalui Kurban Kristus di atas kayu salib.
Bahkan sampai hari ini, Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa masih bekerja bagi
kita, supaya pada saatnya kita bisa ditampilkan sebagai Mempelai-Nya (Tubuh-Nya) dalam keadaan
cemerlang dan sempurna. Tetapi, pembentukan Tubuh Kristus terganjal oleh : kekerasan hati,
keinginan (akar dosa), dan perkara-perkara yang mati.
Itu sebabnya, jangan pernah melepaskan diri dari pelayanan Imam Besar dan jangan pernah
berhenti untuk melayani di dalam Kasih dengan Setia. Bukti bahwa kita hidup dalam pelayanan
Imam Besar adalah kita hidup melayani. Melayani dengan Kasih dan Setia seperti Imam Besar
(kuasa Imam Besar ada pada kita).
▫


Camkan: dalam pelayanan, Tuhan memulai bekerja - melayani dari ‘dasar’, untuk kemudian Tuhan
akan tingkatkan pelayanan ini sampai pada ‘puncaknya’. Dalam pelayanan kita kepada Tuhan dan
sesama, kita juga harus memulai dari ‘dasar’ yang benar, dan pelayanan ini juga harus ‘memuncak’.
Jika dasarnya benar, pasti ada kemajuan.
Dasar adalah Kasih mula-mula, Kurban Kristus. Kurban yang mengampuni (Wah. 1:5-6). Bukti
diampuni adalah kita mengampuni sesama. 1 Yoh. 3:14 -- tidak mengampuni = tidak mengasihi,
tinggal dalam gelap = pekerjaan tidak dapat sempurna. Hukum yang utama adalah hukum damai
(Matius pasal 5, Mat. 5:23-24).
1
▫
Yesus melayani kita dengan kekuatan salib-Nya, untuk meningkat sampai menjadi Mempelai
Wanita-Nya, supaya kita masuk dalam ‘Tubuh Mempelai’. Kita sudah ditebus, dan sekarang kita
dalam perjalanan untuk mencapai kedudukan yang sama seperti DIA, menjadi Mempelai Wanita
yang suci, sama seperti DIA adalah suci (1 Yoh. 3:3).
Sementara kita masih ada di dunia, ada satu jarak yang harus kita tempuh. Sementara kita
menempuh jarak itu, perhatikan jarak antara kita dengan Tabut Perjanjian, juga perhatikan
pelayanan dari Imam Besar yang harus kita terima, sehingga kita juga bisa melayani Tuhan dan
sesama (seperti yang dikerjakan oleh Imam Besar dalam tiga macam ibadah, Imam Besar bekerja aktif).
Jadi, antara ‘Kasih Mula-mula’ sampai pada ‘Puncak Kasih’, ada suatu ‘jarak’, yang akan kita tempuh
dengan suatu perjalanan. Dalam perjalanan ini, kita perlu mengalami pelayanan Imam Besar
dengan Kasih dan Setia, dengan kerendahan hati. Demikian juga kita, kita harus melayani dengan
Kasih dan setia dan dengan kerendahan hati.
Page
▫



Sebagai contoh, coba perhatikan Yudas Iskariot. Yudas Iskariot tidak sempat mengalami Kasih mulamula, padahal Yudas Iskariot dilayani oleh Tuhan pertama-tama. Dalam Yoh. 12, sesungguhnya
Tuhan arahkan pelayanan itu khusus kepada Yudas Iskariot, tetapi mata Yudas tidak terbuka.
Yudas Iskariot memang mengikut Yesus ke mana saja Yesus pergi, dia juga melihat mujizat bahkan
menjadi saksi saat Lazarus dibangkitkan, tetapi Yudas tidak mengalami pelayanan Imam Besar yang
melayani dengan penyucian sampai pada akar dosa (cinta akan mammon).
Yudas tidak mengalami atau tidak menerima pelayanan dalam suasana Surga. Yudas malah menjadi
penentang pelayanan suasana Surga. Apa yang sudah terjadi pada Yudas, adalah suatu peringatan
bagi kita supaya kita tidak mengikuti jejak Yudas. Sudah berada bersama Yesus, sudah dilayani oleh
Imam Besar, tetapi malah berdiri sebagai penentang.
Yoh. 12:4-6
Yudas Iskariot (akar segala kejahatan)
12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 "Mengapa minyak
narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya
bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang
yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
-
-
▫
▫
▫
▫
▫

Firman Allah katakan bahwa Yudas adalah seorang pencuri. Yudas adalah pribadi yang dipengaruhi
dan dikuasai dengan keinginan akan mammon. Jadi, pencuri artinya dikuasai keinginan akan
mammon. Hatinya dipenuhi oleh keinginan, sehingga sampai saat dia berhadapan dengan Imam
Besar pun, dia melawan dan tidak pernah berubah.
Kita memang harus melayani Tuhan, tetapi marilah kita melayani dengan dasar yang benar, yaitu
dengan dasar Kristus yang disalibkan, sehingga ‘akar dosa’ yang ada pada daging ini bisa dicabut.
Mulai dari keinginan akan mammon, yang merupakan akar segala kejahatan.
Yudas suka dan mau melayani Tuhan tetapi dia tidak memberikan dirinya untuk mengalami
pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus, akar dosa itu dicabut sehingga Yudas tidak
pernah mengalami lahir baru
Keinginan yang ada pada Yudas tidak pernah dicabut, dan sehari menjelang Paskah (Yoh. 13), pada
malam itu juga Yudas menjual Yesus dengan 30 keping perak. Yudas larut dan ikut dengan
keinginan akan uang.
Perhatikan arah dari ‘keinginan’ akan uang, yaitu: mengkhianati Yesus. Hal mengkianati tidak usah
menunggu ‘nanti’, sebab seringkali karena memburu uang, kita sudah ‘menyimpang’ dari Iman (ini
adalah bibit-bibit pengkhianatan). Banyak pengkhianat karena mammon.
Hanya dengan tiga puluh keping perak, keselamatan yang sudah diterima oleh Yudas diobral
dengan harga murah. Hal ini sungguh merupakan suatu kebodohan. Sampai hari ini, kebodohan
yang sama masih tumbuh subur di dalam gereja.
2
-
Perhatikan perkataan Yudas: ‘memperhatikan nasib orang-orang miskin’ adalah suatu bentuk
pelayanan. Apa yang dikerjakan oleh Yudas sepertinya pelayanan, tetapi dasarnya bukan Kurban
Kristus. Yesus tidak terkesima dengan perkataan Yudas, tetapi Yesus meneliti ‘hati’.
Itu sebabnya perhatikan Firman Allah, supaya pelayanan kita tidak merupakan pelayanan yang
bertopeng, tetapi pelayanan yang benar-benar berdasarkan Kurban Kristus. Yudas adalah orang
yang ‘MEMAKSAKAN DIRI’ untuk mengikut Tuhan, memaksakan diri untuk melayani Tuhan, tetapi
hatinya tidak pernah mau disucikan dan diubah oleh Tuhan.
Inilah model Yudas, dan sampai pada hari ini banyak bermunculan Yudas-yudas di dalam gereja
Tuhan, seperti yang dikatakan oleh Firman Allah, bahwa mereka bagaikan antikris yang besar.
Sekarang sudah banyak antikris-antikris.
Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang memaksakan dirinya untuk tetap melayani,
tetapi dari dalam hatinya tidak pernah ada kesediaan untuk diubah. Bukan hanya tidak mau
bertobat dari perbuatan, tetapi dari akar dosa, itulah keinginan akan mammon yang tidak mau
diserahkan kepada Imam Besar untuk dicabut.
Page
-


Jika kita melayani Tuhan tanpa melihat dasar yang benar, tanpa Kurban Kristus  kita bodoh.
Tetapi jika kita melayani Tuhan dengan melihat Kristus yang tersalib, kita adalah orang yang
berhikmat. Kita bagaikan orang-orang Majus yang berhikmat.
Sekalipun mungkin pelayanan ini hina, tidak diperhitungkan, dan tidak dipandang orang, sepertinya
pekerjaan bodoh menurut ukuran dunia, tetapi kita bisa melihat bahwa di situ ada kemuliaan (bukan
kehinaan). Dalam pelayanan yang berdasarkan Kurban Kristus, kita lihat ada suatu kekuatan dan
kuasa Allah (bukan kehinaan) dan hikmat Allah (bukan kebodohan).
Yudas tetap bertahan
Yoh. 13:1-2
13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada
kesudahannya. 13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon,
untuk mengkhianati Dia.
-
-
-
-
▫
▫
▫
Kejadian yang terjadi di mana Yesus makan bersama-sama para murid adalah kejadian di mana
Yesus akan disalibkan. Paskah pada saat itu adalah Paskah yang terakhir bagi bangsa Israel, tetapi
sekaligus merupakan Perjamuan Kudus yang pertama untuk gereja Tuhan.
Sebenarnya, apa yang dikerjakan Yesus pada saat itu adalah ‘memurnikan’. Dimulai dari 12 orang
yang merupakan embrio dari sidang jemaat Tuhan, yang akan berkembang sampai nanti menjadi
satu Tubuh yang sempurna.
Pada Yoh. 13:11, Yesus sudah melihat dan katakan: Kalian ini sudah bersih, tetapi tidak semuanya.".
Tuhan menghendaki semuanya bersih (suci). Sebab Yudas masih bertahan dengan keinginannya.
Dalam Yohanes 12, selain ‘keinginan’, juga ada ‘tinggi hati’. Tinggi hati adalah benih yang juga tidak
menyucikan sidang jemaat.
Tinggi hati dan keinginan, sama najisnya. Tinggi hati juga perlu dicabut, demikian juga dengan sikap
tidak dengar-dengaran, durhaka, atau keras hati. Jika Firman Allah sudah kita dengar, jangan
keraskan hati, tetapi terima – percaya, untuk kemudian berjalan bersama Firman Allah untuk
melakukan.
Sementara masih ada Terang (=Yesus, makan bersama Yesus) dan Terang ini tinggal sebentar saja,
percayalah kepada Terang, supaya kita berjalan dalam Terang. Jangan mengeraskan hati,
sementara Firman Allah yang adalah Terang Allah disampaikan. Jangan lengah dalam hal makan,
sebab jika lengah, iblis siap menguasai.
Jika Firman Allah disampaikan, maksudnya adalah supaya melembutkan hati kita yang keras, sebab
keras hati merupakan kenajisan bagi Tuhan. Tuhan tidak mau di dalam sidang jemaat-Nya ada
‘pemberontakan’ kepada diri-Nya, apalagi sampai ada penolakan (Yoh. 12:37-50).
Penolakan adalah puncak dari pemberontakan. Menolak Yesus sebagai Kepala. Jadi, keinginan,
tinggi hati, keras hati, menolak, adalah perkara-perkara yang menajiskan tubuh. Dalam Yoh. 13,
Yesus hanya tunjukkan tentang Yudas dengan akar dosanya. Yudas Iskariot bertahan dan tidak
mau melepaskan ‘Akar Dosa’, sampai saatnya dia menghadapi ‘Perjamuan Kudus’.
Page
3
Perjamuan Kudus dan Pesta Nikah
▫ Perjamuan Kudus akan meningkat, dan dalam Perjamuan Kudus, semuanya akan menjadi semakin
nyata. Itu sebabnya, Perjamuan Kudus tidak bisa dikerjakan dengan main-main dan harus dengan
pemeriksaan diri yang benar (pemeriksaan yang dikerjakan oleh Firman Allah), sebab pada saat itulah
Tuhan akan ‘menyingkirkan’ Yudas.
▫
▫
▫





Dengan Perjamuan Kudus, Yesus tampil dengan Kuasa Paskah. Tuhan akan menyucikan dan
memurnikan sidang jemaat-Nya dari orang-orang yang:
1. Memberhalakan mammon
2. Meninggikan diri
3. Mengeraskan hati – tidak dengar-dengaran
4. Menolak Firman Allah
Mengapa disingkirkan? Sebab orang-orang semacam itu tidak berada dalam Tubuh Kristus dan
harus disingkirkan. Ingat, bahwa Perjamuan Kudus akan meningkat. Penggunaan kualitas akan
Perjamuan Kudus bagi anak-anak Tuhan akan meningkat.
Mereka tidak lagi memakan roti, tetapi benar-benar Tubuh Kristus. Mereka tidak hanya meminum
anggur, tetapi benar-benar Darah Kristus. Sehingga Tubuh dan Darah Kristus benar-benar
mendarah daging dalam kehidupan kita, sehingga dalam kehidupan kita tidak ada perkara lain.
Perhatikan: kita akan menuju kepada Pesta Nikah Anak Domba Allah. Jika peranan Perjamuan
Kudus kita hinakan dengan cara tidak mengijinkan Tuhan untuk mencabut segala ‘akar dosa’ yang
ada pada daging ini, maka kita pun tidak akan pernah sampai pada Pesta Nikah Anak Domba Allah.
Firman Allah katakan: “Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." Bangkai berbicara
tentang Tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan. Burung Nazar adalah orang-orang yang merindukan
kedatangan Tuhan, orang-orang yang benar-benar menikmati dan menghargai Tubuh dan Darah
Kristus.
Sikap kita menghadapi Perjamuan Kudus di hari-hari ini sangat menentukan. Jangan main-main
dalam pelayanan Perjamuan Kudus, juga jangan main-main saat mempergunakan Perjamuan
Kudus, sebab Tuhan ingin satukan kita di dalam ‘satu tubuh dan satu darah’ untuk nanti masuk
pada pesta besar, yaitu Pesta Nikah Anak Domba Allah.
Jadi, ‘pesta Paskah – Perjamuan Kudus’ adalah permulaan yang nanti meningkat sampai pada Pesta
Nikah Anak Domba Allah. Kita akan menuju ke sana, tetapi masih ada ‘jarak’ yang harus kita
tempuh. Dalam menempuh jarak ini, kita harus tetap menerima pelayanan Imam Besar.
Kita akan menuju kepada ‘nikah kekal’, nikah yang tidak bisa dipisahkan oleh apa pun, sebab
hubungan nikah pada saat itu benar-benar sudah merupakan suatu hubungan ‘kepala dan tubuh’
yang tidak dapat dipisahkan oleh kuasa apa pun.
Pembasuhan (Pelayanan Imam Besar)
▫ Kita lihat 2 peristiwa ini: pesta Paskah yang dikaitkan (diarahkan) kepada Perjamuan Malam Pesta
Nikah Anak Domba Allah. Dalam perjalanan menuju Pesta Nikah Anak Domba Allah, ada hal-hal
yang perlu kita perhatikan dan perlu disucikan oleh Tuhan.
▫ Dalam Yohanes 13, yang dikerjakan oleh Yesus adalah membasuh kaki para murid. Kaki adalah alat
yang kita pakai untuk berjalan di dalam kehidupan ini. Jadi, kaki adalah gambaran dari perjalanan
hidup. Kaki harus dibasuh. Dalam Perjalanan Hidup ini, kita harus dibasuh dan harus disucikan oleh
Tuhan.
1 Kor. 5:5-8
Adonan
5:6 Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? 5:7 Buanglah ragi yang lama
itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih,
yaitu Kristus. 5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan
kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
4
Yesus Kristus sudah tersembelih sebagai Kurban Paskah. Sementara duduk makan menikmati pesta
Paskah, terjadi suatu ‘pemurnian’ di antara murid-murid supaya ragi-ragi lama benar-benar sudah
disingkirkan. Yesus tidak menghendaki ada ‘sedikit pun’ ragi dalam kehidupan kita.
Page
-
-
-
Sekarang di dalam perjalanan hidup kita, ‘Kurban Kristus’ harus ditinggikan, supaya ragi lama benarbenar dibersihkan. Pada kisah ini, dosa yang dikemukakan adalah dosa ‘persundalan’ (ayat 1-2). Pada
Yudas, masih ada ‘keinginan’ akan mammon. Persundalan dan Keinginan, sederajat.
Persundalan (tidak setia, bersahabat dengan dunia -- Yak. 4:4), percabulan (mengutamakan perkaraperkara dunia lebih dari Tuhan -- 1 Kor. 6:13-20) adalah suatu kemegahan yang tersebulung. Di hadapan
Tuhan, itu bagaikan ragi yang mampu merusak adonan.
5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya
saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah
kamu sekali-kali makan bersama-sama.
-
-
Dosa-dosa yang disebut di atas adalah dosa yang sederajat. Keinginan membuahkan pemberhalaan
dan persundalan, inilah mata rantai yang ingin dilepaskan oleh Tuhan. Jadi, di dalam perjalanan
hidup ini ada perkara-perkara yang ingin Tuhan sucikan supaya kehidupan kita jangan sampai
terbuang. Sementara masih ada kesempatan untuk dibasuh, mari kita pergunakan dengan baik.
Seperti yang dikatakan dalam Efe. 5:26-27, bahwa Kristus menguduskan gereja-Nya dengan air dan
Firman. Kita semua sudah menerima Baptisan Air, sekarang kita juga harus menerima baptisan
Firman Allah, yang merupakan air yang mengalir dari tahta Allah yang membasuh kehidupan kita
supaya bisa tampil cemerlang, tanpa noda dan kerut, tanpa cacat cela.
Hubungan Petrus dan Adonan
▫ Sekarang kita lihat peranan Petrus yang pada kisah ini ditampilkan oleh Yesus. Perhatikan apa yang
dikerjakan oleh Petrus, sementara Yesus membasuh kakinya. Sikap Petrus dalam pembasuhan
merupakan nubuatan yang terjadi pada gereja Tuhan sekarang ini.
Yoh. 13:6-8
13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
-
-
-
-
Yang dibasuh oleh Yesus adalah kaki. Kaki adalah anggota tubuh yang dipergunakan untuk berjalan.
Apa yang dikerjakan oleh Yesus ini tentunya memiliki arti rohani yang harus kita ketahui, sebab
segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus, bertujuan rohani.
Petrus pertama-tama menolak apa yang sedang dikerjakan oleh Yesus. Jangan cepat-cepat menolak
apa yang sedang dikerjakan oleh Yesus, termasuk dengan segala sesuatu yang sedang Tuhan
kerjakan pada kita sekarang ini.
Jika sekarang mungkin sepertinya ada nyala api siksaan dan seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa
terjadi atas kita, itu adalah perbuatan Allah untuk membasuh kita. Pada saat itu dikerjakan,
mungkin kita tidak mengerti. Dalam keadaan tidak mengerti, jangan menolak. Tetapi kita harus
menyerahkan jiwa.
Allah tidak butuh kita untuk mengerti, tetapi yang DIA inginkan adalah supaya kita percaya dan
menurut. Yesus katakan: "Sekarang engkau tidak mengerti apa yang Kulakukan ini, tetapi nanti engkau akan
mengerti." Ingat, bahwa pembasuhan ini hanya singkat, hanya seketika saja lamanya.
-
Kata ‘membasuh’ berarti ‘membesihkan’ dengan air. Ada sesuatu yang kotor pada kaki, dan yang
kotor ini harus dibersihkan dengan air. Pembersihan harus dikerjakan secara pribadi oleh Imam
Besar.
Pembasuhan ini ditujukan supaya kita bisa masuk menjadi ‘satu adonan’. Adonan yang tidak ada
ragi, sebab Anak Domba Paskah sudah tersembelih. Masuk dalam satu kesatuan Tubuh, masuk
dalam satu adonan yang tidak bercampur dengan ragi.
Page
-
5
13:8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
13:8 Peter saith unto him, Thou shalt never wash my feet. Jesus answered him, If I wash thee not, thou hast no part with me.
-
Gereja Tuhan bagaikan ‘satu tubuh – satu adonan’ yang tidak boleh ada ragi. Jika ‘kakimu’ tidak
dibasuh, kamu tidak bisa masuk dalam satu adonan, atau tidak bisa masuk dalam satu kesatuan
Tubuh Kristus, itulah Mempelai Wanita.
Yesus tampikan Petrus
13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 13:10 Kata Yesus
kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih
seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
-
-
-
-
Yudas gambaran orang dengan keinginan akan mammon, Petrus gambaran orang dengan sifat
keras hati. Kedua dosa ini hanya bisa dilepaskan jika kita mau menerima pembasuhan kaki dengan
air Firman. Jika Baptisan Air sudah benar, tidak perlu Baptisan Air lagi, tetapi perhatikan
pembasuhan kaki.
Dari dialog antara Tuhan dan Petrus, kita bisa lihat tabiat Petrus yang ‘ngeyel’ dan selalu protes
dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus. Dari 12 rasul, Yudas sudah ditampilkan dengan dosa
keinginan akan uang. Sekarang Yesus mengarah kepada tabiat keras hati, dan menampilkan Petrus.
Dari 12 murid, Petrus adalah murid yang tertua. Petrus adalah murid yang:
◦ Paling lama mempergunakan hidupnya (paling berpengalaman)
◦ Paling lama mengadakan perjalanan
◦ Paling lama mempergunakan kakinya untuk berjalan
◦ Paling kotor kakinya, sebab dia yang paling lama mempergunakan kakinya untuk berjalan
Tuhan memilih Petrus bagaikan Yesus memilih ‘kaki’ yang paling kotor, sebab kaki ini yang paling
jauh berjalan dan paling lama digunakan. Dan kita lihat orang semacam ini, kerasnya bukan main.
(Maaf, jika kita menghadapi orang-orang tua yang keras, jangan kaget. Sebab Yesus sudah terlebih dahulu menemui hal
itu dan sudah memberi teladan). Jangan masuk dalam Pelayanan Kasih dengan hati yang keras. Kekerasan
hati mengotorkan perjalanan hidup kita.
▫
Tuhan memilih orang yang paling tua hidupnya, paling lama perjalanannya, paling banyak berjalan,
paling kotor kakinya. Dan ini semua kelihatan dari hati yang keras, yang dimiliki oleh Petrus. Saat
Yesus hendak mencuci kakinya, Petrus selalu berbantah dan beralasan: "Engkau tidak akan membasuh
kakiku sampai selama-lamanya."
▫
▫
Perkataan Petrus ‘sepertinya’ menyerah, tetapi sebenarnya itu wujud kekerasan hati. Anak-anak
Tuhan semacam ini banyak. Kelihatannya seperti menyerah, tetapi justru yang tersembunyi dalam
penyerahannya adalah Kekerasan Hati.
Hal semacam ini yang ingin dibasuh oleh Imam Besar. Sebab, jika kekerasan hati tidak dibasuh,
maka kekerasan hati akan menajiskan perjalanan hidup dan nikah kita. Jangan main-main dengan
KERAS HATI, yang kelihatannya hanya seperti debu yang nempel. Tetapi jika debu ‘kekerasan hati’
tidak dibasuh, maka debu itu akan meningkat dan menghancurkan masa depan. Jika Kekerasan
Hati tidak dibasuh, arahnya ke mana?
Mat. 19:1-8
Arah Kekerasan Hati
-
Keras hati sama dengan tidak bisa diajar dan tidak bisa dinasihati oleh Firman Allah (Bhs. Jawa).
Kekerasan hati adalah benih perceraian, dan perceraian (keras hati) adalah sesuatu yang dibenci
oleh Tuhan.
Tuhan tidak pernah menaruh benih perceraian, tetapi benih yang ditaruh oleh Tuhan adalah
benih ‘Saling Melayani’ di dalam Kasih. Praktek Pelayanan Kasih yang paling mudah adalah
melayani suami atau istri.
Page
-
6
19:8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula
tidaklah demikian.
19:8 Yesus menjawab, "Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu sebab kalian terlalu susah diajar. Tetapi sebenarnya bukan
begitu pada mulanya. (B.I.S)
-
-
-
Jangan menuntut untuk harus dilayani, sebab itu bukan praktek Kasih. Praktek Kasih adalah
melayani. Kita harus menuntut diri kita sendiri untuk selalu melayani. Jika kita bisa melayani dalam
Kasih, maka kita berada dalam suasana Surga. Sebab di Surga adalah suasana melayani.
Melayani itu membahagiakan, tetapi hal ini sulit dimengerti oleh daging. Jika kita melayani, kita
bahagia, yang kita layani juga bahagia. Melayani istri/suami sama dengan membahagiakan
istri/suami. Jika tubuh bahagia (istri), maka kepala (suami) juga bahagia, demikian juga sebaliknya.
Orang tua melayani anak, demikian juga anak melayani orang tua.
Suasana Surga adalah suasana melayani (Wah.7:15), tabiat melayani adalah tabiat Kerajaan Surga,
sebab semua penduduk Surga adalah imam-imam dan raja-raja.
Catatan: anak, jangan hanya bisa menuntut pelayanan dari orang tua. Tetapi anak juga harus
melayani orang tua. Suatu kebahagian tersendiri bagi orang tua jika menerima pelayanan dari anakanaknya.
Yoh. 13:14-15
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu
-
-
-
▫
Jika Tuhan melakukan ini, DIA ingin memberi teladan kepada kita supaya kita juga melakukan hal
‘melayani’ kepada sesama dengan rendah hati – dengan Kasih. Teladan yang diberikan oleh Yesus
adalah kekuatan yang harus kita terima. Selama kita memandang teladan Kristus, maka kita akan
menerima kekuatan untuk melayani.
Dengan Kasih dan Rendah Hati, Yesus melayani Petrus yang keras hati. Jika di hari-hari ini kita
diijinkan untuk melayani jemaat, suami, istri, anak, orang tua, sahabat, yang keras hati, ini adalah
saatnya kita melihat jejak teladan Yesus. Saatnya kita mengerjakan apa yang telah Yesus
kerjakan, di mana DIA sudah melayani kita, yang juga keras hati.
Dalam melayani, Yesus tidak berbicara tentang kedudukan (dalam pelayanan kita masih sering melihat
kedudukan). Sebab jika DIA berbicara tentang kedudukan, maka DIA yang harus dilayani oleh muridmurid. Tetapi dalam hal ini, Yesus mengajarkan bagaimana kita melayani tanpa memandang
kedudukan.
Jika memandang kedudukan, maka yang paling tinggi harus menerima pelayanan, tetapi di sini yang
utama adalah ‘pelayanan’, bukan ‘kedudukan’. Terutama kita kaum suami, yang sering menjadi
pegangan kita hanyalah kedudukan sebagai kepala. Di sini Tuhan mengajarkan bagaimana kita
MELAYANI dan bagaimana kita menghargai PELAYANAN yang kita terima.
1 Kor. 7: 3-4
-
-
Memenuhi kewajiban adalah melayani. Suami (orang tua) memberi teladan yang benar sesuai Firman
kepada istri dan anak, itu melayani. Suami harus meniru teladan dari Kepala, itulah Firman (Yer.
49:11). Jika teladan itu datangnya dari Firman, maka istri harus tunduk.
Itu sebabnya, suami harus memiliki pandangan yang benar akan Firman. Tetapi jika kita sebagai
suami tidak sedang berada di dalam jalur Firman, kemudian istri memberikan nasihat Firman,
bagaimana sikap kita sebagai suami? Dalam hal ini, seringkali kita hanya berpatokan bahwa kita
kepala, dan istri disuruh diam seribu bahasa.
Jika istri datang dengan nasihat Firman, berarti istri kita sedang melayani, dan pelayanan itu harus
kita hargai. Ingat: Tubuh kita (suami) bukan menjadi hak kita, tetapi yang mempunyai hak atas tubuh
kita adalah istri. Jadi, istri berhak untuk melayani milik kepunyaannya.
Page
-
7
7:3 Suami harus memenuhi kewajibannya sebagai suami terhadap istrinya, dan istri harus memenuhi kewajibannya sebagai istri
terhadap suaminya; masing-masing memenuhi kewajibannya terhadap yang lain. 7:4 Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri; yang
berkuasa atas tubuhnya adalah suaminya. Begitu juga suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri; yang berkuasa atas tubuhnya
adalah istrinya. (BIS)
▫
▫
▫



Kita sudah bertobat, tetapi Tuhan masih mau mencuci ‘perjalanan hidup’ kita. Jangan
mempertahankan kekerasan hati, sebab keras hati adalah benih perceraian. Dalam Mat. 19, Yesus
tunjukkan perceraian antara suami – istri.
Suami – istri adalah persekutuan yang paling kecil. Jika suami – istri saja tidak bisa bersatu, jangan
harap bisa bersatu dengan yang lain, apalagi dengan Tubuh Kristus. Ingat: Dalam bersatu, yang
menjadi pokok bukanlah suami (apalagi istri, jika istri lebih dominan), tetapi Firman Allah. Suami – Istri
harus menyatu di dalam Firman.
Jika salah satu diantara suami – istri ada yang keras atau tidak bisa diajar atau tidak menurut
Firman, maka benih perceraian sudah ada. Mungkin perceraian secara formal tidak terjadi, tetapi
jika pikiran dan perasaan tidak menjadi satu, itu sudah merupakan benih perceraian (tidak bersatu =
cerai) dan itu menimbulkan penderitaan yang dalam.
Sekarang kita mengerti, mengapa nikah harus dipelihara. Jangan sampai apa yang sudah
dipersatukan oleh Tuhan, diceraikan oleh kekerasan hati suami atau istri. Hal itu dimaksudkan
supaya kita ada bagian di dalam satu Tubuh Kristus, satu adonan yang sudah bebas dari ragi, itulah
keras hati.
Keras Hati sama dengan persundalan. Bersundal dengan kebenaran diri sendiri. Kebenaran diri
sendiri adalah tabiat (istri) dari bapa lama kita (iblis). Dan itu merupakan kenajisan. Tuhan memulai
dengan persekutuan yang kecil. Jangan ada KEKERASAN HATI.
Sementara masih ada Kurban Kristus yang bisa menyucikan kita, bukan hanya dari ‘akar dosa’,
tetapi Tuhan ingin sucikan sampai pada ‘Perjalanan Hidup’ kita, jangan ada KEKERASAN HATI,
supaya kita bisa masuk menjadi Tubuh Kristus, bagaikan Peti dari Tabut Perjanjian.
Perkembangan dari Perceraian
Mat. 19:9
19:9 Jadi, dengarlah ini: Siapa menceraikan istrinya -- padahal wanita itu tidak menyeleweng -- kemudian kawin lagi dengan wanita
yang lain, orang itu berzinah." 19:10 Maka pengikut-pengikut Yesus berkata kepada-Nya, "Kalau soal hubungan suami istri adalah
seperti itu, lebih baik tidak usah kawin." 19:11 Yesus menjawab, "Tidak semua orang bisa menerima kata-kata itu, hanya orangorang yang sudah ditentukan oleh Allah. (B.I.S)
-
▫
▫
▫
Marilah kita saling melayani dan mengampuni. Kalaupun ada kesalahan, ampuni kesalahan itu dan
jangan sampai kesalahan itu dipertahankan. Jika Tuhan sudah bekerja di dalam hati kita melalui
Firman dan Roh-Nya sehingga kita mengetahui kesalahan kita, mengakulah supaya kita ada dalam
satu kesatuan.
Kita masih punya kesempatan di mana Tuhan membasuh hati ini. Hari ini Tuhan ingin membasuh
hati kita, membasuh sampai pada tabiat kita. Jangan sampai ada satu kekerasan hati pada kita,
sebab itu akan mengakibatkan perpisahan.
Jika ‘kakimu’ tidak mau kubasuh, artinya ada ‘Kekerasan hati’, dan itu berarti kita tidak mendapat
bagian dalam Tubuh Kristus. Tidak ada hubungan dengan Tubuh Kristus, apalagi hubungan dengan
Kepala.
8
-
Benih Perceraian berasal dari kekerasan hati. Jika kita sudah ‘terpisah’ dari persekutuan yang paling
kecil, itulah nikah, maka ‘perceraian’ ini berlanjut sampai kepada ‘persundalan’, bahkan sampai
pada ‘persundalan’ yang tidak ada pada bangsa kafir.
Dari mana asal Persundalan ini? Keras hati. Mengapa bisa terjadi? Sebab kakinya tidak mau
dibasuh oleh Air Firman Tuhan. Jadi, Pembasuhan harus berjalan dalam kehidupan kita, untuk
menyatukan kita.
Jika nikah kita disatukan, Tuhan akan menyatukan kita dengan anggota Tubuh yang lain, dalam
pelayanan saling melayani dengan kasih, itulah kerinduan Tuhan. Sekali waktu kita akan mengalami
kKasih sampai kesudahan, itulah Pesta Nikah Anak Domba Allah.
Page
-



Jika perjalanan ‘kehidupan kita’ disucikan dengan Kasih Mula-mula, kita pasti sampai pada puncak
Kasih, itulah Pesta Nikah Anak Domba Allah. Itu sebabnya, setelah ditebus oleh Tuhan menjadi
orang percaya, jangan tinggalkan gereja Tuhan dan ibadah yang sudah Tuhan sediakan bagi kita.
Di dalam Ibadah yang dilayani oleh Imam Besar, di sana kita sedang dibasuh oleh Tuhan supaya
segala bentuk kekerasan dilembutkan oleh Tuhan. Segala debu dan kotoran di dunia yang sempat
melekat pada kaki kita saat kita berjalan, akan dibersihkan oleh Air Firman Allah.
Firman Allah akan membasuh kita menjadi sama seperti DIA, tanpa cacat cela. Tuhan mengerjakan
pelayanan Kasih ini bagi kita, bagi Mempelai-Nya, supaya Mempelai Wanita ini benar-benar
disediakan sebagai Tubuh yang sepadan dengan Kepala.
9
▫
Tuhan ingin menyucikan kita dari:
1. Dasar perbuatan kita dan
2. Langkah-langkah kehidupan kita, dengan pelayanan yang DIA kerjakan. Tuhan ajarkan Kasih
Ilahi untuk melayani.
Bukan suatu kebetulan jika Tuhan mencuci kaki.
Page
▫
Download