57 Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Pemintakatan 4.1.1

advertisement
Bab IV
Konsep Perancangan
4.1 Konsep Pemintakatan
4.1.1 Konsep Pemintakatan Horizontal
Konsep pemintakatan horizontal pada tapak yaitu:
a. Sesuai dengan analisis yang telah dilakukan, maka akses masuk utama
yaitu di Jl. Dr. Djoendjoenan, dan akses servis mempergunakan Jl.
PDAM.
b. Area Publik diletakkan pada bagian depan tapak agar dapat langsung
terlihat dari Jl. Dr. Djoendjoenan.
c. Parkir diletakkan di bagian belakang tapak, hal ini dilakukan untuk
menghindari terlihatnya area ini dari Jl. Dr. Djoendjoenan, sehingga
calon tamu hotel dapat langsung menikmati tampak depan bangunan
tanpa terganggu oleh adanya area parkir didepannya.
d. Area servis diletakkan di bagian belakang tapak, sehingga dekat
dengan jalan masuknya yaitu dari Jl.PDAM
Gambar 4.1 Pemintakatan Horizontal
57
4.1.2 Konsep Pemintakatan Vertikal
Konsep pemintakatan vertikal pada bangunan yaitu:
a. Area Publik ditempatkan pada bagian bawah bangunan, agar dapat
dengan mudah diakses oleh pengunjung tanpa mengganggu area
kamar-kamar tamu.
b. Area kamar-kamar tamu yang sifatnya privat diletakkan di lantai-lantai
atas bangunan sehingga secara langsung terpisahkan dari area publik
dan tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan dari area publik.
c. Area servis diletakkan di bagian bawah bangunan agar menjadi area
tersendiri yang sirkulasinya terpisah dari sirkulasi tamu hotel.
Penempatan area ini pada bagian bawah bangunan juga dimaksuskan
agar tidak menempati bagian bangunan hotel yang bisa ’dijual’ seperti
lantai-lantai atas yang biasanya pemandangannya relatif lebih baik
karena dapat melihat suasana lingkungan sekitar.
d. Function room dan area ruang pertemuan diletakkan di atas area lobby
agar akses masuk area ini dapat langsung diawasi oleh staf front desk.
e. Fasilitas kebugaran juga diletakkan diatas area lobby, juga agar akses
masuk ke area ini dapat diawasi langsung oleh staf hotel.
f. Kamar-kamar junior suite diletakkan di lantai paling atas karena lantai
paling atas mempunyai potensi view yang lebih baik.
Gambar 4.2 Pemintakatan Vertikal
58
Konsep pemintakatan pada bangunan hotel ini merujuk dari hasil studi
banding, yaitu pada hotel Alila Jakarta. Hotel yang memiliki 23 lantai ini
memiliki konsep pemintakatan vertikal sebagai berikut:
a. Area publik yang terdiri dari lima lantai diletakkan di lantai-lantai
bawah. Lobby diletakkan di lantai 2 dan memiliki drop off.
b. Back of The House hotel diletakkan di lantai paling bawah
c. Area privat yaitu apartemen dan kamar-kamar tamu diletakkan di
lantai-lantai atas.
Gambar 4.3 Pemintakatan Vertikal Hotel Alila Jakarta
4.2 Konsep Massa
Bangunan hotel ini hanya terdiri dari satu massa bangunan utama. Namun
bangunan utama ini memliki ketinggian yang berbeda, massa bangunan bagian A
terdiri dari dua lantai dan menampung fungsi publik seperti Lobby, Retail dan
Function Room. Sedangkan massa bangunan bagian B terdiri dari tujuh lantai dan
menampung kamar-kamar tamu pada lantai-lantai teratasnya.
Perbedaan ketinggian ini dimaksudkan untuk menciptakan podium bagi
massa bangunan bagian B yang terdiri dari tujuh lantai, juga agar area-area yang
lebih privat dapat langsung terpisahkan dari area-area publik. Pemisahan area ini
sebagian besar dilakukan secara vertikal yaitu dengan menciptakan lantai-lantai
khusus publik dan lantai-lantai khusus kamar-kamar tamu.
59
Massa bangunan hotel diletakkan pada bagian depan tapak agar fasade
bangunan dapat terlihat dan dinikmati oleh calon tamu hotel yang melintasi Jl. Dr.
Djoendjoenan.
Gubahan massa bangunan hotel diperoleh dari tipologi dasar massa hunian
yaitu berupa menara dan massa publik yang dibuat menjadi podium bagi massa
menara.
Massa
bagian
B
dibuat
memanjang
arah
utara-selatan
dengan
pertimbangan agar bangunan hotel dapat terlihat oleh calon tamu hotel yang
melintasi Jl. Dr. Djoendjoenan dari arah gerbang tol, dan langsung dapat melihat
keberadaan hotel dari jauh serta dapat menikmati fasade bagian samping hotel.
Dengan hal ini diharapkan calon tamu dapat menyadari keberadaan hotel ini dan
dengan itu maka dapat menjaring tamu yang berkunjung ke Bandung melalui jalan
tol Padaleunyi. Bagian depan tapak tidak terlalu panjang dan garis sempadan Jl.
Dr. Djoendjoenan mencapai 12m, sehingga massa bangunan harus mundur
kebelakang sejauh 12m, hal ini menyebabkan tampak depan bangunan tidak dapat
terlihat dari kejauhan (arah gerbang tol).
Gambar 4.4 Konsep Massa
60
4.3 Konsep Sirkulasi
4.3.1 Sirkulasi Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor memasuki tapak melalui bagian depan tapak
yaitu dari Jl. Dr. Djoendjoenan, dari pintu masuk ini kendaraan bermotor
dapat menuju ke drop off untuk menurunkan/menaikkan penumpang, atau
langsung menuju area parkir yang terletak di bagian belakang tapak.
Untuk keluar dari tapak, kendaraan bermotor dapat menggunakan
kembali jalur yang dilalui saat masuk yaitu dengan menggunakan jalur
kendaraan yang berada di samping bangunan.
4.3.2 Sirkulasi Tamu
Sirkulasi tamu dibedakan antara tamu menginap dan tamu tidak
menginap. Namun, akses ke bagian-bagian bangunan semua dipusatkan di
lobby yang terletak di lantai dasar, hal ini ditujukan agar semua kegiatan
mengakses dan keluar dari bangunan dapat langsung diawasi oleh staf di
bagian front desk.
a. Sirkulasi Tamu Menginap
Tamu yang menginap apabila memasuki hotel menggunakan
kendaraan bermotor dapat menggunakan drop-off untuk menurunkan
penumpang atau langsung menuju area parkir. Setelah itu tamu menuju lobby
yang terletak di lantai dasar. Dari lobby, sirkulasi utama tamu menginap yaitu
menuju akses vertikal berupa lift tamu dan menuju kamar-kamar tamu. Selain
menuju kamar tamu, tamu menginap juga dapat mengakses fasilitas hotel yang
lainnya. Dari lobby tamu bisa mengakses restoran dan area retail yang terletak
di lantai yang sama dengan lobby. Atau menggunakan lift, tamu dapat
mengakses area function dan meeting room di lantai 2 atau fasilitas kebugaran
di lantai 3.
b. Sirkulasi Tamu Tidak Menginap
Tamu yang tidak menginap apabila memasuki hotel menggunakan
kendaraan bermotor dapat menggunakan drop-off untuk menurunkan
61
penumpang atau langsung menuju area parkir. Setelah itu tamu menuju lobby
yang terletak di lantai dasar. Dari lobby, tamu tidak menginap dapat
mengakses area retail dan restoran yang terletak di lantai yang sama dengan
lobby. Atau menggunakan lift, tamu dapat mengakses area function dan
meeting room di lantai 2 atau fasilitas kebugaran di lantai 3.
4.3.3 Sirkulasi Servis
Mobil barang dan karyawan hotel masuk melalui pintu masuk dari Jl.
PDAM, sehingga dapat langsung dipisahkan dari akses masuk tamu hotel
yang melalui Jl. Dr. Djoendjoenan.
Semua barang dan karyawan kemudian menuju area basement yang
difungsikan sebagai area servis. Semua kegiatan servis dipusatkan di area
basement, kemudian di titik-titik tertentu bagian bangunan lainnya yang dapat
diakses menggunakan akses vertikal berupa lift servis.
Secara umum, konsep sirkulasi pada hotel ini dapat digambarkan
melalui gambar berikut:
62
Gambar 4.5 Konsep Sirkulasi
63
Download