pengujian hipotesa - E

advertisement
PENGUJIAN HIPOTESA
PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESA
1. perumusan hipotesa nol dan hipotesa alternatif
2. penentuan taraf nyata atau 
3. menentukan statistik uji yang digunakan
4. pengambilan keputusan
 Perumusan Hipotesa Nol dan Hipotesa Alternatif
Hipotesa ini mempunyai perbedaan nol atau tidak mempunyai perbedaan
dengan hipotesa sebenarnya
Misal : hipotesa nol menyatakan bahwa efektifitas obat A sama dengan
efektifitas obat B, maka hipotesa alternatifnya adalah :
a. efektifitas obat A tidak sama dengan efektifitas obat B
b. efektifitas obat A lebih baik dari efektifitas obat B
c. efektifitas obat A lebih buruk dari efektifitas obat B
keputusannya : apakah hipotesa nol diterima atau ditolak
 Penentuan Taraf Nyata atau 
a. tujuannya memutuskan apakah perbedaan nilai statistik dan
parameter sebagai suatu hipotesa cukup nyata atau tidak
b. penentuan taraf nyata (significant level) “disesuaikan”
1
contoh taraf nyata 5 persen
daerah
penolakan
daerah
penolakan
Luas daerah
penerimaan 95%
2,5%
(0,0025)
2,5%
(0,0025)
 Pengujian dua sisi dan satu sisi
a. One Tailed Test
a. menolak Ho jika nilai statistik mempunyai perbedaan nyata lebih
besar atau lebih kecil dari parameter populasi yg dijadikan hipotesa
b. perumusan hipotesis alternatifnya (Ha)
H1 ………………….. ≠ 0
b. Two Tailed Test
pengujian satu sisi digunakan bila hipotesa alternatifnya lebih besar
atau lebih kecil dari hipotesis nol-nya.
daerah
penolakan
Luas daerah
penerimaan 95%
5%
(0,05)
2
Kasus :
Suatu perusahaan yang memproduksi lampu pijar menyatakan
bahwa daya tahan lampu pijar rata-rata 1.000 jam.
Buatlah perumusan hipotesa bagi perusahaan dan fihak pembelinya.
Penentuan Statistik Uji
z
st  parameter
t
 st
st  parameter
 st
a. Untuk sampel
besar atau n >30
c. Untuk sampel
kecil atau n >30
b. Tabel distribusi z
d. Tabel distribusi t
 Pengambilan Keputusan
Menerima Ho
Jika Ho benar
Jika H1 benar
Keputusan betul
Kesalahan jenis II
Probabilitas = 1 - 
Probabilita 
(tingkat keyakinan)
Menolak Ho
Kesalahan jenis 1
Keputusan betul
Probabilitas = 
Probabilitas = 1 - 
(taraf nyata)
(kuasa pengujian)
3
Nilai kritis dapat ditentukan dengan rumus :
z
x
/ n
CONTOH KASUS PENGUJIAN HIPOTESA
a. Pengujian thd nilai rata-rata dengan sampel BESAR
1. apabila deviasi standar populasi () diketahui
IPTN menyatakan bahwa pesawat setelah dipergunakan selama 1
tahun harus dicek selama 11 jam dengan deviasi standar 3,5jam.
Setelah 3 tahun teknisi meragukan hipotesa ini sehingga diperlukan
pengamatan ulang dengan sampel 49 pesawat ternyata waktu
pengecekan yang diperlukan selama 12 jam . teknisi percaya bahwa
deviasi standarnya tetap tidak berubah.
Pertanyaan : buatlah tahap-tahap pengujian hipotesanya
2. apabila deviasi standar populasi () tidak diketahui
bila  tidak diketahui, maka digunakan rumus :
z
x
s/ n
PT.Sosro menetapkan isi the botol 32 ons. Akhir-akhir ini ada
komplain dari pembeli bahwa isi the botol tidak sesuai. Untuk itu
dilakukan pengujian terhadap 100 botol, ternyata berat rata-rata 31,8
ons dengan deviasi standar 2 ons.
Pertanyaan : dengan taraf nyata 5%, apakah keluhan konsumen
tersebut dapat dibenarkan atau tidak?
4
a. Pengujian thd nilai rata-rata dengan sampel KECIL
1. apabila deviasi standar populasi () diketahui
untuk kasus IPTN yang sebelumnya, bila sampel diambil hanya 7
pesawat.
Pertanyaan : buatlah tahap-tahap pengujian hipotesanya
2. apabila deviasi standar populasi () tidak diketahui
bila  tidak diketahui, maka digunakan rumus :
t 
x
s/ n
buktikan kebenaran bahwa dengan 9 sampel pedagang kaki lima
keuntungan setiap harinya 25%.taraf nyata 5% dan hasil observasinya
adalah : 20%, 22%, 18%, 19%,21%, 20%, 23%, 17%, 20%.
5
Download