Penerapan Statistical Process Control (SPC) dalam

advertisement
VII. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
PT. Belfoods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan dan
pemasaran produk olahan daging dengan produk chicken nugget sebagai produk utamanya.
Dalam kegiatan analisa permasalahan selama beberapa bulan terakhir di perusahaan, ditemukan
banyaknya produk chicken nugget yang mengalami kerusakan bentuk. Diantara beberapa produk
tersebut, produk chicken nugget B merupakan jenis produk yang paling banyak mengalami
kerusakan bentuk. Hasil pengumpulan data yang digambarkan dalam suatu diagram Pareto
menunjukkan bahwa jenis kerusakan yang paling sering terjadi adalah bentuk produk bengkok.
Berdasarkan hasil brainstorming dan pembuatan diagram Ishikawa, diperoleh beberapa faktor
yang diduga menjadi penyebab terjadinya produk bengkok antara lain faktor material meliputi
karakteristik adonan (meatmix) dan campuran bahan, faktor metode meliputi pengaturan suhu
meatmix, penyemprotan air dan konveyor, faktor manusia meliputi efektivitas penyortiran dari
pekerja dan kurangnya tenaga penyortir, sedangkan faktor mesin meliputi kondisi mesin dan
sarana penunjang yang dapat mengakibatkan down time (waktu tunggu). Hasil brainstorming
menyatakan bahwa faktor suhu dan perubahan karakteristik meatmix saat penyimpanan
merupakan faktor penyebab utama yang menyebabkan produk bengkok saat pencetakan.
Hasil analisa bagan kendali suhu bahan setelah proses mixing, sebelum proses pencetakan
dan saat proses pencetakan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa titik yang berada di
luar batas kendali yang menandakan bahwa suhu selama proses masih berada dalam kondisi
tidak terkendali. Pengendalian suhu meatmix ini menjadi perhatian utama pihak produksi terkait
visualisasi dari konsistensi suhu selama proses yang sangat penting dan merupakan alat yang
dapat dijadikan indikasi ketidakstabilan proses. Ketidakstabilan proses selama ini menjadi
penyebab dominan terjadinya kerusakan produk selama proses. Berdasarkan hasil analisis
korelasi dan regresi linier, dapat disimpulkan bahwa suhu meatmix saat pencetakan memiliki
pengaruh yang besar terhadap terjadinya kerusakan produk.
Hasil pengamatan pada kondisi meatmix sebelum pencetakan menyimpulkan bahwa
kenaikan suhu yang cepat terjadi dikarenakan kondisi meatmix yang berubah, yaitu
mengeluarkan air selama proses penyimpanan. Berdasarkan hasil pengambilan data suhu dan
pengamatan karakteristik meatmix di ruang penyimpanan dapat disimpulkan bahwa
penyimpanan yang terlalu lama dapat mempengaruhi suhu dan tekstur dari meatmix. Pada
penyimpanan chiller, suhu bagian atas meatmix cenderung terus naik dan menyebabkan tekstur
berair dan lebih lunak sedangkan suhu tengahnya mengalami kenaikan suhu dan perubahan
tekstur lebih lambat dibandingkan suhu atas. Pada penyimpanan freezer, suhu bagian atas
meatmix cenderung mengalami penurunan suhu yang cukup cepat dan tekstur luar berubah
menjadi semakin keras bahkan rapuh, dan tidak memungkinkan untuk dicetak sedangkan suhu
tengahnya relatif stabil dengan tekstur yang tidak berubah.Tindak perbaikan berdasarkan faktorfaktor penyebab yang ditemukan sangat penting untuk dilakukan dalam upaya perbaikan proses
dan mengurangi kerusakan produk yang terjadi.
54
B. SARAN
Dalam mengatasi kerusakan produk chicken nugget yang terjadi, perlu adanya tindakantindakan perbaikan yang dilakukan selama proses produksi berlangsung.
1. Mengendalikan suhu dan waktu proses terutama waktu penyimpanan meatmix agar
karakteristik meatmix tidak berubah sehingga menyebabkan kenaikan suhu yang cepat selama
pencetakan.
2. Menerapkan Statistical Process Control secara berkala untuk mengendalikan proses selama
produksi chicken nugget sehingga diharapkan dapat membantu mencegah terjadinya
kerusakan produk pada bagian akhir proses.
3. Diperlukan adanya pengecekan setiap saat untuk mengontrol posisi dan kecepatan antar
konveyor, kondisi penyemprotan air saat pencetakan dan kestabilan mesin.
4. Perlu dilakukannya peningkatan motivasi atau kegiatan pelatihan kepada pekerja terutama
yang berhubungan dengan penyortiran produk. Pekerja penyortiran sebaiknya harus selalu
ada untuk menyortir dan diperlukan adanya penyortiran bergilir setiap satu atau dua jam.
5. Melakukan inspeksi proses secara ketat, terutama pada titik-titik terjadinya kerusakan
produk.
55
Download