Ringkasan Khotbah - 05 Mei 2013

advertisement
Ringkasan Khotbah - 05 Mei 2013
Iman & Depresi Rohani (6)
Roma 4:3,9,18; 22-25.
Pdt. Andi Halim, M. Th.
Manusia tidak luput dari depresi dan tekanan berat termasuk orang beriman. Bagaimana sikap
kita dalam menghadapi depresi? Apakah iman itu?
Pertama, banyak orang menganggap konsep iman di Perjanjian Lama berbeda dengan
Perjanjian Baru. Perjanjian Lama dianggap masa hukum Taurat sehingga orang yang mau
diselamatkan harus mentaatinya. Sedangkan Perjanjian Baru dianggap masa anugerah karena
keselamatan bukan diperoleh karena melakukan hukum Taurat melainkan karena iman dan
kasih karunia Allah. Konsep ini salah. Dalam Perjanjian Lama pun orang yang dipilih Allah
adalah orang yang berorientasi pada iman. Kita dapat melihat tokoh-tokoh Perjanjian Lama
yang berorientasi pada iman dalam Ibrani 11.
Prinsip/konsep iman dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama adalah sama yaitu bahwa
manusia tidak dibenarkan melalui perbuatannya tetapi karena iman. Apakah bedanya
Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru? Dalam Perjanjian Lama Kristus belum datang dan
menggenapi hukum Taurat sedangkan di Perjanjian Baru Ia sudah datang dan menggenapi
hukum Taurat. Taurat diberikan bukan karena kita bisa menaatinya tetapi supaya kita mengenal
dosa. Tanpa Taurat kita tidak akan sadar bahwa apa yang kita lakukan itu adalah dosa.
Rm. 3:20 memberikan esensi dari pengertian mengapa Taurat diberikan baik dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Orang-orang di Perjanjian Lama juga sadar bahwa dirinya tidak
bisa menaati Taurat. Hukum Taurat menjadi kutuk karena semakin kita berorientasi pada
Taurat semakin nyata bahwa kita berdosa dan tidak mampu, kecuali jika kita menipu diri atau
munafik. Jadi baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru prinsipnya adalah bahwa kita
dibenarkan/ diselamatkan karena kita beriman kepada Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus
Tuhan kita.
Kedua, apakah pengertian iman? Iman seringkali diidentikkan dengan yakin. Karena saya yakin
maka saya beriman. Iman juga sering diidentikkan dengan positive thinking di mana jika kita
beriman maka apa yang kita inginkan akan terkabul. Semua konsep ini salah. Iman bukan
yakin, bukan sugesti diri, bukan positive thinking. Semua konsep ini merupakan penyelewengan
iman yang diajarkan oleh banyak gereja.
1/4
Ringkasan Khotbah - 05 Mei 2013
Orang Kristen harus punya dasar iman yang benar karena jika tidak maka apa yang dipercaya
bisa lebih buruk dari agama lain. Orang Kristen dengan dasar iman yang salah akan
menjadikan dirinya tuhan dengan menyuruh Tuhan untuk mengikuti keinginannya. Seharusnya
Allah yang mengatur kita bukan kita yang mengatur Allah.
Lalu apakah pengertian iman yang benar? Iman adalah trust, mempercayakan diri dan hidup
kepada Siapa yang saya percaya. Siapa yang kita percaya merupakan hal yang penting.
Kepercayaan kita harus kepada Pribadi yang benar, pada Allah yang sejati.
Apakah kita sekedar percaya Allah atau sudah mempercayakan hidup pada-Nya? Percaya dan
mempercayakan hidup merupakan dua hal yang berbeda. Mempercayakan hidup bukan seperti
teologia sukses yang mengatakan bahwa jika kita yakin maka keinginan kita akan dipenuhi.
Percaya kita juga bukan percaya seperti setan. Setan percaya Allah itu ada tetapi mereka tidak
mempercayakan hidup kepada Allah, mereka melawan Allah dan merusak pekerjaan Allah.
Orang yang percaya Allah itu ada tetapi tidak mempercayakan diri kepada-Nya itu sama
dengan setan.
Bagaimana percaya (trust) yang benar? Ada beberapa tahapan yaitu (I) mengenal Allah yang
benar. Kita bisa mempercayakan hidup kita dengan benar dengan mengenal Allah dengan
benar. Jika pengertian kita akan Allah keliru maka sikap kita dalam mempercayakan hidup
kepada Allah juga akan keliru. Pengenalan Allah yang benar didapat dengan belajar Firman
Tuhan dengan sungguh-sungguh. Banyak orang membuat definisi sendiri mengenai Allah. Allah
yang dibuat manusia ini bukan Allah yang sebenarnya. Kita perlu belajar mengenal Allah yang
sejati.
Kita harus waspada sehingga Allah yang kita sembah bukan Allah yang kita bentuk dari apa
yang kita inginkan sendiri. Alkitab sudah memperingatkan bahwa banyak allah yang bukan
Allah. Jangan sampai kita terlambat dan menyesal. Dalam 2Kor.11:4 dijelaskan bahwa ada
kristus, roh, dan injil yang lain. Surat 2 Korintus ini ditulis pada masa gereja mula-mula dan
masih dekat dengan masa Yesus naik ke surga. Setelah Yesus naik ke surga sudah ada
konsep Yesus yang lain, roh yang lain, dan injil yang lain. Dari semua dosa yang dibenci Allah
ada dosa yang sangat serius dan sangat dibenci Allah yaitu mengajarkan ajaran palsu dan
menyesatkan jemaat (Gal.1:6).
(II) Mengenal Allah yang benar dan dengan benar. Artinya, waktu mempercayai Allah kita juga
harus mengikuti aturan main dari Allah, bukan sekedar percaya atau asal percaya saja.
2/4
Ringkasan Khotbah - 05 Mei 2013
Manusia banyak yang mau percaya tetapi tidak sungguh-sungguh mau menekuni apa yang
dimaksud oleh Allah dengan benar. Orang yang mau mengenal Allah dengan benar harus
serius belajar.
Kebenaran itu apa? Dalam bahasa Inggris dan Yunani kebenaran dibedakan menjadi dua yaitu
truth (aletheia) dan righteousness (dikaiosune). Truth dan righteousness dibedakan karena kita
harus mengerti perbedaannya. Truth merupakan kebenaran/ esensi dasar di mana dia menjadi
patokan dan dasar yaitu Allah itu sendiri yang menjadi sumber kebenaran. Kebenaran dari Allah
tidak mungkin kita mengerti secara tuntas tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu belajar
mengenai kebenaran-Nya. Sedangkan righteousness adalah wujud daripada truth dalam
praktek sehingga antara truth dan righteousness ada keterkaitan yang tidak terpisahkan.
Hanya Tuhan yang bisa menjalankan kedua kebenaran ini (truth dan righteousness) dengan
sempurna. Manusia tidak mungkin melakukan kedua hal ini dengan sempurna karena kita
manusia yang masih banyak kelemahan dan kekurangan. Manusia di dalam kebenaran yang
mutlak dan tindakan yang nyata selalu ada jarak. Manusia selalu bergumul dengan kebenaran.
Oleh karena itu kita tidak boleh menjadi arogan dan merasa superior jika kita berhasil
melakukan satu tindakan kebenaran. Praktek dan kebenaran harus berjalan seiring. Harus ada
proses pembaruan menuju standar kebenaran (truth) yang Tuhan ingin kita capai.
Ketiga, arti iman dalam konteks Abraham. Saat Abraham ditawari Hagar ia menerimanya. Ini
adalah sisi manusia Abraham. Abraham meragukan janji Allah. Lalu kenapa ia disebut sebagai
bapa orang beriman? Abraham disebut bapa orang beriman bukan karena ia suci, tidak ada
kelemahan, dan taat sempurna kepada Allah. Abraham disebut demikian karena (a) Tuhan
yang memilih Abraham; (b) Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan
diberkati. Abraham disebut orang beriman karena Tuhan berfirman demikian. Tuhan sudah
memilih dan menetapkan Abraham. (c) Tuhan memilih dan berjanji kepada Abraham tetapi
Tuhan pula yang mendidik Abraham sehingga ia menjadi bapa orang beriman. Abraham
dibenarkan karena percaya pada janji Tuhan. Orang yang disebut beriman adalah orang yang
percaya kepada janji Allah.
Janji Allah tidak pernah diingkari. Meskipun Abraham tidak pernah melihat secara langsung
bagaimana janji Allah dipenuhi tetapi Abraham percaya. Inilah trust, yaitu percaya kepada apa
yang Tuhan janjikan meskipun kita tidak bisa melihatnya.
Iman kita seharusnya bukan percaya kepada janji yang lahiriah tetapi percaya kepada Yesus
3/4
Ringkasan Khotbah - 05 Mei 2013
Kristus yang menebus dosa dan menjanjikan kemenangan dalam peperangan iman di dunia.
Jika kita percaya kepada janji itu maka kita diperhitungkan sebagai orang benar. Saat ini kita
sedang diproses dan dihajar. Meski demikian kita tetap percaya janji Tuhan yang sudah
membayar hutang dosa kita di kayu salib. Saat Abraham menerima janji Allah ia dalam
keadaan tidak bisa punya anak karena sudah tua. Tetap halangan ini tidak membuat Abraham
menjadi mundur. Abraham tetap percaya kepada janji Allah.
Tuhan tidak pernah berjanji bahwa orang Kristen akan dibebaskan dari masalah tetapi Tuhan
berjanji kita akan memenangkan peperangan iman. Tuhan sudah menyediakan yang terbaik
dan terindah bagi kita. Abraham selalu melihat kepada Allah, meskipun ada tembok penghalang
yang tinggi namun Abraham tetap percaya bahwa Allah bisa memenuhi janji-Nya.
(Transkrip ini belum diperiksa oleh pengkhotbah, MD).
4/4
Download