BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tantangan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tantangan bagi perusahaan yang masuk dalam industri farmasi pada akhir
– akhir ini semakin terbuka dan meningkat. Pabrik obat di tanah air pun sudah
cukup banyak. Di tahun 2012 persaingan bisnis pun semakin ketat dalam industri
farmasi, dimana diversifikasi produk yang semakin banyak dihasilkan oleh
perusahaan farmasi besar. Perusahaan farmasi memiliki persaingan yang kuat
akibat dari semakin banyaknya penawaran dan permintaan obat dimasyrakat. Obat
merupakan bagian dari kebutuhan pokok masyarakat yang sangat dibutuhkan
karena memiliki fungsi untuk penyembuhan berbagai penyakit yang dialami
masyarakat. Di tahun yang akan datang diperkirakan Kebutuhan obat – obatan
akan semakin besar karena akan diberlakukannya program dari pemerintah yakni
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Program ini merupakan kesempatan
Produsen obat berlomba – lomba untuk meningkatkan hasil produksi.
Saat ini industri farmasi Indonesia telah dapat memproduksi 90%
kebutuhan produk obat dalam negeri bahkan untuk ekspor. Namun, hampir 95%
produksi tersebut tergantung pada bahan baku obat (BBO) impor. Hal ini sangat
mempengaruhi biaya produksi apabila
terjadi resesi ekonomi yang melanda
negara – negara di belahan dunia sperti krisis Dollar Amerika dan krisis Euro
Eropa. Sehingga sewaktu – waktu haraga bahan baku dapat melonjak naik apabila
1
2
terjadi krisis ekonomi di suatu negara dimana perusahaan mengimpor bahan baku
tersebut.
Pada kasus salah satu perusahaan farmasi yang masuk dalam kategori
bangkrut pada periode 2009 hingga 2011 adalah PT. Schering-Plough Indonesia
Tbk. Kondisi keuangan perusahaan tersebut mengalami fluktuasi yang tidak stabil.
Dimana perusahaan ini terus menghasilkan laba yang negatif pada laporan
keuangannya sehingga perusahaan ini termasuk perusahaan yang tidak sehat.
Kondisi seperti ini mengakibatkan perusahaan mengalami financial distress.
Dari beberapa permasalahan diatas sehingga perusahaan harus cermat
untuk mengantisipasi dimana kesalahan kecil akan berdampak buruk bagi
perusahaan. Bagi perusahaan farmasi yang tidak mampu mempersiapkan diri
untuk menghadapi keadaan tersebut maka usahanya akan semakin mengecil dan
mengalami kesulitan keuangan dan akhirnya jatuh bangkrut.
Daya saing perusahaan juga sangat ditetukan oleh kinerja perusahaan itu
sendiri. Salah satu aspek penting mengenai kinerja perusahaan adalah aspek
keuangan. Kinerja keuangan yang buruk akan menghambat kinerja perusahaan
dalam meningkatkan hasil produksi. Jika tidak segera diatasi maka perusahaan
tersebut akan ternancam bangkrut. Kebangkrutan suatu usaha dapat dilihat dan
diukur melalui keuangan perusahaan dengan cara menganalisis laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan merupakan suatu cara untuk mengartikan angka –
angka yang terdapat pada laporan keuangan. Dalam melakukan analisis laporan
keuangan berbagai alat dan teknik dapat digunakan. Alat yang paling umum
digunakan adalah analisis rasio keuangan.
3
Menurut Edward I. Altmarn, dalam penelitiannya tersebut setelah
menyeleksi 22 rasio keuangan, altman menentukan lima rasio keuangan yang
dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan beberapa saat
sebelum perusahaan tersebut bangkrut. Kelima rasio tersebut terdiri dari : modal
kerja terhadap aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, laba sebelum bunga dan
pajak terhadap aktiva, nilai pasar modal saham terhadap nilai buku hutang, dan
penjualan terhadap aktiva. Analisis tersebut dikenal dengan analisis Z-Score yang
dapat memprediksi secara akurat tentang kinerja perusahaan, serta kemungkinan
kondisi kesehatan keuangan di masa yang akan datang, apakah perusahaan
mengalami kebangkrutan, rawan bangkrut, atau dalam keadaan sehat. Hal tersebut
sangat membantu bagi para investor dalam menanakan modalnya, apakah ia akan
menjual, membeli, atau bahkan menahan investasinya pada perusahaan yang
bersangkutan. Dan bagi para leaders (pemimpin) perusahaan, mereka mempunyai
kepentingan untuk dapat menyusun, mempertimbangkan, dan memperbaiki serta
mennetukan keputusan yang tepat agar dapat dipertanggung jawabkan kepada
para pemegang saham atau investor.
Dengan latar belakang dan uraian yang telah disampaikan diatas maka
peneliti tertairk untuk meneliti “ANALISIS ALTMAN Z-SCORE UNTUK
MEPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN FARMASI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dirmuskan sebagai berikut:
“Bagaimana potensi kebangkrutan pada perusahaan Farmasi berdasarkan
metode analisis Z – Score?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penilitian yang ingin diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah:
1. untuk menilai kesehatan kinerja perusahaan
2. untuk mengetahui penggunaan metode Z – Score guna memprediksi
potensi kebangkrutan pada suatu perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Konstribusi Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan atau perusahaan
sejenisnya
dalam
membantu
memberikan
informasi
sebagai
bahan
pertimbangan bagi pihak manajemen untuk mendeteksi kebangkrutan
perusahaan lebih dini.
2. Konstribusi Teoritis
a. Untuk meninjau kembali peneletian terdahulu
b. Dapat menambah pengetahuan dalam membandingkan rasio – rasio
keuangan suatu perusahaan untuk memprediksi potensi kebangkrutan
dalam suatu perusahaan.
5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil contoh perusahaan yang bergerak
dibidang Farmasi, agar pokok permasalahan tidak meluas maka penulis
membatasi ruang lingkup penelitian yang terdiri dari:
1. Penulis hanya melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan
farmasi untuk periode 2009 – 2012.
2. Data yang dianalisis adalah data sekunder yaitu data yang berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan farmasi yang diambil dari pojok bursa efek
STIESIA.
3. Penulis menggunakan analisis Z-Score untuk meprediksi potensi
kebangkrutan perusahaan farmasi.
Download