BAB I PENDAHULUAN Bab pertama dalam penelitian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pertama dalam penelitian ini akan memaparkan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, serta sistematika pembahasan.
1.1
Latar Belakang Masalah
Perekonomian yang semakin maju dan berkembang membuat banyak
persaingan bisnis bermunculan. Hal ini membawa dampak perubahan yang cukup
signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan strategi bisnis. Para pelaku bisnis
menyadari untuk mampu bersaing dalam perekonomian, sebuah perusahaan harus
memiliki strategi bisnis yang tepat. Hanya memiliki kekuatan aktiva berwujud dirasa
tidak cukup untuk menaikkan nilai perusahaan, perusahaan juga harus memiliki
kekuatan knowledge asset (aset pengetahuan), sehingga karakteristik utama
perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang
diberikan perusahaan berupa informasi yang relevan, lengkap, tepat waktu, dan andal
dalam laporan keuangan merupakan hal penting untuk mempengaruhi investor
maupun kreditor khususnya dalam pengambilan keputusan (decision making).
Informasi tersebut menjadi sesuatu yang amat vital dan perusahaan harus
mengungkapkannya secara lengkap (full disclosure) dan dapat diandalkan (reliable).
Informasi tersebut menjadi sesuatu yang amat vital dan perusahaan harus
mengungkapkannya secara lengkap (full disclosure) dan dapat diandalkan (reliable).
Menurut PSAK No.1 revisi 1998, par 1, penyajian laporan keuangan untuk tujuan
1
umum disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Laporan keuangan ini harus dipublikasikan kepada stakeholder sebagai alat
pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola perusahaan. Laporan keuangan ini
terdiri dari laporan keuangan yang bersifat wajib (mandatory) dan bersifat sukarela
(voluntary). Laporan keuangan mandatory terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan
(PSAK No.1 revisi 1998, par 7). Selain itu, ada laporan keuangan yang bersifat
sukarela (voluntary). Laporan keuangan ini tidak diharuskan untuk disusun dan
disajikan sesuai dengan PSAK. Perusahaan dianjurkan untuk mengungkapkan
informasi lain untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun tidak diharuskan
oleh PSAK (PSAK No.1 revisi 1998, par 10). Dalam hal tersebut perusahaan harus
memberikan tambahan pengungkapan informasi yang relevan sehingga laporan
keuangan dapat disajikan secara wajar (PSAK No.1 revisi 1998, par 12). Perusahaan
dianjurkan untuk menyajikan laporan tahunannya yang mengandung informasi yang
diperlukan para stakeholder, tidak hanya terbatas pada laporan keuangan yang
mandatory tetapi juga laporan yang bersifat voluntary (Nugroho, 2011). Salah satu
informasi penting yang bersifat voluntary adalah informasi tentang modal intelektual.
Modal intelektual memiliki pengaruh dalam peningkatan kemampuan
perusahaan sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu
dengan melaporkan modal intelektual
yang dimilikinya, perusahaan akan
memperoleh manfaat yaitu dapat mengkomunikasikan keunggulan mereka serta
mampu menarik sumberdaya yang bernilai tambah. Peningkatkan pemahaman
2
mengenai pengembangan modal intelektual dalam aturan sosial politik dan ekonomi
yang berbeda merupakan hal yang penting sebagai akibat dari munculnya keakuratan
ekonomi secara keseluruhan dalam kegiatan dan keseimbangan ekonomi global
(Najibullah dalam Artinah, 2011).
Sejak tahun 2003, pemerintah telah mencanangkan program pemberian
insentif pajak bagi industri/investor yang melakukan proses penelitian dan
pengembangan (Research&Development/R&D) untuk mendorong tercapainya target
investasi di Indonesia. Di samping itu, dengan semakin meningkatnya aktivitas R&D
diharapkan dapat memacu perkembangan industri di berbagai sektor dan
meningkatkan perhatian perusahaan terhadap pentingnya modal intelektual, dan pada
akhirnya pada pengungkapan sukarela modal intelektual. Menurut agency theory,
keberadaan investor institusional yang relatif kecil dalam struktur kepemilikan dan
rendahnya persentase saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dapat
menurunkan jumlah pengungkapan karena manajer tidak memiliki insentif yang kuat
untuk meyakinkan stakeholder tentang kinerja optimal perusahaan (Wardhani, 2009).
Dalam kondisi yang sama, menurut signaling theory, kondisi ini tidak memotivasi
para manajer untuk memberikan sinyal kepada pasar bahwa mereka menciptakan
sumber daya modal intelektual yang tersembunyi (hidden intellectual capital
resources).
Implementasi modal intelektual merupakan sesuatu yang masih baru, bukan
saja di Indonesia tetapi juga di lingkungan bisnis global (Sawarjuwono dan Kadir,
2003). Wardhani (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pada survey global
3
yang dilakukan oleh Price Waterhouse Coopers (Eccles et al., 2001 dalam Bozzolan
et al.,2003) dan juga Taylor and Associates pada tahun 1998 (Williams, 2001)
melakukan survey terhadap instansi-instansi, mengenai tipe kebutuhan investor. Hasil
survey tersebut menunjukkan bahwa ternyata isu-isu tentang pengungkapan model
intelektual merupakan salah satu dari 10 jenis informasi yang dibutuhkan user.
Wardhani (2011) selanjutnya menyatakan sebagian besar mandatory
disclosure yang disyaratkan oleh profesi akuntansi (accounting profession) terkait
dengan modal fisik. Adanya pengakuan modal intelektual sebagai faktor yang sangat
penting (pivotal factors) bagi perusahaan, menjadikan mandatory disclosure yang
terkait dengan modal fisik menjadi kurang relevan bagi user. Hal ini menimbulkan
kesenjangan informasi terkait pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu,
penyusun standar (standard setter) perlu menyusun pedoman bagi pengungkapan
informasi modal intelektual untuk melindungi kepentingan pemakai.
Topik modal intelektual dan pengungkapannya telah menarik perhatian para
peneliti. Bruggen, et al. (2009) melakukan penelitian pada 125 perusahaan publik
yang di listing di Australia bahwa tipe industri dan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual, sedangkan tingkat assimetri
informasi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Ferreira and
Branco (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan modal
intelektual pada 45 perusahaan yang listing pada Portuguese Stock Exchange
menemukan bahwa ukuran perusahaan and tipe auditor berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan modal intelektual, sedangkan leverage, profitabilitas,
4
konsentrasi kepemilikkan, dan modal intelektual level tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan modal intelektual.
Di Indonesia penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan modal intelektual telah banyak dilakukan namun hasilnya masih
berbeda–beda antara yang satu dengan yang lain. Nugroho (2012) menganalisis
pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan
konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Sampel yang
digunakan adalah data laporan keuangan dan Annual Report 68 perusahaan
manufaktur yang listing pada tahun 2010 di BEI. Hasilnya adalah tidak ada pengaruh
variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan
konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual baik secara
simultan maupun parsial.
Penelitian Purnomosidhi (2006) yang menganalisis analisis empiris terhadap
determinan praktek pengungkapan modal intelektual pada perusahaan publik di BEJ
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap praktek
pengungkapan modal intelektual, sedangkan tipe industri, banyaknya listing, dan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktek pengungkapan modal intelektual.
Suhardjanto dan Wardhani (2010) meneliti praktik pengungkapan modal
intelektual pada 80 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas mempengaruhi tingkat
pengungkapan modal intelektual. Sedangkan leverage dan panjangnya listing tidak
mempengaruhi pengungkapan modal intelektual.
5
Pada penelitian ini, penulis menggabungkan beberapa penelitian yang
dilakukan oleh Purnomosidhi (2006), Suhardjanto dan Wardhani (2010), dan
Nugroho (2012). Oleh karena itu, penulis menggabungkan variabel ukuran
perusahaan, leverage, kinerja modal intelektual, panjang umur listing berpengaruh
terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual (TPMI) dan tata kelola perusahaan
sebagai variabel kontrol. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini menggunakan objek penelitian yang lebih spesifik yaitu
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112013. Karena agar bisa meneliti lebih dalam tingkat pengungkapan modal intelektual
dalam laporan modal intelektual pada perusahaan sektor keuangan yang ada di
Indonesia. Dalam penelitian ini, tingkat pengungkapan modal intelektual disingkat
menjadi TPMI.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka judul dari penelitian ini
adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Modal
Intelektual di Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah Ukuran Perusahaan, Leverage, Kinerja Modal Intelektual, Panjang Umur
Listing berpengaruh terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual (TPMI)
dalam annual report perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
6
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dan manfaat dari
penelitian ini adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Kinerja Modal Intelektual, Panjangnya Umur Listing berpengaruh positif terhadap
Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual (TPMI).
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan bukti secara empiris
mengenai pentingnya pengungkapan modal intelektual, yang bisa
dijadikan pertimbangan dalam menyusun annual report.
2. Bagi stakeholder dan pihak-pihak yang berkepentingan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
pengelolaan perusahaan, terutama dalam pengelolaan dan pengungkapan
modal intelektual.
3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai
cakupan pengungkapan modal intelektual yang dipengaruhi oleh
karakteristik perusahaan. Selain itu dari hasil penelitian ini juga
7
diharapkan dapat memunculkan penelitian lain mengenai pengungkapan
modal intelektual, yang memang masih jarang dijumpai di Indonesia.
1.5
Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab yang masing-
masing bab akan berisikan hal-hal berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini berisi penjelasan dan pembahasan secara rinci kajian
pustaka
yang
meliputi:
landasan
teori,
penelitian
terdahulu,
pengembangan hipotesis, dan kerangka pemikiran.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan beberapa hal diantaranya: populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, variabel dan pengukuran variabel, serta
metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini.
8
BAB IV
: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi hasil yang diperoleh dari penelitian dan analisa yang
telah dilakukan. Hasil yang telah dicapai kemudian dihubungkan
dengan teori yang telah ada maupun penelitian terdahulu.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisi tentang pembuktian hipotesis dan digunakan sebagai
jawaban pertanyaan pada rumusan masalah. Bagian ini juga berisi
saran praktis yang diharapkan berguna sebagai masukan bagi pihak
lain, termasuk untuk penelitian yang akan datang.
9
Download