PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG (Studi Tentang Perilaku

advertisement
PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG
(Studi Tentang Perilaku Menyimpang Pengamen Kawasan Tepi Laut)
Naskah Publikasi
Oleh
HARYO PHEBI GUNANTORO
NIM: 090569201004
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut
dibawah ini:
Nama
:
HARYO PHEBI GUNANTORO
NIM
:
090569201004
Jurusan/Prodi
:
ILMU SOSIOLOGI
Alamat
:
JALAN BRIGJEN KATAMSO Gg. KENANGA I No.
3a,TANJUNGPINANG
Nomor TELP
:
085264672919
Email
:
[email protected]
Judul Naskah
:
PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG
(Studi Tentang Perilaku Pengamen Kawasan Tepi Laut)
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk
dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 21 Maret 2016
Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Suryaningsih, M.Si
NIDN. 1016076901
Emmy Solina, M.Si
NIDN.1020118401
1
PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG
(Studi Tentang Perilaku Pengamen Kawasan Tepi Laut)
Haryo Phebi Gunantoro [email protected]
Suryaningsih, M.Si [email protected]
Emmy Solina, M.Si [email protected]
ABSTRAK
Pengamen adalah seorang seniman jalanan yang melakukan aktivitas dalam menjajakan
keahlian alat musik berupa gitar, jimbe dan lain-lain dengan menghibur para pengunjung melaluai
alunan lagu dan musik yang mereka mainkan. Masih adanya perilaku menyimpang yang terjadi
diantara para pengamen Kota Tanjungpinang, sebab masih terbiasa dengan kehidupan yang bebas
sehingga para pengamen berbuat sesuka hati mereka tanpa memikirkan dampak yang terjadi pada
masyarakat sekitar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bentuk – bentuk perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh pengamen kota tanjungpinang.
Populasi adalah pengamen Kota Tanjungpinang, yang jumlahnya 14 pengamen. Mengingat
jumlah populasi yang tergolong sedikit, maka populasi penelitian sekaligus akan menjadi sampel
penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang
merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data kedalam pola dan kategori serta satuan
uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti yang disarankan oleh data.
Hasil penelitian adalah, para pengamen masih sering melakukan perilaku menyimpang di
kawasan tepi laut Kota Tanjungpinang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah para pengamen
masih sering melakukan perilaku menyimpang. Hal ini ditandai dengan tindakan – tindakan serta
perilaku yang dilakukan oleh para pengamen tidak sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Saran yang peneliti berikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu perlunya di buat
suatu wadah atau rehabilitasi dimana para pengamen jalanan yang mempunyai bakat agar di bina
hingga bisa membuat suatu karya dan bisa mencari jati diri nya selain sebagai pengamen yang
mana pada profesi ini hanya di pandang sebelah mata oleh masyarakat.
Kata Kunci : Pengamen, Faktor internal dan eksternal, Perilaku Menyimpang
2
PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG
(Studi Tentang Perilaku Pengamen Kawasan Tepi Laut)
Haryo Phebi Gunantoro [email protected]
Suryaningsih, M.Si [email protected]
Emmy Solina, M.Si [email protected]
ABSTRACT
Street singers is an artist who conduct activities in selling musical instrument skills by using a
guitars, jimbe, etc to entertain the visitors with rhythm of the song and the music that they are
playing. There are still have deviant behavior occurred between the street singers at
Tanjungpinang City because they are accustomed to a free life so that the street singers do as they
pleased without thinking the impact of what happening in the society. The purpose of this research
is wanted to know the deviant behavior of the street singers in Tanjungpinang City.
The population are the street singers in Tanjungpinang City, totally 14 street singers.
Because of the population is not more, so the population became sample in the research. The
method of research that used is descriptive qualitative is a process of data organize and order the
data into category also the basic explanation, so we can find the theme which suggested by the
data. The result of the research is the street singers still do a deviant behavior activity in tepi laut
region Kota Tanjungpinang.
The conclusion of this research is the street singers still do a deviant behavior activity, this is
indicated by the street singers actions and behaviors are not in accordance with the norms that
apply in society. The suggestion from the research based on this research is need to create the
forum in which the rahbilitation of street singers who have talent in order to building until they
could make a work and can find their identity than as a street singers which in this profession that
only seen with one the public eye.
Key words : Street singers, Internal and external factors, Deviant behavior
3
sebagai pemicu, di antara beberapa pemicu
I. Pendahuluan
yang lain, perkembangan daerah perkotaan
1.1. Latar Belakang
secara
Di negara sedang berkembang, kota
urbanisasi
mengalami pertambahan jumlah penduduk
dan
faktor penarik secara pesat mengundang
dan dampak yang bisa kita lihat dan sering
terjadinya
kita temui di kota-kota besar.
urbanisasi
dan
kemudian
komunitas-komunitas kumuh atau daerah
Para pendatang atau kaum migran
kumuh yang identik dengan kemiskinan
yang datang ke kota tanpa memiliki bekal
perkotaan. Indonesia merupakan negara
keterampilan yang memadai hanya akan
berkembang identik dengan kemiskinan, jadi
menjadi tuna karya dikota. Kalaupun mereka
masih mengandung kemiskinan dimana-
bekerja biasanya hanya menjadi buruh
mana, baik dikota maupun didesa. Kita
serabutan, pengemis, pengamen, pemulung
dapat melihat di setiap kota pasti ada daerah
dan bahkan ada juga yang pada akhirnya
yang
menjadi penjahat dikota. Akibat persaingan
perumahannya
berhimpitan
satu
dengan yang lain, banyaknya pengamen,
yang ketat dalam memperoleh pendapatan
pengemis, anak jalanan dan masih banyak
kerja
lagi keadaan yang dapat menggambarkan
memunculkan pula pengangguran yang pada
masyarakat miskin perkotaan. Bahkan di
tidak
malam hari banyak orang-orang tertentu
terhormat, disamping menyertakan pula
yang tidur di emperan toko pinggir jalan.
berbagai patologis sosial lainnya.
perkotaan
timbulkannya.
sehingga menyebabkan migrasi sebagai
kaum kaya kota yang memiliki kemewahan,
Pengamen
di
yang lain, perkembangan daerah perkotaan
ekonomi antara kaum miskin kota dengan
pekerjaan
yang
sebagai pemicu, di antara beberapa pemicu
kemiskinan, terjadinya kesenjangan sosial
melahirkan
politik
Modernisasi dan sering kali di tuding
ditimbulkan dari migrasi itu antara lain
gilirannya
adalah
banyaknya permasalahan sosial ekonomi
dibandingkan di desa. Adapun dampak yang
lapangan
perkotaan
masalah serius, terutama dengan semakin
bahwa
prospek ekonomi diperkotaan lebih baik
minimnya
komunitas-
fenomena yang mulai di pandang sebagai
Alasan utama perpindahan ini adalah faktor
serta
kemudian
Pengamen
dari desa ke kota yang tidak terkendali.
menganggap
terjadinya
identik dengan kemiskinan perkotaan.
adanya migrasi atau berpindahnya penduduk
mereka
dan
mengundang
komunitas kumuh atau daerah kumuh yang
dengan sangat pesat, hal ini diakibatkan oleh
ekonomi,
pesat
Kondisi demikian sangat memprihatinkan
adalah
dan harus segera di atasi.
fenomena yang mulai dipandang sebagai
Banyak cara telah di lakukan baik
masalah serius, terutama dengan semakin
oleh lembaga pemerintah maupun non
banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan
pemerintah
politik yang di timbulkannya. Modernisasi
dan
juga
individu-individu
pemerhati kemiskinan dalam menyelesaikan
dan industrialisasi sering kali dituding
4
permasalahannya
mengatasinya
tindakan atau perilaku yang tidak sesuai
seperti transmigrasi penduduk dari daerah
dengan norma dan nilai yang di anut dalam
padat
lingkungan
ke
untuk
daerah
yang
penduduknya,
masih
jarang
baik
lingkungan
keluarga
penanggulangan
maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi
bertambahnya penduduk dengan program
apabila seseorang atau kelompok tidak
Keluarga Berencana (KB), dan lain-lain.
mematuhi norma dan nilai yang berlaku
Semua itu ternyata belum berhasil, dan
dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap
bahkan pemerintah terkesan tidak serius
nilai dan norma dalam masyarakat disebut
dalam
tersebut.
dengan
Semua itu berdasarkan pada kenyataan di
pelaku
lapangan memang
penyimpangan disebut devian (deviant).
menghadapi
fenomena
fenomena
itu tidak
berkurang tetapi justru semakin banyak.
jumpai
adanya
menyimpang.
perilaku
Perilaku
atau
Pada
Dalam kehidupan masyarakat sering
di
deviasi
(deviation),
individu
yang
masyarakat
sedangkan
melakukan
tradisional
penyimpangan jarang sekali terjadi dan
yang
dapat
di kendalikan. Sebaliknya, pada
menyimpang
masyarakat modern, penyimpangan di rasa
merupakan hasil dari proses sosialisasi yang
semakin banyak dan bahkan seringkali
tidak
menyimpang
menimbulkan kerugian yang sangat besar
adalah semua tindakan yang menyimpang
bagi pihak lainnya. Salah satu bentuk
dari norma-norma yang berlaku dalam suatu
penyimpangan adalah penyimpangan sosial.
sempurna.
Perilaku
sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
Seperti halnya
kebudayaan
yang
mereka yang berwenang dalam sistem itu
bersifat relatif maka penyimpangan sosial
untuk memperbaiki perilaku menyimpang
juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan
tersebut. Perilaku menyimpang di tentukan
sosial sangat tergantung pada nilai dan
batasannya
norma-norma
norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah
kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu
laku dapat di katakan menyimpang oleh
kebudayaan, sehingga pengertian perilaku
suatu masyarakat, namun belum tentu di
menyimpang
masyarakat
anggap menyimpang oleh masyarakat lain
dengan masyarakat lainnya akan berbeda-
yang memiliki norma dan nilai yang
beda. Hal tersebut menyebabkan individu
berbeda.
oleh
antara
suatu
atau kelompok terjerumus ke dalam pola
Tidak adanya optimalisasi dalam
perilaku yang menyimpang. Dengan kata
pengembangan diri menyebabkan perilaku-
lain, terjadilah penyimpangan sosial dalam
perilaku menyimpang yang dapat kita
kehidupan.
jumpai dimasyarakat. Mulai dari tawuran
Penyimpangan adalah segala bentuk
pelajar,
seks
bebas,
penyalahgunaan
perilaku yang tidak menyesuaikan diri
narkoba, dan lain sebagainya. Tidak sedikit
dengan norma-norma kehendak masyarakat.
dari kita yang tidak asing dengan kata
Dengan kata lain, penyimpangan adalah
perilaku menyimpang, akan tetapi tidak
5
mengetahui apa yang dimaksud dengan
Pengamen
perilaku menyimpang tersebut.
seharusnya
dapat
perhatian khusus, sehingga mereka merasa
Perilaku menyimpang yang juga
bahwa dirinya di akui oleh masyarakat
biasa dikenal dengan nama penyimpangan
hanya
sosial adalah perilaku yang tidak sesuai
memaksa mereka untuk mempertahankan
dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan,
hidupnya
baik dalam sudut pandang kemanusiaan
Pengamen sering di kucilkan dan tidak di
(agama)
maupun
anggap keberadaannya dalam masyarakat,
pembenarannya sebagai bagian daripada
mereka sudah memiliki labeling atau sudah
makhluk sosial.
di cap yang jelek dalam masyarakat atas
secara
individu
karena
keadaan
dengan
ekonomi
cara
yang
semacam
itu.
Penyimpangan yang sering mereka
penilaian dari segi berpakaian yang urakan
lakukan disaat waktu luang yang tidak di
atau nyeleneh, tidak rapi, serta sering
aktualisasikan secara baik, banyak orang
mabuk-mabukan,
berpendapat penyimpangan pengamen yang
sebagainya. Di jalanan mereka berinteraksi
umum adalah gaya pakaian yang selekeh
dengan nilai dan norma yang jauh berbeda
(tidak rapi), rambut panjang, badan bertato
dengan apa yang ada dilingkungan keluarga,
dan susah menjaga kebersihan badannya.
sekolah dan masyarakat.
seks
bebas
dan
lain
Untuk itu kelompok penyanyi jalanan ini di
Berdasarkan latar belakang diatas
bentuk sebagai wadah dalam mengurangi
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
sedikit perilaku yang tidak baik di mata
bagaimana
masyarakat agar mereka bisa di terima di
dilakukan oleh pengamen dikawasan tepi
khalayak masyarakat luas sebagai manusia
laut Kota Tanjungpinang, penelitian ini
yang
bertujuan
beradab
hidupnya
dalam
dengan
mempertahankan
menghibur
sebagai
satu
untuk
menyimpang
menganalisa
yang
secara
fenomena perilaku menyimpang pengamen
penyanyi jalanan.
Salah
perilaku
berdasarkan kajian secara sosiologis. Dari
tempat
diKota
pemaparan di atas maka di ambil judul
“
Perilaku
Tanjungpinang yang marak dengan anak
penelitian
jalanan yaitu kawasan Tepi Laut yang
Pengamen di
merupakan kawasan strategis
Tanjungpinang”.
di
Kota
Menyimpang
Kawasan Tepi Laut Kota
Tanjungpinang, tempat ini selalu ramai
dengan pengunjung pada sore dan malam
1.2. Rumusan Masalah
hari untuk melepaskan kepenatan dalam
Berdasarkan
seharian bekerja dengan menikmati angin
menyimpang
laut serta panorama tepi laut dimalam hari
dirumuskan
menjadikan lahan bagi anak jalanan mencari
gambaran
pengamen
dalam
perilaku
yang
rumusan
telah
masalah
sebagai berikut :
nafkah. Anak jalanan di kawasan Tepi Laut
a)
kebanyakan berprofesi sebagai pengamen.
Apa saja bentuk-bentuk perilaku
menyimpang
6
pada
pengamen
kawasan
tepi
laut
Kota
II.
Tanjungpinang ?
b) Bagaimana
Landasan Teori
2.1. Perilaku Menyimpang
perilaku
Perilaku menyimpang adalah suatu
lakukan
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
pengamen di kawasan tepi laut
dan norma sosial yang berlaku dalam
Kota Tanjungpinang ?
masyarakat
menyimpang
terjadinya
yang
di
atau
dengan
kata
lain
penyimpangan (deviation) adalah segala
macam pola perilaku yang tidak berhasil
1.3. Tujuan Peneltiian
menyesuaikan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a)
masyarakat.
Untuk mengetahui bentuk–bentuk
tepi
laut
merupakan
batas toleransi.
Menurut Kornblum (1989:202-204)
b) Untuk
mengidentifikasi
proses
di samping penyimpangan dan penyimpang,
terjadinya
kita menjumpai pula institusi menyimpang
perilaku menyimpang dikalangan
pengamen
Penyimpangan
kehendak
anggap sebagai hal yang tercela dan diluar
Kota
Tanjungpinang.
bagaimana
terhadap
perilaku yang oleh sejumlah besar orang di
perilaku menyimpang dikalangan
pengamen
diri
tepi
laut
(deviant
Kota
institution).
Contohnya
ialah
kejahatan terorganisasi pencurian yang telah
Tanjungpinang.
di
rencanakan,
dan
bentuk
institusi
menyimpang lain adalah seperti bisnis seks,
1.4. Manfaat Penelitian
sindikat bordil, sindikat narkotika, sindikat
pemalsu paspor.
Manfaat penelitian ini antara lain
Menurut Doyle Paul Jhonson dalam
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Robert M.Z Lawang (1995:84-86) perilaku
Manfaat teoritis.
a)
Penelitian ini dapat menambah
menyimpang adalah semua tindakan yang
pengetahuan dan dapat di jadikan
menyimpang dari norma yang berlaku dalam
kajian gejala sosial masyarakat di
sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
kalangan pengamen.
mereka yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
b) Dapat membantu pemerintah guna
Menurut Lemert penyimpangan dapat
memecahkan masalah sosial serta
untuk
di bedakan menjadi dua macam yaitu
menyelsaikan masalah sosial yang
penyimpangan primer dan penyimpangan
berkaitan dengan pengamen jalan di
sekunder.
Kota Tanjungpinang.
suatu bentuk perilaku menyimpang yang
memberikan
solusi
Penyimpangan primer
adalah
bersifat sementara dan tidak di lakukan
secara terus-menerus sehingga masih dapat
ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu
7
lintas, buang sampah sembarangan dan lain-
remaja
lain.
terlarang karena faktor broken home.
Perilaku
menyimpang
di
sebut
c.
sebagai salah satu penyakit masyarakat atau
penyakit
sosial.
Penyakit
sosial
yang
menggunakan
Pelampiasan rasa kecewa.
Seseorang
atau
obat-obat
kekecewaan
yang
apabila
mengalami
tidak
dapat
penyakit masyarakat adalah segala bentuk
mengalihkan ke hal yang positif, maka ia
tingkah laku yang di anggap tidak sesuai,
akan berusaha mencari pelarian untuk
melanggar
memuaskan rasa kecewanya tersebut. Misal :
norma-norma
umum,
adat-
istiadat, hukum formal atau tidak bisa di
bunuh diri.
integrasikan dalam pola tingkah laku umum.
d.
Dorongan kebutuhan ekonomi.
Di sebut sebagai penyakit masyarakat karena
e.
Pengaruh
gejala sosialnya yang terjadi di tengah
lingkungan
dan
media
massa.
masyarakat itu meletus menjadi "penyakit".
f.
Deviation merupakan penyimpangan
Keinginan untuk dipuji.
Seseorang
dapat
terhadap kaidah atau norma-norma dan nilai-
menyimpang
nilai dalam masyarakat. Kaidah timbul
mendapat pujian, seperti seseorang yang
dalam
perlukan
menginginkan kehidupan yang mewah. Agar
sebagai pengatur hubungan antara seseorang
keinginannya terwujud, ia rela melakukan
dengan orang lain atau antara seseorang
perilaku yang menyimpang seperti korupsi,
dengan
menjual diri dan merampok.
masyarakat
karena
masyarakatnya.
di
Di
adakannya
kaidah serta peraturan di dalam masyarakat
g.
karena
bertindak
keinginan
untuk
Proses belajar yang menyimpang.
bertujuan supaya ada konformitas warga
Hal ini dapat terjadi melalui interaksi
masyarakat terhadap nilai-nilai yang berlaku
sosial dengan orang-orang yang berperilaku
di dalam masyarakat yang bersangkutan
menyimpang.
(Soerjono Soekanto, 1990:237).
h.
Perilaku menyimpang biasanya disebabkan
Adanya ikatan sosial yang berlainan.
Seseorang
individu
oleh beberapa faktor penyebab, antara lain:
mengidentifikasikan
a.
Sikap mental yang tidak sehat.
kelompok yang paling ia hargai dan akan
Perilaku dapat di sebabkan karena
lebih senang bergaul dengan kelompok itu
sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu di
daripada dengan kelompok lainnya. Dalam
tunjukkan dengan tidak merasa bersalah atau
proses ini, individu akan memperoleh pola
menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa
sikap dan perilaku kelompoknya.
senang. Misal : profesi melacur.
kelompok yang di pengaruhi menyimpang,
b.
Ketidakharmonisan dalam keluarga.
kemungkinan besar individu tersebut akan
Tidak adanya keharmonisan dalam
berperilaku menyimpang juga.
keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya
perilaku menyimpang. Misal : kalangan
8
dirinya
cenderung
dengan
Jika
i.
Proses
sosialisasi
nilai-nilai
2. Penyimpangan Sekunder
subkebudayaan menyimpang
Merupakan
Perilaku menyimpang yang terjadi
dilakukan
perbuatan
secara
yang
khas
dengan
dalam masyarakat dapat disebabkan karena
memperlihatkan perilaku menyimpang.
seseorang memilih nilai subkebudayaan
Ciri penyimpangan sekunder adalah
yang menyimpang, yaitu sub kebudayaan
gaya
khusus yang normanya bertentangan dengan
perilaku menyimpang dan masyarakat
norma budaya yang dominan.
tidak
j.
Ketidaksanggupan menyerap norma
menyimpang tersebut.
Ketidaksanggupan untuk menyerap
3. Penyimpangan Individu
norma ke dalam kepribadian seseorang
hidupnya
bisa
didominasi
mentolerir
Adalah
perilaku
penyimpangan
oleh
oleh
seorang
yang
diakibatkan karena ia mempelajari proses
dilakukan
individu
sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga ia
dengan melakukan tindakan-tindakan
tidak sanggup menjalankan perannya sesuai
yang menyimpang dari norma-norma
dengan perilaku yang diharapkan oleh
yang berlaku.
masyarakat.
4. Penyimpangan Kelompok
Kepribadian yang menyimpang dalam diri
Merupakan penyimpangan yang
seseorang dapat terbentuk karena adanya
dilakukan secara berkelompok dengan
media pencetus yang dapat mendorong
melakukan
terbentuknya kepribadian menyimpang itu.
menyimpang dari norma yang berlaku.
Media
5. Penyimpangan Situasional
pembentukan
kepribadian
yang
menyimpang antara lain:
keluarga,
tempat
tinggal,
oleh
kelompok bermain dan media massa.
pengaruh
kekuatan
individu
Perilaku
Contoh:
1. Penyimpangan Primer
Penyimpanagn
menguasai
sebagian
dan
memaksa
diluar
individu
seorang
suami
terpaksa
tahan melihat anak istrinya kelaparan.
yang
6. Penyimpangan Sistematik
bersifat temporer atau sementara dan
hanya
situasional/sosial
melakukan pencurian karena tidak
primer
penyimpangan
bermacam-macam
tersebut untuk berbuat menyimpang.
yang
Menyimpang
merupakan
yang
Penyimpangan ini disebabkan
lingkungan
2.2.Bentuk-bentuk
tindakan-tindakan
Merupakan suatu sistem tingkah
kecil
laku yang disertai organisasi sosial
kehidupan seseorang. Cirinya adalah
khusus, status formal, peran-peran,
bersifat sementara, gaya hidupnya tidak
nilai, norma dan moral tertentu yang
didominasi oleh perilaku menyimpang
semua berbeda dengan situasi umum.
dan
Segala
masyarakat
masih
mentolerir/menerima.
fikiran
dan
perbuatan
menyimpang itu kemudian dibenarkan
9
oleh semua anggota kelompok. Contoh:
2.3.Konsep Pengamen
dalam sebuah geng terdapat aturan-
Pengamen
itu
sendiri,
awalnya
aturan tertentu yang biasanya harus
berasal dari kata Amen atau mengamen
dipatuhi semua anggotanya.
(menyanyi, main musik, dsb) untuk mencari
7. Penyimpangan Positif
uang. Amen/pengamen (penari, penyanyi,
Merupakan
peyimpangan
bentuk
yang
atau pemain musik yang tidak bertempat
mempunyai
tinggal
tetap,
berpindah-pindah
dan
dampak positif karena mengandung
mengadakan pertunjukkan di tempat umum).
unsur inovatif, kreatif dan memperkaya
Jadi
alternatif. Jadi penyimpangan positif
keahliannya
merupakan penyimpangan yang terarah
pengamen tidak bisa dibilang pengemis,
pada
yang
karena
yang
Seorang pengamen yang sebenarnya harus
dilakuakan tampaknya menyimpang
betul-betul dapat menghibur orang banyak
dari norma yang berlaku. Contoh: ibu
dan
rumah tangga dengan terpaksa menjadi
Sehingga yang melihat, mendengar atau
sopir angkot karena desakan ekonomi.
menonton pertunjukkan itu secara rela untuk
8. Penyimpangan Negatif
merogoh koceknya, bahkan dapat memesan
nilai-nilai
didambakan,
sosial
meskipun
cara
Merupakan penyimpangan yang
pengamen
cenderung bertindak kearah nilai-nilai
di
mempertunjukkan
bidang
perbedaannya
memiliki
sebuah
itu
nilai
lagu
seni.
cukup
seni
Seorang
mendasar.
yang
tinggi.
kesayangannya
dengan
hari
banyak
membayar mahal.
sosial yang dipandang rendah dan
Semakin
semakin
berakibat buruk. Dalam penyimpangan
pengamen jalanan yang bertambah di setiap
negatif, tindakan yang dilakukan akan
sudut-sudut jalan, lampu merah yang ada di
dicela oleh masyarakat dan pelakunya
Kota Tanjungpinang, bahkan
akan
rumah makan mulai dari anak balita sampai
tidak
dapat
ditolerir
oleh
masyarakat.
di setiap
yang sudah tua, dari yang di lengkapi
Menurut Dwi Narwoko (2007:101),
dengan alat musik seadanya sampai yang
yang termasuk dalam perilaku menyimpang
lengkap seperti pemain band, dari yang
adalah
berpenampilan kotor sampai yang rapi, dari
1. Tindakan non-conform (yang tidak
yang suaranya sumbang (fals) sampai yang
sesuai dengan nilai dan norma)
bagus. Yang paling memprihatinkan adalah
2. Tindakan anti sosial (tindakan yang
anak balita yang terpaksa dan dipaksa untuk
melawan kebiasaan masyarakat)
ngamen dan semua itu diatur oleh jaringan
3. Tindakan
melanggar
kriminal,
hukum
tindakan
yang memasok mereka dan setiap uang yang
tertulis,
ada disetor kepada orang tua mereka.
melanggar norma serta tindakan
Pengamen
yang membahayakan jiwa.
merupakan
komunitas
yang relatif baru dalam kehidupan pinggiran
10
perkotaan,
setelah
kaum
gelandangan,
yang
ada.
Jenis
pemulung, pekerja seks kelas rendah, selain
gunakan
itu juga dianggap sebagai “virus social”
Pendekatan
yang
mengungkapkan,
mengancam
adalah
penelitian
yang
deskriptif
kualitatif.
kualitatif
di
menggambarkan,
kemampuan
hidup
pengamen
jalanan
meringkas berbagai kondisi dan situasi
dianggap sebagai anak nakal, tidak tahu
yang ada. Penelitian ini menggunakan
sopan santun, brutal, pengganggu ketertiban
pendekatan kualitatif.
masyarakat,
artinya
menceritakan
dan
masyarakat.
Oleh karena itu tidak mengherankan
3.2. Lokasi Penelitian
jika mereka sering diperlakukan tidak adil
dan
kurang
kelompok
manusiawi
terutama
masyarakat
yang
Subjek penelitian yang peneliti kaji
oleh
mengenai permasalah perilaku menyimpang
merasa
pengamen
ini
di
laksanakan
didaerah
terganggu oleh komunitas anak jalanan
seputaran tepi laut Kota Tanjungpinang.
seperti golongan kelas ekonomi rendah.
Penentuan lokasi ini di lakukan dengan
Anak jalanan adalah anak yang sebagian
pertimbangan
besar
merupakan daerah operasional terbanyak
menghabiskan
mencari
nafkah
dijalanan
dan
dengan
cara
waktunya
atau
untuk
berkeliaran
mereka
para
sendiri
bahwa
pengamen
ada
lokasi
ditepi
tersebut
laut
Kota
Tanjungpinang.
bekerja sebagai pengamen, penyemir sepatu,
penjual koran,
pengemis,
atau bahkan
3.3. Jenis Data
melacur.
Data primer
Berdasarkan uraian di atas dapat
Yaitu data yang secara langsung
disimpulkan bahwa pengamen adalah salah
peneliti peroleh dari sumbernya, dalam hal
satu pekerjaan yang dilakukan anak jalanan
dengan
cara
menyanyikan
lagu
ini
baik
menghabiskan
waktunya
tersebut
diperoleh
melalui
wawancara dengan para informan tentang
menggunakan alat maupun tidak. Sebagian
besar
data
permasalahan
untuk
penelitian
yaitu
perilaku
menyimpang dikalangan pengamen.
mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalan
atau tempat-tempat umum lainnya, tidak
Data sekunder
atau bergantung dengan keluarga, dan
Data sekunder merupakan data yang
mempunyai kemampuan untuk bertahan
di kumpulkan dari pihak kedua atau dari
hidup dijalanan.
sumber lain yang tersedia sebelum penelitian
di lakukan. Dalam penelitian ini data
III. Metode Penelitian
sekunder berupa foto dan juga dokumen dari
3.1. Jenis Penelitian
Metode
untuk
penelitian
mengumpulkan
data
adalah
cara
dan
fakta
sumber data tertulis yang berasal dari pihak
terkait dalam masalah penelitian ini.
11
guna mematangkan hasil yang akan di
3.4.Populasi dan Sampel
Sesuai dengan jenis penelitian bahwa
analisis.
penelitian kualitatif tidak menggunakan
pendekatan populasi dan sampel tetapi yang
3.6.Teknik Analisa Data
di gunakan dengan pendekatan secara
Dalam
menentukan
maka
sebagai sumber data dalam penelitian ini.
deskriptif
Dalam penelitian ini informan merupakan
memberikan gambaran tentang kenyataan
subjek yang menjadi sumber peneliti dalam
yang ada untuk selanjutnya di analisa guna
mendapatkan informasi sebagai data yang di
menemukan hasil yang akhirnya dapat di
perlukan sesuai dengan permasalahan dan
tarik kesimpulan dan di jadikan landasan
kebutuhan
penentuan
dalam memberikan saran-saran dan pendapat
informan yang di gunakan dalam penelitian
dari penulis. Menurut Ian Dey (Moleong
ini menggunakan purposive sampling yaitu
2006)
pemilihan
terletak pada tiga proses yang berkaitan
Teknik
informan
bertujuan
dalam
mempergunakan
data
intensif ke informan yang akan di jadikan
peneliti.
peneliti
analisa
kualitatif
analisa
analisis,
mengatakan bahwa
inti analisis
memberikan informasi yang di butuhkan.
yaitu
Pemilihan informan berdasarkan penilaian
mengklasifikasikan dan melihat bagaimana
atau karakteristik yang di peroleh data sesuai
konsep-konsep yang muncul satu dengan
dengan
lainnya
maksud
2010:272).
penelitian
Pengambilan
(Silalahi,
sampel
ini
mendefinisikannya
yaitu
saling
dipaparkan
berkaitan,
secara
fenomena,
agar
jelas
dapat
sehingga
menggunakan metode purposive sampling,
memperoleh sebuah pemahaman dan fakta
kriteria yang di tetapkan adalah : para
jelas tentang masalah dalam penelitian.
pengamen biasa, dan telah bekerja sebagai
Untuk menganalisis data yang di
pengamen di atas 3 tahun berjumlah 14
peroleh dari hasil penelitian, di gunakan
orang.
teknik deskriptif analisis, yaitu metode yang
di gunakan terhadap suatu data yang telah di
kumpulkan kemudian di susun dan di
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah segala
jelaskan untuk selanjutnya di analisa. Data
kegiatan yang di lakukan dalam usaha
yang berupa ucapan, tulisan dan perilaku
mengumpulkan data-data atau informasi
yang dapat di amati dari interaksi antara
yang menunjang penelitian di antaranya
peneliti dengan pengamen yang di peroleh
pengetahuan mengenai permasalahan dan
selama
data
kualitatif untuk memperoleh kesimpulan.
yang
belakang
berhubungan
informan
dengan
terhadap
latar
penelitian.
Adapun teknik dan alat pengumpul data
yaitu berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi selama kurang lebih setahun
12
penelitian
di
laporkan
secara
mayoritas tingkat pendidikan yang telah
IV. Pembahasan
ditamatkan
informan
Dalam penelitian kualitatif, informan
pendidikan
SMP
sengaja dipilih oleh peneliti karena mampu
Sedangkan
memberikan informasi tentang masalah yang
pendidikan SMA terdapat sebanyak 2 orang
akan di teliti. Untuk itu peneliti melakukan
informan,
penggalian data sumber terpecaya langsung
menamatkan
dari
sebanyak 1 orang.
4.1. Karakteristik Informan
pengamen
sebagai
informan
penelitian
sebanyak
yang
11
memiliki
Sementara
sisanya
pendidikan
sekolah
adalah
orang.
tingkat
hanya
dasar
penelitiannya. Informan yang di ambil
peneliti
yaitu
pengamen
yang
berada
4.1.4.
diKawasan Tepi Laut tergabung dalam
kelompok
penyanyi
jalanan
Asal Daerah Informan
Berdasarakan
Kota
data
lapangan
dapat
diketahui bahwa informan berasal dari
Tanjungpinang.
daerah yang beragam, dari data dapat terlihat
bahwa informan yang berasal dari Provinsi
4.1.1.
Kepulauan
Umur Informan
Riau
yaitu
dari
Kota
Berdasarkan data hasil lapangan dapat
Tanjungpinang dan berasal dari Kabupaten
terlihat perbedaan umur informan penelitian,
Karimun sebanyak 9 orang, Sementara
dari data mayoritas informan berada pada
sisanya berasal dari Provinsi lain seperti
usia 21-30 tahun dari keseluruhan informan.
Sumatra
Sedangkan yang memiliki umur 31-40
Lampung sebanyak 5 orang.
sebanyak
6
orang
Sementara
Utara
dan
Provinsi
Bandar
sisanya
memiliki umur diatas 40 tahun sebanyak 1
4.1.5.
orang.
Pendapatan Informan
Berbagai jenis aktivitas manusia
tentunya mengharapkan imbalan, apalagi
Jenis Kelamin
yang bernilai ekonomi tentunya. Imbalan
Kelamin
atau dalam bahasa
yang dimaksud adalah pendapatan yang
inggrisnya yaitu Sex merupakan suatu akibat
diperoleh pedagang kaki lima dalam bentuk
dari
(perbedaan
uang. Untuk melihat bagaimana tingkat
sistematik luar antar individu yang berbeda
pendapatan informan penelitian selama 1
jenis kelamin dalam spesies yang sama),
bulan, berdasarakan hasil data lapangan
yang pada manusia dikenal menjadi Pria dan
diatas maka dapat terlihat berapa tingkat
Wanita. dalam penlitan ini seluruh informan
pendapatan informan dalam sebulan dari
yang ada memiliki jenis kelamin laki-laki.
hasil kerja mereka mengamen. Mayoritas
4.1.2.
Jenis
dimorfisme
seksual
informan memiliki pendapatan berkisar
4.1.3.
antara 700.000-900.000 sebanyak 7 orang.
Pendidikan Informan
Berdasarkan hasil data lapangan yang
Sedangkan yang berpenghasilan berkisar
telah didistribusikan dapat terlihat bahwa
antara 400.000-600.000 berjumlah 6 orang.
13
Sementara
sisanya
mengaku
memiliki
pengamen hanya dekat dengan minuman
penghasilan diatas 1 juta dalam sebulannya.
alkohol.
4.2. Bentuk-bentuk penyimpangan yang
4.2.2.
Tindakan Asosial
Tindakan
dilakukan pengamen
Dalam kasus perilaku menyimpang
tindakan
asosial
yang
adalah
merupakan
melawan
kebiasaan
yang dilakukan oleh informan penelitian
masyarakat dan kepentingan umum. Adapun
termasuk kedalam penyimpangan negatif,
tindakan asosial yang dilakukan oleh para
penyimpangan
informan penelitaan adalah sebagai berikut:
negatif
merupakan
penyimpangan yang cenderung bertindak
minum
kearah nilai-nilai sosial yang dipandang
narkoba, melakukan tindakan asusila dan
rendah
melakukan tindakan kriminal.
dan
penyimpangan
berakibat
buruk.
negatif,
tindakan
Dalam
minuman keras,
mengkonsumsi
yang
dilakukan akan dicela oleh masyarakat dan
4.3. Analisa
pelakunya akan tidak dapat ditolerir oleh
Perilaku
Menyimpang
Pengamen Jalanan.
masyarakat.
Untuk menganalisa penyebab dari perilaku
4.2.1.
menyimpang yang dilakukan oleh pengamen
Tindakan Non Conform
maka peneliti melihat dari faktor internal
Tindakan non conform yang ada
dan faktor eksternal yang mempengaruhi
dalam penelitian ini meliputi tindakan
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
menyimpang yang dilakukan oleh informan
informan penelitian, analisa faktor internal
penelitian berupa, memaksa meminta uang
dan
ketika bernyanyi, para pengamen bernyanyi
faktor
eksternal
digunakan
untuk
mengidentifikasi apa yang menjadi sumber
dalam keadaan mabuk. Meminta uang secara
penyebab
paksa kerap terjadi diantara pengamen
informan
melakukan
penyimpangan. Untuk melihat analisa hasil
jalanan, padahal menyanyi asal-asalan dan
data lapangan dapat dilihat pada penjelasan
kemudian mereka meminta uang dengan
dibawah ini :
paksa kepada masyarakat. Idealnya seorang
pengamen setelah selesai mengamen boleh
4.3.1.
meminta uang kepada yang mendengarkan
Faktor internal merupakan faktor yang
nyanyian mereka tanpa ada unsur paksaan.
berasal dari dalam diri pengamen. Dimana
Bernyanyi dalam keadaan mabuk sering kali
mengganggu
karena
pendengaran
suara
seharmonis
yang
biasanya
dan
pengamen bermasalah tersebut tidak dapat
masyarakat
dilantunkan
lagu
Faktor Internal
melakukan
tidak
penyesuaian
diri
dengan
lingkungan sekitarnya seperti norma sosial
yang
yang ada dalam masyarakat. Faktor ini
dinyanyikan pun menjadi tidak karuan. Hal
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
tersebut berdampak bahwa citra seorang
penentuan sikap dan perilaku pengamen.
14
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
Dari
dengan pengamen yang sering membuat
konfirmasikan dengan konsep teori memang
masalah menyebutkan bahwa penyebab
benar
perilaku menyimpang pengamen bermasalah
informan yang berasal dari dirinya sendiri
yaitu
dimana
dikarenakan sikap mental yang tidak sehat,
melakukan
ini maksudnya adalah sikap mental yang
perilaku menyimpang tersebut dan belum
dimiliki oleh informan penilitian memang
sepenuhnya bisa menyesuaikan diri dengan
tidak sehat, ketika informan mendapatkan
lingkungan masyarakat. Hal ini senada
unsur-unsur baru yang bersifat negatif
dengan yang disampaikan Kartini Kartono
informan langsung saja menerima unsur
(dalam
yang
tersebut tanpa memikirkan apa akibatnya,
menjelaskan bahwa “Tingkah laku mereka
contohnya adalah ketika informan menerima
merupakan reaksi yang salah atau irasional
unsur
dari proses belajar, yang terwujud dalam
penelitian
ketidakmampuan
akhirnya menjadi pengguna narkoba.
kemauan
pengamen
diri
memang
sendiri
ingin
Asmani,
2012:125)
mereka
beradaptasi
hasil
data
bahwa
dilapangan
perilaku
dari
di
menyimpang
baru tentang narkoba,
mulai
jika
informan
coba-coba
dan
dengan lingkungan sekitar”. Seperti yang
Pelampiasan rasa kecewa merupakan salah
dikatakan oleh pengamen bermasalah dalam
satu bentuk dari penyebab penyimpangan
wawancara yang dilakukan peneliti di
sosial
kawasan tepi laut kota Tanjungpinang
informan merasa kecewa dengan apa yang
bahwa pada saat mengamen tidak boleh
dilakukan oleh orang lain terhadapnya
meminta uang dengan paksa dan tidak boleh
kemudian rasa kecewa itu diwujudkan
mengamen saat dalam keadaan mabuk. Hal
dengan melakukan kegiatan yang sifatnya
tersebut
perilaku
menyimpang. Dalam kasus penelitian dapat
dengan
dilihat bahwa ada pengamen yang merasa
mencerminkan
menyimpang
dan
bertentangan
yang
dilakukan
kecewa
Berdasarkan kerangka teori yang digunakan
pengunjung ketika mereka sedang bernyanyi
mengenai
untuk melampiaskan rasa kecewa mereka
penyebab
terjadinya
tidak
informan,
norma-norma masyarakat yang ada.
faktor
karena
oleh
melakukan
kedalam 2 bentuk yaitu faktor internal dan
pengunjung
eksternal, merujuk pada konsep penyebab
mereka.
penyimpangan
oleh
Keinginan untuk dipuji juga merupakan
Sarjono Soekanto penyebab dari faktor
salah satu penyebab informan melakukan
internal terdiri dari sikap mental yang tidak
tindakan menyimpang. Adanya keinginan
sehat, pelampiasan rasa kecewa, keinginan
informan untuk dipuji oleh teman atau
untuk
yang
rekannya membuat informan melakukan
sanggupan
tindakan menyimpang tanpa melihat apakah
dipuji,
menyimpang,
disampaikan
proses
dan
belajar
ketidak
menyerap norma.
pemaksaan
oleh
penyimpangan maka faktor tersebut dibagi
yang
tindakan
dihargai
memberikan
uang
untuk
kepada
hal tersebut sesuai dengan nilai dan norma
15
atau tidak. Dari hasil lapangan ditemukan
keluarga serta stigma masyarakat akan
bahwa bentuk informan yang melakukan
pengangguran sebagai bahan pembicaraan
penyimpangan karena rasa ingin dipuji dapat
akan kemalasan seseorang. Faktor ekternal
dilihat pada kasus informan yang melakukan
yaitu faktor yang berasal dari luar diri
hubungan seksual karena ingin dipuji oleh
pengamen jalanan. Pengamen melakukan
teman-temannya dan agar terlihat keren
perilaku menyimpang disebabkan pengaruh
dimata teman-temannya.
dari luar seperti teman-teman yang sering
Proses belajar yang menyimpang juga
melakukan penyimpangan. Pergaulan yang
menjadi penyebab dari munculnya perilaku
salah dapat menjadi penyebab pengamen
yang
lain
menyimpang.
informan
Hal
penilitian
mengidentifikasi
ditunjukkan
perilaku
oleh
kelompoknya
ini
melihat
buruk
rekan-rekan
yang
dikarena
dan
pengamen
yang
pengamen
anggota
lain.
melakukan
tersebut
yang
berperilaku
Proses
penyimpangan,
dengan
cenderung
menyimpang.
suka
Pengamen
tersebut diajak oleh teman untuk melakukan
perilaku menyimpang.
sebagai
Berdasarkan
pembelajaran
bergaul
lebih
pembelajaran tersebut bisa dikategorikan
proses
apalagi
yang
kerangka
teoritis
yang
menyimpang.
digunakan dalam penelitian ini maka dapat
Ketidaksanggupan menyerap norma juga
dipisahkan antara faktor penyebab perilaku
merupakan salah satu penyebab munculnya
menyimpang berdasarkan faktor eksternal
perilaku menyimpang. Informan penelitian
antara
tidak sanggup dan tidak bisa menyerap dan
keluarga,
memahami
berlaku
lingkungan dan media masa, adanya ikatan
dimasyarakat sehingga informan dengan
sosial yang berlainan, proses sosialisasi
biasanya melakukan pelanggaran terhadap
subkebudayaan menyimpang.
norma-norma tersebut. Tidak adanya rasa
Dari hasil penelitian dilapangan ditemukan
tanggung jawab oleh informan untuk dapat
bahwa salah satu faktor yang menjadi
berlaku sesuai dengan norma yang ada
penyebab
karena informan tidak memahami apa guna
menyimpang
dan norma tersebut. Dari kasus dilapangan
penelitian didasarkan dari adanya hubungan
dapat dilihat dari perilaku informan yang
yang tidak harmonis didalam keluarganya.
mabuk-mabukan
Berdasarkan hasil jawaban informan dari
norma-norma
dimuka
yang
umum
dan
mengamen dalam kondisi mabuk.
poin
lain
ketidakharmonisan
desakan
ekonomi,
munculnya
didalam
pertanyaan
alasan
dalam
pengaruh
perilaku
diri
anda
yang
informan
menjadi
pengamen ternyata ditemukan fakta bahwa
4.3.2.
ada informan yang memilih jalan menjadi
Faktor Eksternal
Faktor eksternalnya terjadi dikarenakan
pengamen dikarenakan terjadinya hubungan
lingkungan yang dominan dengan profesi
yang tidak harmonis didalam keluarganya.
tersebut, minimnya ekonomi, tekanan dalam
Selain menjadi pengamen informan tersebut
16
juga sering melakukan tindakan-tindakan
itu narkoba akhirnya menjadi tahu dan
yang menyimpang seperti mabuk-mabukan
kemudian informan menjadi terjerumus dan
dan menggunakan narkoba. Adanya masalah
menjadi pecandu narkoba.
yang dialami informan didalam keluarganya
Adanya ikatan sosial yang berlaianan juga
membuat informan memutuskan untuk pergi
menjadi
dari
didalam
menyebabkan
didalam
penyimpangan.
rumah
komunitas
dan
bergabung
pengamen
dan
salah
saatu
faktor
informan
yang
melakukan
Seseorang
individu
komunitas itulah informan mulai banyak
cenderung
melakukan hal-hal yang menyimpang.
dengan kelompok yang paling ia hargai dan
Desakan ekonomi juga menjadi salah satu
akan lebih senang bergaul dengan kelompok
faktor yang menyebabkan para informan
itu daripada dengan kelompok lainnya.
melakukan hal-hal yang menyimpang seperti
Dalam proses ini, individu akan memperoleh
mencuri dan juga melakukan pemaksaan
pola sikap dan perilaku kelompoknya. Jika
kepada pengunjung. Dari hasil data yang
kelompok
diperoleh dilapangan terdapat fakta bahwa
kemungkinan besar individu tersebut akan
informan ada yang melakukan pencurian dan
berperilaku menyimpang juga. Dalam kasus
pemaksaan karena sudah tidak memiliki
penyimpangan perilaku yang terjadi pada
uang lagi untuk membeli makanan dan juga
informan penelitian dapat terlihat
tidak lagi memiliki uang untuk membeli
kebiasaan
kelompok
minuman
melakukan
kegiatan
keras.
Tindakan
pencurian
mengidentifikasikan
yang
digauli
dirinya
menyimpang,
pengamen
dari
ini
mabuk-mabukan
dilakukan baik itu ketika dirumah maupun
bersama ketika mereka sedang berkumpul.
ketika informan berada diluar rumah.
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam
Pengaruh lingkungan dan media masa juga
masyarakat
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
seseorang memilih nilai subkebudayaan
informan melakukan hal-hal yang bersifat
yang menyimpang, yaitu subkebudayaan
menyimpang. Penyimpangan yang dilakukan
khusus yang normanya bertentangan dengan
oleh
norma budaya yang dominan. Adanya
informan
ternyata
ada
yang
dapat
disebabkan
dikarenakan oleh ajakan dari teman yang
penerapan
sesama pengamen, pada awalnya informan
menyimpang yang diterapkan oleh informan
tidak tahu melakukan hal menyimpang
penelitian dalam dirinya membuat perilaku
tersebut namun ketika ada ajakan dari
informan
penelitan
temannya informan langsung mengiyakan
menjadi
menyimpang.
dan
melihat adanya kebudayaan atau cara hidup
mengikuti apa
yang
diajak
oleh
subkebudayaan
karena
Ketika
informan
bertindak
informan
temannya tersebut. Dalam contoh kasus
orang
dapat dilihat dari adanya informan yang
mengidentifikasinya
menggunakan narkoba karena ajakan dari
bahwasanya perilaku tersebut merupakan
temanya yang awalnya tidak pernah tahu apa
perilaku yang menyimpang baik secara nilai
17
lain
didalam
yang
tanpa
langsung
melihat
kebiasaan maupun secara norma.
3.
Dari
hasil
disimpulkan
V.
penelitian
bahwa
dapat
pengamen
yang
sering membuat masalah menyebutkan
Kesimpulan dan Saran
bahwa penyebab perilaku menyimpang
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pengamen bermasalah yaitu kemauan
dipaparkan pada pembahasan sebelumnya
diri sendiri dimana pengamen memang
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
ingin melakukan perilaku menyimpang
yang bisa disimpulkan diantaranya sebagai
tersebut dan belum sepenuhnya bisa
berikut :
menyesuaikan diri dengan lingkungan
1.
Berdasarkan kerangka teori yang
masyarakat.
digunakan mengenai faktor penyebab
terjadinya penyimpangan maka dari hasil
5.2. Saran
lapangan ditemukan bahwa penyebab
Berdasarakan hasil penelitian yang telah
penyimpangan
oleh
dilakukan mengenai permasalahan tentang
informan penelitian ada yang berasal dari
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
faktor internal atau faktor yang berasal
pengamen yang ada dikawasan Tepi Laut
dari dirinya sendiri. Penyebab dari faktor
Kota
internal terdiri dari sikap mental yang
direkomendasikan beberapa saran sebagai
tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa,
berikut :
yang
dilakukan
keinginan untuk dipuji, proses belajar
yang
menyimpang,
1.
dan
Tanjungpinang
maka
Khususnya wadah kelompok yang
menaungi
pengamen
ketidaksanggupan menyerap norma.
mengoptimalisasi
wadah
2.
untuk
keahlian
Berdasarkan kerangka teoritis yang
dapat
menyerap
agar
tersebut
selain
digunakan dalam penelitian ini ternyata
bidang seni musik pada pengamen
memang
agar
benar
menyimpang
bahwa
yang
perilaku
bisa
dikembangkan
dan
dilakukan
oleh
menggiring kebidang pekerjaan lain
informan penelitian juga ada
yang
sesuai
berasal dari luar diri informan.
faktor
yang
dimiliki
pengamen.
Sedangkan
untuk
eksternal antara lain ketidakharmonisan
masyarakat
luas
dalam
ekonomi,
informasi peluang pekerjaan yang
pengaruh lingkungan dan media masa,
pantas bagi pengamen agar keluar
adanya ikatan sosial yang berlainan,
dari
proses
meningkatkan taraf pekerjaan yang
keluarga,
desakan
sosialisasi
subkebudayaan
melakukan
mulai
hal-hal
mengenal
yang
kebiasaan
memberikan
mengamen
untuk
lebih mulia bagi mereka.
menyimpang. Dari faktor-faktor tersebut
informan
keahlian
dan
2.
bersifat
Para pengamen yang berada di
kawasan tepi laut, diharapkan agar
menyimpang.
18
dapat berinteraksi sosial dengan baik
pengamen yang mana pada profesi ini
terhadap lingkungan di sekitarnya
hanya di pandang sebelah mata oleh
sehingga interaksi sosial yang muncul
masyarakat.
adalah interaksi yang positif. Jangan
mudah
terpengaruh
oleh
ajakan
teman yang lain untuk berbuat hal
yang tidak baik.
3.
Bagi pemerintah hendaknya di buat
suatu wadah atau rehabilitasi dimana
para
pengamen
jalanan
yang
mempunyai bakat agar di bina hingga
bisa membuat suatu karya dan bisa
mencari jati dirinya selain sebagai
19
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Anarita, Popon, dkk, Baseline Survei untuk Program Dukungan dn Pemberdayaan Anak Jalanan
di Perkotaan (Bandung), Bandung: Akatiga-Pusat analisis sosial, 2001.
Anrian Joef, jurnal dengan judul Pola Perilaku Pengamen terhadap masyarakat pengguna jalan
raya Kota Padang, STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009.
Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan
Sosial dan Stabilitas Nasional”, Dalam Jurnal Fajar, LPM UIN Jakarta, Edisi 4, No.1,
November 2002.
Bruce J. Coehan. Sosiologi: Suatu pengantar.(Jakarta: Rineka Cipta. 1992).
Bungin, B. 2007.Penelitian Kualitatif.Jakarta : Prenada Media Group
MS Siahaan M.Si, Drs. Jokie. 2009. Perilaku Menyimpang : Pendekatan Sosiologi. Jakarta : PT
Indeks.
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono. 1985 max Weber. Konsep-konsep dasar dalam sosiologi.jakarta. cv rajawali.
Soekanto, Soerjono, dan Ratih Lestarini.1988. fungsionalisme dan teori konflik dalam
perkembangan sosiologi.sinar grafika. Jakarta.
Soekanto, S. (2002) Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono. 1985 max Weber. Konsep-konsep dasar dalam sosiologi.jakarta. cv rajawali.
Mus Mulyadi, Jurnal dengan judul Perilaku ngelem pada anak jalanan, Universitas Maritim Raja
Ali Haji 2013.
Rahmadani, Jurnal dengan judul latar belakang penyebab anak-anak bekerja dijalanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji 2013.
Sunusi, Makmur, Anak Terlantar Dalam Perspektif Pekerjaan Sosial, Endang WD BM, Kebijakan
Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Dalam Penanganan Anak Terlantar, Makalah
Dalam Seminar Nasional „Penanganan Anak Terlantar Berbasis Keluarga”, Jakarta: UMJ,
12 April 2003.
20
Download