penerapan strategi pembelajaran kontekstual (ctl)

advertisement
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI SISWA PADA PENGAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA
THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) STRATEGY
WITH MEDIA BASED ON COMPUTER TO INCREASE STUDENT’S ACHIEVEMENT
ON THE TEACHING OF CHEMICAL EQUILIBRIUM
Ivana Margaretta Simanjuntak*
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan
*E-mail: [email protected]
ABSTRACT
The implementation of contextual teaching learning (CTL) strategy with media based on
computer to increase student’s achievement on the teaching of chemical equilibrium is
explained. This research aimed to improve student’s motivation and achievement by
implementation of CTL strategy with media computer on the teaching chemical
equilibrium. This research was conducted on SMA Markus Medan through the teaching of
students by using CTL strategy with media computer to experimental class and compared
the results with those control class is taught by CTL strategy without media computer.
CTL strategy with media based on computer can increase the student’s achievement in
teaching chemical equilibrium. The result showed of compared that students’ achievement
in experiment class (M=70.5±8.25) is higher than control class (M=56.5±11.82), and both
of class are significantly different (ttest4.34>ttabel1.33). It can be concluded that teaching of
chemical equilibrium using CTL strategy with media computer can improve student’s
motivation and achievement in learning. Furthermore, using CTL strategy with media
computer in the experiment class is more effectively than using CTL strategy without
media computer that is shown from the different of value that is gotten from experimental
class and control class
Keywords: contextual teaching learning (CTL), media computer, chemical equilibrium,
high school
ABSTRAK
Penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL) dengan menggunakan media
berbasis komputer untuk meningkatkan prestasi siswa pada pengajaran kesetimbangan
kimia dijelaskan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa
melalui penerapan strategi CTL dengan menggunakan media berbasis komputer dalam
belajar kesetimbangan kimia. Penelitian ini dilakukan di SMA Markus Medan melalui
pengajaran siswa dengan penerapan strategi CTL dengan media berbasis komputer
untuk kelas eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol yang
diajarkan dengan strategi CTL tanpa media komputer. Strategi pembelajaran CTL dengan
media komputer ternyata dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran
kesetimbangan kimia. Dapat dilihat dari hasil penelitian menunjukkan perbandingan
prestasi siswa pada kelas eksperimen (M=70,5±8,25) lebih tinggi dari prestasi siswa pada
kelas kontrol (M=56,5±11,82), dan kedua kelas berbeda secara signifikan
(ttest4,34>ttabel1,33). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengajaran Kesetimbangan Kimia
dengan strategi CTL menggunakan media komputer dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi siswa dalam belajar. Selanjutnya dengan menggunakan strategi CTL dengan
media komputer jauh lebih efektif daripada menggunakan strategi CTL tanpa media , dan
dapat ditunjukkan dari berbagai perbedaan nilai rata-rata yang didapat dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, juga besarnya nilai ttest dibandingkan dengan nilai ttabel.
Kata Kunci : strategi pembelajaran kontekstual (CTL), media komputer, kesetimbangan
kimia, SMA
498
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
1. PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pengetahuan kita adalah
kelemahan proses pembelajaran. Dalam proses belajar siswa kurang didukung dalam
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas memaksa siswa
mampu untuk menghafal informasi dan menyimpan beberapa informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang dihafal dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Jadi, ketika mahasiswa lulus dari sekolah, mereka kurang dalam teori dan juga mereka
miskin dalam aplikasi. [6]
Dalam proses pembelajaran, keberhasilan pembelajaran diukur berdasarkan
pencapaian kompetensi tertentu sejak kegiatan pembelajaran awal. Siswa dan guru harus
bekerja sama untuk saling mendukung dalam pencapaian kompetensi yang ditentukan.
Untuk melaksanakan kegiatan mengajar diperlukan langkah untuk menetapkan tujuan
yang dicapai. Sebuah unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah
metode mengajar dan media pengajaran sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan,
dua aspek ini saling terkait. [3]
Metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah adalah metode
konvensional, akibatnya siswa tidak memahami materi pelajaran, serta materi pelajaran
kimia yang bentuknya perhitungan. Tidak sedikit mahasiswa merasa bosan dan lelah
untuk belajar, karena terlalu banyak rumus kimia. Itu bisa membuat hasil belajar siswa
menurun. Jadi jika contohnya materi kesetimbangan kimia disajikan hanya dengan
metode ceramah saja, siswa tidak akan tertarik untuk belajar. Guru dapat membuat siswa
merasa tertarik dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan media yang
menarik karena penggunaan media pengajaran dan pembelajaran dan keinginan untuk
menghasilkan semangat yang baru, dan stimulasi dalam belajar bahkan membawa
intervensi psikologi pada siswa. [9]
Sejauh ini pembelajaran didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan adalah
menghafal. Belajar tidak hanya terfokus pada kemampuan yaitu pengetahuan, akan tetapi
bagaimana pengalaman belajar siswa selalu dikaitkan dengan masalah-masalah aktual
yang terjadi di lingkungan. Pembelajaran kontekstual dan pendekatan belajar adalah
relevansi setiap subjek masalah belajar dengan mengaitkannya dalam kehidupan nyata
dengan berbagai cara, tetapi karena bahan yang dipelajari secara langsung berkaitan
dengan kondisi faktual, juga dapat diakali dengan memberikan ilustrasi atau contoh ,
sumber, media, dan sebagainya, yang secara langsung atau tidak langsung terkait atau
menghubungkannya dengan pengalaman kehidupan nyata dalam belajar. Dengan
499
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
demikian, selain belajar akan lebih menarik, belajar juga akan sangat dibutuhkan oleh
setiap siswa bahwa apa yang mereka pelajari akan mereka dapatkan langsung. [11]
Menurut B.Johnson (Rusman, 2011) pembelajaran kontekstual adalah sistem
yang merangsang otak untuk menyusun pola dari makna. Menurut Elaine (Rusman, 2011)
sistem pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang sesuai dengan otak yang
menghasilkan makna dalam hubungan akademik dengan konteks dari kehidupan seharihari siswa.[4]
Menurut Nurhadi, CTL adalah konsep belajar yang
dapat membantu guru
menghubungkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan
mendukung siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah diterapkan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. [7]
Howey R dan Keneth mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan
akademik mereka dalam berbagai konteks untuk memecahkan simulasi atau masalah
dunia nyata, baik sendiri maupun dengan orang lain. [10]
Jadi pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam
keterampilan dari segi manfaat karena usaha siswa untuk belajar konsep berlaku dalam
hubungannya dengan fakta dunia. [1]
Dengan demikian, CTL membantu siswa menghubungkan konten yang mereka
pelajari dengan konteks kehidupan di mana konten dapat digunakan. Siswa kemudian
menemukan makna dalam proses pembelajaran. Karena mereka berusaha untuk
mencapai tujuan pembelajaran, mereka memanfaatkan pengalaman mereka sebelumnya
dan membangun pengetahuan yang ada. Oleh karena subjek terpadu secara multidisiplin
dan dalam konteks yang tepat dalam belajar, mereka dapat menggunakan pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh dalam konteks yang berlaku. [5]
Menurut Johnson [2] karakteristik CTL dibagi menjadi delapan elemen penting
sebagai berikut:
1.
Membuat Koneksi Bermakna
Siswa dapat mengatur diri mereka sebagai pelajar, yang belajar secara aktif dalam
meningkatkan minat mereka secara individu, orang yang dapat bekerja secara
individual maupun kolektif dalam kelompok, dan orang yang dapat melakukan
learning by doing.
2.
Melakukan Pekerjaan signifikan
Mahasiswa dapat membuat hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang
ada di dunia nyata sebagai pembuat bisnis dan sebagai warga negara.
500
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
3.
Self Regulated Learning
Mahasiswa melakukan pekerjaan yang signifikan; memiliki tujuan, ia memiliki
hubungan dengan orang lain, ia memiliki hubungan dengan pengambilan keputusan
dan memiliki hasil yang nyata atau produk.
4.
Berkolaborasi
Siswa mampu bekerja sama. Para guru membantu siswa agar dapat bekerja secara
efektif dalam kelompok dan guru membantu mereka untuk memahami cara
bagaimana membujuk dan berkomunikasi satu sama lain.
5.
Kritis dan Berpikir Kreatif
Mahasiswa mampu menerapkan tingkat yang lebih tinggi berpikir kritis dan efektif.
Mereka mampu menganalisis, mensintesis, dan mengatasi masalah untuk membuat
keputusan dan berpikir logis.
6.
Memelihara Individu
Siswa memelihara diri mereka, memahami, memberikan perhatian, memiliki
keinginan yang tinggi, memotivasi dan memberdayakan diri mereka sendiri.
Mahasiswa tidak bisa mendapatkan keberhasilan tanpa dukungan dari orang-orang
dewasa. Siswa harus menghormati pengawas mereka dan orang dewasa.
7. Mencapai Standar Tinggi
Mahasiswa mengetahui dan mencapai standar yang tinggi. Ini mengidentifikasi tujuan
mereka dan memotivasi mereka untuk mencapai itu. Guru menunjukkan kepada
siswa bagaimana untuk mencapai apa yang disebut baik.
8. Menggunakan Penilaian Otentik
Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata pada tujuan
yang bermakna. Misalnya, siswa dapat menjelaskan informasi akademik yang telah
dipelajari dalam subjek ilmu pengetahuan, kesehatan, pendidikan, matematika, dan
bahasa Inggris dengan merancang sebuah penggerak, merencanakan menu sekolah,
atau membuat porsi emosi atau mengatakan pengalaman mereka.
Kedelapan karakteristik membuat CTL berbeda dari metode lainnya. Karakteristik
ini menjadi komponen utama dalam menerapkan metode CTL. Hal ini juga jelas terlihat
bahwa kedelapan karakteristik meminta siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan kelas.
Berkolaborasi, memelihara pemikiran individu dan kreatif serta kritis menginginkan siswa
untuk bertanggung jawab atas pembelajaran diri mereka sendiri. Peran guru dalam CTL
adalah untuk memfasilitasi siswa menemukan fakta atau arti, konsep, atau prinsip-prinsip
untuk diri mereka. Setelah delapan karakteristik diterapkan di dalam kelas, itu akan
membantu baik mahasiswa dan guru dalam menciptakan suasana yang baik di mana
501
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
pelajar memiliki tanggung jawab besar dalam mencapai keberhasilan mereka dalam
belajar.
2. METODE PENELITIAN
Sebagai populasi adalah SMA Markus Medan, Sumatera Utara, Indonesia yang
mencakup kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas
kontrol dengan jumlah siswa masing–masing
sebanyak 20 orang. Sampel yang
digunakan kelas sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian adalah pembelajaran
kontekstual (CTL) dengan media berbasis komputer. Alat pengumpulan data adalah
evaluasi belajar (pertanyaan tentang kesetimbangan kimia pilihan ganda) terdiri dari
pretest dan post test.
Prosedur ini melibatkan persiapan instrumen penelitian, pengajaran dan evaluasi.
Dilakukan dengan persiapan instrumen dalam pengajaran mata pelajaran kimia SMA
pada subjek kesetimbangan kimia, yang kemudian inovasi agar siswa dapat lebih mudah
mempelajari subjek dalam kesetimbangan kimia. Sebelum mengajar, melakukan pretest
untuk kelas eksperimen, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dan
penguasaan atau mengetahui subjek yang akan diajarkan, dan setelah itu dilanjutkan
dengan penerapan strategi pendekatan kontekstual (CTL) dengan media berbasis
komputer untuk mengetahui materi pelajaran. Post test kemudian dilakukan pada akhir
pengajaran pada hari yang sama dan waktu yang sama. Data dalam bentuk prestasi
siswa diproses dengan menggunakan MS. Software Excel.
502
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
Gambaran penelitian disusun dalam skema di bawah ini :
Populasi
Sample
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Pre - Test
Menggunakan CTL dengan
media berbasis komputer
Menggunakan CTL tanpa
media berbasis komputer
Post test
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 1 . Gambaran Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif di mana menghitung rata-rata atau mean, dan standar deviasi.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di SMA Markus Medan dengan mengambil 2 kelas XI IPA.
Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen, dilakukan dengan strategi pembelajaran kontekstual (CTL) dengan media
berbasis komputer dan kelas kontrol dilakukan dengan strategi pembelajaran kontekstual
(CTL) tanpa media berbasis komputer. Pada kedua kelas tersebut dilakukan pretest dan
post test. Desain penelitian dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini :
503
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
Tabel 1. Desain Pretest dan Post test
Kelas
Pre test
Post test
Eksperimen
35±10
70.5±8.2
Control
35±7.6
56.5±11.8
Dari hasil keseluruhan yang diperoleh dalam rangkuman dalam tabel di atas
adalah bahwa prestasi belajar hasil pretest adalah standar. Siswa yang diberi strategi
pembelajaran kontekstual (CTL) tanpa media berbasis komputer memiliki M = 56,5 ±
11,821. Sedangkan pada kelas eksperimental yang menerapkan strategi pembelajaran
kontekstual (CTL) dengan media berbasis komputer memiliki M = 70,5 ± 8,2558 di mana
keduanya memiliki prestasi belajar rata-rata. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan untuk kedua kelompok perlakuan tersebut yaitu tcalculate 4,3423> ttabel 1,33.
Dari perbedaan yang signifikan tcalculate lebih besar dari ttabel. Dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran menggunakan media berbasis komputer dalam kesetimbangan
kimia dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah.
Jumlah
siswa
Perbandingan Pre-Test & Post-Test
Kelas Eksperimen
12
10
8
6
4
2
0
pre
post
Range Nilai
Gambar 2. Grafik Perbandingan Skor Pretest & Posttest
4.
KESIMPULAN DAN PROSPEK
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kontekstual
(CTL) dengan media berbasis komputer dapat meningkatkan prestasi pada pengajaran
kesetimbangan kimia, dapat terlihat dari peningkatan nilai dari pre-test ke post-test. Jadi
menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dengan media berbasis komputer dapat
digunakan pada proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi siswa dan dapat
digunakan oleh guru di sekolah sebagai media yang menarik bagi siswa.
504
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 498 - 505
5.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Mr Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D, yang telah
membantu saya dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Terima
kasih juga kepada Drs.H Aritonang, kepala sekolah SMA Markus Medan yang
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Terima kasih kepada
ibu saya, ayah saya, saudara saya, teman-teman terbaik saya, yang telah mendukung
saya untuk menyelesaikan penelitian ini.
6.
PUSTAKA
[1]
Justiana,S., and Muchtaridi. Chemistry. Jakarta: Yudhistira; 2010.
[2]
Nurhadi, dkk. Pembelajaran kontekstual (Cooperating Learning di Ruang-ruangKelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana; 2003.
[3]
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011.
[4]
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada; 2011.
[5]
Sadiman,
dkk.
Media
Pendidikan,
Pengertian,
Pengembangan
dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada; 2010
[6]
Sanjaya, W. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2010.
[7]
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta; 2010.
[8]
Soedijarto. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta:
Balai Pustaka; 1993.
[9]
Sudjana, N. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru
Algesindo; 2004.
[10]
Sudrajat,
A.
2012.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/07/16/media-
pembelajaran-berbasis-komputer/ (accesed on March, 15th 2015)
[11]
Suyanti, R. D. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2010.
505
Download