lagu untuk anak: sebuah kajian musikologis

advertisement
LAGU UNTUK ANAK: SEBUAH KAJIAN MUSIKOLOGIS
Moh. Muttaqin *
Abstrak
Musik atau lagu merupakan sebuah karya seni yang memiliki fungsi sangat penting bagi
kehidupan manusia termasuk kehidupan anak. Keberadaan musik tersebut sering
dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap perkembangan anak khususnya perkembangan
motorik emosi, intelligensi, bahasa, sosial, dan yang lainnya. Mengingat betapa penting
peranan musik bagi perkembangan jiwa anak, dalam menyusun lagu untuk anak perlu
diperhatikan dan dicermati unsur-unsur komposisi dengan maksud agar lagu yang
tercipta setidaknya dapat turut membantu mengarahkan perkembangan anak menuju
perkembangan yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun lagu anak
adalah: (1) dalam penentuan ambitus, hendaknya tidak lebih dari satu oktaf dengan
wilayah nada sekitar c1– c2; (2) pemilihan tema lirik lagu hendaknya mengandung
beberapa aspek paedagogis seperti: aspek moral, agama, kedisiplinan, dan mampu
mengembangkan daya pikir, cipta, bahasa dan emosi; (3) penyusunan lagu dengan notnot bernilai utuh, setengah, seperempat, dan seperdelapan dengan pola melangkah
dalam gerak melodi dalam bentuk lagu satu bagian.
Kata kunci: lagu, anak, unsur musik, ambitus, birama.
Pendahuluan
Lagu atau nyanyian merupakan sebuah ekspresi musikal seorang
komponis atas hasil perenungannya tentang pengalaman-pengalaman yang
dialaminya maupun kejadian-kejadian yang diamatinya tentang sebuah hal. Hasil
perenungan yang kemudian berupa sebuah karya musik tersebut jika
diklasifikasikan berdasarkan kategori-kategori tentu setidaknya dapat ditinjau dari
berbagai segi seperti: segi fungsinya, unsur-unsur pembentuk karya, jenisnya,
dan lain sebagainya
Dewasa ini, melalui berbagai media elektronik kita dapat mengamati
berbagai sajian musik (dalam hal ini adalah lagu) dan menikmatinya dari pagi
hingga malam atau bahkan sampai pagi lagi. Berbagai stasiun televisi dan radio,
baik milik pemerintah maupun swasta, tidak henti-hentinya menayangkan sajian
musik atau lagu dalam setiap bagian siarannya. Selain melalui tayangan siaran
televisi maupun radio, kita juga dapat menikmati sajian musik atau lagu di kafekafe yang khusus menyajikan musik-musik dalam salah satu acaranya selain
juga kita dapat menikmatinya dengan mendengarkan musik melalui rekamanrekaman musik baik yang berujud kaset maupun compact disck. Dilihat dari
*
Penulis adalah Dosen Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Semarang
ragam musik yang ditayangkan baik oleh stasiun televisi maupun radio,
setidaknya dapat dikatakan bahwa hampir semua jenis musik ditayangkan oleh
kedua jenis media tersebut, meskipun proporsi waktu tayangnya antar jenis
musik yang satu dengan lainnya tidak sama. Di sisi lain, ditinjau dari sasaran
usia yang dituju, ada lagu yang diperuntukkan orang dewasa, remaja, maupun
untuk anak-anak.
Disadari atau tidak, musik atau lagu memiliki fungsi yang sangat berarti
bagi kehidupan manusia termasuk di antaranya adalah anak-anak. Soedarsono
(1985:18) membagi fungsi pokok seni dalam kehidupan manusia ke dalam tiga
hal yaitu fungsi sarana upacara, hiburan pribadi, dan hiburan masyarakat atau
tontonan. Selain fungsi utama tersebut, masih terdapat fungsi tambahan
misalnya fungsi ekonomi, komunikasi, promosi, dan lain sebagainya. Sementara
itu, Merriam (1987:219-227) secara khusus membagi fungsi musik ke dalam 10
fungsi pokok, yaitu: (1) pengungkapan emosi, (2) penghayatan estetis, (3)
hiburan, (4) komunikasi, (5) pengungkapan simbolis, (6) respon fisik, (7)
penguatan dan penyelarasan norma-norma sosial, (8) pengesahan institusi
sosial dan ritual religi, (9) kontribusi untuk kontinuitas dan stabilitas kebudayaan,
dan (10) kontribusi untuk integrasi masyarakat.
Berdasarkan uraian tentang fungsi seni tersebut, setidaknya bisa
dipahami betapa seni memilki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia
tidak terkecuali bagi anak. Sayangnya peran seni yang begitu penting bagi anak
di satu sisi tidak dibarengi dengan upaya untuk mewujudkannya sehingga seni
menjadi kurang berarti untuk perkembangan anak. Khusus dalam musik
misalnya, kita dapat mengamati betapa porsi siaran musik yang cocok untuk
anak dalam mengembangkan berbagai potensinya begitu sedikit dibandingkan
dengan porsi untuk tayangan yang lain. Selain porsi waktu tayang yang sedikit,
akhir-akhir ini terdapat sebuah fenomena baru, yakni suatu upaya yang sekilas
terlihat seolah pengembangan potensi anak, namun jika diamati lebih dalam
pada hakikatnya merupakan pemaksaan dan “pemerkosaan” terhadap
perkembangan jiwa anak. Sebagai contoh misalnya saja pertunjukan festival
menyanyi bagi anak yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi
swasta. Dalam tayangan tersebut dapat disimak betapa sebuah lagu yang
mestinya cocok untuk orang dewasa baik ditinjau dari segi melodi, harmoni,
ritme, maupun syair lagunya harus dinyanyikan oleh seorang anak.
Terkait dengan fenomena tersebut di muka, dalam tulisan ini penulis
mencoba membahas lagu untuk anak dari perspektif musikologi. Bahasan ini
difokuskan pada persoalan bagaimana kriteria lagu untuk anak ditinjau dari segi
melodi, ritme, harmoni, dan syair lagu.
Lagu Ditinjau dari Kajian Musikologis
Musik dan Unsur-unsurnya
Musik merupakan salah satu cabang seni. Cabang-cabang seni yang lain
misalnya tari, seni rupa, seni media rekam, dan lain-lain. Secara sederhana
musik dapat diartikan sebagai suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu
atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya
melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu
(sebagai unsur pokok) dan ekspresi (meliputi tempo, dinamik, dan warna nada).
Lagu atau komposisi musik itu baru merupakan hasil karya seni jika
diperdengarkan dengan menggunakan suara (nyanyian) atau dengan alat musik.
(Jamalus 1988:1-2). Sebagai sebuah karya seni, unsur-unsur musik secara
ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dalam musik
dan tari. Irama dalam musik terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan
bermacam-macam lama waktu atau panjang-pendeknya, membentuk pola irama,
bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama. Melodi merupakan susunan
rangkaian nada yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapan
suatu gagasan, sedangkan harmoni adalah bunyi gabungan dari dua nada atau
lebih yang berbeda tingginya dan terdengar serentak. Bentuk atau struktur lagu
adalah susunan serta hubungan antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu
sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Unsur
ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa
dari tempo, dinamik, dan warna nada serta unsur-unsur pokok musik dalam
pengelompokan frase yang diwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi dan
disampaikan kepada pendengarnya. Tempo adalah kecepatan suatu lagu dan
perubahan-perubahan lagu itu, sementara dinamik adalah tanda untuk
menyatakan tingkat volume suara dan perubahan-perubahannya. Warna nada
adalah ciri khas bunyi yang terdengar yang dihasilkan oleh bahan/sumber bunyi
maupun oleh cara memproduksi bunyi.
Bernyanyi bagi Perkembangan Anak
Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya. Kegiatan
menyanyi pada dasarnya merupakan kegiatan yang menunjang perkembangan
anak khususnya dalam hal perkembangan motorik, perkembangan bahasa dan
berfikir, serta perkembangan sosial (Tim 1999:224-225). Dalam menyanyi anak
dapat mengembangkan kemampuan motoriknya melalui perasaan irama lagu
yang dinyanyikannya. Dengan menyanyi anak dapat mengembangkan
kemampuan bahasa dan berfikirnya yakni melalui syair-syair lagu yang
dilafalkannya, dan dengan menyanyi pula anak dapat mengembangkan
kehidupan sosialnya yakni melalui tema atau lirik-lirik lagu yang menggambarkan
lingkungan tempat tinggalnya atau alam sekitarnya. Oleh sebab itu, kegiatan
bernyanyi merupakan kegiatan yang penting bagi anak.
Musik dan Perkembangan Anak
Masa kanak-kanak dibagi ke dalam dua tahap yaitu masa kanak-kanak
awal dan masa kanak-kanak akhir. Masa kanak-kanak berlangsung dari usia dua
tahun sampai enam tahun. Pada usia ini ketergantungan anak semakin
berkurang sedangkan sikap mandiri semakin bertambah secara perlahan-lahan
(Depdikbud 1996 :164).
Pengalaman anak mengenal musik pertama-tama melalui bahasa syair
atau lirik, kemudian melalui lingkungannya. Dari lingkungan anak mengenal
bunyi serta suara yang dapat didengar atas produksi vibrasi atau getaran
gelombang suara. Dari sumber suara kemudian anak mulai belajar menyanyi,
hampir sama prosesnya pada waktu ia mulai belajar berbicara, yaitu dengan
cara meniru. Jika ia mendengarkan lagu yang berkesan gembira, gagah, penuh
ekspresi serta gaya, ia akan meniru model atau contoh dari yang mengajarinya.
(Lorrain 1967:18).
Masa perkembangan anak merupakan usia ideal untuk belajar
keterampilan serta merupakan fondasi yang kuat untuk perkembangan anak di
kemudian hari. Secara sederhana, perkembangan fondasi anak terbagi atas
perkembangan motorik, bahasa, emosi, sosial dan intelegensi (Sinaga
1998:379). Melalui musik anak dapat mengungkapkan seluruh pengalaman
hidupnya baik yang telah dialami, sedang, maupun yang akan dialaminya yang
berupa gagasan yang diinginkan atau yang perlu dihadirkan dalam dunianya.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, terkait dengan masa perkembangan
anak yang sedang berlangsung yang diharapkan dapat berjalan dengan baik,
kiranya terdapat beberapa faktor yang yang penting yang perlu diperhatikan guru
dalam pemilihan atau pembuatan lagu yang sesuai dengan perkembangan anak.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan atau penyusunan lagu
untuk anak adalah sebagai berikut.
Ambitus Suara Anak-anak
Nyanyian merupakan musik yang paling dekat dengan dunia anak karena
dengan nyanyian anak dapat mengekspresikan segala perasaannya melalui
musik dan syairnya. Agar nyayian ini dapat dinyanyikan oleh anak – anak
dengan enak, perlu diperhatikan luas wilayah nada (ambitus) dari suatu nyanyian
dan ambitus suara anak-anak. Dalam Music In Education of Children, Swanson
(dalam Tim 1999:228) menyebutkan bahwa beberapa anak TK dan kelas 1 SD
ambitus suara anak terletak antara nada C tengah sampai nada D atau E satu
oktaf lebih tinggi, sedangkan pada beberapa anak lainnya ambitus suaranya
terbatas pada lima nada di sekitar nada f’ dan a’.
Gambar 1. Ambitus Suara Anak TK sampai Kelas 1 SD
Menurut Jamalus (1988:47) secara umum wilayah suara anak-anak SD
dapat dikelompokkan atas suara tinggi, yaitu c’ sampai f” dan suara rendah, yaitu
mulai dari a sampai d”. Berdasarkan pengelompokan tersebut, lagu yang dapat
dinyanyikan oleh semua anak adalah lagu yang menggunakan nada terendah c’
dan tertinggi d”.
Gambar 2. Ambitus Suara Anak Kelompok Tinggi
Gambar 3. Ambitus Suara Anak Kelompok Rendah
Gambar 4. Ambitus Lagu yang dapat dinyanyikan
oleh semua kelompok anak
Pemilihan Tema Lirik Lagu
Syair atau lirik merupakan hasil gagasan dan pemikiran komponis berisi
pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada audiens atau pendengar melalui
lagu yang dibuatnya. Dalam kaitannya dengan penyusunan lagu untuk anak,
maka dalam menyusun syair atau lirik untuk lagu anak-anak hendaknya
memperhatikan aspek paedagogis yaitu pembentukan perilaku anak pada
pendidikan moral, agama, kedisiplinan serta yang berkaitan dengan
perkembangan emosi atau perasaan dan sosialisasi anak. Penentuan syair juga
harus mampu meningkatkan kemampuan dasar anak terutama pada
pengembangan berbahasa, daya pikir, daya cipta, serta keterampilan anak.
Beberapa tema lagu yang dapat dibuat berdasarkan GBPP untuk pendidikan
Taman Kanak-Kanak dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Syair tentang “Aku”, yaitu syair yang berhubungan langsung dengan anak
yang berupa gagasan dan perasaan anak. Syair seperti ini misalnya ditemui
pada lagu Aku Seorang Kapiten, Cita- Citaku, dan lain-lain.
(2) Syair tentang pancaindera, yaitu yang berhubungan langsung dengan fungsi
pancaindera anak dalam kehidupan sehari-hari. Syair seperti ini misalnya ditemui
pada lagu: Dua Mata Saya, Apa Guna Telinga, dan lain-lain.
(3) Syair tentang keluarga, yaitu yang berhubungan dekat dengan diri anak dan
keluarga dekat lainnya. Syair seperti ini misalnya dapat ditemui pada lagu:
Bunda Piara, Adikku yang Kusayang, Kasih Ibu, dan lain-lain.
(4) Syair tentang “makanan dan minuman”, yaitu yang berhubungan dengan
kebutuhan anak sehari-hari serta sopan santun pada waktu makan, berdoa
sebelum makan. Syair seperti ini misalnya ditemui pada lagu: Empat Sehat Lima
Sempurna, Buah-buahan, Sayur-sayuran, dan lain-lain.
(5) Syair tentang pakaian, yaitu yang berhubungan dengan keperluan anak di
waktu sekolah. Syair seperti ini misalnya ditemui pada lagu: Sepatu Baru,
Seragam Sekolahku, dan lain-lain.
(6) Syair tentang “Kebersihan, Kesehatan, dan Keamanan” yaitu yang
berhubungan erat dengan pentingnya hidup sehat, kebersihan dan perlindungan.
Syair ini misalnya dapat ditemui pada lagu: Keranjang Sampah, Aku Anak Sehat,
Pak Polisi, dan lain-lain.
(7) Syair tentang “sekolah” yaitu syair yang berhubungan dengan suasana
sekolah. Syair seperti ini misalnya ditemui pada lagu: Kawanku, Guruku,
Kupulang Sekolah, dan lain-lain.
(8) Syair tentang “binatang dan tanaman” yaitu syair yang menggambarkan
makhluk hidup yang diciptakan Tuhan. Syair seperti ini misalnya dijumpai dalam
lagu: Lihat Kebunku, Kelinciku, Bertanam Jagung, dan lain-lain.
(9) Syair tentang “kendaraan dan rekreasi” yaitu syair yang berkaitan dengan
sarana transportasi. Syair seperti ini misalnya dapat dijumpai dalam lagu: Naik
Delman, Bertamasya, Abang Becak, Naik Kereta Api, dan lain-lain.
(10) Syair tentang “gejala alam” yaitu syair yang menggambarkan gejala alam
yang biasa dilihat dan dirasakan oleh anak. Syair seperti ini misalnya ditemui
pada lagu: Pelangi, Banjir Lagi, dan lain-lain (Depdikbud 1996: 24-25).
Pemilihan Ritme Lagu
Ritme atau irama merupakan salah satu unsur pokok dalam sebuah
nyanyian. Dalam kaitannya dengan penyusunan lagu, maka pemilihan irama
hendaknya disesuaikan dengan perkembangan musik anak. Anak-anak akan
kesulitan jika diberi lagu dengan irama yang tidak tetap seperti sinkop, irama
yang terlalu cepat dengan mempergunakan not-not 1/16-an. Sebaliknya, anak
akan lebih mudah dan akan merasa senang jika di dalam lagu yang
dinyanyikannya berisi not-not yang bernilai utuh, yakni ½, ¼, dan 1/8. Hal ini di
samping akan mempermudah anak dalam mempelajari yang diberikan juga akan
mempermudah anak dalam menghafalkannya.
Pemilihan Melodi
Pemilihan melodi khususnya lagu anak-anak diawali dengan pengambilan
nada yang terbatas misalnya dengan mengambil tiga buah nada, lima buah,
sampai akhirnya meningkat menjadi 8 buah nada (1 oktaf). Selain itu, pemilihan
melodi hendaknya juga mempertimbangkan agar susunan melodi tidak banyak
yang melompat-lompat melainkan yang melangkah, misalnya dari nada 1 ke
nada 2, dari nada 3 ke nada 4, dan sebagainya. Namun demikian, jika dinilai
kemampuan anak sudah meningkat, maka penyusunan melodi dapat divariasi
antara melodi melangkah dan melompat.
Pemilihan Harmoni
Harmoni adalah gabungan dari beberapa nada yang dibunyikan serentak.
Dasar harmoni adalah trinada atau akor. Rangkaian akor akan menghasilkan
suatu pola harmoni (Jamalus 1988:116). Secara umum, dalam hal mengiringi
suatu komposisi khususnya komposisi lagu anak-anak dapat menggunakan pola
harmoni dengan pemakaian akor-akor pokok. (akor I, IV, dan V) sungguhpun
terkadang terasa janggal karena keterbatasan akor tersebut. Demikian halnya
terkait dengan penyusunan komposisi lagu untuk anak, sebaiknya juga
digunakan rangkaian akor dari akor I, IV, dan V sehingga membentuk suatu pola
harmoni sederhana.
Pemilihan Bentuk Nyanyian atau Lagu
Bentuk lagu anak-anak sebaiknya terbatas pada bentuk lagu 1 bagian.
Artinya, lagu tersebut hanya berisi satu frase tanya dan satu frase jawab. Frase
tanya dibatasi biramanya pada kelipatan ke empat, misalnya jumlah birama
dalam frase jawab juga empat, demikian seterusnya. Dengan kata lain, bentuk
lagu tersebut harus simetris.
Penutup
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
pengaruh terhadap berbagai bidang termasuk di antaranya terhadap
perkembagan musik; antar lain dengan lahirnya berbagai peralatan musik yang
tidak hanya mampu menirukan suara aslinya namun juga menyajikan berbagai
fasilitas yang diperlukan dalam berolah musik. Kehadiran berbagai peralatan
musik di sisi lain telah mempengaruhi para komposer dengan munculnya
berbagai lagu, termasuk di antaranya lagu dan aransemen yang dinyanyikan
untuk anak dengan warna musik yang beraneka ragam. Keanekaragaman ini
tentunya di satu sisi perlu kiranya disikapi dengan positif tetapi di sisi lain juga
perlu diwaspadai karena bukan tidak mungkin perkembangan tersebut
membawa ke arah yang kurang baik. Dalam konteks ini perkembangan lagu
untuk anak yang semakin marak dibawakan oleh anak-anak dianggap perlu
untuk diamati apakah lagu tersebut memang cocok untuk dikonsumsi oleh anak
terkait dengan masa perkembangan jiwa dan fisiknya mengingat musik memiliki
fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia termasuk terhadap
perkembangan jiwa dan fisik anak. Pada akhirnya musik atau lagu dapat
membantu memperlancar perkembangan yang sedang dialami oleh seorang
anak baik dalam hal perkembangan emosi, intelektual, bahasa, sosial, dan
perkembangan lainnya. Untuk itu, dalam penyusunan lagu untuk anak perlu
kiranya dilakukan berbagai pertimbangan terkait dengan pertimbangan dalam hal
melodi, harmoni, ritme, bentuk dan syair atau lirik serta tema yang digunakan.
Dengan adanya perhatian terhadap factor-faktor tersebut diharapkan lagu-lagu
yang dikonsumsi oleh anak tidak hanya disukai melainkan juga sekaligus turut
menunjang keberhasilan anak dalam perkembangan fisik dan jiwanya.
Daftar Pustaka
Depdikbud. 1996. Musik dan Anak-anak. Jakarta:Depdikbud.
Depdikbud. 1994. GBPKB 1994: Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Depdikbud.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik melalui Pengalaman Musik. Jakarta:
Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK.
Lorrain, E., dan Louis G. 1997. The Magic of Music Three. Massachusetts: GINN
and Company.
Merriam, A.P. 1987. The Anthropology of Music. Chichago: Northwestern
University Press.
Sinaga, S.S. 1998. “Peta Perjalanan Lagu Anak”. Dalam Lingua Artistika Jurnal
Bahasa dan Seni No.3 Tahun XXI September 1998. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Soedarsono. 1985. ”Peran Seni Budaya dalam Kehidupan Manusia“. Pidato
Ilmiah Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Sastra – UGM
Yogyakarta.
Tim Penyusun. 1999. Pedoman Pendidikan Kesenian. Jakarta: Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta.
Download